Anda di halaman 1dari 67

H2 PLANT

Teori dan Review


Oktober 2013
By :
Ridho Faqih Luthfi
Apa Yang Akan Kita Pelajari ?
Definisi dan Sejarah H2
Sifat Gas H2
Proses pembuatan gas H2
Teori elektrolisis
Safety, Handling and storage H2
Aplikasi H2

Definisi Hidrogen ?
Hidrogen adalah unsur kimia pada tabel periodik
yang memiliki simbol H dan nomor atom 1 pada
suhu dan tekanan standar
Hidrogen tidak berbau, tidak berwarna, bersifat
non logam, dan bervalensi tunggal,
Hidrogen adalah unsur teringan di dunia dan
merupakan gas diatomik yang sangat mudah
terbakar
Sejarah Hidrogen
Sekitar tahun 1493 1541, T. Von Hohenheim melakukan
pencampuran logam dan asam kuat yang menghasilkan gas
yang merupakan unsur kimia yang baru ditemukan. Namun
hal itu belum disadari oleh beliau
Robert Boyle kemudian menemukan kembali dan
mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang
menghasilkan gas hidrogen
Tahun 1776, Henry Cavendish adalah orang yang pertama
mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan
mengidentifikasikan gas tersebut dari reaksi logam-asam
sebagai "udara yang mudah terbakar". Lalu, pada tahun
1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini
menghasilkan air ketika dibakar.
Tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur
ini dengan nama hidrogen (dari Bahasa Yunani
hydro yang artinya air dan genes yang artinya
membentuk) ketika dia dan Laplace mengulang
kembali penemuan Cavendish yang mengatakan
pembakaran hidrogen menghasilkan air
Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James
Dewar pada tahun 1898 dengan menggunakan
penemuannya, guci hampa. Dia kemudian
menghasilkan hidrogen padat setahun kemudian.
Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen
diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun 1783
Tahun 1852 Henri Giffard menciptakan kapal
udara yang diangkat oleh hidrogen
Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya
tentang kapal udara yang diangkat dengan
hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin
dengan penerbangan perdana pada tahun 1900
Gas H
2
digunakan di pesawat Hindenburg, yang
pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada
tanggal 6 Mei 1937, yang diduga terjadi akibat
kebocoran hidrogen
Tragedi Hindenburg akibat kebocoran gas H2
Sifat gas H2
Gas hidrogen adalah gas yang sangat mudah terbakar
Enthalpi pembakaran hidrogen adalah -286 kJ/mol. Hidrogen
terbakar menurut persamaan kimia:

2 H
2
(g) + O
2
(g) 2 H
2
O(l) + 572 kJ (- 286 kJ/mol)

Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai
perbandingan, hidrogen meledak seketika ketika disulut
dengan api, dan akan meledak sendiri pada temperatur
585 C
H
2
bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator
lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu
kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen
halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida
Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada
dalam keadaan gas diatomik, H
2
. Namun, gas hidrogen
sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm berdasarkan
volume) oleh karena beratnya yang ringan yang
menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi.
Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur
paling melimpah di permukaan bumi ini. Kebanyakan
hidrogen bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan
unsur lain seperti hidrokarbon dan air
Hidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada
manusia, mulai dari potensi ledakan dan kebakaran ketika
tercampur dengan udara, sampai dengan sifatnya yang
menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen.

Hidrogen cair adalah kriogen dan sangat berbahaya oleh
karena suhunya yang sangat rendah.
Hidrogen larut dalam beberapa logam dan selain berpotensi
kebocoran, juga dapat menyebabkan perapuhan hidrogen.

Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala
dengan spontan. Selain itu api hidrogen sangat panas,
namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
sehingga dapat menyebabkan kasus kebakaran yang tak
terduga.
Spontaneous Ignition
Stoikiometri campuran antara udara dan H2 memiliki energi
energi ignition yang sangat rendah yaitu 0,017 mJ. Hal ini
menjadikannya jauh lebih sensitif untuk menyala daripada
gas atau zat yang mudah terbakar lainnya. Campuran H2
hanya butuh 1/10 dari energi yang dibutuhkan untuk
membakar uap BBM
Jenis jenis spontaneous ignition :
1. Reverse Joule-Thomson Effect
2. Electrostatic Ignition
3. Diffusion Ignition
4. Sudden Adiabatic Compression
5. Hot Surface Ignition
Proses Pembuatan Gas H2
Ada beberapa metode pembuatan gas hidrogen yang telah
kita kenal. Namun semua metode pembuatan tersebut
prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain
dalam senyawanya
Secara umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam
memilih metode pembuatan H2 adalah biaya, emisi yang
dihasilkan, kelaikan secara ekonomi, skala produksi dan
bahan baku
Proses Pembuatan H2
1. Steam Reforming
2. Gasifikasi Biomasa
3. Gasifikasi Batu Bara
4. Elektrolisa Air (H2O)
Selain keempat metode di atas, masih ada
metode lain untuk memproduksi gas hidrogen,
yaitu antara lain photoelectrolysis, dekomposisi
air pada suhu tinggi (themal decomposition of
water), photobiological production, plasmatron,
fermentasi bahan organik dan lain-lain.
Steam Reforming
Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau
etana direaksikan dengan steam (uap air) pada suhu tinggi
(700~1000oC) dengan bantuan katalis, untuk menghasilkan
hidrogen, karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida
(CO).
Sebuah reaksi samping juga terjadi antara karbon
monoksida dengan steam, yang menghasilkan hidrogen dan
karbon dioksida.
Persamaan reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:

CH4 + H2O --> CO + 3H2
CO + H2O --> CO2 + H2



Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan
memisahkan karbon dioksida dengan cara penyerapan.
Saat ini, steam reforming banyak digunakan untuk
memproduksi gas hidrogen secara komersil di berbagai
sektor industri, diantaranya industri pupuk dan hidrogen
peroksida (H2O2). Akan tetapi metode produksi seperti ini
sangat tergantung dari ketersediaan gas alam yang terbatas,
serta menghasilkan gas CO2, sebagai gas efek rumah kaca.

Gasifikasi Biomassa
Bahan yang digunakan adalah bahan alami seperti jerami, limbah
padat rumah tangga atau kotoran.
Di dalam prosesnya, bahan-bahan tadi dipanaskan pada suhu tinggi
dalam sebuah reaktor. Proses pemanasan ini mengakibatkan ikatan
molekul dalam senyawa yang ada menjadi terpecah dan
menghasilkan campuran gas yang terdiri dari hidrogen, karbon
monoksida dan metana. Selanjutnya dengan cara yang sama
seperti pada steam reforming, metana yang dihasilkan diubah
menjadi gas hidrogen.
Gasifikasi biomasa atau bahan organik memiliki beberapa
keunggulan, antara lain menghasilkan lebih sedikit karbon dioksida,
sumber bahan baku yang berlimpah dan terbarukan, bisa diproduksi
di hampir seluruh tempat di dunia serta biaya produksi yang lebih
murah.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Biomass + H2O --------> H2 + CO2
Gasifikasi Batubara
Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas
hidrogen tertua.
Biaya produksinya hampir dua kali lipat dibandingkan
dengan metode steam reforming gas alam. Selain itu, cara
ini pula menghasilkan emisi gas buang yang lebih signifikan.
Karena selain CO2 juga dihasilkan senyawa sulfur dan
karbon monoksida.
Melalui cara ini, batu bara pertama-tama dipanaskan pada
suhu tinggi dalam sebuah reaktor untuk mengubahnya
menjadi fasa gas. Selanjutnya, batu bara direaksikan dengan
steam dan oksigen, yang kemudian menghasilkan gas
hidrogen, karbon monoksida dan karbon dioksida.
Elektrolisa Air (H2O)
Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik searah untuk
menguraikan air menjadi unsur-unsur pembentuknya, yaitu
H2 dan O2.
Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau katoda dan
oksigen berkumpul di kutub positif atau anoda. Hidrogen
yang dihasilkan dari proses electrolisa air berpotensi
menghasilkan zero emission, apabila listrik yang digunakan
dihasilkan dari generator listrik bebas polusi.
Namun demikian dari sisi konsumsi energi, cara ini
memerlukan energi listrik yang cukup besar.
Bila sumber DC dihubungkan ke elektroda-elektroda pada
tiap sel, listrik akan mengalir ke elektroda dan air akan terurai
menjadi H
2
dan O
2
. Reaksi penguraian atau elektrolisa air
pada module sebagai berikut :
Reaksi di Anoda :
4OH
-
O
2
+ H
2
O + 4e
-
Reaksi di Katoda :
4H2O + 4e
-
2H
2
+ 4OH
-

Reaksi keseluruhan :
2H
2
O 2H
2
+ O
2

Gas hidrogen yang dihasilkan dari proses elektrolisa masih
mengandung impuritas terutama moisture (kandungan air),
sehingga harus diolah lebih lanjut.
Teori Elektrolisa
Elektrolisa adalah peristiwa perubahan energi listrik menjadi
energi kimia.
Komponen penting yang menunjang proses elektrolisis untuk
menghasilkan gas hidrogen adalah reaktor elektrolisis,
elektroda (katoda dan anoda), dan larutan elektrolit.
Elektrolit adalah suatu zat terlarut atau terurai ke dalam
bentuk ion-ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor
elektrik.
Proses elektrolisa erat kaitannya dengan reaksi oksidasi dan
reduksi sebagai reaksi pelepasan dan penangkapan ion oleh
suatu zat.
Oksidasi adalah proses pelepasan elektron dari suatu zat
sedangkan reduksi adalah proses penangkapan elektron
oleh suatu zat. Kesetimbangan reaksinya ditulis sebagai
berikut:
ox + ne = red (proses reduksi) ;
red = ox + ne (proses oksidasi)
Disini ne adalah jumlah elektron yang dilepaskan atau
diterima
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia yang bereaksi secara
tidak spontan (Eo sel (-) atau G>0), karena energi listrik
disuplai dari sumber luar dan dialirkan melalui sebuah sel
dan merupakan tempat terjadinya reaksi kimia

Elektroda adalah suatu sistem dua fase yang terdiri dari
sebuah penghantar elektrolit (misalnya logam) dan sebuah
penghantar ionik (larutan).
Elektroda positif (+) disebut anoda, sedangkan elektroda
negatif (-) adalah katoda).
Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda selama terjadinya
konduksi listrik disebut elektrolisis. Perubahan kimia yang
terjadi selama elektrolisis dapat dilihat di sekitar elektroda.
Sel elektrolisis memerlukan energi untuk memompa elektron.
Pada proses elektrolisis, elektroda dialiri arus listrik (DC)
sehingga senyawa pada elektrolit terurai membentuk ion-ion
dan terjadi proses reduksi oksidasi sehingga menghasilkan
gas.
Proses elektrolisis dinyatakan bahwa atom oksigen
membentuk sebuah ion bermuatan negatif (OH-) dan atom
hidrogen membentuk sebuah ion bermuatan positif (H+).
Pada kutub positif menyebabkan ion H+ tertarik ke kutub
katoda yang bermuatan negatif sehingga ion H+ menyatu
pada katoda.
Atom-atom hidrogen akan membentuk gas hidrogen dalam
bentuk gelembung gas pada katoda yang melayang ke atas.
Hal serupa terjadi pada ion OH- yang menyatu pada anoda
kemudian membentuk gas oksigen dalam bentuk gelembung
gas.
Apabila kedua kutub elektroda (katoda dan anoda) diberi
arus listrik, elektroda tersebut akan saling berhubungan
karena adanya larutan elektrolit sebagai penghantar listrik
menyebabkan elektroda timbul gelembung gas.
Proses elektrolisis diperlukan arus listrik yang tinggi agar
proses reaksi kimia menjadi efektif dan efisien.


M Faraday menunjukan bahwa jumlah zat yang bereaksi
pada elektroda elektroda elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah arus yang melalui sel tersebut. Selain itu jika
arus tertentu mengalir melalui sel elektrolisis maka akan
dihasilkan jumlah ekivalen masing masing zat.

M = Q A / n F
Keterangan :
M : massa zat yang terbentuk
Q : jumlah listrik dalam Coloumb
A : massa atom
n : perubahan elektron
F : tetapan Faraday

Jenis H2 Plant di PLTU
Diagram Alir Hidrogen Plant dengan
Kompresor
O
2


KOH
Reservoir
Dryer
Demin water
Filter
Electrolys
is Module
H
2
Condenser
H
2

Trap
Buffer tank
Compress
or
H
2
High
Pressure
Bottle
KOH
Filter
HE
O
2
Condenser
O
2

Trap
H
2

Charging
Manifold H
2


O
2


Diagram Alir Hidrogen Plant tanpa
Kompresor
Air + KOH

Electrolysis Module
O
2

H
2
separator

H
2
Launder
Deoxygenate H
2
Cooler
Dryer
H
2
Filter
O
2
separator
venting
H
2

H
2
Storage Tank
H2 Plant
Safety, Handling and Storage
Acuan Standar
International Standards Organisation (ISO) Technical
Committee 197 Hydrogen Technologies.
International ElectrotechnicalCommission (IEC)
Technical Committee 105 Fuel Cell Technologies.
European Industrial Gases Association (EIGA), the
Compressed Gas Association (CGA).
National Fire Protection Association (NFPA).
OHSA 1910

ISO ISO/TR 15916 : 2004 - Basic considerations for the
safety of hydrogen systems
ISO TC 197 WG8 ISO/CD 22734-2 - H2 generators using
water electrolysis process. Part 2: Residential applications
ISO TC 197 WG9 ISO/CD 16110-1- H2 generators using
fuel processing technologies. Part 1 : Safety
ISO TC 197 WG13 Hydrogen detectors


Dokumen
Potensi Bahaya H2
Campuran yang mudah terbakar pada konsentrasi
4 75 %
Campuran yang mudah meledak pada konsentrasi
18 60 %
Bersifat non toxic, namun dapat menyebabkan
asfiksia

Penanganan jika terpapar H2
Inhalation : Pindahkan korban ke tempat dengan
udara terbuka. Jika terjadi kesulitan bernafas,
panggil dokter
Penanganan jika terjadi Kebakaran
atau Kebocoran
Cold Burn
Terpapar material kriogenik bisa mengakibatkan luka serius
pada tubuh seperti yang terjadi pada heat burns. Jika
terjadi kontak antara pekerja dengan hidrogen cair atau gas
h2 dingin, dia harus segera dibawa ke unit kesehatan untuk
mendapatkan perawatan medis. Jika perawatan medis tidak
segera didapatkan, daerah yang terpapar bisa dilunakkan
dengan air hangat. Namun, jangan sekali kali menggosok
bagian yang terpapar.

Leak
Jika terjadi kebocoran hidrogen atau alarm berbunyi, lakukan
langkah langkah berikut ini :
1. Evakuasi dengan segera personel yang tidak
berkepentingan dari area kebocoran
2. Tutup segera sumber hidrogen, dan venting semua
hidrogen ke lokasi yang aman
3. Tingkatkan kemampuan ventilasi dengan exhaust fan jika
memungkinkan
4. Hubungi pihak yang berkepentingan untuk segera
melaksanakan tindakan darurat

Fire
Jika muncul nyala api, lakukan langkah-langkah berikut :
1. Tutup / putus / Hentikan sumber hidrogen
2. Biarkan api padam dengan sendirinya. Ketika api telah padam,
masih memungkinkan memicu kebakaran dan menyebabkan
kerusakan yang lebih parah.
3. Jangan mencoba memadamkan api dengan alat pemadam
kebakaran jenis apapun. Hal ini bisa menyebabkan aliran gas
hidrogen bisa meledak. Namun diperbolehkan menggunakan
pemadam air disekitar orang dan peralatan untuk melindungi dari api.
Hal ini sebaiknya dilakukan oleh yang telah terlatih.
4. Laporkan kepada pihak terkait untuk dapat segera dilakukan
tindakan darurat.

5.Setelah kebakaran, sistem harus di-purging dengan
nitrogen untuk memastikan tidak terjadi flashback dalam
sistem.
NB.
Ultraviolet / infrared detectors dan alarm Harus dipasang
pada sistem dengan potensi kebocoran yang besar.

Penyimpanan
Tangki penyimpanan harus diletakkan di luar ruangan dan
jauh dari pintu, jendela maupun bangunan penyuplaii udara
Tangki harus dilindungi dari korosi atmosfer, panas, hujan,
tumpukan salju, atau sinar matahari langsung
Cegah tangki agar tidak roboh
Jauhkan tangki dari bahan bahan yang bersifat oksidatif

Pengoperasian valve dan tangki
Titik koneksi harus dicek secara teratur untuk memastikan
tidak terjadi kebocoran
Tangki dan valve harus ditutup ketika tidak digunakan
Jangan pernah merusak valve untuk mengeluarkan kotoran
dari fitting
Pengoperasian valve dilakukan hanya jika pressure reducer
dengan sealing yang tidak berbahaya telah terkoneksi
dengan baik
Tangki harus dilengkapi dengan pressure relief device
untuk melepaskan gas pada batas atau dibawah MAWP
(maximum allowable working pressure)


Buka dan tutup valve dengan perlahan, agar h2 tidak
memasuki regulator dengan tiba-tiba
Jangan pernah menggunakan kunci, palu, atau tool lainnya
untuk membuka dan menutup valve
Jika akan membuka tangki untuk mengeluarkan isinya, buka
penuh gagang valve kemudian putar balik ke arah close
seperempat putaran. Setelah pekerjaan selesai


Ventilasi dan Alarm
Karena ukuran molekul yang kecil, hidrogen bisa lolos dari
kebocoran dimana gas lain tidak bisa lewat. Ventilasi dengan
jumlah udara yang besar sangat penting untuk melarutkan
kebocoran hidrogen hingga dibawah batas nyalanya yaitu
4% dalam udara.
Jika memungkinkan, hidrogen seharusnya disimpan dan
digunakan di luar ruangan dengan ventilasi alami, atau
dalam bangsal tanpa atap dan dinding.
Lokasi di dalam ruangan harus memiliki ventilasi yang baik
untuk mengatasi kebocoran yang besar. Exhaust fan juga
harus tahan ledakan


Dalam sistem hidrogen di dalam ruangan, sistem pendeteksi
nyala gas harus di set untuk menyala saat konsentrasi
hidrogen mencapai 30% dibawah batas nyala-nya.
Sensor harus dipasang tepat di atas atau langit-langit dimana
diperkirakan kemungkinan kebocoran bisa terjadi. Alarm
harus dikalibrasi secara teratur (tergantung resiko) dengan
campuran gas yang telah diketahui.

Norma K3 di H2 Plant
No Smooking
No HandPhone
No Fire
APD
Blower & Ventilasi
APAR
H2 Detector
SOP
Alarm

Pencegahan terjadinya ledakan di H2 Plant
Bangun H2 plant di area yang memiliki ventilasi baik
Pastikan tidak ada kebocoran dalam sistem dan selalu
pastikan hal tersebut tidak terjadi
Jika memungkinkan H2 plant diletakkan di luar ruangan, agar
kebocoran hidrogen dapat lepas ke atmosfer tanpa bahaya.
Atau paling tidak, tangki penyimpanan harus dipasang di luar
Pipa pembuangan harus mengarah ke luar
Pipa suplai hidrogen harus memiliki shut-off valve jika
memasuki ruangan
Ruangan harus memiliki sistem ventilasi alami yang baik
Upayakan sambungan pipa di las permanen untuk
mencegah terjadinya kebocoran

Peralatan listrik tidak boleh digunakan atau dipasang di area
yang berbahaya (memungkinkan terjadinya ledakan)
Pekerjaan dengan api (welding, cutting, soldering, grinding)
hanya diijinkan jika area yang berbahaya bebas dari
hidrogen (Pastikan dengan eksplosimeter). Perlu
diperhatikan, bahwa serpihan pekerjaan grinding dan
welding bisa melayang sejauh 10 meter dari tempat asalnya.
Pekerjaan pemasangn tidak boleh dilakukan jika ada
hidrogen yang lolos, karena meskipun menggunakan tool
anti spark, masih memungkinkan terjadi kebakaran.
Tidak diijinkan adanya campuran yang mudah meledak
dalam sistem hidrogen. Campuran ini bisa tiba-tiba terbakar
akibat panas dari gesekan ketika mengoperasikan valve,
kotoran, ataupun perubahan tekanan yang cepat dari aliran
gas hidrogen
Udara dan oksigen tidak boleh ada dalam sistem. Jikapun
ada, tidak boleh dipasang return valve untuk memastikan
tidak ada gas yang memasuki pipa umpan yang lain.
Kompresor H2 harus dilengkapi dengan low suction
pressure alarm dan alarm oksigen utuk memastikan
campuran udara / hidrogen yang mudah meledak tidak
terbentuk
Semua sistem perpipaan harus dalam kondisi (electrically
grounded
Saat akan dioperasikan, H2 plant harus dipurging
menggunakan nitrogen untuk membuang udara hingga
konsentrasi oksigen kurang dari 1%.
Contoh bahaya gelombang EM dari HP

Pemantauan kualitas H2

H2 Purity harus terjaga pada 99.95 %
Dew point H2 harus terjaga pada - 40
o
C
Tegangan 28 V, Ampere 820 V
Level H2 dan O2 separator seimbang
Level H2O
Temperatur
Temperatur Deoxygenate
Flow lye pump
Pressure tangki < 2.8 Mpa
Aplikasi Hidrogen
Pembuatan Ammonia
Hydrocracking & Hydrogenasi
Pembuatan asam Chloride
Pembuatan Metanol
Pendingin rotor di generator pembangkit listrik
Riset Kriogenik
Bom Hidrogen
Balon udara
Bahan Bakar Roket Dll
Pendingin Rotor Generator
Memiliki konduktivitas thermal yang besar
Bebas dari kotoran - kotoran
Bebas oksigen dan moisture
Suara suara bising dapat diminimalisir

Bom Hidrogen AN602
Tsar Bomba adalah julukan untuk bom hidrogen AN602,
senjata nuklir paling kuat yang pernah diledakkan. Tes ini
merupakan ledakan buatan yang paling kuat dalam sejarah
manusia. Dikembangkan oleh Uni Soviet, bom ini memiliki
yield 50-58 megaton TNT. Hanya satu bom jenis ini pernah
secara resmi dibangun dan diuji pada tanggal 30 Oktober
1961.
Kekuatan bom ini lebih besar sekitar 2250 kali dari bom atom
yang dijatuhkan di Nagasaki selama Perang Dunia II

Sekian
Terima kasih
Tambahan

Hydrogen Jet Flame from PRD Actuation during Tank Fire
Exposure
Hydrogen
Tank on
Left and
Gasoline
Tank on
Right
Tank Failure with Hydrogen Fireball Formation if PRD does not
actuate to vent tank (10, 45, 107, 997, 1240 second)
14 kg fragment found 82 m east of original tank location
Tank Undergoing Hydrostatic Pressure Cycling Test
Storage H2 berdasar OHSA 1910.103
1910.103(b)(1)(i)(a) Hydrogen containers shall comply with one of the
following: 1910.103(b)(1)(i)(a)(1) Designed, constructed, and tested in
accordance with appropriate requirements of ASME Boiler and Pressure
Vessel Code, Section VIII - Unfired Pressure Vessels - 1968, which is
incorporated by reference as specified in Sec. 1910.6 and
1910.103(b)(1)(i)(a)(2) Designed, constructed, tested and maintained in
accordance with U.S. Department of Transportation Specifications and
Regulations.
1910.103(b)(1)(i)(b) Permanently installed containers shall be provided with
substantial noncombustible supports on firm noncombustible foundations.
1910.103(b)(1)(i)(c) Each portable container shall be legibly marked with the
name "Hydrogen" in accordance with the marking requirements set forth in
1910.253(b)(1)(ii). Each manifolded hydrogen supply unit shall be legibly
marked with the name "Hydrogen" or a legend such as "This unit contains
hydrogen."


1910.103(b)(1)(ii)Safety relief devices.
1910.103(b)(1)(ii)(a)Hydrogen containers shall be equipped with safety relief devices as required by
the ASME Boiler and Pressure Vessel Code, Section VIII Unfired Pressure Vessels, 1968 or the DOT
Specifications and Regulations under which the container is fabricated.
1910.103(b)(1)(ii)(b)Safety relief devices shall be arranged to discharge upward and unobstructed to
the open air in such a manner as to prevent any impingement of escaping gas upon the container,
adjacent structure or personnel. This requirement does not apply to DOT Specification containers
having an internal volume of 2 cubic feet or less.
1910.103(b)(1)(ii)(c)Safety relief devices or vent piping shall be designed or located so that moisture
cannot collect and freeze in a manner which would interfere with proper operation of the device.
1910.103(b)(1)(iii)Piping, tubing, and fittings.
1910.103(b)(1)(iii)(a)Piping, tubing, and fittings shall be suitable for hydrogen service and for the
pressures and temperatures involved. Cast iron pipe and fittings shall not be used.
1910.103(b)(1)(iii)(b)Piping and tubing shall conform to Section 2 - "Industrial Gas and Air Piping" -
Code for Pressure Piping, ANSI B31.1-1967 with addenda B31.1-1969, which is incorporated by
reference as specified in Sec. 1910.6.
1910.103(b)(1)(iii)(c) Joints in piping and tubing may be made by welding or brazing or by use of
flanged, threaded, socket, or compression fittings. Gaskets and thread sealants shall be suitable for
hydrogen service.
1910.103(b)(1)(iv)Equipment assembly.
1910.103(b)(1)(iv)(a)Valves, gauges, regulators, and other accessories shall be suitable for hydrogen
service.

1910.103(b)(1)(iv)(b)Installation of hydrogen systems shall be supervised by personnel familiar with
proper practices with reference to their construction and use.
1910.103(b)(1)(iv)(c)Storage containers, piping, valves, regulating equipment, and other accessories
shall be readily accessible, and shall be protected against physical damage and against tampering.
1910.103(b)(1)(iv)(d)Cabinets or housings containing hydrogen control or operating equipment shall
be adequately ventilated.
1910.103(b)(1)(iv)(e)Each mobile hydrogen supply unit used as part of a hydrogen system shall be
adequately secured to prevent movement.
1910.103(b)(1)(iv)(f)Mobile hydrogen supply units shall be electrically bonded to the system before
discharging hydrogen.
1910.103(b)(1)(v)Marking. The hydrogen storage location shall be permanently placarded as follows:
"HYDROGEN - FLAMMABLE GAS - NO SMOKING - NO OPEN FLAMES," or equivalent.
1910.103(b)(1)(vi)Testing. After installations, all piping, tubing, and fittings shall be tested and proved
hydrogen gas tight at maximum operating pressure.
1910.103(b)(2)Location
1910.103(b)(2)(i)General.
1910.103(b)(2)(i)(a)The system shall be located so that it is readily accessible to delivery equipment
and to authorized personnel.
1910.103(b)(2)(i)(b) Systems shall be located above ground.
1910.103(b)(2)(i)(c) Systems shall not be located beneath electric power lines.
1910.103(b)(2)(i)(d) Systems shall not be located close to flammable liquid piping or
piping of other flammable gases.
1910.103(b)(2)(i)(e)Systems near aboveground flammable liquid storage shall be
located on ground higher than the flammable liquid storage except when dikes,
diversion curbs, grading, or separating solid walls are used to prevent accumulation of
flammable liquids under the system.

Anda mungkin juga menyukai