BIAYA RELEVAN
Tugas Manajer
Salah satu tugas pokok manajer adalah membuat keputusan berdasarkan informasi
akuntansi ang relevan.
Top manajer biasanya membuat keputusan khusus, misalnya:
1. Menolak atau menerima order khusus.
2. Menetapkan kebijakan harga.
3. Menutup divisi atau mengembangkan
4. Menentukan laba pada keterbatasan kapasitas
5. Membuat sendiri atau membeli produk.
Informasi tentang:
Relevan untuk:
Peramalan
Hasil peramalan
Pengambilan keputusan
Hasil kerja
Penilaian Kinerja
Penyimpangan (Variances)
Ilustrasi :
PT. Ahsan memiliki struktur biaya standar sebagai berikut :
Keterangan
AVC
(Rp)
TFC
(Rp)
AFC
(Rp)
4.000
Biaya Pemasaran
3.000
Biaya Administrasi
2.000
Jumlah
15
9.000
Keterangan :
1. AVC = average variable cost; AFC = average fixed cost; TFC = total fixed cost
2. Harga Pokok Produksi model direct costing Rp. 12 per unit (biaya bahan
langsung + Biaya Upah Langsung + Biaya Overhead Variabel).
3. Harga Pokok Produksi model Full Costing Rp. 16 per unit (Biaya Bahan
Langsung + Biaya Upah Langsung + Biaya Overhead Varabel + Biaya Overhead
Tetap)
Kapasitas normal 1.000 unit diproduksi dan dijual, kapasitas maksimum 1.500 unit
harga Rp. 30/unit. Produksi 1.200 unit, terjual 1.100 unit dengan harga Rp. 30 per
unit. Dengan demikian ia dapat memenuhi order khusus 400 unit dengan harga Rp 15
per unit agar kapasitas pabriknya bisa dipakai penuh.
Apakah order khusus diterima atau ditolak?
Keterangan
Rp
39.000
24.000
Laba Kotor
15.000
5.200
3.100
Laba operasi
6.700
Rp
Penjualan (1.100x30)
33.000
27.600
Laba Kotor
15.400
5.200
3.100
Laba Operasi
7.100
Kesimpulan :
Terjadi penurunan laba operasi Rp. 400 yaitu ( Rp. 7.100- Rp. 6.700), maka order
khusus ditolak.
1. Penurunan laba Rp. 400 itu adalah dari persediaan akhir barang jadi 400 unit ( Rp.
15 Rp. 16 ) = - Rp. 400 dimana Rp 15 adalah Harga Pokok Produksi menurut
direct costing (Biaya Bahan Langsung + Biaya Upah Langsung + Biaya Overhead
Pabrik = 5+4_3) dan Rp 16 menurut Full Costing (Biaya Bahan langsung + Biaya
Upah Langsung + Biaya Overhead Variabel dan Biaya Overhead Tetap = 5+4+3+4)
2. Dengan menggunakan perhitungan full costing, maka keputusan; Menolak Order
khusus karena terjadi penurunan laba Rp. 400
Rp
Rp
Penjualan
Penjualan (1.100x30)
(1.100x30) ++ (400x15)
(400x15)
39.000
39.000
Harga
Harga Pokok
Pokok Penjualan
Penjualan (1.500
(1.500 x 12)
12)
18.000
18.000
Marjin
Marjin Kontribusi
Kontribusi Kotor
Kotor
21.000
21.000
Beban
Beban Pemasaran
Pemasaran (1.100
(1.100 xx 2)
2)
2.200
2.200
Beban
Beban Administrasi
Administrasi (1.100
(1.100 x 1)
1)
1.100
1.100
Marjin
Marjin Kontribusi
Kontribusi
17.700
17.700
Biaya
Biaya Tetap
Tetap
9.000
9.000
Laba
Laba Operasi
8.700
8.700
Rp
Penjualan (1.100x30)
33.000
13.200
19.800
2.200
1.100
Marjin Kontribusi
16.500
Biaya Tetap
9.000
Laba Operasi
7.500
Kesimpulan :
Terjadi kenaikan laba operasi Rp 1.200 (Rp. 8.700 Rp. 7.500)
Dengan Menggunakan perhitungan Direct Costing, maka keputusan menerima order
khusus, karena terjadi kenaikan laba Rp. 1.200. Laba tersebut adalah dari 400 X (1512), dimana 12 adalah harga pokok produksi variabel.
B. KEBIJAKAN HARGA
Dalam dunia Marketing, kebijakan penetapan suatu harga produk diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Harga Produk Baru
2. Adaptasi Harga
3. Perubahan Harga
Khusus mengenai produk baru, kebijakan penetapan harga sangat penting, karena
menentukan pangsa pasarnya. Pada Umumnya kebijakan harga produk baru
adalah :
4. Skimming Pricing
5. Penetration Pricing
Biaya
Variabel
Per Unit
(Rp)
Total
Biaya
Tetap
(Rp)
Biaya
Tetap
Per Unit
(Rp)
4.000
Biaya Pemasaran
3.500
Biaya Administrasi
2.500
Jumlah
15
10.000
10
Berdasarkan struktur biaya tersebut atau perilaku biaya, maka dapat disusun penetapan biaya
sebagai berikut:
1. Harga = Biaya Produksi + Rencana Laba
Biaya Produksi Variabel adalah biaya bahan langsung ditambah biaya upah langsung ditambah
biaya overhead variabel = 5+4+3 = 12 atau Rp. 12 per unit. Jika rencana laba 50% , maka harga
yang akan diputuskan = 12 + 50%(12) = Rp. 16
2. Harga = Biaya Produksi Fungsional + Rencana Laba
Biaya Produksi Fungsional adalah biaya bahan langsung ditambah biaya upah langsung ditambah
biaya overhead variabel ditambah biaya overhead pabrik tetap = 5+4+3 +(4000/1.000) = 16 atau
Rp. 16 per unit. Jika rencana laba 40% , maka 16 + 40% (16) = Rp. 22,40
3. Biaya Variabel ditambah Rencana Laba
5+4+3+2+1 = 15 atau Rp. 15 per unit. Jika rencana laba 40% maka 15 + 40%(15) = Rp. 21,00
4. Total Biaya ditambah rencana laba
Total Biaya Rp 25. Jika rencana laba 10%, maka harga 25 + 10%(25) = Rp. 27,50