Anda di halaman 1dari 10

MODUL 1

PENGUJIAN DENSITAS & VISKOSITAS

1.1. Tujuan Praktikum


a) Mengetahui cara mengukur densitas menggunakan alat Densitymeter.
b) Mengetahui cara mengukur viskositas menggunakan alat Vikometer,
c) Mengetahui densitas dan viskositas dari solar dan oli.

1.2. Teori Dasar


Massa jenis atau densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa
setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m−3). Massa jenis
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah :
𝒎
𝝆= 𝑽

Dengan :
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka
makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam
fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara
molekul zat cair.
Pada praktikum pengujian densitas bahan yang di uji adalah solar dexlite dan
oli fastron pertamina diesel 15W40.

1
Dexlite adalah bahan bakar minyak terbaru dari Pertamina untuk kendaraan
bermesin diesel di Indonesia. Dexlite diluncurkan Selasa, (12/4/2016) sebagai
varian baru bagi konsumen yang menginginkan BBM dengan kualitas di atas
Solar biasa (bersubsidi) Cetane Number minimal 48, tetapi dengan harga yang
lebih murah daripada Pertamina Dex Cetane Number minimal 53.
Dexlite merupakan komposisi dari campuran bio diesel atau Fatty Acid
Methyl Ester (FAME) sebanyak 20 % dengan zat adiktif di dalamnya sehingga
sulfur content mencapai 1.000 – 1.200, sedangkan Solar biasa 48 mempunyai
sulfur content 3.500. Ini sesuai dengan kebijakan pemerintah terkait pencampuran
Bahan Bakar Nabati (BBN) pada solar.
keunggulan Dexlite terbukti melalui hasil uji coba diketahui jika pemakaian
Dexlite lebih hemat dibandingkan Solar.
Hitungannya, untuk 1 liter Dexlite dengan jalur lurus, rata-rata kendaraan bisa
menempuh 16 hingga 20 kilometer (km). Sementara bila memakai Solar hanya
mampu menempuh 12 hingga 14 Km.
Dexlite memiliki angka Cetane 51 dengan kandungan sulfur maksimal 1.200
ppm atau lebih tinggi dibandingkan dengan Solar dengan angka Cetane Number
48 dan kandungan sulfur maksimal 3.500 ppm.
Selain irit, Dexlite disebut membuat mesin lebih bertenaga dan lebih ramah
lingkungan karena emisi hasil pembakaran yang rendah. Penggunaan Dexlite
membuat suara dan getaran mesin kendaraan lebih halus, jika dibandingkan
getaran kendaraan menggunakan Solar biasa.
Dexlite me-miliki pengaruh yang lebih baik dibanding Bio-Solar dan
PertaminaDEX terhadap daya mesin kendaraan, pada kecepatan yang sering
digunakan pengguna mobil diesel, yakni 20-100 Km/jam. Sementara dari aspek
akselerasi dan torsi, Dexlite juga lebih baik dibanding Solar.
Selain itu, keunggulan lain Dexlite, seperti pengurangan kebisingan mesin
yang hampir sama dengan PertaminaDEX, dan kehematan konsumsi bahan bakar
yang sangat menonjol.
FASTRON adalah minyak lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar semi
synthetic berkualitas tinggi dengan kekentalan ganda (multigrade) sehingga
pelumas mudah bersirkulasi pada temperatur rendah dan memberikan

2
perlindungan optimal terhadap keausan komponen mesin pada suhu dan
kecepatan tinggi.
Fastron Diesel 15W-40 direkomendasikan untuk kendaraan mesin diesel
modern putaran tinggi khususnya untuk mesin diesel system Direct Injection
dengan gas buang rendah emisi. Fastron Diesel SAE 15W-40 dapat juga
digunakan pada kendaraan mesin bensin. Kehandalan pelumas Fastron Diesel
SAE 15W-40 telah memenuhi tingkatan mutu API CH-4 dan juga memenuhi
persyaratan untuk tingkatan mutu API CF, ACEA A2-98/B2-98 dan MB 226.1.
Fastron Diesel ini memiliki tugas cukup berat. Salah satunya sebagai
komponen penetralisir asam hasil pembakaran yang dinotasikan dengan angkat
total base number (TBN). Untuk mesin diesel memiliki angka TBN 12,07. Asam
ini bersifat korosif, sebab itu oli harus diganti. Selain itu, fungsi oli juga harus
bisa mereduksi getaran serta mengurangi suara mesin. Dengan oli yang bagus bisa
mengurangi kedua hal tersebut, walau tidak bisa hilang sepenuhnya. Terutama di
mesin diesel yang terkenal memiliki getaran dan suara kencang. Dengan daya
lumas maksimal, meminimalkan gesekan di ruang mesin. Efeknya, performa
mesin terus terjaga. Dengan menggunakan oli Fastron Diesel ini tenaga mesin
tetap maksimal. Bukan itu saja, oli diesel yang baik harus mampu memecah
kotoran yang ada. Sehingga mesin lebih bersih dari jelaga dan oli bekerja
maksimal, efeknya performa mesin yang tetap terjaga. Di kemacetan, tetap dingin.
Suara mesin tidak berisik.

Karakteristik Oli Fastron Diesel SAE 15W40 :


Metoda Test
Karakteristik Hasil Test Tipikal
(ASTM)
No. SAE Viscosity Grade 15W-40
Viscosity Kinematic, at 40 °C, cSt D – 445 114.34
Viscosity Kinematic, at 100 °C, cSt D – 445 14.97
Viscosity Index D – 2270 135
Apparent Viscosity/CCS, cPs D – 5293 7000
Density 15°C, Kg/l D – 1298 0.8832

3
Colour ASTM D – 1500 4.0
Flash Point (COC), °C D – 92 225
Pour Point, °C D – 97 -27
Total Base Number (TBN), mg KOH/g D – 2896 11.37

Keunggulan yang dimiliki oli Fastron adalah sebagai berikut :


 Kekentalan ganda yang stabil yang memberikan akselerasi dan perlindungan
optimal terhadap mesin pada saat start up dan operasi pada temperatur tinggi.
 Ketahanan yang tinggi terhadap oksidasi dan panas sehingga mampu
memberikan perpanjangan masa pakai pelumas.
 Tingkat penguapan pelumas yang rendah sehingga pemakaian pelumas lebih
irit dan pelumasan optimal lebih terjamin.
 Mencegah pembentukan deposit pada piston dan menjaga kebersihan mesin
sehingga umur mesin lebih panjang.
 Memiliki kemampuan yang sangat baik dalam mengkontrol soot dan
menetralisasi asam hasil pembakaran.

4
1.3. Alat & Bahan
a) Densitymeter & Viskometer (Digital)
b) Viskometer
c) Piknometer
d) Densitymeter (Timbangan)
e) Bahan bakar (Dexlite)
f) Oli pertamina fastron for diesel 15W40

Gambar 1.3.a. Densitymeter & Viskometer

Gambar 1.3.b. Viskometer

5
Gambar 1.3.c. Piknometer

Gambar 1.3.d. Densitymeter (Timbangan)

Gambar 1.3.e. Bahan Bakar Solar (Dexlite)

6
Gambar 1.3.f. Oli Fastron for Diesel SAE 15W40

7
1.4. Prosedur Percobaan
Pengujian densitas dexlite menggunakan densitymeter (timbangan).
a) Pertama sediakan alat dan bahan untuk pengujian densitas seperti
densitymeter, viskometer, pikometer, timbangan, bahan bakar (Dexlite)
dan oli fastron untuk diesel SAE 15W40.
b) Timbang massa dari Pikometer kemudian nolkan berat dari pikometer.
c) Masukan bahan bakar (dexlite) ke dalam piknometer hingga penuh, catat
volume bahan bakar (dexlite) pada pikometer.
d) Kemudian masukan pikometer ke dalam timbangan kemudian baca
pengukuran massa dari bahan bakar (dexlite).
𝑚
e) Hitung dengan menggunkan rumus 𝜌= 𝑉

Pengujian Viskositas oli pertamina fastron for diesel SAE 15W40


menggunakan viskometer.
a) Masukan oli ke dalam gelas ukur.
b) Kemudian sedot oli ke dalam suntikan.
c) Hilangkan udara yang ada di ujung suntikan dengan membuang sedikit oli
yang ada pada suntikan. Dorong secara pelan-pelan sampai udara keluar
semua.
d) Masukan oli ke viskometer dengan menyuntikan oli ke dalam lubang
masuk viskometer sampai oli luber/keluar dari lubang keluar yang
terhubung oleh selang ke receiver.
e) Start viskometer setel pada pengukuran 40°C dan 100°C.
f) Tunggu dan baca hasil pengukuran viskositas oli bila sudah pada suhu
40°C dan 100°C.
Pengukuran viskositas bahan bakar (Dexlite) menggunakan viskometer.
a) Lakukan hal yang sama seperti pada pengukuran viskositas oli
menggunakan viskometer di atas, hanya bahan yang digunakan adalah
bahan bakar (Dexlite).
b) Start viskometer setel pada pengukuran 15°C
c) Tunggu dan baca hasil pengukuran viskositas oli bila sudah pada suhu
15°C.

8
1.5. Analisa

Dari hasil praktikum pengujian densitas dan viskositas dari bahan bakar
Dexlite dan Oli fastron for Diesel SAE 15W40 dapat di analisa sebagai berikut.
Pada pengukuran densitas menggunakan densitymeter, Dexlite dimasukan
ke dalam piknometer dan jumlah volumenya adalah 49,833cm3 . Dan saat di
timbang massanya adalah 41,5794 gram. Sesuai dengan rumus massa jenis maka
densitas/massa jenis Dexlite adalah ;
𝑚 41,5794 𝑔
𝜌= = 49,833 𝑐𝑚³ = 0,8343 g/cm³
𝑉

Dari pengujian viskositas oli Fastron Diesel 15W40 menggunakan alat


viscometer di dapat viskositas kinematik pada suhu 40°C adalah 94,813 mm²/s
dan viskositas kinematik pada suhu 100°C adalah 13,364 mm²/s. Dari dua hal
tersebut dapat diketahui bahwa viskositas berbanding terbalik dengan suhu,
dimana semakin menurunnya suhu semakin besar nilai viskositas.
Kemudian pada pengujian viskositas Dexlite menggunakan Viskometer di
dapat viskositas kinematik pada suhu 15°C adalah 0,8433 mm²/s. Dalam hal ini
densitas sebanding dengan massa benda/zat dan berbanding terbalik dengan
Volume. Hal ini berarti jika massa benda bertambah, maka massa jenis ikut
bertambah, jika volume bertambah maka massa jenis akan berkurang.

9
1.6. Kesimpulan

Dari hasil analisa pada praktikum pengujian densitas dan viskositas dapat
di ambil kesimpulan bahwa, hubungan viskositas dengan densitas adalah
sebanding. Jika harga viskositas naik maka harga densitas pun akan naik,
begitupun sebaliknya. Sedangkan hubungan viskositas dengan suhu adalah
berbanding terbalik, semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga viskositas
akan semakin kecil begitu pula sebaliknya. Untuk hubungan antara densitas
dengan suhu, semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga densitas akan
semakin kecil, begitu pula sebaliknya.

10

Anda mungkin juga menyukai