Anda di halaman 1dari 1

DIAGNOSIS

Diagnosis penyakit sifilis biasanya secara tidak langsung ditemukan pada pasien risiko tinggi seperti adanya penyakit menular seksual dan pengguna narkotika. Karena T. Pallidum tidak dapat tumbuh pada media kultur maka digunakan metode lain untuk mendiagnosis penyakit sifilis. Seperti mikroskop lapangan gelap atau apusan cairan dari kulit atau jaringan. Bahan pemeriksaan adalah transudat segar dari chancer pada infeksi primer atau kondiloma lata pada infeksi sekunder. Hasil positif bila ditemukan spiroketa yang motil, membentuk kumparan padat dan bergerak melengkung untuk penderita dengan suspek neurosifilis, diangnosis ditegakkan dengan sampel dari cairan cerebrospinal. Tes serologis non treponema mendeteksi antibody yang merupakan kompleks dari lecithin, kolestrol dan kardiolipin dan digunakan untuk skrining adanya infeksi oleh T. Pallidum. Termasuk tes ini adalah Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) dan Rapid Plasma Reagen (RPR) yang memberikan hasil positive setelah 4-6 minggu terinfeksi ( positive pada 70% pasien dengan lesi Primer dan stadium Lanjut ). Tapi tes ini dapat memberikan positive palsu pada kondisi seperti kehamilan, kecanduan obat, keganasan, penyakit autoimun dan infeksi virus. Sedang tes serologis yang spesifik untuk infeksi treponema seperti Serum FluorencetTreponemal Antibody absorbable test (FTA-ABS) dan Treponema yang positive harus dikonfirmasi dengan tes treponema yang mempunyai sensitivitas yang spesifikasi yang lebih tinggi. ( Sacher R.A, MCPerson R.A,2004;Mayo Clinic.com 2006) Penyakit sifilis dapat didifferential diangnosis dengan penyakit kelamin lain seperti : 1. Genital Ulcer 2. Genital herpes 3. Chancroid

Anda mungkin juga menyukai