Anda di halaman 1dari 39

1.

KONSEP TEMPERATUR
1

Temperatur adalah derajat panas suatu benda. Dua benda


dikatakan berada dalam keseimbangan termal apabila
temperaturnya sama.
Kalor (heat) adalah energi yang mengalir dari benda yang
bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah.
Menurut hukum ke Nol Termodinamika :
Jika benda A berada dalam keseimbangan termal dengan
benda B, sedang B setimbang termal dengan benda C,
maka ketiga benda dalam keseimbangan termal satu
terhadap lainnya.

SKALA TEMPERATUR
2

Untuk mengukur temperatur digunakan termometer yang


memanfaatkan sifat bahan tertentu yang memuai jika
temperaturnya naik, misalkan bahan Air Raksa (Hg)
Skala temperatur ditentukan oleh dua suhu referensi.
1. Titik Beku Air
Suhu dimana air membeku pada tekanan satu atmosfer (1
atm).
2. Titik Didih Air
Suhu dimana air mendidih pada tekanan satu atmosfer (1
atm).

Beberapa Skala Temperatur

Celcius
Titik didih air

Titik beku air

Fahrenheit

Kelvin

Rankin

100

212

373

672

32

273

492

Konversi Skala Temperatur


4

Skala temperatur merupakan skala linier, sehingga


hubungan antara penujukan suhu benda menurut masingmasing Termometer merupakan hubungan linier.

Satuan suhu menurut sistem satuan internasional adalah


kelvin (K).

T2 = a T1 + b
Berdasarkan data titik beku dan titik didih air, dapat
diperoleh nilai a dan b.

Sebagai suatu contoh :


K = C + 273
F = 1,8 C + 32
RK = 1,8 C + 492

CONTOH
5

1. Suhu suatu zat cair diukur menggunakan termometer X


dan termometer berskala Celcius. Ketika Celcius
menunjukkan 20, termometer X menunjukkan 68.
Sedangkan ketika Celcius menunjukkan 60, termometer X
menunjukkan
140.
Berdasarkan
skala
manakah
termometer-X tersebut dibuat ?
2. Ubahlah
pernyataan
berikut
ke
dalam
satuan
internasional : Benda yang suhuhnya 27 oC dipanaskan
hingga suhunya naik 27 oC menjadi 54 oC.

2. KONSEP PEMUAIAN

2.1 Muai Panjang

Ukuran suatu benda akan beubah bila suhunya dinaikkan. Kebanyakan


benda berekspansi jika dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Jika L o
adalah panjang benda mula-mula pada suhu To, berekspansi secara linier pada
waktu T dan panjang L. Maka pertambahan panjangnya L akan sebanding
dengan panjang mula-mula Lo, yaitu

L = Lo T

, atau : L = Lo (1 + T )

= koefisien muai panjang dengan satuan K -1.


Misalnya jika harga tembaga 17 x 106 /C0 artinya batang tembaga pada 0oC
panjangnya 1 cm, kalau dipanaskan sampai 1oC akan bertambah panjangnya
0,000017 cm.
Pada tingkat mikroskopik, ekspansi termal pada
Lo
zat padat ada penambahan jarak pemisahan rataL
To
rata di antara atom-atom di dalam zat.
Untuk bahan isotropik, perubahan panjang untuk
T
sebuah perubahan temperatur adalah sama untuk
L
semua garis di dalam zat.

2.2. Muai Luas


Jika suhu suatu bidang bertambah T, maka luas bidang tersebut
akan bertambah sebedar A,
A = Ao T
dimana : koefisien muai luas dengan satuab K
padat isotropik 2 )

-1

, (untuk benda

2.3. Muai Volume


Jika suhu suatu bidang bertambah T, maka volume benda akan
bertambah V yang memenuhi hubungan :
V = Vo T
dimana : koefisien muai volume dengan satuan K
padat isotropik 3 )

-1

, (untuk benda

CONTOH
8
1.

2.

3.

Sebuah lempeng berbentuk lingkaran dipanaskan


sehingga diameternya bertambah 1 %. Berapa % kah
pertambahan luasnya ?
Jika digambarkan hubungan antara pertambahan
panjang terhadap suhu untuk suatu benda yang
koefisie muainya konstan (dalam interval yang sangat
besar), akan diperoleh kurva garis lengkung. Tentukan
fungsi kelengkungan tersebut ?
Sebuah cincin berongga berupa sebuah
pelat berongga seperti ditunjukkan oleh
gambar di samping ini. Jika cincin
dipanasi, maka ukuran rongganya akan :
a. makin besar
b. makin kecil
c. tetap

3. KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR


3.1. Kuantitas Kalor
9

Kalor adalah energi termal yang mengalir dari benda bertemperatur tinggi
ke benda bertemperatur rendah. Satuan kalor adalah Joule, kalori dan BTU
(British Thermal Unit), dimana 1 Kal = 4,186 Joule
Satu kilogram kalori adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 10 C untuk 1 kilogram air.
Kapasitas kalor C adalah banyaknya kalor yang diserap benda untuk
menaikkan suhu satu satuan suhu (SI = 1 K)
C = Q/T
C = dQ/dT
dimana satuan kapasitas panas (C) adalah kal/oC, Joule/kelvin.
Untuk memperoleh suatu harga kapasitas yang khas didefinisikan
kapasitas kalor spesifik (kalor jenis) c, yaitu kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu benda per satuan massa per satuan suhu.
c = C/m
c = Q/(m T)
dimana satuan kapasitas panas jenis (c) adalah kal/gram. oC atau J kg-1 K-1.

10

Jumlah kalor yang harus diberikan kepada sebuah benda bermassa m


dan mempunyai kalorjenis c, untuk menaikan temperaturnya adalah :
Tf

Q = m c dT
Ti
Persamaan ini digunakan dalam prinsip kerja Kalorimeter. Kalorimeter
digunakan untuk mengukur jumlah kalor. Ada dua jenis kalorimeter yaitu
kalorimeter air dan kalorimeter arus kontinu.
Berdasarkan prinsip bahwa kalor yang diberikan sama dengan kalor
yang diterima, maka persamaan yang berlaku adalah :
mL cL (TL - Tw) = (ma ca + mk ck ) (Tw - Tak)
dimana : L = logam tertentu, a = air, k = kalorimeter, w = keadaan akhir

a.

11

3.2. Perpindahan Kalor


Konduksi
Konduksi panas/hantaran adalah perpindahan energi termal
atau kalor dalam molekul zat yang berdekatan tanpa perubahan
molekul itu sendiri, akibat perbedaan temperatur.
H Q / t H = - k A (dT/dx)
A
T2 =
T1k A (T -T ) / L
H
2
1
dimana :
T2
T1
H = Arus Kalor [joule/s]
k = konduktivitas termal zat
[(kkal/detik.m).oC ; J/s.m.K]
L

b.Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas dari suatu tempat
ketempat yang lain yang dibawa oleh fluida panas itu. Jika fluida
yang dipanaskan itu dipompa /didorong oleh bahan lain disebut
konveksi paksa, kalau fluida mengalir karena perbedaan
kerapatan disebabkan perbedaan temperatur disebut konveksi
alamiah/bebas
Laju aliran panas konveksi dinyatakan oleh :
H = hc A t
hc ; koefisien konveksi

c.Radiasi
12

Radiasi adalah perpindahan energi melalui gelombang


elektromagnetik. Pemancaran energi ini tidak memerlukan media
material penghantar. Energi ini disebut energi radiasi dalam bentuk
gelombang elektromagnetik, tetapi dengan intensitas berbeda. Benda
hitam (Black Body) adalah benda yang mampu menyerap hampir
seluruh energi radiasi yang menimpanya. Jumlah energi radiasi yang
dipancarkan persatuan waktu persatuan luas oleh benda hitam adalah
I = e A T4
dimana :
I : daya yang dipancarkan ke satu satuan luas = dP/dA
e : daya pancar permukaan bahan (emisivitas); 0<e<1
: Konstanta radiasi Stefan-Boltzman (5,67 x 10-8 Watt/ m2.K4 )
T : temperatur (Kelvin)

4. GAS IDEAL DAN TEORI KINETIK


4.1 Hukum-Hukum Gas
13

Hasil eksperimen Boyle menunjukan jika gas temperaturnya dibuat tetap


maka perubahan volume sistem akan diikuti dengan perubahan tekanan.
Sehingga hasil kali volume dan tekanannya tetap .
V1/P
PV = konstan, atau
P1V1 = P2V2 (Hukum Boyle)
Persamaan ini tepat untuk gas ideal yaitu gas yang energi ikat antar
molekulnya dapat diabaikan.
Charles melakukan pendekatan untuk tekanan yang konstan, maka volume
gas akan berbanding lurus terhadap temperatur absolut (273,15 oC). Hasil
yang didapat adalah
VT
Gay-Lussac mengukur koefisien muai ruang pada tekanan konstan. Hasil
percobaannya menunjukkan tekana gas berbanding lurus dengan temperatur
absolut:
PT

4.2. Persamaan Tingkat Keadaan Gas Ideal


Tingkat keadaan sistem dinyatakan sebagai kondisi fisis sistem.
Keadaan sistem bermassa m ditunjukkan oleh besaran P, V, T
[Tekanan, Volume dan Temperatur]. Hubungan ketiga besaran ini
disebut Persamaan Tingkat Keadaan Gas Ideal, yaitu
PV
konstan
T

(Hukum Boyle-Gay Lussac)

14

Teori Kinetik Gas


15

Model Mikroskopis Gas Ideal


1.
2.

3.

4.
5.

Gas ideal terdiri dari zarah yang jumlahnya amat besar


Zarah-zarah itu tersebar merata dalam sluruh ruang yang
tersedia
Zarah-zarah itu senantiasa bergerak secara acak ke segala
arah
Jarak antar zarah jauh lebih besar daripada ukuran zarah
Tidak ada gaya interaksi antar zarah kecuali saat terjadi
tumbukan

6.

Semua tumbukan bersifat elastis sempurna

7.

Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku.

16

Secara mikroskopik tekanan gas dicari dengan teori kinetik, dimisalkan sebuah
kotak berisi N partikel.

y
l

Seandainya partikel tidak saling bertumbukan,


dan hanya akan bertumbukan pada dinding
kotak
Perubahan momentum untuk satu tumbukan :
(mv) = mvx - (-mvx) = 2 mvx
Selang waktu antara dua kali tumbukan pada
dinding sebesar t = 2l/vx
Gaya rata-rata untuk beberapa tumbukan :
(mv)
2 mvx
mvx 2
F = = =
t
2l/vx
l

Gaya pada dinding untuk N partikel

17

m
m
_
F = ( vx1 2 + vx2 2 + .. + vxN 2 ) = N vx 2
l
l

_
_
_
_
_
_
_
dimana v 2 = vx 2 + vy 2 + vz 2 , dan vx 2 = vy 2 = vz 2
_
_
atau v 2 = 3 vx 2
Hasil substitusi diperoleh
_
m
v2
F= N
l
3

Tekanan pada dinding menjadi,


_
_
1 Nmv 2 1 Nmv 2
P = F/A = =
3 Al
3
V

dapat ditulis lebih jelas :


2
_
PV = N ( mv 2 )
3

P V = 2/3 Ek

Teori Ekipartisi Energi


18

Energi Kinetik rata-rata setiap partikel gas ideal per derajat


kebebasasn adalah :
Ek = kT
dengan k merupakan konstanta Boltzmann : k = 1,38 . 10-23 J/K

Gas ideal monoatomik memiliki 3 derajat kebebasan, yaitu


kebebasan translasi, sehingga E k = 3 x kT. Dengan demikian PV
= NkT

Gas ideal diatomik


Pada suhu randah derajat kebebasannya 3 (translasi) sehingga :
Ek = 3 x kT.
Pada suhu sedang, derajat kebebasannya 5 [3 translasi, 2
rotasi] sehingga :
Ek = 5 x kT.
Pada suhu tinggi, derajat kebebasannya 7 [3 translasi, 2 rotasi,
2 vibrasi] sehingga :
Ek = 7 x kT.

Persamaan Umum Gas Ideal


19

Untuk Gas ideal monoatomik maupun diatomik dengan


fsuhu rendah berlaku :
PV=NkT
atau
PV=nRT
Dengan :

n = N/NA menyatakan jumlah mol gas.

NA = bilangan Avogadro = 6,023 x 1023


partikel/mol
k = konstanta Boltzmann = 1,38 . 10-23 J/K
R = k NA = 8,413 J/K = tetapan Umum Gas Ideal

ENERGI DALAM GAS


20

Energi dalam gas merupakan jumlah seluruh energi kinetik


gas., sehingga untuk gas ideal, energi dalam hanya
bergantung suhu gas.

Untuk gas ideal monoatomik :


U = 3/2 nRT

Gas ideal diatomik


Pada suhu randah derajat kebebasannya 3 (translasi)
sehingga :
Ek = 3/2 nRT.
Pada suhu sedang, derajat kebebasannya 5 [3 translasi, 2
rotasi] sehingga :
Ek = 5/2 nRT.
Pada suhu tinggi, derajat kebebasannya 7 [3 translasi, 2
rotasi, 2 vibrasi] sehingga :
Ek = 7/2 nRT.

A. Permukaan P, V, T untuk Gas Ideal ( PV = n RT)


21

V3

V1 < V2 < V3

P T1

T2 T
3
T1 < T2 < T3

V2

P1

P2
P3

V1

T
Proses Isochorik

Proses Isotermis

T
Proses Isobarik

B. Permukaan P, V, T untuk Substansi Riil


Substansi mendekati gas ideal pada P rendah, dan menjauhi gas ideal pada P
22

tinggi dan T rendah. Substansi dapat berubah dari fase gas ke cair/padat.
Pada massa tetap/konstan grafik P, V, T dapat digambarkan sbb :
Titik Kritis
P(atm)
padat
gas
P
Cair

Gas

cair

Padat

uap

Uap

cair-uap
padat-uap

T(oC )
Titik Tripel

padat-cair

C. Titik Tripel dan Titik Kritis


Titik Tripel adalah titik dimana substansi berada dalam kesetimbangan tiga fase,
untuk air : T = 273,16 oK = 0,01 oC, dan P = 6,03 . 10-3 atm.
Titik Kritis adalah titik dimana substansi berada dalam kesetimbangan dua fase,
untuk air : T = 647,4 oK = 374 oC, dan P = 218 atm.

4.5. Kerja

23

Jika piston dalam suatu silinder digerakkan dengan tekanan p pada luas
penampang A maka gaya pada piston itu adalah pA. Jika piston bergerak sejauh
ds maka kerja yang dilakukan piston adalah :
A
PA

dW = F . ds = P A ds = P dV
ds
dimana : A ds = dV
Pada umumnya tekanan tidak akan konstan selama pergeseran.

vf

Jika tekanan berkurang dengan bertambahnya volume maka :W = dW = p dV


1

pi

vi
(W12 ) a tidak sama dengan (W12 ) b
Besar W12 = daerah di bawah kurva P-V,
dimana kerja bergantung pada tingkat keadaan
awal dan akhir, juga pada lintasan proses
W = + , bila berekspansi
W = - , bila dikompresi

a
b

pf
vi

Proses isobaris
Proses isochoris
Proses isotermis

2
vf

: W = P (V2 - V1)
:W=0
2
: W = p dV = (mRT/V) dV = mRT ln (V2/V1) : untuk gas ideal
1

CONTOH
24

Sejumlah gas monoatomik yang tekanannya 10 6 pacal,


volumenya 2 liter. Gas tersebut mengalami ekspansi
isobarik hingga volumeya 3 liter.
a. Berapa Usaha yang dilakukan oleh gas tersebut !
b. Berapa Kenaikan energi dalam gas tersebut !
2. Sejumlah gas monoatomik yang tekanannya 10 6 pacal,
volumenya 2 liter. Gas tersebut mengalami ekspansi
isotermik hingga volumeya 3 liter.
a. Berapa Usaha yang dilakukan oleh gas tersebut !
b. Berapa Kenaikan energi dalam gas tersebut !
3. Sejumlah gas monoatomik yang tekanannya 10 6 pacal,
volumenya 2 liter. Gas tersebut mengalami proses pada
volume tetap hingga tekanannya 3 x 10 6 pacal.
a. Berapa Usaha yang dilakukan oleh gas tersebut !
b. Berapa Kenaikan energi dalam gas tersebut !
1.

5. HUKUM KE-1 TERMODINAMIKA


25

Termodinamika mempelajari fenomena panas, energi dan kerja yang


dilakukan pada suatu proses termodinamika. Dalam hal ini benda
menjadi fokus perhatian disebut sistem, sedang yang lainnya
disekitarnya disebut lingkungan. Sistem dipisahkan dari lingkungan oleh
dinding pembatas (Boundary).
Proses termodinamika terjadi pada
sistem yang bergerak dari suatu keadaan kesetimbangan ke
kesetimbangan lainnya, dengan berinteraksi dengan lingkungan.
Bila suatu zat diubah dari keadaan 1 ke 2 kemudian panas (Q) dan
kerja (W) yang dilakukan diukur, ternyata selisih Q-W sama untuk semua
lintasan yang menghubungkan 1 dengan 2,
Selisih Q-W menyatakan perubahan energi dalam zat tersebut. Jadi :
dQ = dU + dW

Q = U + W
Q - W = U 2 - U1

26

Besarnya harga Q dan W tergantung pada lintasan sedangkan U


tidak ter
gantung pada lintasan (jenis proses) dan hanya
bergantung
pada
keadaan
awal dan akhir sistem.
Persamaan diatas menyatakan hukum ke-1 Termodinamika, dengan
perjanjian :
Q (+) bila kalor masuk sistem/gas
Q (-) bila kalor keluar sistem/gas
W (+) bila sistem/gas melakukan kerja
W(-) bila sistem/gas dikenai kerja
U (+) energi dalam sistem/gas naik
U (-) energi dalam sistem/gasturun
Semua besaran harus dinyatakan dengan satuan yang sama

Kapasitas kalor dan Kalor Jenis Gas Ideal


27

Kapasitas kalor gas didefinisikan sebagai C = dQ/dT.


Untuk proses yang terjadi pada volume tetap (proses isokhorik),
didefinisikan kapasitas kalor pada volume tetep :
Cv = dQ/dT
Karena pada proses isokhorik dV = 0, maka dU = dQ sehingga :
Cv = dU/dT atau dU = Cv dT
Sedangkan pada proses isobarik, didefinisikan kapasitas kalor pada
tekanan tetap sebagai :
Cp = dQ/dT
Cp = (dU + dW)/dt
= dU/dT + p dV/dT
= Cv

+ nR

Didefinisikan pula tetapan Laplace :

= Cp/Cv

Untuk Proses Adiabatik


Proses yang terjadi pada suatu sistem dimana tidak
ada panas yang masuk
maupun keluar, (Q = 0), yaitu
jika sistem diisolasi dari pengaruh panas. Dalam hal ini
berlaku persamaan :
U = U2 - U1 = - W
Kerja W yang dilakukan terhadap zat berubah semua
menjadi penurunan energi dalam U
dU = -dW
Cv dT

C v dT

=
- p dV
nRT

dV

C v dT
dV
nR T
V

Jika kedua ruas diintehral, diperoleh :

C v T2
V2

- n
n

V1
nR T1
28

Dengan mengganti T dengan PV/nR diperoleh :


P1V1

29

= P2V2 atau PV = konstan

Untuk Proses Isochorik


Proses yang terjadi pada sistem dengan volume konstan
(V=0, maka W=0).
Q = U = U2 - U1
Semua kalor Q yang masuk digunakan untuk menaikan energi
dalam dU = Cv dT

Untuk Proses Isotermik


Proses yang terjadi pada sistem dengan temperatur T
konstan (kasus tertentu pada gas ideal).
U = U2 - U1 = 0 ; Q = W = p (V2 - V1)

30

Untuk Proses Isobarik


Proses yang terjadi pada suatu sistem dengan tekanan P
konstan
Dalam hal ini berlaku persamaan :
dQ = dW + dU
dimana : dQ = n cp dT
dW = P dV = nR dT
sehingga, n cp dT - nR dT = n cv dT
cp - R = cv
= cp / cv = tetapan Laplace
Untuk :
gas monoatomik, = 1,67
gas dwiatomik, = 1,4

SIKLUS
31

Siklus merupakan beberapa proses yang dialami oleh


sejumlah gas secara berulang-ulang. Suatu siklus dapat
tersusun dari tiga langkah, empat langkah, bahkan lebih
dari itu.

Pentingnya
siklus
ini
dibicarakan
karena
kita
menginginkan terciptanya suatu mesin yang dapat
bekerja secara terus menerus.

Siklus-siklus
berikut ini
terdiri dari 3
P berturut-turut P
P
langkah, 4 langkah dan 4 langkah.

EFISIENSI MESIN KALOR


Jika suatu mesin kalor setiap siklusnya menyerap kalor
sebesar Q dan melakukan usaha sebesar W, maka
Efisiensi mesin tersebut didefinisukan sebagai :

Q
Jika dinyatakan dalam
dinyatakanW
sebagai :
x 100 %
Q

prosen,

efisiensi

tersebut

32

CONTOH
33
1.

2.

3.
4.

Sejumlah gas dalam ruang tertutup volumenya 1 liter.


Gas tersebut dipanaskan pada tenanan tepat hingga
suku mutlaknya menjadi dua kali semula. Berapa
usaha yang dilakukan gas, kenaikan sergi dalamnya,
dan energi yang diperlukannya ? = 5/3
Seperti soal nomor-1 tetapi prosesnya berlangsung
pada volume tetap ?
Seperti soal nomor-1 untuk proses adiabatik ?

P(KPc)
Tentukan
efisiensi mesin kalor yang siklusnya sebagai
berikut
20 :
10
2

V(liter)

6. HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA


Dari proses isotermis diperoleh bahwa seluruh kalor yang diserap menjadi
usaha. Tetapi karena ada keterbatasan harga volume, dimana proses harus berhenti.
Maka sistem harus dikembalikan kekeadaan semula agar kalor ber-ubah kembali
menjadi kerja. Hal ini sulit terjadi.

34

Untuk itu dibuat proses siklus, agar keadaan sistem kembali kekeadaan semula
dimana energi dalam sistem sama dengan semula.
P

T1

isotermik
Q3
Q+W
V

Q2

Q1

Siklus
- isotermik
- isobarik
- isokhorik
V

Hukum Ke-Dua Termodinamika :

KELVIN-PLANCK
Tidak mungkin sistem melakukan proses dari satu reservoir dan mengubah seluruh
panas itu menjadi kerja, dan berakhir pada keadaan yang sama seperti pada awal
proses.

CLAUSIUS
Tidak mungkin membuat mesin pendingin yang dapat mentransfer panas dari benda
dingin ke benda yang lebih panas, tanpa adanya kerja.

6.1. Contoh Penerapan Hukum Kedua Termodinamika :


35

Jika sistem mengalami proses, berubah dari keadaan awal dan akhir dimana
sistem dapat kembali kekeadaan awal, tanpa adanya kalor yang berpindah dan
tiada kerja yang dilakukan, maka proses dikatakan Reversibel. Dan proses
kebalikan dari reversibel adalah Ireversibel.
Kebanyakan energi diperoleh dari proses perpindahan panas, maka diperlukan
alat yang dapat menyerap panas dari sumber dan menkonversikannya menjadi
energi mekanik yang disebut Mesin Panas
Mesin yang bekerja kebalikan dari mesin panas adalah Mesin Pendingin
(refrigerator)
A. Mesin Panas

Reservoir Panas

TH
QH
W
QC
Reservoir Dingin

TC

Q=W
QH - |QC| = W
W QH - |QC|
|QC|
Efisiensi = = = 1 -
QH
QH
QH

B. Mesin Pendingin
36

Cara kerja mesin pendingin merupakan kebalikan proses kerja mesin panas
Pada proses ini kerja diberikan pada reservoir suhu rendah
Reservoir Panas

Q=W
|QH| = QC + W

TH
QH
W
QC
Reservoir Dingin

TC

QC
QC
TC
Koefisien Kerja CP = = =
W QH - QC TH - TC
CP = Coefisien Performance
CP >> mesin makin baik

37

C. Mesin Carnot
Mesin Carnot mewakili ungkapan pertama hukum II termodinamika.
Dalam mesin ini bekerja dua proses yaitu isotermis dan adiabatik
Daya guna mesin ini dihitung sebagai berikut :
Kerja yang dihasilkan
Efisiensi =

____________________________

Panas yang diberikan


= W / QH
= (QH - QC) / QH
= 1 - ( QC/QH )
Atau :

= 1 - ( TC /TH )

QH
TH
W
QC

TC
V

7. ENTROPI
Entropi adalah property Fisis suatu sistem yang dapat diukur, dapat
dinyatakan dalam angka dan satuan.
38

Jika sebuah sistem yang terisolasi dari lingkungan dapat berada dalam dua
keadaan yang mempunyai energi yang sama. Bagaimana cara perpindahannya,
antara keadaan 1 dengan keadaan 2 dan dapat dijelaskan dengan Entropi.
Entropi (S) dapat diinterpretasikan sebagai ketidakteraturan sistem, dimana
entropi dapat bertambah atau tetap.
Apabila sistem menyerap kalor Q pada suhu mutlak T, maka perubahan Entropi
yang dialami sistem :
Q
dS =

Perubahan entropi dari keadaan 1 (awal) ke keadaan 2 (akhir) dalam proses


reversibel :
2 Q
S = S2 - S1 =
1 T

Dalam proses reversibel dan adiabatik : Q = 0 ; S = 0 [proses Isentropik]


Dalam proses reversibel dan isotermal : S = Q / T

39

Dalam proses reversibel dan siklus :


Q

S =

=0

T
Dalam proses reversibel untuk gas ideal :

S =
1

dT

dV

= n cv + nR
T

S = n cv ln (T2 /T1 ) + nR ln (V2 / V1 )

Anda mungkin juga menyukai