Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shindi Adriyadi NPM : 082744

Spesifikasi Biodiesel Spesifikasi biodiesel yang ditentukan menurut Standar Nasional Indonesia (SNI). No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Karakteristik Angka Setana Massa Jenis (400 C) Viskositas kinematik ( 400 C) Titik Nyala (Flash Point) Titik Kabut (Cloud Point) Titik Tuang (Pour Point) Kandungan Air Gliserol Bebas Gliserol Total Total Acid Number (TAN) Soponification Number Ester Content Satuan kg/m3 mm2/s (cSt) 0 C 0 C 0 C %-Volume %-Massa %-Massa mg KOH/gr mg KOH/gr %-Massa Nilai min. 51 820 - 860 2.3 - 6.0 min. 100 max. 18 max. 18 max. 0.05 max. 0.02 max. 0.24 max. 0.8 min. 96.5 Metode Uji ASTM D 613 ASTM D 1298 ASTM D 445 ASTM D 93 ASTM D 2500 ASTM D 97 ASTM D 2709 AOCS Ca 14-56 AOCS Ca 14-56 ASTM D 664 perhitungan perhitungan

1. Angka setana menunjukkan kemampuan bahan bakar untuk menyala sendiri (auto ignition). Skala untuk angka setana biasanya menggunakan referensi berupa campuran antara normal setana (C16H34) dan alpha metyl napthalena (C10H7CH3) atau dengan heptemethylnonane (C16H34). Normal setana memiliki angka setana 100, alpha metyl napthalena memiliki angka setana 0, dan hepta metylnonane memiliki angka setana 15. Angka setana suatu bahan bakar biasanya didefinisikan sebagai persentase volume dari normal setana dengan campurannya tersebut. 2. Massa jenis menunjukkkan perbandingan berat persatuan volume. Karakteristik ini berkaitan dengan nilai kalor dan daya yang dihasilkan oleh mesin diesel per satuan volume bahan bakar. 3. Viskositas adalah tahanan yang dimiliki fluida yang dialirkan dalam pipa kapiler terhadap gaya gravitasi. Biasanya dinyatakan dalam waktu yang diperlukan untuk mengalir pada jarak tertentu. Jika viskositas semakin tinggi maka tahanan untuk mengalir semakin tinggi. Karakteristik ini sangat penting karena mempengaruhi kinerja injektor pada mesin diesel. 4. Titik nyala atau titik kilat ( flash point ) adalah titik temperatur terendah yang menyebabkan bahan bakar menyala. 5. Titik kabut atau titik awan (Cloud Point) adalah temperatur saat minyak mulai berkeruh bagaikan berkabut, tidak lagi jernih pada saat didinginkan. Jika temperature diturunkan lebih lanjut akan didapat titik tuang. 6. Titik tuang (Pour Point) adalah Temperatur terendah yang menunjukkan mulai terbentuknya kristal parafin yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. Titik ini dipengaruhi oleh derajat ketidak jenuhan (angka iodium). Semakin tinggi ketidakjenuhan, titik tuang akan semakin rendah.

Titik tuang juga dipengaruhi panjang rantai karbon. Semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi titik tuangnya. 7. Kadar air (Water Content) yang nilainya diatas ketentuan akan menyebabkan reaksi yang terjadi pada konversi minyak lemak tidak sempurna (terjadi penyabunan). Bisa juga terjadi pada hidrolisis pada biodiesel sehingga akan meningkatkan bilangan asam, menurunkan PH dan meningkatkan sifat korosif. Pada temperatur rendah, air dapat mendorong terjadinya pemisahan pada biodiesel murni dan dalam proses blending. Sementara itu, sedimen pada biodiesel dapat menyumbat dan merusak mesin. 8. Gliserol bebas (Free Gliserol) adalah gliserol yang hadir sebagai molekul gliserol dalam bahan bakar biodiesel. Gliserol bebas ada karena proses pemisahan antara ester dan gliserol yang tidak sempurna. 9. Gliserol Total (Total Gliserol) adalah jumlah gliserol bebas dan gliserol terikat. Gliserol terikat (bonded glycerol) adalah gliserol yang dalam bentuk molekul mono, di dan trigliserida. 10.Angka Asam Total (Total Acid Number) adalah banyaknya mili gram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam asam bebas di dalam satu gram contoh biodiesel. Angka asam yang tinggi merupakan indikator biodiesel masih mengandung asam lemak bebas, berarti biodiesel bersifat korosif dan dapat menimbulkan jelaga atau kerak di injektor mesin diesel. 11.Angka penyabunan (Saponification Number) adalah banyak mili gram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram contoh biodiesel. 12.Kadar ester (Ester Content) adalah banyak kadar ester dalam persentase pada satu sample.

Anda mungkin juga menyukai