Anda di halaman 1dari 4

Proyek Jembatan Mahkota II Samarinda Ilir -Palaran

Jembatan Mahkota II adalah jembatan yang akan menghubungkan Sungai Kapih, kecamatan Sambutan dengan kelurahan Simpang Pasir, Palaran di kota Samarinda yang memiliki panjang sekitar 1.428 meter dan akan menjadi jembatan terpanjang di Kalimantan Timur. Dinamakan Mahkota II (Mahakam Kota II) karena merupakan jembatan kedua yang dibangun di wilayah Kota Samarinda setelah Jembatan Mahakam (atau Mahkota I) Proyek pembangunan Jembatan Mahkota II dimulai pada tahun 2002 dan sempat dihentikan atau mangkrak karena tidak dikucurkan lagi pembiayaan dari APBN, seiring rencana pemindahan Pelabuhan Samarinda dan penyelesaian

pelabuhan peti kemas Palaran. Jika pembangunan jembatan terus dilanjutkan, maka akan mengganggu lalu lintas pelayaran Sungai Mahakam. Pembiayaan proyek pembangunan Jembatan Mahkota II dialihkan untuk membangun Jembatan Mahakam Ulu yang tidak

mengganggu pelayaran menuju Pelabuhan Samarinda. Proyek pembangunan Jembatan Mahkota II, yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun, sampai sekarang memang masih belum jelas kelanjutannya setelah target rampung saat PON 2008, gagal diwujudkan. Prosentase pekerjaanya juga belum mencapai separuhnya. Tahun ini, jika mengacu pada skedul pekerjaan, proyek Jembatan Mahkota II seharusnya sudah mulai menyentuh pada pembangunan pondasi tiang utama dan pengadaan cable stayed. Namun lantaran terkendala dana, dan proyek pelabuhan Palaran, skedul itu tampaknya bakal meleset lagi. Proyek pembangunan Jembatan Mahkota II sebenarnya merupakan salah satu pekerjaan besar, yang diharapkan bisa membantu mengatasi persoalan lalu-lintas di Samarinda, termasuk untuk

pengembangan kawasan. Sayang, jembatan yang awalnya ditarget selesai dan bisa digunakan saat PON itu, sekarang masih terseok-seok pelaksanaanya. Sementara itu Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Proyek

Jembatan Mahakam Kota (Mahkota) II, Ir Haryoto mengakui, selama dua tahun terakhir, proyek itu tak didanai APBN. Penyebabnya, rencana belum ada kepastian Pelabuhan

pembangunan

Palaran. "Kegiatan proyek Mahkota II masih terus berlangsung. Kami masih menunggu schedule fisik pelaksanaan Pelabuhan Palaran dulu," kata Haryoto kepada

Sapos belum lama ini. Diakui Haryoto, proyek Mahkota II sudah tak didanai APBN. Sebab, saat itu belum jelas benar rencana pembangunan pelabuhan di Palaran. Namun, uang APBN yang dikucurkan untuk Mahkota II sebanyak Rp50 miliar. Pada tahun 2004 dan 2005 masing-masing Rp25 juta. Kendati demikian, lanjut Haryoto, APBD provinsi tetap dialirkan untuk Mahkota II. Seperti tahun ini ada Rp10 miliar dan diharapkan pada APBD-P nanti juga akan ditambah lagi. Dikatakan, meski MoU Pelabuhan Palaran ditandatangani tetap belum bisa memberi kepastian bagi kelanjutan proyek Mahkota II. Sebab, MoU saja tidak cukup menjadi jaminan. "Kalau MoU sudah dari dulu saya dengar. Yang penting adalah kepastian jadwal pembangunannya. Tanpa ada jadwal pembangunan pelabuhan yang pasti, jadwal proyek Mahkota II tetap belum bisa dipastikan. Ketidakseriusan Pemkot membangun proyek Jembatan Mahkota II tersebut menurutnya juga bisa dilihat dari pengalokasian anggaran sejak 2003 hingga 2010 hanya Rp73,419 miliar atau tak sebanding dengan alokasi disalurkan subsidi Pemprov Kaltim mencapai Rp126,260 miliar. "Jembatan Mahkota II merupakan proyek Pemkot Samarinda tapi kenapa perhatian pembiayaannya justru lebih besar diberikan melalui Pemprov," katanya. Tercatat April 2011 lalu proyek Jembatan Mahkota II dengan nilai kontrak Rp353,254 miliar ditangani PT Agrabudi Karyamarga selaku kontraktor pelaksana sejak 2003 progres pekerjaannya mencapai 72,5 persen dengan anggaran terserap 70,5 persen. Analisa:

Molornya pengerjaan Mahkota II karena kontraktor tidak professional. Indikasinya, selama delapan tahun, proyek yang dikerjakan PT Agrabudi Karya Marga Bahkan, belum juga rampung.

sejak awal pemilihan kontraktor bermasalah, karena tak memiliki

pendanaan yang cukup, bisa saja secara teknis kontraktor profesional. Tapi secara anggaran belum layak. Kontraktor menjadikan uang negara sebagai tulang punggung pembiayaan. Pemkot juga akhirnya buka suara soal total hutang. Total tunggakan ke pihak ketiga mencapai Rp 340 miliar, belum termasuk proyek multiyears. Tentang tunggakan proyek multiyears tersebut, diperkirakan mencapai Rp 500 miliar. Yakni dari proyek Jembatan Mahkota II dan Bandara Samarinda Baru (BSB).

Anda mungkin juga menyukai