Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KUNJUNGAN LAPANGAN

PVMBG BUKIT TINGGI DAN


STASIUN BMKG GEOFISIKA PADANG PANJANG
Disajikan sebagai salah satu syarat untuk melengkapi laporan akhir untuk mata
Seismologi
Tahun ajaran 2019/2020

Oleh :
DEWI HANJANI
F1D317036

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Karena hanya atas berkat rahmat & karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kunjungan Industri Teknik Geofisika Unja Ke PVMBG bukit tinggi dan
BMKG padang Panjang, memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah seismologi
yang merupakan mata kuliah wajib semester IV (empat) mahasiswa Teknik
Geofisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.
Walaupun terdapat hambatan dan rintangan yang penulis alami dalam
pelaksanaan kunjungan.Ucapan Terimakasih sebesar-besarnya kepada para dosen
yang telah membimbing rombongan mahasiswa Teknik Geofisika pada
pelaksanaa Kunjungan Industri Teknik Geofisika Unja Unja Ke PVMBG bukit
tinggi dan BMKG padang Panjang, sehingga kegiatan tersebut berjalan lancar
walaupun sangat melelahkan namun begitu menyenangkan bagi penulis pribadi
khususnya selama kunjungan.
Penulis menyadari betul bahwa laporanini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun akan
selalu saya harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Jambi, 28 April 2019

Dewi Hanjani

i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kunjungan industri merupakan kegiatan mahasiswa yang bertujuan untuk
memenuhi tuntutan kurikulum untuk membekali mahasiswa dengan berbagai
pengetahuan mengenai dunia industri serta keadaan di lapangan yang
sesungguhnya dalam pengambilan data sehingga nantinya diharapkan dapat
menjadi lulusan yang profesional. Untuk menjadi lulusan yang profesional tentu
dibutuhkan banyak keterampilan terutama yang berkaitan dengan dunia kerja atau
industri.
Geofisika sendiri adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga
meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer.
Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi
melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika
yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan
bagaimana sifat-sifat dan kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara
vertikal maupun horisontal.
Sebagai mahasiswa Teknik Geofisika, penulis diwajibkan memahami
semua pelajaran yang dipelajari. Tetapi, paham harus disertai dengan bisa dalam
penerapannya dalam dunia kerja. Dalam kunjungan industri ini penulis bisa
terbayang pekerjaan apa yang akan dilakukan nanti dan bagaimana penerapan
ilmu yang dipelajari. Terutama difokuskan dalam penerapan mata kuliah
seismologi.
Seismologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mengkaji tentang gempa bumi beserta struktur lapisan bumi Seismologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang gempa bumi dan metode seismik refleksi
merupakan metode geofisika aktif untuk mengetahui keadaan bawah permukaan
bumi. Keduanya sama-sama menggunakan gelombang seismik yang dapat di
timbulkan dari permukaan atau sumber lain. Dengan mata kuliah terkait penulis
melakukan kunjungan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

1
(PVMBG) Bukittinggi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Padang Panjang.
Kunjungan industri ini penulis juga dapat melakukan observasi dan tanya-
jawab kepada narasumber atau pemateri secara langsung. Dari kunjungan ini
penulis diharapkan mampu menambah wawasannya di lingkungan instansi atau
perusahaan yang telah dikunjungi dan dapat memanfaatkan ilmunya dengan
sebaik mungkin. Dikarenakan peralatan yang terdapat di kampussangat terbatas
maka diperlukan kegiatan ini.
I.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan utama dilakukan kunjungan ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu mengerti dari tugas BMKG
2. Mahasiswa dapat mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam BMKG
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan peranan penting Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (PVMBG)
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja di ruang laboratoriun

2
BAB II
PROFIL PERUSAHAN DAN INSTANSI

2.1 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi,


Sumatera Barat
Lembaga ini dibentuk setelah meletusnya Gunung Kelud di Jawa Timur
tahun 1919. Pada tanggal 16 September 1920 dibentuk Vulkaan Bewakings
Dients (Dinas Penjagaan Gunungapi) di bawah Dients Van Het Mijnwezen. Pada
tahun 1922 diresmikan menjadi Volcanologische Onderzoek (VO), yang
kemudian pada tahun 1939 dikenal sebagai Volcanological Survey.
Dalam kurun waktu tahun 1920-1941, Volcanologische Onderzoek
membangun sejumlah pos penjagaan gunung api, yaitu Pos Gunung Krakatau di
Pulau Panjang, Pos Gunung Tangkuban Perahu, Pos Gunung Papandayan, Pos
Kawah Kamojang, Pos Gunung Merapi (Babadan, Krinjing, Plawangan, Ngepos),
Pos Gunung Kelud, Pos Gunung Semeru, serta Pos Kawah Ijen. Selama
pendudukan Jepang, kegiatan penjagaan gunungapi ditangani oleh Kazan
Chosabu.
Setelah Indonesia merdeka, dibentuk Dinas Gunung Berapi (DGB) di
bawah Jawatan Pertambangan. Tahun 1966 diubah menjadi Urusan Vulkanologi
di bawah Direktorat Geologi. Pada tahun 1976berubah lagi menjadi Sub
Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Geologi, Departemen Pertambangan.
Pada tahun 1978 dibentuk Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi. Tahun 1992
dibentuk Direktorat Vulkanologi di bawah Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumberdaya Mineral.
Pada tahun 2001, urusan gunungapi, gerakan tanah, gempabumi, tsunami,
erosi dan sedimentasi ditangani oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi. Setelah bergabung dengan Badan Geologi, Direktorat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berubah nama institusinya menjadi
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).Di dunia
internasional, PVMBG dikenal dengan sebutan Volcanology Survey Indonesia
(VSI), dan berkantor pusat di Bandung, Jawa Barat.

3
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyelenggarakan
fungsi
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta rencana dan program di bidang vulkanologi dan mitigasi
bencana geologi;
2. Pelaksanaan penelitian, penyelidikan, perekayasaan, pemetaan tematik dan
analisis risiko bencana geologi, serta peringatan dini aktivitas gunungapi
dan potensi gerakan tanah dan pemberian rekomendasi teknis mitigasi
bencana geologi;
3. Pembinaan jabatan fungsional pengamat gunungapi;
4. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, penyelidikan,
perekayasaan, pemetaan tematik dan analisis risiko bencana geologi, serta
peringatan dini aktivitas gunungapi dan potensi gerakan tanah dan
pemberian rekomendasi teknis mitigasi bencana geologi; dan
5. Pelaksanaan administrasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi.

Gambar 1. PVMBG Pos Pengamatan Gunung Marapi Bukittinggi

2.2 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang.


Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada
tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr.
Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca
dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh
Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama

4
Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan
Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun
pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi
dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun
1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta,
sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada
tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah
jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk
penerangan pada tahun 1930. Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942
sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi
Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,
instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi
yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus
untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan
Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih
oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en
Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika
yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia, kedudukan instansi
tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada tahun 1949, setelah penyerahan
kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en
Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah
Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950
Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia
(World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan
Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with
WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya
menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan,
dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan
Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1965, namanya

5
diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di
bawah Departemen Perhubungan Udara.Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi
dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu
instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun
1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama
Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah
Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun
2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi
dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non
Departemen.Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan
oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh
Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009).
BMKG mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND), dipimpin oleh seorang Kepala Badan. BMKG mempunyai tugas :
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas
Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika
2. Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika
3. Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi,
klimatologi, dan geofisika
4. Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data
dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika

6
5. Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan
geofisika

Gambar 2 BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang

7
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kunjungan industri dilaksanakan pada:
Hari I
Tempat : PVMBG Pos Pengamatan Gunung Marapi Bukittinggi
Waktu : Senin, 15 april 2019
Hari II
Tempat : BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang
Waktu : selasa, 16 april 2019
3.2 Survei dan Kunjungan
Adapun tempat yang dilakukan kunjungan survei dan kunjungan adalah
PVMBG Pos Pengamatan Gunung Marapi Bukittingi serta survey penematan
seerangkat alat pemantau di kaki gunung marapi dan BMKG Stasiun Geofisika
Padang Panjang.
1. Pada hari pertama PVMBG diberikan pemaparan materi tentang gunung
api terutama kondisi gunning marapi saat ini serta penjelasan instrument
seismograf dan komponen lainnya.
2. Pada hari kedua di BMKG diberikan pemaparan materi tentang gempa
bumi, system recording data gempa, serta instrument klimatologi.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi,


Sumatera Barat
Pada hari pertama yang dilakukan di PVMBG bukittinggi, sumatera barat.
Disana para anggota kunjungan sapa dengan baik, disana beri bekal tentang
“Gunung Api Di Indonesia” dan “kondisi Gunung Marapi”, serta pengenalan alat
dan cara kerja dari seismograf. Dimana pemateri di sampaikan oleh Bpk. Teguh
Purnomo selaku badan instansi PVMBG.
Dimana pembekalan materi dimulai dari gunung api itu sendiri adlah
lubang kepundanan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan
magma kepermukaan bumi. Adapun cirri-ciri gunung api yaitu puncak dari
gunung memiliki kawah, memiliki dapur magma,memiliki pipa kepundan pipa
kepundan dibagi 2 yaitu erupsi samping dan erupsi pisah.
Gunung api juga memiliki bebarapa sifat diantaranya : erupsi eksplosif
dimana adanya tekanan gas yang kuat sehingga menngeluarkan suara bedentum,
biasanya gunung ini berada pada tempat yang memiliki curah hujan yang tinggi,
contohya gunung kerinci, gunung marapi, erupsi efusif yaitu adanya tekanan gas
yang lemah dan akan menghasilkan lelehan atau aliran lava sehingga lava tersebut
akan memeleleh melewai jalur yang dilalaui , dan erupsi campuran dimana erupsi
camuran ini hasil dari erupsi ekspllosif dan erupsi efusif, erupsi ini paling bahaya
contohnya padagunung sinabung.
Adapun jenis bahaya erupsi gunung api diantaranya: aliran lava dimana
magma akan nail kepermuakaan kemudian mengalir ketempat yang rendah atau
tersier (kanan kiri memiliki tanggul), aliran lava bisa mengakibatkan kebakaran
hutan apabila lava tersebut melewati hutan yang yan rimbun. Kemudian jenis
bahaa erupsi yaitu awan panas atau aliran piroklastik contohnya pada gunung api
sinabung, dimana aliran piroklastik merupakan alliran massa berupa campuran gas
dan batuan berbagai ukuran, dan mengalir kesegala arah umumnya ke arah
lembah atau bukaan kawah, bahaya selanjutnya jatuhan piroklastik dimana
jatuhan piroklastik berupa material pijar yang dilontarkan ke udara dari perut

9
gunung tersebut dengan beragam misalnya abu, lapili, hingga bom, selanjutnya
bahaya gas vulkanik (belerang ) bahaya tersebut dicirikan tidak berwarna tidak
berbau dengan konsentrasinya tinggi dan melebihi ambang batas sehingga dapat
menyebabkan kematian secara mendadak contohnya terdapat pada gunung Dieng,
dan bahaya yang terakhir adalah lahar, lahar sendidri b=merupakan material lepas
memiliki berbagia ukuran bercampur air (adanya hujan).
Bentuk gunung api memiliki bebrapa bentuk yaitu : bentuk kercut
memiliki kawah tunggal dan belum pernag meletus contihya gunung Sumbing.
Bentuk tubah dimana tersususn dari batuan aliran lava yang menumpuk contohnya
gunung merapi, bentuk campuran adalah letusan masa laud an meletus lagi
dengan keadanya yang berbeda-beda, bentuk perisai adanya di hawai
bersifatbasaltik mengelurkan lava pijar setiap harinya, bentuk maar dimana
adanay kaldera besar dan terjadinya letusan freatik (bersifat merusak) gas yang
bersifat kuat dan mendoprak bagian yang ada diatasnya sehingga memebntuk
kaldera contohnya gunung takuban perahu. Bentuk kaldera yaitu bnetuk kawah
yang sangat berarah lebih dari 2 km contohnya gunung bromo, gunung batur, dan
gunug Krakatau.
Bahaya letusan gunung api dibagi dua yaitu bahaya primer dan bahaya
sekunder, dimana bahaya primer bersamaan dengan letusan misalnya adanya
aliran lava, aliran piroklastik dan bahaya sekunder terjadi pada saat sesudah
terjadinya letusan dimana yang dikatakan letusan sekunder adalah adanya lahar,
ataypun banjir bandang.
Dampak letusan gunung api bagi kehidupan yaitu ada yang bersisis positif
dan bersisis negative dimana sisi positifnya akan memebuat lahan pertanian
menjadi subur(adanya unsure-unsur letusan gunung api), menghasilkan belerang
maupun batu pasir, adanya potensi panas bumi (geothermal), menjadi tempat
sebagai pariwisata. Dan sisi negative bagi kehidupan yaitu adanya korban jiwa,
hilang nya asset (harta benda).
Dalam instansi PVMBG kali ini rombongan pengunjung teknik geofisika
universitas jambi diberikesempatan untuk melihat dan cara kerja alat perekam
gelombang, yang dipaparkan oleh bpk Teguh. Dimana didalam ruangan tersebut
terdapat seimograf berbentuk analog dan digital . dimana seismograf gunanya

10
untuk pencatat apa yang sudah direkam dilapangan. Seismograf ada 2 unit
perekam dilapangan dan pencatat yang ada dilabor. Seismograf analog bisa
dihitunng langsung, berapa durasi, berapa magnitude,berapa gelombang P, dan
berapa gelombang S. Sedangkan yang digital kita harus menulis satu persatu dan
akan menhasilkan geombang dalam 5 stasiun yang bersamaan.
Pertanyaan :
Dewi : bagaimnana membedaakan gelombang P dan gelombang S
Bpk Teguh : untuk membedakan gelombang P dan gelombamng S umunya
gelombang P datang lebih awal kemudian frekunsinya lebih
tinggi dan amplitudonya lebih kecil, kemudian disusul oleh
gelombang S dimana frekuensinya lebih renggang dan
amplitudonya besar.
Dalam gelombang juga terdapat noise misalnya noise gelombang petir
dimana noise petir juga memiliki gelombang p dimana yang membedakan adalah
adanya frekuensinya lebih tinggi atau tak terhingga diatas 20 hz atau 50 hz. Cepat
rambat gelombang didaerah kita rata-rata 10km/detik.

Gambar 3. Seismograf analog

11
Gambar 4. Seismograf digital

Gunung marapi yang terletak di kawasan bukitinggi Sumatra barat


memiliki ketinggian 2891 mpdl dan memiliki type stratovolcano, dan pada
gunung marapi memili kawah dengan sebutan kaldera banah, kepundan tuo,
kabun bunga, kawah tuo. Adapun tugas dari PVMBG hanya berfokus pada ke
vulkanik sakala satuan kecil atau memantau gunung tersebut sampai dengan
ukuran micro tetapi tidak ada tahapan lebih lanjut setelah gunung itu meletsu atau
tahapan bahaya sekunder.
Praktikan juga memiliki kesempatan untuk ke stasiun pemantau gunung
marapi yang terletak dikaki gunung marapi, perjalanan untuk menuju tempat
dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda 4 sekitar 30 menit dari jalan
besar, dimana sepanjang perjalanan di sungguhinoleh perkeunan sayuran dimana
lingkungan sekitar didominasi sebagai petani sayuran, jalan untuk menuju ke sana
pun sangat sulit karena jaan sempit dan banyak batuan berukuran bongkah.
Setelah kendaraan roda 4 tidak bisa dileawati barulah praktikan melaukan tracking
± 30 menit perjalanan dengan medan naik turun lembah dan adapun jalan yg licin.
Tepat perada pada ketinggian 1500 mpdl stasiun tersebut dibangun pada tahun 90
an.
Dimana pada stasiun lapangan pvmbg terdapat beberapa alat yaitu : 3 unit
peralatan yaitu 1 punya pvmbg, 1 mou bekerja sama iri dengan singapura eos, 2
stasiun seismic, 1 stasiun fealt meter, sensor sesmograf. Unit yang kelihat atau
secara visual diantaranya : solar panel (mensuplai arus ke batrai ) , 4 unit batrai

12
jell, antiniagi(arahan) gunannya dari kepemancar ke penerima, ada beberapa
didalam box regulator selang panel (gunanya untuk mengontrol keluar masuknya
arus dasar panel maupun dari aki kebeban), radio transmiter (menerima atau
memancarkkan frekuensi radio dari stasiun lapangan ke station labor bukitinggi),
data rekaman gelombang listrik diubah menjadi gelombang frekunsi radio
dipancarkan menggunakan frekunsi radio diterima dibukitinggi diubah menjadi
frekunsi listrik dan diubah lagi besaran seismik berbentuk gelombang seismogram.

Gambar 5. Peralatan yang ada di box di stasiun seismic batu plano

Peempatan lokasi alat tersebut tidak sembarangan penempatan dimana ada


criteria meliputi dibawah permukaaan adanya batuan (yang bisa dilihat dari peta
geologi dari penelitian badan geologi), jauh dengan permukiman (karna alat
tersebut sangat sentisif), tanah luas(dimana lokasi tersebut jauh dari pepehon atau
tidak terhalangan), dekat dengan gunung. Di gunung marapi ini ada sekita 8
stasiun dan ada yang paling dekat dengan puncak gunung berjarak 2km dari
puncak gunung.

13
Gambar 6. Lokasi stasiun seismic batu plano

4.2 Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang

Kunjungan teknik geofisika unja yang dilakukan pada instansi BMKG


tepat pada tanggal 16 april 2019, disambut dengan ramah oleh pihak instansi,
BMKG sendiri memiliki tugas melaksanakan tugas pemerintah dibidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan
perundang-undangnan yang berlaku. Disini dipaparkan sedikit materi tentang
“gempa bumi dan tsunami”
Di sumatera Barat sendiri terdapat 5 stasiun BMKG dengan tujuan yang
berbeda-beda diantaranya : stasiun pemantau atmosfer global (kulitas udara),
stasiun geofisika (pengamatan gema bumi), stasiun klimatologi(pengamatan cuaca
jangka panjang/ iklim), stasiun meteorology (radar cuaca jangka pendek), dan
stasiun marintim( cuaca perairan).
Gempa bumi senidri adalah pelepasan energy didalam bumi sehingga
mengakibatkan adanya getaran dalam skala tertentu. Adapun sumber gempa yang
terjadi secara alami maupun buatan. Misalnya sumber gempa alami terjadi
karenanya adanya gempa bumi tektonik, genpa bumi vulkanik, gempa bumi
runtuhan, dan gempa bumi tumbukan, sedangkan gempa bumi buatan misalnya
ledakan nuklor, gangguan kultur .
Di sumatera sendiri terdapat tiga zona yaitu zona subduksi, sesar mentawai,
sesar semangko sehingga menyebakan sering terjadinya gempa bumi dalam skala

14
besar maupun kecil. Adapun parameter-parameter yaitu tanggal, episenter,
kedalaman, jarak kota terdekat, dan berpotensi tsunami atau tidak.
Adapun bebrapa alat yang ada di BMKG Padang Panjang dia
ntaranya :
1. Sangkar Meteorologi, di dalam sangkar meteorology terdapat empat
macam yaitu Termometer bola kering serta termometer bola basah,
termometer maksimum, dan termometer minimum. Dalam pengukuran
suhu udara, suhu yang diukur bukanlah suhu yang disebabkan oleh radiasi
matahari secara langsung, melainkan suhu rata-rata permukaan tanpa
terkena radiasi matahari secara langsung. Untuk itu termometer diletakkan
di dalam sangkar alat. Sangkar tersebut diberi warna putih agar cahaya
matahari tidak mempengaruhi. Alat ini dicatat pada suhu maksimum 7
malam dan suhu minimum dilakukan jam 7 pagi.

Gambar 7. Sangkar Meteorologi

15
2. Windrun Digital, alat ini mengukur kecepatan angin atas secara digital
yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika. Alat ini
berguna bagi para pelaut. Alat ini dicatat pada jam 7 pagi.

Gambar 8. Windrun Digital

3. Camble Stoke, merupakan alat yang digunakan untuk menghitung


besarnya intensitas cahaya matahari dalam satuan jam/persentase.Sinar
matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat
jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca akan difokuskan ke atas
permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan
meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.

Gambar 9. Camble stoke

4. Evaporimeter panci terbuka alat yang dirangkai sehingga dapat mencatat


jumlah penguapan air langsung yang tejadi selama 24 jam menggunakan
satuan milimeter (mm). Evaporimeter termasuk jenis alat konvensional
yaitu alat yang harus dibaca pada saat saat tertentu untuk memperoleh data.

16
Evaporimeter merekam penguapan yang terjadi dengan cara membaca
angka yang ditunjukkan sesuai tinggi permukaan air dalam panci.
Biasanya evapporimeter ini di kuras 1 minggu sekali.

Gambar 10. Evaporimeter

5. Helmann, adalah alat untuk mengukur curah hujan secara otomatis dengan
menggunakan kertas pias dan jarum. Penangkar hujan yang merupakan
tipe recording dengan mencatat sendiri. Saat hujan turun, air hujan akan
masuk melalui corong PH Hellman. Kemudian akan turun kebawah. Pada
penangkar ini menggunakan Pelampung. Jadi apabila terisi air, maka
pelampung akan naik, hal ini akan tercacat melalui pena yang terhubung
dengan pelampung itu. Sehingga apabila pelampung naik, pena akan ikut
naik dan menggoreskan tintanya pada pias. Saat mencapai curah hujan 10
mm, maka secara otomatis air akan mengalir ke bawah dan menyebabkan
pelampung turun sehingga tercacat pada pias 0mm lagi. Jadi setiap terisi
10 mm, pelampung akan turun dan pena pias akan berada pada titik 0 mm .

Gambar 11. helman

17
Adapun ruangan untuk khusus dalam pemograman analisa gempa, biasana
ruangan ini tidak boleh tamu memasuki ruangan tersebut, alhamdulilah para
pengujung diperbolehkan untuk melihat alat seerta cara kerjanya. Ada 4
komponen computer dengan tugas masing-masing yang udah ditetapkan. Pada
umumnya umumnya untuk untuk mengalisa suatu gempa kita memperhatikan atau
berfokus pada kotak berwarna kuning atau wilayah 6 (bagian sumatera barat).
Sedangkan untuk kotak yang lain tidak terlau difokuskan karna setiap masing-
masing stasiiun di suatu wilayah memiliki tanggung jawqab masing-masing.
Kemudian adapun tugas computer 2 yaitu untuk sinyal real time . untuk
memperoleh lokasi kita membutuhkan 3 siknal dan 4 siknal bisa medaptkan
kedalamnan dan magnitude. Untuk mendapatkan 4 siknal dengan cepat kita bisa
menganalisa gelombang P nya saja.untuk penyiraan informasi gempa dengan
cepat ada bebaraa cara yaitu melalui messenger, television, medsos.

18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan laporan kunjungan perusahaan ini, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Peran utama Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
dalam bidang keilmuan teknik geofisika untuk memberikan informasi data
yang akurat tentang penyebaran gelombang seismik dibawah permukaan
bumi dari gempa Vulkanik, memberikan informasi data gempa aktivitas
gunung apiserta erupsi gunung api yang terjadi, memberikan informasi
pencegahaan dini dan mitigasi bencana akibat aktivitas gunungapi serta
pemanfaatannya.
2. Alat yang digunakan dilapangan pada instansi BMKG Panjang Meliputi :
Sangkar Meteorologi, Windrun Digital, Camble stoke, Evaporimeter, dan
helman.
3. Peran utama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
dalam bidang keilmuan teknik geofisika memberikan informasi prakiraan
cuaca, iklim, kualitas udara, gempabumi dan tsunami serta mitigasi
bencana geologi.
4. Adapun alat yang digunakan pada ruang laboratotium instansi PVMBG
yaitu seperangkat seismograf analog, dan seismograf digital.

5.2 Saran
Adapun saran-saran penting yang penulis sampaikan dalam kunjungan ini
dan ada baiknya diaplikasikan dalam kunjungan selanjutnya adalah :
1. Sebaiknya penulis lebih tanggap pada saat pemateri menyampikanmateri
agar terjadi interaksi yang baik dan ilmu yang disampaikan dapat diserap
lebih banyak.
2. Sebaiknya penulis mencari referensi kepada praktikan lain agar tidak
terjadi kesalahan dalam penulian atau pendengaran oleh pemateri.

19
LAMPIRAN

Gambar 12 Kunjungan Industri di PVMBG Bukittinggi

Gambar 13 Kunjungan Industri di BMKG Padang Panjang

20
Gambar 14 lokasi stasiun PVMBG di gunung marapi keinggian (1500mpdl)

Gambar 15. lokasi lapangan pengamatan BMKG

21

Anda mungkin juga menyukai