FENVALERAT
Disusun Oleh :
Raras Sekti Pudyasari 25010113130395
BAB I (PENDAHULUAN)
I. 1 Latar Belakang
hingga
kini
merupakan
masalah
kesehatan
masyarakat di Indonesia.
Penanggulangan
penyakit
tular
vektor
adalah
selain
dipakai
untuk
membunuh serangga.
Beberapa jenis golongan
dari
insektisida
salah
merupakan
membasmi
insektisida
hama
serangga
yang
digunakan
ataupun
vektor
penyebab penyakit.
Penggunaan fenvalerat apabila tidak benar dan tepat
maka
akan
menimbulkan
efek
samping
terhadap
manfaat
ini
agar
mempelajari
dapat
lebih
insektisida
mengenal
jenis
dan
I.2 Tujuan
Mengetahui
definisi
dan
Mengetahui
definisi
dan
Klasifikasi Pirenoid
Mengetahui
definisi
bahan
Mengetahui
Dosis
dan
Fenvalerat
Kimia
aktif Fenvalerat
Susunan
Klasifikasi Insektisida
Mengetahui
Mengetahui
Efek
samping
1.3 Manfaat
Masyarakat
Memberikan
kepada
informasi
masyakarat
berhati-hati
dan
dalam
agar
bijaksana
penggunaan
insektisida
golongan
Fenvalerat
Disiplin Ilmu
Sebagai
wujud
telah
dipelajari
II. 1 Insektisida
Definisi
Insektisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk
membunuh serangga pengganggu (hama serangga).
Insektisida kesehatan masyarakat adalah insektisida yang
digunakan untuk pengendalian vektor penyakit dan hama
permukiman seperti nyamuk, serangga pengganggu lain lalat,
tikus, dan lain-lain yang dilakukan di daerah permukiman
endemis, pelabuhan dan tempat-tempat umum lainnya
Jenis
Insektisida
Adapun Jenis Insektisida untuk pengendalian vektor
antara lain :
Organofosfat
Karbamat
Neonikotinoid
Piretroid
Fenilpirasol
Insect
Growth
Regulator (IGR).
Mikroba
Nabati
Repelan
II.2 Piretroid
Pirenoid merupakan senyawa kimia yang meniru struktur
kimia (analog) dari piretrin (pyrethrine). Keunggulan dan
kelemahan :
fenvalerate.
siflutrin,
sihalometrin, flusitrinate
fenpropatrin,
tralometrin,
II.3 Fenvalerat
1
11.3.2 Formulasi
Fenvalerat
Adapun
formulasi
dalam
fenvalerat
meliputi
emulsifiable
2.
11.3.2 Formulasi
Fenvalerat
3. Debu (Dust powder)
Formulasi ini mengandung bahan aktif dan bahan pembawa
yang
berbentuk
tepung/bubuk
dengan
ukuran
partikel
serangga
merusak
system syaraf.
Fenvalerat masuk
melalui daun yang
dimakan hama
RACUN KONTAK
Ditranslokasikan ke
sel syaraf pusat
Ditranslokasikan ke
sel syaraf pusat
Menghalangi jalur
keluar masuknya ion
dari saluran Na
Transmisi impuls
saraf menjadi
terganggu
(Konsentrasi Rendah)
(Konsetrasi Tinggi)
Serangga Hiperaktif
RACUN LAMBUNG
Masuk lambung
masuk ke tubuh
hama menembus
kulit, mulut, atau
trachea hama
tersebut
merupakan
piretroid
NO
VARIABEL
1
NAMA KIMIA
KETERANGAN
1. IUPAC
RS)--cyani-3-phenoxybenzyl
(RS)-2-(4
chlorophenyl)-3-
methylbutyrate
2. CA
cyano(3-phenoxyphenyl)methy14-chloro--(12
NAMA ALTERNATIF
methylethyl)benzeneacetate
Agmatrin, Belmark, Ectrin, Fenkill, Phenvalerate, Pydrin, S5602, Sanmarton, SD 43775, Sumicidin, Sumifly, Sumipower,
3
4
5
6
7
CAS NOMOR
FORMULA KIMIA
MASA MOLAR
KEADAAN FISIK
TEKANAN
UAP
SUHU 250 C
Sumitox, WL 43 775
51630-58-1
C25H22ClNO3
419,92 .mol -1
Cairan kental berwarna kuning yang akan mencair pada suhu
230 C
PADA Merkuri dengan tekanan 1,1 x 10-8 mm
NO
KETERANGAN
VARIABEL
KEPADATAN
230 C
STABILITAS
PADA
10
11
12
13
DEGRADASI
Rute
Utama
yaitu
dengan
FORMULASI
sambungan ester
konsentrat yang dapat diemulsikan, debu, butiran,
pembelahan
pada
Tanaman
Bawang merah
Hama Sasaran
Ulat grayak
Dosis/ Konsentrasi
Formulasi
0,25 0,5 ml/l
(Spodoptera sp.)
2
Cabai
1. Ulat grayak
(Spodoptera sp.)
2. Hama trips
(Trips parvispinus)
3
Jeruk
Kakao
Penghisap buah
(Helopeltis sp.)
5
Kapas
Penggerek pucuk
(Helicoverpa armigera)
Kedelai
1. Ulat grayak
(Spodoptera sp.)
2. Pengisap polong
(Nezara viridula)
3. Perusak polong
(Heliothis armigera)
4. Penggulung daun
(Lamprosema indicata)
7
Kelapa Sawit
Ulat api
(Thosea asigna)
8
Kubis
Perusak daun
(Plutella xylostella)
9
Teh
Penghisap daun
(Helopeltis sp.)
10
Tembakau
Ulat grayak
(Spodoptera litura)
11
Tomat
Penggerek buah
(Heliothis armigera)
dari
beberapa
senyawa
yang
paling
toksik
untuk
Bengston et dari. (1983b) mengevaluasi beberapa organophosphorothioat dan sinergi piretroid sintetis sebagai pelindung
butir gandum di uji cobakan dilapangan yang dilakukan di silo
komersial di Queensland dan New South Wales. Dari hasil
penelitian menemukan kombinasi yang sama dari Fenvalerate
yang dapat mengendalikan malathion sehingga dapat resistant
terhadap Sitophilus oryzae, Rhyzopertha dominica, Tribolium
castaneum dan Ephestia cautella (ACIA, 2009)
makanan
Fenvalerate
ini
ataupun
cukup
secara
beracun
untuk
langsung.
mamalia.
Sensasi
terbakar;
2)Batuk;
3)Pusing;
4)sakit
yang
terjadi
menghasilkan
decarboxy-
SIMPULAN
Fenvalerat merupakan insektisida serta akarisida non-sistemik yang
bekerja sebagai racun kontak dan racun perut. Fenvalerat berspektrum luas
untuk serangga hama dari ordo Lepidoptera, Diptera, Orthopthera,
Hemiptera, dan Coleoptera. Paparan untuk populasi dari Fenvalerate
menjadi sangat rendah dan bahkan tidak mungkin berbahaya bila
digunakan sesuai yang direkomendasikan.
Fenvalerate dapat menjadi toksik untuk manusia dan juga sangat beracun
bagi ikan, arthropoda air, dan lebah madu. Namun, jika digunakan sesuai
takaran, efek samping yang tidak mungkin terjadi ketika Fenvalerate
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
ACIAR
(Australia
Center
International
for
Agricultutral
Reasearch),
2009.
Fenvalerate.
http://
FAO. 1992. Fenvalerate. Roma : Food And Agriculture Organization Of The United
Nations.
http://www.fao.org/fileadmin/templates/agphome/documents/Pests_Pesticides/Specs/
Old_specs/FENV.pdf
. Diakses pada tanggal 5 April 2016
IPCS Internatioal Programme on Chemical Safety, 1989. Fenvalerate Health and Safety
Guide. United Nations Environment Programme International Labour Organisation
WHO. http://www.inchem.org/documents/hsg/hsg/hsg034.htm. Diakses pada tanggal 7
April 2016
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Pedoman Penggunaan Insektisida
(Pestisida) dalam Pengendalian Vektor. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Buku%20PEDOMAN%20PENGGUNAAN%2
0INSEKTISIDA.pdf
. Diakses pada tanggal 8 April 2016
Marsono., 2008. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Jakarta : Penebar swadaya.
MKD, 2011. FENVAL 200 EC ( fenvalerat 200 g/l ). Jakarta : PT MITRA
KREASIDHARMA.
http://mkdgroup.com/mkd/insektisida.produk-fenval-200-ec-92.html. Diakses pada
tanggal 7 April 2016
Palar H., 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta : Rhika Cipta
Sartono., 2002. Racun Dan Keracunan. Jakarta : Widya Medika.
Toxipedia, 2014. Fenvalerate. http://www.toxipedia.org/display/toxipedia/Fenvalerate.
Diakses pada tanggal 8 April 2016
Wudianto R., 2010. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Jakarta : Penebar Swadaya
TERIMAKASIH