Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN KASUS

KETUBAN PECAH DINI


Disusun Oleh:
- Annisa D Zafirah (110100095)
- Hotman P Pangaribuan (110100123)
- Majidah A Daulay (110100172)
Pembimbing:
dr. Fadjrir, Sp.OG

DEFINISI

Ketuban pecah dini atau


spontaneous/early/premature rupture
of the membrane (PROM) adalah
pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan mulai atau sebelum
inpartu; yaitu bila pembukaan pada
primigravida < 3 cm dan pada
multigravida < 5 cm pada kehamilan
di atas 20 minggu

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi KPD berkisar antara 318% dari seluruh kehamilan. Saat


aterm, 8-10% wanita hamil datang
dengan KPD dan 30-40% dari kasus
KPD merupakan kehamilan praterm
atau sekitar 1,7% dari seluruh
kehamilan

ETIOLOGI
Infeksi
Faktor
Predisp
osisi
lainnay

Kelaina
n
Ketuban
KPD

Penyaki
t
Pember
at
Pengaru
h
Hormon

Faktor
Umur
dan
Paritas

KLASIFIKASI

PPROM
< 37
minggu

TPROM
> 37
minggu

PATOGENESIS

DIAGNOSIS

1.
2.
3.
4.
5.

Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


Pemeriksaan dengan spekulum
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pH air ketuban
Tes Arborisasi
USG
Pemeriksaan Leukosit Darah
dll

DIAGNOSA BANDING
Fistula vesiko vaginal dengan
kehamilan
Stress inkotinensia

PENANGANAN

Konservatif
Rawat di rumah sakit, berikan
antibiotik (ampicillin 4 x 500 mg atau
eritromisin bila tidak tahan ampicillin
dan metronidazole 2 x 500 mg
selama 7 hari). Jika umur kehamilan
< 32 34 minggu, dirawat selama
air ketuban masih keluar, atau
sampai air ketuban tidak lagi keluar.

Jika usia kehamilan 32 37 minggu, belum


inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif
beri deksametason, observasi tanda
tanda infeksi dan kesejahteraan janin,
lakukan terminasi pada kehamilan 37
minggu.
Jika usia kehamilan 32 37 minggu ada
infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi,
nilai tanda tanda infeksi (suhu, leukosit,
tanda infeksi intrauterin).

Pada usia kehamilan 32 37 minggu,


berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin, dan bila
memungkinkan periksa kadar lesitin
dan spingomielin tiap minggu. Dosis
betametason 12 mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari,
deksametason intramuskular 5 mg
setiap 6 jam sebanyak 4 kali.

Aktif
Kehamilan > 37 minggu induksi dengan
oksitosin. Bila gagal seksio sesaria, dapat pula
diberikan misoprostol 25 50 g intravaginal
tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila ada tanda
tanda infeksi, berikan antibiotik dosis tinggi dan
persalinan diakhiri.
Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan
serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil,
akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.

KOMPLIKASI
Persalina
n
Prematu
r
Sindrom
Deformit
as Janin

Infeksi

Hipoksia
dan
Asfiksia

PROGNOSA
Usia
kehamil
an

Kondisi
ibu dan
anak

Bergantu
ng pada

Penyu
lit
yang
ada

Penang
anan
yang
diberik
an

LAPORAN KASUS

ANAMNESIS PRIBADI
Nama
: Ny. F
Umur : 36 tahun
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Agama : Kristen Protestan
Tanggal masuk : 13 Februari 2016
Jam masuk : 03.10 WIB
No MR: 00.83.53.72

ANAMNESIS UMUM
Ny. F, 36 tahun, G4P2A1, Batak, Kristen
Protestan, SMA, IRT, i/d. Tn. S, 42
tahun, Batak, Kristen Protestan, SMA,
Wiraswasta, datang ke IGD RSUPM
pada tanggal 13 Februari 2016 pkl.
03.10 wib dengan keluhan :
Keluhan Utama :
Keluar air- air dari kemaluan

Telaah

Hal ini dialami os sejak tanggal 12


Februari 2016 pukul 20.00 WIB.
Keluar air-air tidak dapat ditahan.
Riwayat mules-mules mau
melahirkan (-). Riwayat keluar lendir
darah dari kemaluan(-). Riwayat
keputihan (-).
BAK : (+) normal. BAB : (+) normal
RPT/RPO : -/-

RIWAYAT HAID
HPHT : 10 05 - 2015
TTP : 17 02 - 2016
ANC : Bidan 4x

RIWAYAT PERSALINAN
1. Perempuan, 3000 gram, aterm,
PSP, bidan, klinik, 17 tahun,
sehat.
2. Perempuan, 2900 gram, aterm,
PSP, bidan, klinik, 13 tahun,
sehat.
3. Abortus (2015) kuretase
4. Hamil ini

PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Sens : CM Anemis : (-)
TD : 120/80 mmHg Ikterik : (-)
Nadi : 84 x/i, reguler Sianosis : (-)
RR : 20 x/i, reguler Dispnea : (-)
T : 36,2o C Oedema : (-)

STATUS OBSTETRIKUS
Abdomen : Membesar asimetris
TFU
: 3 jari bpx (32 cm)
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak
: (+) aktif
His
: (-)
DJJ
: 148 x/i, reguler

STATUS GINEKOLOGIS
Inspekulo :
Portio licin (+), erosi (-), lividae (+), F/A
(-), darah (-). Tampak cairan menggenang
di introitus vagina, dibersihkan.
Kesan: Mengalir aktif
Nitrazin test (+), valsava test (+)
VT :
Cervix sacral tertutup

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG TAS : Janin tunggal, intrauterine,
presentasi kepala, anak hidup
FM (+), FHR (+)
BPD : 93,9 mm
FL
: 72,8 mm
AC : 302,8 mm
Placenta fundal grade III
AFI : 15,8 cm
EFW : 3100 gram

Kesan: IUP (38-39) minggu + PK + AH

LABORATORIUM
WBC/RBC/HGB/HCT/PLT :
9.200/4,02 x106/11,40/33,90/261.000
PT/INR/aPTT :
13,3 (c: 13,9)/ 1,06/ 41,6 (c: 36,0)
SGOT/SGPT/ALP/ Tot. Bilirubin / Dir.Bilirubun :
16/ 17/ 54 / 0,29/ 0,07
Ur/ Cr/ As. Urat : 13/ 0,4/ 4,1
Na/ K/ Cl : 134/ 3,9/ 113
KGD adrandom : 114

DIAGNOSA
PROM + MG + KDR (38-40) minggu +
PK + AH + Belum inpartu

TERAPI
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Cefotaxime 1 mg/ 12 jam (skin test)
Amoxicilin 3 x 500 mg tab

RENCANA
Pantau tanda-tanda inpartu
Pantau vital sign dan DJJ

FOLLOW UP 13 Feb 2016 07.30 WIB


S

Mules
mules
mau
melahirk
an

Sens : CM
TD : 120/70 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 20 x/i
T : 36 C
Status Obstetrikus :
Abd : membesar asimetris
TFU : 3 jari BPX
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
His : (+) 3 x 20/10
DJJ : 148 x/i
VT : Servix axial, Pembukaan 4
cm, eff 60 %, H I-II, UUK jam 3,
lendir darah (+), air ketuban (+)

MG +
KDR
(38-39)
minggu
+ PK +
AH +
Inpartu

R/
Pantau
kemajuan
persalinan
berdasarka
n partograf
Awasi His,
DJJ

FOLLOW UP 13 Feb 2016 08.20 WIB


S

Mules
mules
mau
melahirk
an

Sens : CM
TD : 120/80 mmHg
HR : 86 x/i
RR : 18 x/i
T : 36.2 C
Status Obstetrikus :
Abd : membesar asimetris
TFU : 3 jari BPX
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
His : (+) 4 x 40/10
DJJ : 150 x/i
VT : Servix axial,
Pembukaan 9 cm, eff 90 %,
H IV, UUK jam 12, lendir
darah (+), air ketuban (+)

MG + KDR
(38-39)
minggu +
PK + AH +
Inpartu

P
R/
Pantau
kemajuan
persalinan
Awasi VS,
His, DJJ

FOLLOW UP 13 Feb 2016 08.45 WIB


S
Ibu mau
menged
an

O
Sens : CM
TD : 120/80 mmHg
HR : 86 x/i
RR : 20 x/i
T : 36.4 C
Status Obstetrikus :
Abd : membesar asimetris
TFU : 3 jari BPX
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
His : (+) 4 x 40/10
DJJ : 146 x/i
VT : Servix axial, Pembukaan
10 cm, eff 100 %, H IV, UUK
jam 12, lendir darah (+), air
ketuban (+)

MG + KDR
(38-39)
minggu +
PK + AH +
Inpartu

IVFD RL 20
gtt/I
R/
Pimpin
persalinan

LAPORAN PSP

Tanggal PSP : 13 Februari 2016


Diagnosa Pra PSP : MG + KDR
(38-39) minggu + PK + AH +
Inpartu Diagnosa Pasca PSP :
Post PSP a/i PBK
Tindakan : Persalinan
Pervaginam

No Jam

Katerangan

08.45 Pasien dibaringkan dimeja ginekologi dengan posisi Mc. Roberts

08.55 Pada his yang adekuat tampak kepala bayi maju mundur di introitus
vagina dan kemudian menetap.

09.00 Pada his yang adekuat berikutnya, dilakukan episiotomi mediolateral


dikarenakan rigiditas perineum

09.20 Pada his yang adekuat berikutnya, ibu dipimpin bersalin, dengan
subocciput sebagai hipmoklion, lahir berturut-turut fontanela minor,
fontanella mayor, dahi, dan seluruh wajah.

09.30 Dengan pegangan biparietal, bayi di tarik ke bawah untuk melahirkan


bahu anterior dan kemudian bayi di tarik keatas untuk melahirkan
bahu posterior, kemudian dengan sanggah susur di lahirkan seluruh
bayi, lahir bayi laki-laki, BB 2600 gram, PB 45 cm, AS 8/9, anus (+).

No Jam Keterangan
6

09.45 Tali plasenta di klem di dua tempat kemudian dipotong


di antaranya.

10.10 Dengan manajemen aktif kala III, plasenta di lahirkan.


Kesan : lengkap

10.15 Di lakukan evaluasi perdarahan, perineum laserasi grade


I, kemudian dilakukan repair.

10.17 Dilakukan evaluasi perdarahan. Kesan : tidak aktif.


Kemudian dimasukkan tampon dengan 1 kassa betadine.

TERAPI
- Cefadroxil 2x500 mg tab.
- Asam Mafenamat 3x500 mg.
- B. complex 2x1.

ANJURAN
Awasi perdarahan pervaginam,
kontraksi uterus dan vital sign.
Cek darah rutin 2 jam post PSP.

Pemantauan Post PSP


Jam (WIB) 10.30
Nadi

per

menit

11.00

11.30

12.00

12.30

80

78

78

80

110/70

110/70

110/70

110/70

24

24

24

24

24

Kuat

Kuat

Kuat

Kuat

lemah

5 cc

5 cc

5 cc

5 cc

5 cc

76

TD (mmHg) 110/70
Pernafasan
permenit
Kontraksi
Perdarahan
(cc)

Laboratorium Post PSP


WBC: 79.400/mm3
HB : 12,6 gr %
HT : 37.1 %
PLT : 316.000/l

FOLLOW UP 14 Feb 2016 07.00 WIB


S
-

O
Sens : CM
TD : 110/60 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 18 x/i
T : 36.5 C
Status Lokalisata :
Abd : soepel,
peristaltik (+) N
TFU : 2 jari bawah
pusat, kontraksi kuat
P/V : (-) locia (+)
rubra
BAK : (+) N
BAB : (-)

A
Post PSP a/i
PBK + NH1

P
Cefadroxil 2
x 500 mg
tab
As.
Mefenamat
3 x 500 mg
Vit B. Comp
2x1
R/ PBJ

ANALISA KASUS

Teori
Ketuban

pecah

Kasus
dini

atau Pada kasus ini, pasien berusia 36

spontaneous/early/premature
rupture
(PROM)
selaput

of

the
adalah

ketuban

tahun datang ke RSUPM dengan

membrane KDR

(38-39)

minggu

pecahnya adanya tanda-tanda inpartu.


sebelum

persalinan mulai atau sebelum


inpartu; yaitu bila pembukaan
pada primigravida < 3 cm dan
pada multigravida < 5 cm pada
kehamilan di atas 20 minggu.

tanpa

Ketuban

Teori
pecah
dini

diklasifikasikan

berdasarkan

dapat Pada

Kasus
kasus ini,

pasien

usia termasuk dalam KDR (38-

kehamilan, yaitu:

39)

minggu

sehingga

1. PPROM (Preterm Premature Rupture diklasifikasikan

dalam

of The Membrane) ketuban pecah TPROM (Term Premature


dini yang terjadi pada usia kehamilan Rupture
< 37 minggu.
2. TPROM (Term Premature Rupture of
The Membrane) ketuban pecah
dini yang terjadi pada usia kehamilan
> 37 minggu.

Membrane).

of

The

Teori
Kasus
Pada anamnesa didapatkan Pada kasus ini, pasien datang
pasien merasa basah pada dengan keluhan utama keluar airvagina

atau

mengeluarkan air dari kemaluan berwarna putih

cairan, berwarna putih jernih, jernih, dan tidak berbau. Pasien


keruh, kuning kehijauan atau tidak
kecoklatan,

sedikit-sedikit demam.

atau sekaligus banyak, secara


tiba-tiba
Keluhan

dari

jalan

tersebut

lahir.
dapat

disertai demam jika sudah ada


infeksi.

mengeluhkan

adanya

Teori
Pada pemeriksaan fisik

Kasus
Pada kasus ini, pasien dilakukan

abdomen, didapatkan uterus

pemeriksaan

lunak dan tidak adanya nyeri

hasil

tekan. Tinggi fundus uteri

asimetris, TFU 3 jari di bawah

harus diukur dan

processus xyphoideus (32 cm),

dibandingkan dengan tinggi

tegang kanan, terbawah kepala,

yang diharapkan menurut

gerak janin (+), his (-), DJJ 148

HPHT. Palpasi abdomen

x/menit.

memberikan perkiraan ukuran


janin dan presentasi.

abdomen

abdomen

dengan

membesar

Teori
Pemeriksaan spekulum pertama kali Pada

Kasus
kasus

ini,

dilakukan untuk memeriksa adanya pemeriksaan inspekulo :


cairan amnion dalam vagina. Perhatikan tampak

air

ketuban

apakah memang air ketuban keluar dari menggenang

di

forniks

ostium uteri eksternum dan apakah ada posterior,

dibersihkan.

bagian selaput ketuban yg sudah pecah. Kesan mengalir aktif dari


Tiga tanda penting yang berkaitan OUE. Nitrazine test (+),
dengan ketuban pecah dini adalah: valsava test (+).
Pooling, Nitrazine test, Ferning

Teori
Pemeriksaan

Kasus
leukosit Pada kasus ini, leukosit pasien

darah : bila leukosit darah 9200/mm3


meningkat > 15.000/mm3
kemungkinan ada infeksi

Teori
Kasus
Pemeriksaan pH air ketuban : Pada kasus ini, pasien dilakukan
vagina mempunyai keasaman Nitrazine test dengan hasil positif
4,5 5,5 sedangkan air (lakmus merah menjadi biru).
ketuban mempunyai pH 7,0
7,5.

Sehingga

pecahnya selaput

dengan
ketuban

pH vagina menjadi 6,0 8,1.


Penentuan

cairan

ketuban

dapat dilakukan dengan tes


lakmus (Nitrazine test) merah
menjadi biru.

Teori
Kasus
Pemeriksaan
Ultrasonografi -JT, LK, AH
(USG)

pemeriksaan -FM (+), FHR (+)

ultrasonografi untuk menentukan -BPD 93,9 mm


indeks

cairan

kehamilan,
plasenta,
ketuban.

letak
serta

amnion,
janin,
jumlah

usia -AC 302,8 mm


letak -FL 72,8 mm
air -AFI 15,8 cm
-EFW 3100 gr
-Plasenta Fundal Grade III
Kesan : IUP (38-39)minggu + PK
+ AH

Teori
Kasus
Penatalaksanaan kasus ketuban pecah dini Pada
kasus
terbagi dua, yaitu:

pasien direncanakan

1. Konservatif : rawat RS, beri antibiotic, beri perawatan


kortikosteroid untuk pematangan paru sesuai dengan

aktif,
memantau

dengan usia kehamilan khususnya jika sudah tanda-tanda


34 minggu, observasi keadaan ibu dan janin.

pelvic score, lakukan induksi bila perlu. Jika


dilakukan induksi namun tidak berhasil, pasien
segera di SC.

inpartu.

Pasien direncanakan

2. Aktif : untuk usia kehamilan > 37 minggu PSP.


lakukan terminasi kehamilan dengan melihat

ini,

Teori
Prognosis pada ketuban pecah Pada

Kasus
kasus ini, prognosisnya

dini bergantung pada kondisi ibu dubia ad bonam karena tidak ada
dan

anak,

usia

kehamilan, penyulit.

penanganan yang diberikan, dan


penyulit

yang

umumnya,
pecah

dini

ada.

prognosis
adalah

Pada
ketuban

ragu-ragu

menuju baik, namun jika disertai


penyulit seperti kematian janin
dan

sepsis,

prognosis

akan

menjadi ragu-ragu menuju buruk.

Permasalahan
Apakah penanganan untuk pasien
ini sudah tepat ?
Sebagai dokter umum di level
puskesmas, apabila menemukan
kasus sperti ini apa yang harus
dilakukan ?

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai