Anda di halaman 1dari 23

Mielitis Transversa

Definisi Mielitis transversa adalah kelainan neurologi yang disebabkan oleh peradangan sepanjang medulla spinalis baik melibatkan satu tingkat atau segmen dari medulla spinalis. Istilah mielitis menunjukkan peradangan pada medulla spinalis trasversa menunjukkan posisi dari peradangan sepanjang medulla spinalis

Mieliti transversa merupakan suatu gangguan neurologi yang disebabkan oleh kehilangan selubung mielin pada medulla spinalis, disebut juga sebagai demielinisasi. Demielinisai ini muncul secara idiopatik menyertai infeksi atau vaksinisasi, atau disebabkan multipel sclerosis. Salah satu teori mayor tentang penyebabnya inflamasi immune-mediated adalah sebagai suatu hasil paparan terhadap antigen virus.

Kelainannya berupa inflamasi melibatkan medulla spinalis pada kedua sisinya. Pada mielitis transversa akut, onset terjadi tiba tiba dan progresif dalam beberapa jam dan atau beberapa hari Lesi dapat terjadi di setiap bagian dari medulla spinalis meskipun biasanya pada bagian kecil.
2

Epidemiologi
Mielitis transversa dapat diderita oleh orang dewasa dan anak anak baik pada semua jenis kelamin maupun ras. Usia terjadi antara umur 10-19 dan 30-39 tahun.

etiologi
infeksi viral reaksi autoimun yang abnormal atau menurunnya aliran darah melalui pembuluh darah yang terletak pada medulla spinalis . komplikasi dari syphilis, campak, penyakit lyme, dan beberapa vaksinasi termasuk chichenpox dan rabies idiopatik

infeksi virus: varicella zooster herpes simplek sitomegalovirus Epstein-Barr influensa Echovirus human immunodeficiency virus ( HIV ), infeksi bakteri pada kulit, infeksi telinga tengah( otitis media), dan Mycoplasma pneumoniae ( pneumonia bakterial ).

Mielitis transversa juga terdapat pada beberapa penyakit autoimun seperti systemic lupus erythematosus, Sindrom Sjogren's, dan sarcoidosis Beberapa kasus mielitis transversa disebabkan oleh malformasi arteri-vena spinalis ( kelainan yang merubah aliran darah ) atau penyakit vaskuler seperti atherosklerosis yang menyebabkan iskemik.

Patologi
Makroskopis pada medulla spinalis yang mengalami peradangan akan tampak edema, hiperemi dan pada kasusberat terjadi perlunakan ( mielomalasia ).4 Mikroskopis leptomening tampak edema pembuluh pembuluh darah yang melebar dengan infiltrasi perivaskuler pada medulla spinalis tampak pembuluh darah yang melebar dengan infiltrasi perivaskuler ( limfosit / leukosit ) di substansia grisea dan alba. Tampak pula kelainan degeneratif pada sel - sel ganglia, pada akson akson dan pada selubung mielindari mikroglia. Traktus traktus panjang disebelah atas atau bawah daripada segemen yang sakit dapat memperlihatkan kelainan kelainan degeneratif.5

Gambaran klinik
Mielitis tranversa dapat terjadi secara akut ( terjadi dalam beberapa jam sampai beberapa hari ) subakut ( terjadi dalam satu atau dua minggu )

Gejala awal umumnya meliputi sakit pinggang parastesia yang mendadak di kaki hilangnya sensorik dan paraparesis ( kelemahan pada sebagian kaki). Paraparesis sering menjadi paraplegia ( kelemahan pada kedua kaki dan pungung bagian bawah). Gangguan fungsi kandung kemih dan buang air besar sering terjadi spasme otot gelisah sakit kepala demam sistem respiratori

empat gejala klasik mielitis tranversa : kelemahan otot atau paralisis kedua lengan atau kaki( allodinia ). pekaan yang tinggi terhadap perubahan temperatur atau suhu panas atau dingin1 Nyeri kehilangan rasa pada kaki dan jari jari kaki Disfungsi kandung kemih dan buang air besar

Nyeri adalah gejala utama pada kirakira sepertiga hingga setengah dari semua penderita mielitis transvera. Nyeri terlokalisir di pinggang atau perasaan yang menetap seperti tertusuk atau tertembak yang menyebar ke kaki, lengan atau badan .

Diagnosa dan diagnosa banding mielopati akibat kompresi medulla spinalis ( baik karena neoplasme medulla spinalis instrinsik maupun ekstrinsik, ruptur diskus intervertebralis akut ) infeksi epidural dan polineuritis pasca infeki akut ( sindroma guillain barre ).4

Mendiagnosa mielitis tranversa dengan pemeriksaan riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan fisik dan neurologi. Bila dicurigai trauma medulla spinalis, harus dicari untuk menyingkirkan lesi ( daerah yang mengalami kerusakan atau kelainan fungsional ) yang menyebabkan penekanan medulla spinalis . lesi lesi yang berpotensi menekan medulla spinalis misalnya tumor, herniasi,bergesernya diskus, stenosis ( penyempitan saluran yang menahan medulla spinalis ) atau abses. Untuk menyingkirkan lesi dan memeriksa inflamasi medulla spnalis MRI ntuk melihat gambaran otak dan medulla spinalis

Pungsi lumbal dapat dilakukan pada mielitis transversa biasanya tidak didapati blokade aliran likuor, pleoitosis moderat ( antara 20 200 sel/mm3 ) terutama jenis limposit, protein sedikit meninggi ( 50 120 mg / 100ml) dan kadar glukosa normal.

sindroma gullain barre dimana djumpai peningkatan kadar protein tanpa diertai pleositosis. Pada sindroma gullain barre, jenis kelumpuhan flakid serta pola gangguan sensibilitasnya di sampaing mengenai kedua tungkai juga terdapat pada kedua lengan ( glove and stocking ). Lesi kompresi medulla spinalis dapat dibedakan dari mielitis karena perjalanan penyakitnya tidak akut sering didahului dengan nyeri segmental sebelum timbulnya lesi parenkim medulla spinalis. Selain itu pada pungsi lumbal djumpai blokase aliran likuor dengan kadar protein yang meningkat tanpa disertai adanya sel. Pemerikaan foto polos vertebra antero posterior dan lateral,mielografi dan sken tomografi akan lebih memastikan ada tidaknya lesi kompresi medulla spinalis tersebut.4

Tes darah
dilakukan untuk menyingkirkan berbagai penyakit lainnya : lupus erithematosus sistemik, HIV, dan defisiensi vitamin B12 . pada penderita mielitis transversa, cairan cerebrospinal dalam medulla spinalis dan otak mengandung protein lebih tinggi dan peningkatan leukosit

Pengobatan Tujuan pengobatan pertama ditujukan untuk meredakan respon immun yang disebabkan oleh trauma medulla spinalis. Pengobatan awal pada penderita mielitis tranversa dengan pemberian steroid dosis tinggi secara intravena atau oral. Pada beberapa kasus,obat immunosuppresent yang sangat kuat seperti cyclophosphamide. Pada beberapa penderita dengan mielitis transversa sedang dan berat diberikan steroid selama 5 sampai 7 hari. plasma exchange dapat digunakan. Prosedur ini melibatkan memindahkan darah dari pasien, dan pemisahan ke dalam sel darah dan plasma ( cairan). Sel darah kemudian bercampur menjadi suatu pengganti cairan plasma buatan dan kembali ke pasien itu. karena sel sel immun didalam plasma,ini secara efektif dapat merusakkan sel imun pada tubuh, yang dapat membantu mengatasi kerusakan mielin.6

glukokortikoid atau ACTH , biasanya diberikan pada penderita yang datang dengan gejala awitannya sedang berlangsung dalam waktu 10 hari pertama atau bila terjadi progresivitas defisit neurologik. Glukokortikoid diberikan dalam bentuk prednisolon oral 1 mg / kg berat badan / hari sebagai dosis tunggal selama 2 minggu lalu secara bertahap dan dihentikan setelah 7 hari. Bila tidak dapat diberikan peroral dapat pula diberikan metilprednisolon secara intravena dengan dosis 0,8 mg / kg/hari dalam waktu 30 menit. ACTH dapat diberikan secara intramuskular dengan dosis 40 unit dua kali perhari ( selama 7 hari ), lalu 20 unit dua kali sehari ( selama 4 hari ) dan 20 unit dua kali perhari ( selama 3 hari ) . untuk mencegah efek samping kortikosteroid, penderita diberi diet rendah garam dan simetidin 300 mg 4 kali / hari atau ranitidin 150 mg 2 kali / hari. Selain itu sebagai alternatif dapat diberikan antasida peroral.4

Pengobatan mielitis tranversa diusahakan selama 6 bulan mulai dari serangan. Setelah itu, sebaiknya upaya pengobatan lebih efektif diarahkan ke rehabilitasi dan rehabilitasi harus dimulai sedini mungkin untuk mengurangi kontraktur dan mencegah tromboemboli. Nyeri diobati dengan obat obatan seperti gabapentin, carbamazepine, nortriptyline, atau tramadol. Pemasangan kateter diperlukan karena adanya retensi urin dan untuk mencegah terjadinya infeki raktus urinarius dilakukan irigasi dengan antieptik dan pemberian antibiotik profilaksis ( trimetropin sulfametoksasol ) 1 gram tiap malam. Konstipasi dan dan retensi urin Oxybutinin, hyoscyamine, tolterodine, dan propantheline sering dapat mengobati beberapa masalah kandung kemih Dulcolax, senekot, dan bisacodyl dapat membantu memperbaiki konstipasi.4,6

Pencegahan dekubitus dilakukan dengan alih baring tiap 2 jam. diet / nutrisi 125 gram protein, vitamin dosis tinggi dan cairan sebanyak 3 liter perhari dibutuhkan. Setelah masa akut berlalu maka tonus otot mulai meninggi sehingga sering timbul spasme kedua tungkai, hal ini dapat diatasi dengan pemberian baclofen 15-80 mg / hari, atau diazepam 3 4 kali 5 mg / hari.4

Prognosis Perbaikan dari mielitis tansversa biasanya dimulai antara 2 sampai 12 minggu dari onset gejala dan mungkin berlangsung sampai 2 tahun. bila tidak ada perbaikan dalam 3 6 bulan pertama, maka tidak dijumpai penyembuhan yang signifikan. sepertiga akan mengalami penyembuhan yang sempurna Sertiga mengalami perbaikan dan meninggalkan defisit neurologis: gaya berjalan yang spastik, disfungsi sensorik dan sering kencing atau inkontinensia urin. Sepertiga lain tidak mengalami perbaikan sama sekali,. Meskipun sulit membuat prediksi pada setiap kasus, para peneliti menyatakan bahwa onset gejala yang cepat secara umum menghasilkan perbaikan yang jelek .

DAFTAR PUSTAKA

National Institut of neurological disorder and stroke, myelitis trasversa dalam www.ninds.nih.gov/disorder/trasversemyeilitis. Anonymous. transversa myelitis Dalam www.wikipedia.org/wiki/trasverse myelitis

Anonymous, mielitis tranversa Dalam www.healthnewsflash.com/conditions/transverse_myelitis.htm Harsono, dr. 2003. Mielitis transversa Dalam Kapita Selekta Neurologi, Gajah mada University press, Yogyakarta

Igusti Gede Ngoerah,dr,Prof. 1994. Mielitis Dalam Dasar Dasar Ilmu Penyakit Saraf, Airlangga University Press, Surabaya anonymous. Mielitis tranversa dalam www.answer.com/topic/transverse mielitis

Anda mungkin juga menyukai