5. TIM AUDITOR
1. Upper
Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung
depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian belakang.
Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetis atau kulit (leather) yang
telah dirakit dengan jahitan (stitching process).
2. Bottom
Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu. Biasanya
orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan outsole. Dan ada
juga yang menggunakan bahan Pu-Puck (polyurethane).
Proses Produksi
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper
sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong membentuk pola-
pola (cardboard patterns) yang telah ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan
dalam proses ini menggunakan mesin potong (cutting machine) dan alat potong yang
disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-
pola potongan yang akan dikerjakan.
2. Stitching/Sewing
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian
dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini
sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tingginya
tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 3 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
tinggi. Potongan pola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang
selanjutnya disatukan di proses perakitan.
3. Outsole Production
Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah.
Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan
air. Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi
yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis
bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll. Proses
pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.
4. Insole Production
Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang
dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sepatu.
5. Stock Fitting
Beberapa jenis outsole bisa langsung digunakan pada proses Assembling, namun ada
juga beberapa jenis bottom yang harus melalui proses stock fitting. Proses ini adalah
merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu, yaitu
antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi bottom sepatu. Midsole yang
berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan outsole yang berbahan dasar karet
(rubber sole) dengan cara mengelem/cementing.
6. Assembly
Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih berupa
upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian upper yang
diproduksi dari divisi stitching process sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi
di divisi stock fit dirakit dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu. Hal-hal
penting dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut:
a. Laste
Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau “set”,
dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar mengikuti kontur
kaki digunakan laste. Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 4 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
meski dengan size yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya memiliki laste
yang berbeda dengan jenis kaki orang Eropa.
Beberapa sepatu yang menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon disatukan dengan
menggunakan mesin Toelast – Healast.
Toe Lasting machine menyatukan dengan cara pengeleman dan Press di bagian ujung /
Toe. Sedang Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan cara yang sama.
Ada Pula sepatu jenis strobel, jenis ini tidak menggunakan mesin toelast-healast karena
Upper dan midsole disatukan dengan cara dijahit.
Setelah proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses
pemanasan / heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik
sehingga mengikuti kontur permukaan laste.
Sebelum disatukan, permukaan kontak ( contact surface ) Upper dan Bottom harus di
Treatment terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk membersihkan
contact surface, membuka pori-pori permukaan bottom dengan penyinaran ultra violet
(UV), cementing, dan Heating.
d. Press
e. Pendinginan
Secara teoritis material upper baik dari Synthetic maupun leather/kulit ditreament
( melalui proses heating ) untuk mengikuti kontur permukaan laste. Setelah proses
penyatuan dengan bottom di mesin press. Laste tidak boleh langsung dilepas. Proses
pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material. Proses ini
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sepatu dilewatkan dalam
conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang
normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sepatu diletakkan diatas conveyor yang
melewati lorong dengan suhu chiller.
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 5 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
f. Finishing
Proses ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan. Sepatu hasil
produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan di-packing ke dalam
dus karton sepatu yang kemudian disimpan di gudang final product.
b. Penerapan K3
1. Penetapan Kebijakan K3
Perusahaan sudah menetapkan kebijakan K3, kebijakan ditetapkan oleh Direktur Utama,
perlu diperhatikan dalam penyusunan kebijakan K3 untuk melalui proses konsultasi
dengan pihak perwakilan pekerja. Kebijakan K3 belum dilakukan review ulang terhadap
penggunanya. Untuk memastikan semua orang yang bekerja di area kerja memahami
kebijakan, seharusnya dilakukan beberapa pendekatan seperti induksi bagi karyawan
baru atau sub-kontraktor/supplier yang akan bekerja di area kegiatan dan kebijakan
tersebut dikomunikasikan melalui pemampangan di setiap area kerja yang strategis dan
disosialisasikan.
2. Perencanaan K3
Kegiatan penerapan SMK3 juga diawali dengan menyusun identifikasi potensi bahaya,
penilaian dan pengendalian resiko dengan mengacu pada Prosedur Identifikasi Bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Resiko. Di dalam prosedur sudah menetapkan pada skala
mana risiko dapat diterima ( acceptable risk ) seperti yang sudah ditetapkan di dalam
form, hasilnya dituangkan dalam form identifikasi bahaya dan penilaian resiko No. dan
form pengelompokan bahaya. Semua pekerja yang ditunjuk sebagai tim pembuatan
IBPPR tidak dapat dipastikan sudah mengikuti pelatihan manajemen risiko yang
dilakukan secara internal maupun eksternal terutama untuk pegawai yang ditunjuk
sebagai pembuat JSA di lingkungan proyek.
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 6 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
3. Pelaksanaan Rencana K3
a. Organisasi K3
Perusahaan telah memiliki prosdur komunisasi baik dengan internal maupun eksternal
perusahaan sebagai panduan dalam pencapaian masalah K3 hingga penyelesaiannya dan
penyebarluasan informasi K3.
c. Manual SMK3
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 7 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
e. Penyelenggaraan P3K
Perusahaan telah menyediakan kotak P3K pada area perusahaan dan kotak P3K
diperiksa secara rutin oleh petugas yang bertanggung jawab.
Untuk mengantisipasi kondisi keadaan darurat yang mungkin dapat terjadi sewaktu-
waktu, perusahaan sudah menetapkan prosedur kesiagaan dan tanggap darurat.
Perusahaan memastikan program berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
dan bila dilakukan simulasi sekaligus evaluasinya dilakukan agar efektif.
a. Inspeksi K3
Inspeksi K3 dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab dan dilaksanakan secara
rutin sesuai jadwal yang telah dibuat.
Pemantauan lingkungan kerja dilakukan secara rutin untuk melihat potensi risiko bahaya
yang ada di lingkungan kerja.
c. Pemantauan Kesehatan
Pemantauan kesehatan telah dilakukan secara sederhana belum secara khusus untuk
pekerja yang bekerja di area yang memiliki risiko potensi bahaya tinggi. Tetapi
perusahaan berusaha untuk memberikan pemantauan kesehatan secara maksimal kepada
tenaga kerja
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 8 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
d. Audit Internal K3
Perusahaan ini juga telah menerapkan audit SMK3 baik internal maupun eksternal
hingga mendapatkan penghargaan emas. Penanggung jawab audit internal SMK3 adalah
seorang As-chief dari Sub-Departemen Health and Safety yang sudah tersertifikasi
sebagai auditor SMK3 dengan anggota tim dari departemen yang sama khususnya divisi
Compliance serta Head of Department dari tiap divisi perusahaan yang jumlahnya tidak
lebih dari 20 orang. Baik sertifikasi auditor maupun pedoman pelaksanaan audit internal
SMK3 yang digunakan adalah PP No. 50 Tahun 2012. Standar Operasional Prosedur
(SOP) Audit Internal perusahaan dibuat sesuai dengan pedoman PP No. 50 Tahun 2012
dengan 166 kriteria yang berarti sudah pada tingkat lanjutan serta ruang lingkup meliputi
seluruh area perusahaan. Mekanisme pelaksanaan audit internal SMK3 sendiri dimulai
dari tahap perencanaan (penentuan timeline, pemilihan dan pembentukan tim auditor),
tahap pelaksanaan (melakukan Gemba, verifikasi dokumen, observasi dan wawancara)
hingga tahap evaluasi (pemaparan temuan audit dengan pihak auditee dan penentuan
prioritas penyelesaian). Kendala audit yang terjadi antara lain kesulitan menentukan
jadwal dan proses tindak lanjut perbaikan temuan. Kendala tersebut dapat diatasi dengan
koordinasi jadwal dengan tiap departemen, melihat rencana tahunan perusahaan,
koordinasi kesiapan tiap departemen dan mendorong tindak lanjut perbaikan temuan.
7. JADWAL AUDIT
Tanggal
No. Kegiatan Pelaksana
Pelaksanaan
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 10 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
PEMENUHANYA
NO. KRITERIA AUDIT TIDAK
BERLAKU KETIDAKSESUAIAN
KRITERIA KESESUAIAN
MAJOR MINOR
Terdapat kebijakan K3
yang tertulis bertanggal,
ditandatangani oleh
pengusaha atau
1.1.1 pengurus, secarajelas √
menyatakan tujuan an
sasaran K3 serta
komitmen terhadap
peningkatan K3
perusahaan
mengkomunikasikan,
kebijakan, K3 kepada
1.1.3 seluruh tenaga kerj, √
tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok
dengan tata cara tepat
penunjukan penanggung
jawab K3 harus sesuai
1.2.2 √
peraturan perundang-
undangan
pengusaha atau
pengurus bertanggung
1.2.4 jawab secara penuh √
untuk menjamin
pelaksanaan SMK3
1.2.5 petugas yang √
bertanggung jawab
untuk penanganan
keadaan darurat telah
ditetapkan dan
mendapat pelatihan
perusahaan mendapat
saran-saran dari para
1.2.6 ahli di bidang K3 yang √
berasal dari dalam
dan/atau luar perusahaan
pengurus harus
meninjau ulang
pelaksanaan SMK3
1.3.3 √
secara berkala untuk
menilai kesesuaian dan
efektivitas SMK3
keterlibatan dan
penjadwalan konsultasi
tenaga kerja dengan
1.4.1 wakil perusahaan √
didokumentasikan dan
disebarluaskan ke
seluruh tenaga kerja
perusahaan telah
membentuk P2K3
1.4.3 √
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
ketua P2K3 adalah
1.4.4 pimpinan puncak atau √
pengurus
sekretaris P2K3 adalah
ahli K3 sesuai dengan
1.4.5 √
peraturan perundang-
undangan
P2K3 menitikberatkan
kegiatan pada
1.4.6 pengembangan √
kebijakan dan prosedur
mengendalikan risiko
susunan pengurus P2K3
didokumentasikan dan
1.4.7 √
diinformasikan kepada
tenaga kerja
P2K3 mengadakan
pertemuan secara
1.4.8 teratur dan hasilnya √
disebarluaskan di
tempat kerja
P2K3 melaporkan
kegiatannya secara
1.4.9 teratur sesuai dengan √
peraturan perundang-
undangan
Terdapat prosedur
terdokumentasi untuk
2.1.1 identifikasi potensi √
bahaya, penelitian, dan
pengendalian risiko K3
informasi yang
dibutuhkan mengenai
kegiatan K3
disebarluaskan secara
2.4.1 √
sistematis kepada
seluruh tenaga kerja,
tamu, kontraktor,
pelanggan, dan pemasok
Prosedur yang
terdokumentasi
mempertimbangkan
identifikasi potensi
3.1.1 bahaya, penilaian, dan √
pengendalian risiko
yang dilakukan pada
tahap perancangan
dan modifikasi
Identifikasi bahaya dan
penilaian risiko
dilakukan pada tinjauan
3.2.2 √
kontrak oleh
petugas yang
berkompeten
Dokumen K3
Mempunyai identifikasi
status, wewenang,
4.1.1 √
tanggal pengeluaran dan
tanggal modifikasi
Terdapat prosedur yang
terdokumentasi
yang dapat menjamin
bahwa spesifikasi
teknik dan informasi
5.1.1 √
lain yang relevan
dengan K3 telah
diperiksa sebelum
keputusan untuk
membeli.
5.1.2 Spesifikasi pembelian √
untuk setiap sarana
produksi, zat kimia atau
jasa harus
dilengkapi spesifikasi
yang sesuai dengan
persyaratan peraturan
perundang-
undangan dan standar
K3.
Barang dan jasa yang
dibeli diperiksa
5.2.1 kesesuaiannya dengan √
spesifikasi
pembelian.
Petugas yang kompeten
telah
mengidentifikasi
6.1.1 bahaya, menilai dan √
mengendalikan risiko
yang timbul dari
suatu proses kerja.
Terdapat sistem izin
6.1.5 kerja untuk tugas √
berisiko tinggi.
Alat pelindung diri
Terdapat
disediakan sesuai
APD yang
kebutuhan dan
sudah tidak
6.1.6 digunakan secara benar
layak pakai
serta selalu dipelihara
(sarung
dalam kondisi layak
tangan)
pakai.
Alat pelindung diri yang
digunakan dipastikan
telah dinyatakan layak
6.1.7 pakai sesuai dengan √
standar dan/atau
peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Dilakukan pengawasan
untuk menjamin bahwa
setiap pekerjaan
dilaksanakan dengan
6.2.1 √
aman dan mengikuti
prosedur dan petunjuk
kerja yang telah
ditentukan.
Persyaratan tugas
tertentu termasuk
persyaratan kesehatan
diidentifikasi dan
6.3.1 √
dipakai untuk
menyeleksi dan
menempatkan tenaga
kerja.
6.3.2 Penugasan pekerjaan √
harus berdasarkan
kemampuan dan
keterampilan serta
kewenangan yang
dimiliki.
Pengusaha atau
pengurus melakukan
penilaian risiko
lingkungan kerja untuk
6.4.1 √
mengetahui daerah-
daerah yang
memerlukan pembatasan
izin masuk.
Terdapat pengendalian
atas daerah/tempat
6.4.2 √
dengan pembatasan izin
masuk.
Tersedianya fasilitas dan
layanan di tempat kerja
6.4.3 √
sesuai dengan standar
dan pedoman teknis.
Rambu-rambu K3 harus
dipasang sesuai dengan
6.4.4 √
standar dan pedoman
teknis.
Semua catatan yang
memuat data secara rinci
dari kegiatan
pemeriksaan,
pemeliharaan, perbaikan
6.5.2 √
dan perubahan yang
dilakukan atas sarana
dan peralatan produksi
harus disimpan dan
dipelihara.
Sarana dan peralatan
produksi memiliki
sertifikat yang masih
6.5.3 berlaku sesuai dengan √
persyaratan peraturan
perundang-undangan
dan standar.
Pemeriksaan,
pemeliharaan,
perawatan, perbaikan
6.5.4 dan setiap perubahan √
harus dilakukan petugas
yang kompeten dan
berwenang.
Terdapat sistem untuk
penandaan bagi
peralatan yang sudah
6.5.7 √
tidak aman lagi untuk
digunakan atau sudah
tidak digunakan.
6.5.8 Apabila diperlukan √
dilakukan penerapan
sistem penguncian
pengoperasian (lock out
system) untuk mencegah
agar sarana produksi
tidak dihidupkan
sebelum saatnya.
Terdapat prosedur yang
dapat menjamin
keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja
atau orang lain yang
6.5.9 berada didekat sarana √
dan peralatan produksi
pada saat proses
pemeriksaan,
pemeliharaan, perbaikan
dan perubahan.
Petugas penanganan
keadaan darurat
ditetapkan dan diberikan
6.7.4 pelatihan khusus serta √
diinformasikan kepada
seluruh orang yang ada
di tempat kerja.
Peralatan, dan sistem
tanda bahaya keadaan
darurat disediakan,
diperiksa, diuji dan
6.7.6 dipelihara secara berkala √
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan,
standar dan pedoman
teknis yang relevan.
Perusahaan telah
mengevaluasi alat P3K Kotak P3K
dan menjamin bahwa tidak
sistem P3K yang ada memenuhi
6.8.1
memenuhi peraturan standar
perundang-undangan, peraturan
standar dan pedoman yang ada
teknis.
Petugas P3K telah
dilatih dan ditunjuk
6.8.2 √
sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan.
Pemeriksaan/inspeksi
terhadap tempat kerja
7.1.1 dan cara kerja √
dilaksanakan secara
teratur.
7.2.1 Pemantauan/pengukuran √
lingkungan kerja
dilaksanakan secara
teratur dan hasilnya
didokumentasikan,
dipelihara dan
digunakan untuk
penilaian dan
pengendalian risiko.
Pemantauan/pengukuran
lingkungan kerja
7.2.2 meliputi faktor fisik, √
kimia, biologi, ergonomi
dan psikologi.
Pemantauan/pengukuran
lingkungan kerja
dilakukan oleh petugas
atau pihak yang
7.2.3 √
berkompeten dan
berwenang dari dalam
dan/atau luar
perusahaan.
Dilakukan pemantauan
kesehatan tenaga kerja Tidak
yang bekerja pada dilakukanya
tempat kerja yang pemeriksaan
7.4.1
mengandung potensi secara
bahaya tinggi sesuai menyeluruh
dengan peraturan atau khusus
perundang-undangan.
Pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dilakukan
oleh dokter pemeriksa
7.4.3 √
yang ditunjuk sesuai
peraturan perundang-
undangan.
Perusahaan
menyediakan pelayanan
7.4.4 kesehatan kerja sesuai √
peraturan
perundang-undangan.
Catatan mengenai
pemantauan kesehatan
tenaga kerja dibuat
7.4.5 √
sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
8.3.1 Tempat √
kerja/perusahaan
mempunyai
prosedur pemeriksaan
dan pengkajian
kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
Terdapat prosedur untuk
mengidentifikasi
potensi bahaya dan
9.1.1 menilai risiko yang √
berhubungan dengan
penanganan secara
manual dan mekanis.
Identifikasi bahaya dan
penilaian risiko
dilaksanakan oleh
9.1.2 √
petugas yang
berkompeten dan
berwenang.
Terdapat prosedur yang
menjamin bahwa
bahan disimpan dan
9.2.1 dipindahkan dengan √
cara yang aman sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan.
Terdapat prosedur yang
menjamin bahwa
bahan dibuang dengan
9.2.3 √
cara yang aman
sesuai dengan peraturan
perundangundangan.
Perusahaan telah
mendokumentasikan dan
menerapkan prosedur
mengenai
penyimpanan,
penanganan dan
9.3.1 √
pemindahan
BKB sesuai dengan
persyaratan peraturan
perundang-undangan,
standar dan
pedoman teknis yang
relevan.
Terdapat sistem untuk
mengidentifikasi dan
9.3.3 pemberian label secara √
jelas pada bahan
kimia berbahaya.
9.3.4 Rambu peringatan √
bahaya terpasang sesuai
dengan persyaratan
peraturan
perundangundangan
dan/atau standar yang
relevan.
Anggota manajemen
eksekutif dan
pengurus berperan serta
dalam pelatihan
12.2.1 yang mencakup √
penjelasan tentang
kewajiban hukum dan
prinsip-prinsip serta
pelaksanaan K3.
Manajer dan
pengawas/penyelia
menerima
12.2.2 √
pelatihan yang sesuai
dengan peran dan
tanggung jawab mereka.
Pelatihan diberikan
kepada semua tenaga
kerja termasuk tenaga
kerja baru dan yang
12.3.1 √
dipindahkan agar
mereka dapat
melaksanakan tugasnya
secara aman.
Perusahaan mempunyai
sistem yang
menjamin kepatuhan
terhadap persyaratan
lisensi atau kualifikasi
sesuai dengan
12.5.1 peraturan perundangan √
untuk
melaksanakan tugas
khusus, melaksanakan
pekerjaan atau
mengoperasikan
peralatan.
Temuan Penemu
No. Kriteria Bukti
Ketidaksesuaian (Auditor)
1. Kriteria 6.1.6 Ada APD yang sudah Darin
Alat pelindung diri tidak layak pakai Ayu
disediakan sesuai (sarung tangan ), Linda
kebutuhan dan digunakan padahal di form ceklis
secara benar serta selalu inspeksi terdapat
dipelihara dalam keterangan bahwa
semua APD masih
layak pakai. Pekerja
tidak melaporkan
bahwa adanya
kerusakan APD
tersebut.
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 19 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 20 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal
Sesuai : 61 kriteria
Tidak berlaku : 0
Pencapaian :
Dari hasil audit internal departemen produksi PT Nahiky Shoes yang dilakukan oleh
Tim Auditor Internal didapat bahwa Audit Internal tingkat awal di PT Nahiky Shoes
telah mencapai pencapaian sebesar 84% yang termasuk tingkat penilaian penerapan
MEMUASKAN.
02/SMTVI/D4/INT
No. LAPORAN PRAKTEK
_AUDIT_SMK3/V Halaman 22 dari 22
Laporan SIMULASI AUDIT
I/2021
INTERNAL SMK3 PT
Tgl.
12 April 2021 NAHIKY SHOES Distribusi 1/4
Laporan
No. Auditor
01 LAPORAN UTAMA Kelompok 2
Pekerjaan Internal