Anda di halaman 1dari 29

Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)

P
e
rt
e
m
u
a
n
k
e
13

Media Ajar

Tujuan Ajar/
Keluaran/
Indikator

Mahasiswa
dapat
menjelaskan
sifat dan
metode
pengujian
pelumas

Topik
(pokok, subpokok bahasan, alokasi
waktu)

Ruang lingkup:
Sifat-sifat Pelumas
Waktu: 1x pertemuan @100 menit

Tek
s

Pre
sen
tas
i

Ga
mb
ar

Au
dio
/Vi
de
o

So
altug
as

We
b

Metode
Evaluasi dan
Penilaian

Metode
Ajar
(STAR)

SCL dan TCL

Bahan pustaka :
1)
2)
3)

Basic Pelumas, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, Jakarta.


Auto Lubrication, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, Jakarta.
Budi Tri Siswanto, 2008, Teknik Alat Berat Jilid III, Direktorat pembinaan Sekolah kejuruan Depdiknas, Jakarta.

Aktivitas
Mahasiswa

Membaca bahan
ajar sebelum
kuliah, diskusi
kelompok,

Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar

Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas.


Pengajar:
Andi Ahmad Ismail, ST, MEng
Franciscus Urip Tri Wahyudi,ST.

Sumber
Ajar

Pustaka: 3),
5), 6).

Pertemuan 13
Bab III Pelumasan

Diskripsi singkat:
Dalam pertemuan ke 13 yang masih merupakan bagian dari BAB III
ini akan dibahas mengenai sifat sifat pelumas dan metode
pengujiannya.

Manfaat
Mahasiswa dapat memahami macam macam sifat yang dimiliki oleh
pelumas

Learning outcomes
Mahasiswa dapat menjelaskan macam macam sifat yang dimiliki
oleh pelumas dan bagaimana pengujiannya dilakukan .

Relevansi
Mahasiswa dapat melaksanakan prosedur pelumasan yang efektif
terhadap suatu unit alat berat.

BAB III
PELUMASAN
3.2.4. Sifat-sifat pelumas dan metode pengujiannya
3.2.4.1.
Viskositas
Defisisi dari viskositas adalah sebuah ukuran penolakan cairan
terhadap perubahan bentuk di bawah tekanan geser atau
penolakan cairan terhadap penuangan. Berdasarkan cara
pengukurannya, viskositas dibagi menjadi dua cara pandang :
Viskositas kinematik
Viskositas absolute
Yang dimaksud dengan viskositas kinematik adalah ukuran
rata-rata yang menunjukkan penolakan cairan terhadap
penuangan / terhadap mengalirnya suatu fluida. Sedangkan
definisi umumnya adalah kental atau encernya suatu fluida
yang diukur dengan parameter waktu alir suatu fluida dari titik
A ke titik A.
Viskositas kinematik @ TC = t x K

Viskositas kinematik @ TC = t x K
Satuan = cSt (centistokes) dengan
t = waktu alir,
K = konstanta labu,
T = temperature pengukuran

Pengukuran viskositas kinematik

Yang dimaksud dengan viskositas absolute adalah ukuran


penolakan cairan terhadap perubahan bentuk dibawah tegangan
geser, dan perbandingan tegangan geser dengan perubahan
kecepatan terhadap perubahan ketebalan pelumas.

viskositas absolute

Hubungan antara viskositas kinematik dengan viskositas


absolute dapat ditunjukkan dengan diagram berikut ini :

Kinematic viscosity vs absolute viscosity

3.2.4.2.

Viskositas index

Yang dimaksud dengan viskositas index adalah besarnya


angka atau index yang menunjukkan ketahanan perubahan
viskositas pelumas terhadap perubahan temperature.
Jika angka viskositas indexnya besar, pengaruh perubahan
temperature terhadap perubahan viskositasnya rendah (stabil).
Sedangkan jika angka viskositas indexnya kecil, maka pengaruh
perubahan temperature terhadap perubahan viskositasnya tinggi
(labil)
Standard temperature yang digunakan untuk mengukur
viskositas index adalah 40C dan 100C. pelumas yang mempunyai
viskositas index tinggi tidak banyak mengalami perubahan. Metode
perhitungan viskositas index berdasarkan ASTM D2270 (IP 226)

Pengaruh viskositas index pada pelumas dapat dilihat pada


grafik di bawah ini :

Grafik pengaruh viskositas index pada pelumas


oSAE 10 lebih encer daripada SAE 40
oSAE 50 lebih kental daripada SAE 40
oSAE 10W-40 lebih encer daripada SAE 40 pada temperatur rendah
oSAE 10W-40 sama encernya dengan SAE 40 pada temperatur tinggi
Kode W (winter) sebagai indikasi kekentalan pada temperature rendah

Artinya SAE 10W-40 lebih mudah untuk starting daripada


SAE 40, dan SAE 10W-40 berarti memiliki viskositas index
yang lebih tinggi daripada SAE 40.

Grafik viskositas index untuk base oil

Menentukan viskositas index. Berikut ini rumus untuk menghitung


viskositas kinematik pada temperature 40C dan 100C.

Untuk viskositas index <100 :

Dimana :
L = harga viskositas kinematik dasar, pada 40C
H = harga viskositas kinematik dasar , pada 100C
U = V40 : viskositas kinematik pada 40C (cSt)

Sedangkan untuk viskositas index >100 :

Dimana :
Y = V100 : viskositas kinematik pada 100C (cSt)
N = eksponen
H = harga viskositas kinematik dasar pada 100C
U = viskositas kinematik pada 40C (cSt)

Tabel Viskositas dasar :

3.2.4.3.

Pour Point.

Yang dimaksud dengan pour point adalah temperature terendah


di mana pelumas masih dapat mengalir karena gaya grafitasi.
Metode pengujian pour point adalah ASTM D97 (IP 15)

3.2.4.4.

Stabilitas terhadap oksidasi

Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk


penggunaan pada temperature tinggi. Metode pengujian stabilitas
oksidasi pada suhu tinggi adalah ASTM 315H Part II (4).

Hasil oksidasi yang dapat merusak komponen adalah :


1. Oil Sludge :
Berbentuk kerak atau gel yang terjadi pada temperature di
bawah 100C. Sludge dapat timbul karena pembakaran dalam
engine yang tidak tepat, juga karena kandungan air dalam oli
yang telah lama terakumulasi. Untuk mengurangi timbulnya
sludge dapat dilakukan dengan frekuensi penggantian oli yang
tepat dan atau menggunakan synthetic oil.

2. Lacquer :
Merupakan lumpur sebelum menjadi varnish.
3. Varnish :
Berbentuk trnsparan, keras, melapisi permukaan matrial.
Varnish timbul karena percampuran oli yang mongering
dengan thinner atau bahan bakar (berfungsi sebagai pelarut)

3.2.4.5.

Total Base Number (TBN)

Total base number adalah jumlah nilai basa yang dimiliki pelumas
sehingga mampu untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk
dari hasil oksidasi. Metode pengujiannya adalah ASTM D2896.
Satuannya adalah : mg KOH / gr . (KOH = kalium hidroksida).

Efek dari kelebihan TBN adalah :


1) Filter oli tersumbat karena banyaknya sludge dari TBN yang tidak terpakai

2) Dinding mesin cepat aus karena TBN


menghasilkan abu dan menggosok permukaan.

berlebih

Efek bila kekurangan TBN adalah :


Mesin berkarat karena pelumas tidak mampu menetralisir
asam hasil pembakaran.
TBN pelumas untuk kendaraan bensin 6 8 mgKOH
untuk kendaraan diesel 11 15 mgKOH.

Grafik penurunan nilai TBN pelumas

3.2.4.6.

Total Acid Number (TAN)

Definisi dari TAN adalah tingkat keasaman suatu pelumas


yang berasal dari additive (untuk fresh oil).
Peningkatan nilai TAN pada pelumas yang telah lama digunakan (used
oil) mengindikasikan terbentuknya asam lemah dan pada nilai
tertentu menunjukkan pelumas sudah tidak dapat digunakan lagi.

Metode pengujiannya adalah ASTM D974.

Batasan nilai TBN dan TAN pelumas pada peralatan :

OIL TYPE

TBN
Typ

Att

TAN
Crt

Compressor oil
Diesel engine oil

11

7.15

Att

Crt

0.05

0.6

0.8

0.6

1.5

0.1

0.6

0.8

0.05

0.3

0.45

4.4

Gas engine oil


Gasoline engine oil

0.65

0.4

Marine engine oil TBN 20

20

13

Marine engine oil TBN 30

30

19.5

12

Marine engine oil TBN 50

50

32.5

20

Turbine oil

Typ

3.2.4.7.

Sifat anti karat

Berfungsi untuk mengendalikan karat yang mengkontaminasi pelumas,


yang dapat mempercepat terjadinya oksidasi pada pelumas.
Jika pelumas terkontaminasi air (penyebab karat) dan partikel karat dalam
pelumas berfungsi sebagai katalis yang mempercepat oksidasi pelumas,
maka bersama kontaminant lain, karat akan menyumbat filter atau servo
valve.

Metode pengujian yang banyak digunakan adalah ASTM D665.


Pengendalian karat pada pelumas engine dimaksudkan untuk antisipasi
kebocoran system pendingin dan adanya asam hasil pembakaran bahan
bakar. Metode pengujiannya menggunakan Sequence II Engine Test

3.2.4.8.

Sifat mudah terpisah dengan air (demulsibility)

Penting bagi pelumas turbin, hydrolic, compressor, system sirkulasi dan


pelumas mesin diesel putaran menengah sampai lambat yang dilengkapi
dengan water separator. Metode pengujiannya ASTM D1401.

3.2.4.9.

Titik nyala (flash point) atau titik bakar (fire point)

Flash point adalah temperature minimal pelumas untuk dapat menguap dan
dengan adanya udara yang cukup dapat menyala bila didekatkan pada api.

Fire point adalah temperature minimal di mana uap pelumas cukup


banyak dan dapat terbakar. Fire point pelumas biasanya 300C di
atas flash point. Metode pengujiannya adalah ASTM D92.

3.2.4.10

Copper strip corrosion

Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi pengaruh


korosi pelumas terhadap tembaga, karena sebagian besar
mesin atau peralatan industry mengandung bagian metal
yang terbuat dari tembaga. Metode pengujiannya ASTM D130.

3.2.4.11

Density (berat jenis)

Definisinya adalah sutu bilangan yang menunjukkan hubungan antara berat


dengan volume suatu substansi pada temperature observasi tertentu.

Untuk pelumas dan bahan bakar minyak, density yang biasa


digunakan adalah density at 15C / 4C di mana 15C merupakan
suhu minyak dibandingkan dengan air pada suhu 4C.

Untuk density aromatic lebih besar dari density naphtenic, dan


density naphtenic lebih besar dari parafinic.
Metode pengujiannya adalah ASTM D 1298.
3.2.4.12

Warna

Warna pelumas secara normal tidak ada hubunganya dengan sifatsifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya kontaminasi atau
sebagai petunjuk untuk keasaman dari produk yang bersangkutan.

3.2.5. Standardisasi untuk klasifikasi pelumas


Kualitas pelumas mesin ditentukan berdasarkan hasil uji
kinerja secara lengkap di laboratorium fisika dan kimia untuk
memprediksi kinerja pelumas pada kondisi kerja sebenarnya.
Klasifikasi minyak pelumas berdasarkan institusi internasional
yang mengatur spesifikasi pelumas mesin, diantaranya :
1. SAE : Society of Automotive Engineers
2. ISO VG : International Standard Organization Viscosity Grade
3. API : American Petroleum Institute
4. NLGI : National Lubricating Grease Institute
5. MB : Mercedes Benz
6. VDS : Volvo Drain Specification
7. ACEA : (menggantikan CCMC)
8. Caterpillar
9. MIL : Militer Amerika

SAE, Society of Automotive Engineers,


Merupakan organisasi internasional yang memberikan
standard klasifikasi pelumas mesin menurut tingkat
kekentalannya pada suhu pengujian 100C dan beberapa suhu
rendah tergantung dari tingkat kekentalannya (SAE Grade).
Umumnya standard ini digunakan untuk klasifikasi kekentalan
pada pelumas engine pendukung automotive.

klasifikasi SAE

ISO-VG,
Merupakan organisasi internasional yang memberikan
standard
klasifikasi
pelumas
mesinmenurut
tingkat
kekentalannya pada suhu pengujian 40C (ISO Grade).
Umumnya standard ini digunakan untuk klasifiksi kekentalan
pada pelumas industry seperti : compressor, turbin, hydrolic..

API,
Mengklasifikasikan pelumas mesin berdasarkan kualitas dan
kinerjanya pada beberapa mesin tertentu yang beroperasi pada
kondisi terkendali yang dibuat sebagai simulasi kondisi kerja yang
sangat berat dilapangan. Klasifikasi API mencakup pelumas mesin
bensin, pelumas mesin diesel, dan pelumas roda gigi kendaraan.

Ada dua tipe API berdasarkan pemakaian bahan bakarnya :


1) API S : untuk mesin bensin (S=spark plug; busi)
2) API C : untuk mesin diesel (C=combustion / commercial)
NLGI,
Merupakan asosiasi internasional yang mengatur spesifikasi
teknis, khususnya mengklasifikasikan konsistensi (kekakuan) dari
pelumas grease. NLGI dijadikan suatu standard ukuran yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan pelumas grease ketika
menahan beban tertentu, atau biasa disebut dengan konsistensi.

Nilai NLGI didapat dari hasil pengujian berdasarkan standard ASTM D217.

Alat uji penetrometer

Konsistensi berdasarkan standard NLGI sesuai DIN 51518 (ASTM D217)

Kesimpulan
Sifat sifat pelumas di antaranya adalah : Viskositas; Viskositas
index; Pour Point; Stabilitas terhadap oksidasi; Total Base Number
(TBN); Total Acid Number (TAN); Sifat anti karat; Sifat mudah terpisah
dengan air (demulsibility); Titik nyala (flash point) atau titik bakar
(fire point); Copper strip corrosion; Density (berat jenis); Warna.

Latihan soal
1. Apa yang dimaksud dengan viskositas kinematik?
2. Apa yang dimaksud dengan viskositas index?
3. Sebutkan hasil oksidasi yang dapat merusak komponen.
Kunci jawaban
1) Yang dimaksud dengan viskositas kinematik adalah ukuran
rata-rata yang menunjukkan penolakan cairan terhadap
penuangan / terhadap mengalirnya suatu fluida

2) Yang dimaksud dengan viskositas index adalah besarnya angka


atau index yang menunjukkan ketahanan perubahan viskositas
pelumas terhadap perubahan temperature.

3) Oil Sludge; Lacquer; Varnish.


Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik
Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal
memiliki bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes
formatif, tingkat serapan materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil
ukuran tersebut akan digunakan sebagai evaluasi pembelajaran materi
berikutnya.

Tindak Lanjut
Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai
pengerjaan tugas, latihan dan tes formatif. Bagi mahasiswa
yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum memenuhi
kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.

End of 13th meeting


Thank you for your attention

Anda mungkin juga menyukai