Anda di halaman 1dari 6

BAB IV ANALISA

4.1 Analisa Perhitungan Waktu Siklus Rata-Rata Waktu siklus merupakan jumlah dari masing-masing elemen pekerjaan dibagi dengan jumlah data yang ada.Waktu siklus sama dengan x rata-rata. Dari perhitungan waktu siklus telah dilakukan, maka didapat masing-masing waktu siklus adalah sebagai berikut: Untuk stasiun kerja pengukuran yaitu pada komponen pencil box pembuatan alas 227,32, pembuatan pencil box part B1 172,15, pembuatan pencil box part B2 179,75, pembuatan pencil box part B3 170,27, pembuatan pencil box part B4 172,98, pembuatan accessories box part C1 172,75, pembuatan accessories box part C2 214,12, pembuatan accessories box part C3 218,32, perakitan pencil box C 173,43, untuk perakitan akhir 272,49. 4.2 Analisa Perhitungan Uji Kenormalan Uji kenormalan adalah suatu pengujian yang bertujuan untuk memenuhi apakah data yang kita ukur dan kita olah secara bersama mempunyai nilai normal atau tidak normal. Jika Chi Square < Chi Tabel, maka data dikatakan berdistribusi normal. Dari hasil uji kenormalan pembuatan pencil box B, maka didapat data sebagai berikut : Chi Square Chi Tabel = 1.529 = 1,76 pembuatan accessories box part C4 218,55, untuk perakitan pencil box B 214,84, untuk

Dari asumsi di atas, maka Chi Square = 1,529 < Chi Tabel = 1,76 sehingga dapat diperoleh sebuah kesimpulan bahwa data ini berdistribusi normal. 4.3 Analisa Perhitungan Uji Keseragaman Perhitungan uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diukur pada setiap elemen pekerjaan seragam atau tidak. Data dikatakan seragam apabila data tersebut berada pada Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB), sebaliknya data dikatakan tidak seragam apabila data tersebut berada diluar Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB). IV-1

Dari hasil pengolahan dan perhitungan yang dilakukan pada BAB III diambil satu sampel pembuatan pensil box pada elemen pekerjaan ambil bahan dan letakkan dimeja, maka diperoleh data sebagai berikut: BKA = 2,70 BKB = 1,23
3 2,5 2

u t k a W

1,5 1 0,5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617 Kelompok

BKA WAKTU BKB

Dari data yang diperoleh, rata-rata elemen pekerjaan berada dalam batas atas dan bawah sedangkan ada data yang berada di luar batas kontrol, jika dilihat bahwa data ini merupakan data yang seragam dan tidak melintasi batas atas dan bawah hanya saja grafik tersebut terlihat ada sebagian data yang ekstrim. 4.4 Analisa Perhitungan Uji kecukupan data Untuk mengetahui apakah data yang diambil telah cukup atau tidak, maka dilakukan uji kecukupan data. Adapun data dikatakan cukup apabila nilai N N, dan sebaliknya data dikatakan tidak cukup apabila nialai N N. Dari hasil pengolahan dan perhitungan yang dilakukan pada BAB III diambil satu sampel, yaitu pada pembuatan alas, elemen pekerjaan ambil bahan dan letakkan dimeja ukur, diketahui pada pembuatan alas N N diketahui: N= 41,73 N = 17 Dari uji kecukupan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa data tidak cukup, dimana N N, tetapi di praktikan ini diasumsikan cukup.

IV-2

4.5

Analisa Perhitungan Faktor Penyesuaian Faktor penyesuaian merupakan faktor terpenting yang harus diperhatikan

jika seorang pengukur ingin mengetahui waktu normal dari sebuah pekerjaan. Ada beberapa metode yang bisa digunakan untuk mengetahui penyesuaian yang harus diberikan pada sebuah pekerjaan. Diantaranya ialah metode sintesa, metode westinghouse, metode shumard dan metode objektif. Metode yang dipandang lebih efektif dalam menentukan besarnya faktor penyesuaian adalah metode westinghouse, karena mempermudah pengukur dalam menetapkan besarnya faktor penyesuaian tersebut. Dalam praktikum ini, kelompok kami menggunakan metode westinghouse dan menetapkan bahwa semua elemen pekerjaan yang ada menggunakan faktor penyesuaian yang besarnya sama. Perhitungan besarnya nilai faktor penyesuaian berdasarkan analisa dilapangan dan berdasarkan bantuan metode yang kami gunakan. Alasan diambilnya nilai faktor penyesuaian yang sama untuk setiap elemen adalah bahwa semua elemen pekerjaan yang ada dilakukan tidak terlalu berat dan kemampuan operator dalam mengerjakan setiap elemen mempunyai kriteria yang sama, yaitu: Keterampilan Usaha Kondisi Konsistensi Jumlah = 1,16 Sehingga dari perhitungan diatas maka didapat nilai P (Faktor Penyesuaian) untuk elemen pekerjaan tersebut adalah : P = 1 + 0.16 P = 1.16 : : : : : Excellent B2 = Good C1 Avarage D Excellent B = = = +0,08 0,05 0,00 +0,03 0,16

Jadi, P = 1+ (0,16)

IV-3

4.6

Analisa Perhitungan Waktu Normal Dalam perhitungan waktu normal pada setiap elemen pekerjaan diperoleh

nilai yang berbeda-beda, nilai tersebut menunjukkan waktu normal yang wajar dilakukan oleh pekerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Perhitungan waktu normal dilakukan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalam satu elemen kerja. Maka didapat nilai P = 1.16 untuk elemen pekerjaan mengukur komponen pencil box pada stasiun kerja pengukuran maka dapat diketahui waktu normalnya adalah 8470,32 4.8 Analisa Perhitungan Faktor Kelonggaran Pada perhitungan faktor kelonggaran, bahwa operator tidak bisa bekerja secara terus menerus sepanjang hari tanpa adanya interupsi sama sekali. Dalam faktor kelonggaran ini, tidak ada ditambahkan faktor kelonggaran untuk hal-hal yang tidak terhindarkan atau bisa dikatakan bahwa nilainya adalah 0.20, hal ini dikarenakan operator bekerja tidak memerlukan tenaga yang keras, dan elemen pekerjaan ini dilakukan dengan cepat. Jadi, kelonggaran yang diberikan hanya untuk faktor kebutuhan pribadi dan faktor untuk menghilangkan kelelahan yaitu sebesar 4.9 4.9.1 Analisa Perhitungan Waktu Baku (MOST, MTM Dan Work Factor) Analisa Waktu Baku MOST Stasiun Kerja Pembuatan Alas Waktu baku untuk mengambil benda kerja dan letakan dimeja ukur dengan menggunakan elemen gerakan (MOST) adalah 2,16 detik. Dengan Menggunakan jam henti, waktu baku untuk menyelesaikan satu produk waktunya lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan waktu baku gerakan (MOST), hal ini disebabkan oleh adanya kontrol-faktor kerja yang mempengaruhi seperti anggota badan operator yang digerakkan, jarak yang ditempuh, kontrol manual yang diperlukan dan berat atau tahanan yang menghambat atau tahanan yang menghambat.

IV-4

4.9.2

Analisa Data Waktu Baku Gerakan MTM Sebagai contoh dalam pengolahan data pada analisa data waktu baku

gerakan MTM ini maka yang diambil adalah elemen pekerjaan pengukuran pembuatan pencil box. Waktu baku pada stasiun kerja kerja pengukuran dengan menggunakan elemen gerakan (MTM) adalah 191. Dengan Menggunakan jam henti, waktu baku untuk menyelesaikan satu produk waktunya lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan waktu baku gerakan (MTM), hal ini disebabkan oleh adanya kontrolfaktor kerja yang mempengaruhi seperti anggota badan operator yang digerakkan, jarak yang ditempuh, kontrol manual yang diperlukan dan berat atau tahanan yang menghambat. 4.9.3 Analisa Perbandingan Waktu Baku Jam Henti dengan Data Waktu Baku Gerakan Work Faktor Sebagai contoh dalam pengolahan data pada analisa data waktu baku gerakan Work Faktor ini maka yang diambil adalah elemen pekerjaan Waktu baku untuk mengukur komponen pencil box dengan menggunakan elemen gerakan (Work Factor) adalah 54,25 detik. Dengan Menggunakan jam henti, waktu baku untuk menyelesaikan satu produk waktunya lebih singkat dibandingkan dengan menggunakan waktu baku gerakan (Work Faktor), hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor kerja yang mempengaruhi seperti anggota badan operator yang digerakkan, jarak yang ditempuh, kontrol manual yang diperlukan dan berat atau tahanan yang menghambat. 4.10 Perbandingan Hasil Modul I dengan Modul III Pada modul satu data yang diolah adalah 121 elemen pekerjaan untuk menghasilkan satu buah produk Pencil Box. Sedangkan pada modul ini data yang diolah masih sama dengan modul satu hanya saja produk Pencil Box dibuat dengan perbaikan-perbaikan yang lebih baik. Pada modul satu semua data berdistribusi normal, tidak seragam karena ada beberapa data yang berada diluar batas-batas kontrol dan data tidak cukup, total waktu baku yang diperoleh dengan jam henti. Pada modul III ini tidak semua data berada dalam batas-batas kontrol dan data pada umumnya tidak cukup, total waktu baku yang diperoleh dengan jam henti. Selain

IV-5

itu, pada modul I pengukuran waktu baku menggunakan jam henti sedangkan pada modul III terdapat 3 metode yang digunakan dalam menghitung waktu baku yaitu metode MOST, MTM dan Work Faktor. 4.10 Analisa Konsumsi Energi Kosumsi energy digunakan untuk mengetahui jumlah energy yang dikeluarkan pada saat melakukan kegiatan kerja, setelah besaran kecepatan jantung disetarakan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk proses pembuatan pencil Box sehingga diperoleh nilai: Et = -32399,8 Ei = -30275,72 KE = -50176,289 (-36099,900) KE = -14076,39 Maka didapat kosumsi energinya yang dilakukan dalam pembuata pencil box adalah sebesar -14076,39. 4.11 Analisa Hasil Praktikum Dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi gerakan dan studi gerakan maka sistem kerja usulan lebih baik karena waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan oleh operator lebih singkat. Cara pengerjaan lebih teratur dan gerakan-gerakan yang kurang efektif bisa dikurangi. Produk yang dihasilkan lebih bagus karena produk cacat yang dihasilkan lebih sedikit.

IV-6

Anda mungkin juga menyukai