Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 6 1. GINA SYAPUTRI 2. ROSITA RAHMAWATI 3. RUDI ABDILLAH 4. FITRI AFNILIA 5. IFTAH FADHILAH D 6.

ADVEN JHOFI
SENYAWA BERACUN DARI RESIDU DAN PENCEMARAN

SENYAWA BERACUN DARI RESIDU PENCEMARAN


Senyawa beracun dalam makanan dapat berasal dari: Senyawa alami Sintetis Mikroba serta residu pencemaran.

Residu pencemaran merupakan sisa buangan hasil aktivitas manusia yang terkontaminasi dengan tumbuhtumbuhan dan hewan yang dikonsumsi manusia, seperti pestisida,logam berat (timbal dan merkuri)

1. Residu Pestisida
The National Academy of Sciences (NAS) tahun 1987 mengeluarkan laporan tentang pestisida dalam makanan. Pada dasar data dalam penelitian, resiko potensial yang diberikan oleh pestisida penyebab kanker dalam makanan kita lebih dari sejuta kasus kanker tambahan dalam masyarakat Amerika selama hidup. Karena sekitar 30 macam pestisida karsinogen terdapat dalam makanan kita, dan selama ini belum menyebutkan potensi pemaparan terhadap pestisida karsinogen dalam air minum

Jenis Pestisida dan potensi bahaya bagi kesehatan manusia 1. Asefat Insektisida Kanker, mutasi gen, kelainan alat reproduksi 2. Aldikard Insektisida Sangat beracun pada dosis rendah 3. BHC Insektisida Kanker, beracun pada alat reproduksi 4. Kaptan Insektisida Kanker, mutasi gen 5. Karbiral Insektisida Mutasi gen, kerusakan ginjal

6. Klorobensilat Insektisida Kanker, mutasi gen, keracunan alat reproduksi 7. Klorotalonis Fungisida Kanker, keracunan alat reproduksi 8. Klorprofam Herbisida Kanker, mutasi gen, pengaruh kronis 9. Siheksatin Insektisida Karsinogen 10. DDT Insektisida Cacat lahir, pengaruh kronis.

2. Residu Logam Berat


Timbal Timbal (Plumbum, Pb) disebut juga timah hitam adalah jenis logam tertua yang pernah dikenal manusia. Timbal banyak digunakan untuk mematri atau menyambung logam, seperti; air dan menyolder kemasan kaleng untuk makanan.
A.

Pencemaran timbal pada lingkungan begitu hebat sehingga makanan yang kita konsumsi, air yang kita minum, dan udara yang kita hirup, biasanya telah terkontaminasi timbal. Karena itu, timbal merupakan non-essential trace element yang paling tinggi kadarnya dalam tubuh manusia, yaitu 100-400 mg per orang, tergantung berat badan. Meskipun hampir di setiap tenunan tubuh terdapat residu timbal, tetapi sebagian besar terkontaminasi di dalam tulang serta jeroan hati dan ginjal. Karena alasan tersebut hasil ternak tersebut tinggi kandungan timbalnya.

Kontaminasi dalam makanan dapat terjadi melalui kemasan kaleng yang dipatri, zat warna tekstil, atau makanan yang tercemari oleh udara dan air yang telah tercemar oleh timbal. Makanan/jajanan di berbagai stasiun bus dan angkot banyak terekspos debu timbal di udara dengan kadar 2-8 mikrogram/m3. Makanan yang dilaporkan tinggi kadar timbalnya adalah makanan kaleng (50-100 g/kg); jeroan terutama hati, ginjal ternak (150 g/kg), ikan (170 g/kg) dan kelompok paling tinggi adalah kerang-kerangan (molusca) dan udang-udangan (crustacean) rata-rata lebih tinggi dari 250 g/kg.

Jenis makanan yang tergolong rendah derajat kontaminasi timbalnya adalah susu sapi, buah-buahan dan sayuran serta biji-bijian (1520 g/kg) sedang daging masih termasuk kadar medium (50 g/kg). Biasanya hasil tanaman rendah kandungan timbalnya, sayursayuran berbentuk daun, lebih tinggi daripada ubi atau biji-bijian. Hasil tanaman yang berasal dari daerah dekat jalan raya atau jalan tol 10 kali lebih tinggi kadar timbalnya dibanding dari daerah pedalaman atau di pedesaan, misalnya kangkung dan bayam yang ditanam di tepi jalan Kota Jakarta kandungan timbalnya rata-rata 28,78 ppm, jauh di atas ambang batas 2 ppm yang diizinkan Ditjen Pengawasan Obat dan

Kadar timbal dalam ASI rata-rata (20-30 g/kg) relative lebih tinggi dari susu sapi. ASI ibu-ibu yang berdomisili di daerah pinggiran kota lebih tinggi kadar timbalnya (10-30 g/kg) dari ASI ibu-ibu yang berdomisili di daerah (1-2 g/kg). jadi ASI ibu pedesaan lebih bersih terhadap cemaran timbal. Telah diperkirakan bahwa jumlah rata-rata konsumsi timbal per orang yang masuk melalui makanan saja lebih dari 300 mg per hari. Kaleng kemasan dan alat-alat dapur juga dapat merupakan sumber kontaminasi timbal, khususnya alat dapur yang terbuat dari kuningan/tembaga yang dilapisi timah hitam dan timah putih. Kandungan timbal pada peralatan tersebut banyak terlepas dan larut dalam sayur dan lauk pada saat pemasakan.

Keracunan timbal Secara umum tertimbunnya timbal dalam tubuh akan bersifat racun kumulatif, yang dapat mengakibatkan efek yang kontinyu. Terutama pada sistem hematopoietic dan urat syaraf dan ginjal serta mempengaruhi perkembangan otak anak balita. Pada wanita hamil muda, kadar timbal yang tinggi dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran premature. Pada kadar yang agak tinggi akan menghambat perkembangan sistem syaraf dan otak janin (fetus) dalam kandungan.

Ion timbal ikut menyebar di setiap kalsium yang bergerak dalam sistem syaraf, sehingga hal itu akan mempengaruhi biokimia dan perkembangan sel-sel otak tanpa membunuh si jabang bayi itu sendiri. Karena air susu ibu sebagian besar berasal dari darah, adanya timbal dalam darah merupakan ancaman tersendiri pada bayi yang akan disusuinya.

Pada wanita usia setengah lanjut maupun yang telah lanjut usia, keracunan timbal dapat mengakibatkan osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang mengakibatkan bengkoknya tulang punggung sehingga menjadi bungkuk. Dr. Ellen Silbergerd (1989) menyatakan bahwa kadar timbal di dalam darah wanita akan meningkat setelah menopause. Hal ini terjadi karena timbal yang biasanya telah disimpan oleh tubuh di dalam tulang, hati dan ginjal; pada saat memasuki menopause terjadi proses perubahan hormonal yang mengakibatkan timbal yang telah dipindahkan ke tulang dan bagian tubuh lain beberapa tahun sebelumnya ditarik kembali masuk ke dalam darah.

Kadar timbal yang cukup tinggi di dalam darah dapat menginaktifkan vitamin D dan akibatnya akan mempengaruhi penggunaan ion kapur (kalsium) di dalam tubuh, dimana adanya vitamin D dan kalsium diperlukan untuk memperkuat struktur tulang. Semakin tinggi kadar timbal dalam tulang wanita semasa muda akan mempertinggi peluang terjadinya osteoporosis ketika wanita tersebut memasuki usia lanjut. Perubahan hormonal dapat juga mempengaruhi kadar timbal dalam tenunan tubuh wanita yang sedang mengandung atau menyusui. Timbal yang disimpan dalam tulang sebelu wanita itu mengandung, apabila telah mengandung maka timbal ditarik kembali ke dalam darah dan akhirnya masuk ke dalam janin (fetus) melalui ari-ari (placenta).

Anak kecil dan bayi senang sekali pada benda yang manis. Cat mainan anak yang mengandung timbal dan cadmium justru banyak yang manis rasanya, dengan demikian anak-anak senang menggigitnya. Ditambah dengan konsumsi air, makanan dan ASI yang tercemar timbal akan berakibat sangat serius pada anak, yakni sangat membahayakan bagi kecerdasan si anak.Keracunan timbal pada balita sangat membahayakan perkembangan kecerdasannya. Hal ini disebabkan karena tahun pertama pada kehidupannya, otak mengalami perkembangan yang sangat cepat. Pada saat perkembangan, otak sangat peka terhadap keracunan timbal. Perlu diketahui bahwa pada anak usia 7 tahun, lebih dari 95%pembentukan sel-sel otak telah selesai dan otak telah memiliki ukuran yang sama dengan otak orang dewasa.

Codex Alimentarius Commision (FAO/WHO) telah pula menentukan batas maksimum timbal pada sari buah dan nectar, yang diolah memakai alat-alat logam, yaitu berturut-turut 0,3 dan 0,2 mg/kg. Sedangkan oleh ISO (International Standart Organization) telah ditentukan batas maksimum timbal yang boleh terlepas (bermigrasi) masuk kedalam makanan melalui alat-alat dapur dan alat makan yang etrbuat dari keramik adalah 1,7 mg/dm2 untuk alat yang datar dan 2,5 sampai 5,0 mg/L bagi wadah yang cekung.

B. MERKURI
Logam merkuri bila menguap akan mengumpul di udara. Di udara gas merkuri akan turun ke bumi lewat air hujan dan kembali ke tanah dan perairan di muka bmi ini dari danau, sungai hingga laut. Sebagin besar merkuri akan menempel pada sediment dan diubah menjadi metal merkuri oleh bakteri Methanohacterium omellanskii. Merkuri yang sudah berubah menjadi senyawa metil merkuri tetap akan larut dalam air. Di perairan, metal merkuri masuk ke tubuh ikan lalu terakumulasi pada pemangsa alaminya hingga meracuni manusia. Daya serap metil merkuri di tubuh mencapai 95 persen.

Batas maksimum merkuri yang boleh dikomsumsi adalah 0,3 mg/orang per minggu atau 0,005 mg/kg berat badan, dan dari jumlah tersebut tidak boleh lebih dari 0,0033 mg/kg berat badan sebagai metil merkuri. Merkuri selain meracuni ikan, juga bertanggung jawab terhadap keracunan bahan makanan. Pada gambar 10.8, dapat dilihat jalur keracunan merkuri pada manusia melalui makanan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gambar 10.8. Jalur keracunan merkuri pada manusia melalui makanan (Wilson et al, 1975).

Keracunan merkuri disebut juga penyakit minamata dengan gejala-gejala: terasa geli dan panas pada anggota badan, mulut, bibir, dan lidah, kehilangan penglihatan, sukar berbicara dan menelan, kehilangan pendengaran, tidak stabil emosinya, koma, dan kematian.

TERIMA KASIH ^_^

Anda mungkin juga menyukai