Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM AEROMETER

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aerometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis zat cair. Alat ini
terdiri dari sebuah tabung berskala yang bagian bawahnya diberibeban raksa, supaya
dapat mengapung dalam zat cair yang akan diukur berat jenisnya. Metode ini
didasarkan atas pembagian berat jenis zat cair dengan volume zat cair
tersebut.Penentuan berat jenis dengan areometer berdasarkan pada prinsip
Archimedes. Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu cairan, akan mengalami gaya
angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan, karena adanya benda
tersebut. Aerometer berbentuk sebuah silinder yang yang berlubang.Agar dapat tercelup
dengan posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka aerometer diisi dengan
butir-butir Pb. Skala-skala pada areometer menunjukkan berat jenis cairan.Semakin
kecil berat jenis cairan, areometer akan tercelup semakin dalam. Karena itu skala
pada areometer menunjukkan angka yang semakin besar dari atas ke bawah.

1.2 Tujuan
2. Menggunakan Aerometer Nicholson (N) dan Aerometer yang berberat tetap (M).
3. Menentukan rapat massa zat cair dan zat padat dengan menggunakan Aerometer
tersebut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian rapat jenis


Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam decimal, dari
berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat
mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui. Air
digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat,hydrogen atau udara untuk gas.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan air
merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar karena air mudah
didapat dan mudah dimurnikan

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah :


1. Temperatur,
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap
sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang
sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk
menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya
senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
2. Massa zat,
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga
menjadi lebih besar.
3. Volume zat,
Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari
massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta
kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat jenisnya.
2.2 Aerometer
Aerometer gunanya untuk mengukur kerapatan zat cair. Menurut hukum
Archimedes, sebuah areometer akan terbenam lebih banyak dalam cairan yang
kerapatannya kecil dan akan terbenam lebih sedikit dalam cairan yang kerapatannya lebih
besar. Areometer ada dua macam, yaitu salah satu untuk mengukur kerapatan 1,00
(satu) ke bawah dan yang lainnya untuk mengukur kerapatan cairan 1,00 ke
atas.Untuk mencegah kesalahan parallax, harus diusahakan areometer dapat bergerak
bebas dalam cairan atau tidak melekat pada dinding tempat cairan.Aerometer merupakan
salah satu dari aplikasi hukum Archimedes yang sering kita jumai dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi prinsip kerjanya menggunakan Hukum Archimedes, yang menyatakan
bahwa benda yang tercelup ke dalam fluida mengalami gaya ke atas seberat fluida yang
dipindahkan. Ketika aerometer dicelupkan ke dalam fluida, maka fluida akan memberikan
gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat hydrometer. Gaya ini terkonversikan
menjadi massa jenis zat cair yang diukur, karena di dalam aerometer terdapat zat cair
yang massa jenisnya sudah diketahui dan tertuang dalam skala yang tertera pada
aerometer.

BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Areometer Nicholson (N)
2. Aerometer yang berberat tetap (M)
3. Batu timbangan
4. Butir-butir zat padat
5. Tiga bejana dengan isinya zat cair
6. Termometer

3.2 Prosedur
A. Dengan Areometer Nicholson
1. Timbang areometer N dengan neraca teknis
2. Tambahkan anak timbangan sebesar 15 atau 20 g dalam pinggan bawah (PB), agar
N selalu tegak dalam zat cair. Selanjutnya beban ini dianggap sebagai bagian dari
areometer.
3. Masukkan N kedalam air dan letakan beban W1 pada PA,sehingga N tercelup
sampai T.
4. Catat temperaturnya
5. Masukkan N ke dalam zat cair x. Berilah beban W2 pada PA yang dapatmembuat
N tercelup sampai T.
6. Catatlah temperature zar cair x
7. Jadi pengamatannya adalah :WN,W1,W2, temperatur air,temperature zat,ρ air.

Menentukan rapat massa zat padat


1. Masukkan N ke dalam zat cair yang rapat massanya diketahui
2. Tambahkan beban W0 dalam PA agar N tercelup sampai T
3. Singkirkan W0, letakkan pada PA sejumlah zat pdat k, yang rapat maasanya akan
ditentukan
4. Tambahkan Wpdi PA agar N tercelup sampai T
5. Pindahkan zat padat k dari PA ke PB
6. Untuk membuat N tercelup sampai T, pada PA harus di beri beban Wq
7. Jadi pengamatannya adalah: W0,Wp,Wq,temperature dan zat cair
B. Dengan Areometer yang berberat tetap
1. Masukan areometer M dalam zat cair I kemudian zat cair II, yang masing-masing
telah diketahui rapat massanya yaitu ρ1 dan ρ2.
2. Tentukan n1 dan n2, catat temperturnya.
3. Masukkan M ke dalam zat cair x yang akan ditentukan rapat massanya (ρx)
4. Catat sampai garis mana M mengapung (nx)
5. Catat temperaturnya
6. Jadi pengamatannya adalah : n1,n2,nx,t1,t2,tx,ρ1,ρ2 (dari hasil A-1 & 2)

Irma Tri Anjaswati


Otomasi Sistem Instrumentasi
 Home
 Profil
 Login

Aerometer Atau Hidrometer


diposting oleh irmatrianjaswati-fst11 pada 14 April 2014
di elektronika analog dan Digital - 0 komentar

Aerometer
Aerometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis suatu
zat cair. Nilai massa jenis suatu zat cai dapat diketahui dengan membaca skala pada
aerometer yang ditempatkan mengapung pada zat cair. Aerometer terbuat dari tabung
kaca.Agar tabung kaca terapung tegak di dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani
dengan butiran timbal.Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar supaya
volume zat cair yang dipindahkan hydrometer lebih besar. Dengan demikian, dihasilkan gaya
ke atas yang lebih besar dan aerometer dapat mengapung di dalam zat cair. Tangkai tabung
kaca didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang dipindahkan (sama artinya
dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan perbahan besar pada
kedalaman tangkai yang tercelup di dalam zat cair. Ini berarti perbedaan bacaan pada skala
untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.
Pada elemen ini bekerja gaya berat, W dan gaya oleh bagian fluida yang bersifat
menekan permukaan s, yaitu gaya Fa. Kedua gaya tersebut saling meniadakan, karena elemen
berada dalam keadaan setimbang, maka gaya ke atas sama dengan gaya ke bawah. Artinya
resultan seluruh gaya pada permukaan s berarah ke atas dan besarnya sama dengan berat
elemen fluida dan titik tangkapnya adalah pada titik berat elemen. Dalam prinsip Archimedes
dinyatakan bahwa suatu benda yang seluruhnya atau sebagian tercelup dalam satu fluida
maka benda tersebut akan mendapat gaya apung ke atas sebesar berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut.

Secara matematis hukum Archimedes diformulasikan: Fa = Ρf. g. Vbf

keterangan:
Vbf : volume benda yang tercelup dalam fluida, m3.
ρf : massa jenis fluida, kg/m3g : percepatan gravitasi, m/s2

Hukum Archimedes berlaku untuk semua fluida termasuk gas dan zat cair.
Jika benda tercelup semua maka Vbf = volume benda. Pada benda yang dimasukkan ke
dalam zat cair, akan terjadi tiga kemungkinan keadaan, yaitu terapung, melayang dan
tenggelam. Ketiga kemungkinan keadaan tersebut terjadi ditentukan oleh perbandingan massa
jenis benda dengan massa jenis fluida. Apabila massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis
fluida ( ρb< ρ f ) maka benda terapung. Benda berada dalam keadaan melayang apabila massa
jenis benda sama dengan massa jenis fluida (ρ f = ρb ) dan benda dalam keadaan tenggelam
apabila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis fluida ρ b rata rata> ρ f.

1. Cara Membaca Hasil Pengukuran


Cara membaca hasil pengukuran pada aerometer adalah dengan membaca skala yang
ditunjuk oleh zat cair yang naik dalam aerometer.Satuan yang digunakan dalam
pengukuran ini adalah g cm-3.skala yang terbaca ini merupakan massa jenis relatif.

2. Prinsip Kerja
Aerometer merupakan salah satu dari aplikasi hukum Archimedes yang sering kita jumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi prinsip kerjanya menggunakan Hukum Archimedes,
yang menyatakan bahwa benda yang tercelup ke dalam fluida mengalami gaya ke atas
seberat fluida yang dipindahkan. Ketika aerometer dicelupkan ke dalam fluida, maka
fluida akan memberikan gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat hydrometer. Gaya
ini terkonversikan menjadi massa jenis zat cair yang diukur, karena di dalam aerometer
terdapat zat cair yang massa jenisnya sudah diketahui dan tertuang dalam skala yang
tertera pada aerometer.

Gambar Aerometer atau hidrometer


Piknometer

Piknometer adalah alat yang berfungsi mengukur nilai suatu massa jenis atau densitas
dari fluida. Piknometer terbuat dari bahan kaca dan berbentuk mirip botol
parfum.praktikum yang di ukur Biasanya adalah massa jenis dari oli, dan juga untuk minyak
goreng.11 Sep 2017

Fungsi Piknometer
18.07

Fungsi Piknometer - Piknometer adalah alat laboratorium yang digunakan untuk


menentukan massa jenis suatu zat padat atau cairan.Piknometer biasanya terbuat dari
kaca dan pada bagian tengah tutupnya terdapat pipa kapiler sehingga gelembung udara dapat
lolos dari alat tersebut.

Piknometer memiliki berbagai macam ukuran yaitu 100 ml, 50 ml, 25 ml, dan 10 ml. Ukuran
yang sering digunakan adalah 10 ml dan 25 ml.
Di laboratorium biasanya piknometer digunakan untuk menentukan massa jenis atau
berat jenis minyak sawit/ CPO, minyak atsiri, dan berat jenis tanah atau material
berpori seperti batuan. Untuk sampel zat padat yang akan diukur berat jenisnya maka
sampel dihaluskan terlebih dahulu sampai berbentuk serbuk.
Cara Menggunakan Piknometer
1. Bersihkan piknometer dan keringkan dengan oven pada suhu 105⁰C selama 15 - 30 menit.
2. Keluarkan piknometer dan masukkan dalam desikator selama 10 - 15 menit.
3. Catat volume piknometer yang digunakan ( 50 ml, 25 ml, atau 10 ml ).
4. Timbang piknometer kosong dan catat sebagai a gram.
5. Masukkan sampel ke dalam piknometer sampai di atas leher, pasang tutupnya hingga
sampel dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh dan pastikan tidak ada gelembung udara
di dalam piknometer.
6. Keringkan bagian luar piknometer dengan tisu.
7. Timbang piknometer berisi sampel dan catat sebagai b gram.
8. Setelah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
9. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan.

Menghitung Massa Jenis Suatu Zat


Rumus :

Di mana :
p ( rho) = massa jenis suatu zat ( kg/m3 atau gr/cm3 )
m = massa suatu zat ( kg atau gr )
v = volume suatu zat ( m3 atau cm3)
Setelah menggunakan piknometer maka massa jenis suatu zat dapat dihitung.
massa suatu zat yaitu ( massa piknometer yang berisi sampel ) - ( massa piknometer kosong )
volume suatu zat yaitu berdasar volume piknometer yang digunakan.
Sehingga :

Perawatan Piknometer
Agar piknometer dapat digunakan secara maksimal dan akurat maka perlu adanya
perawatan.Salah satu perawatan piknometer yaitu dilakukan kalibrasi.Tujuan dilakukan
kalibrasi adalah untuk menjaga agar alat piknometer dapat terjamin
keakuratannya.Sebelum digunakan sebaiknya piknometer dikalibrasi terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil dengan ketelitian tinggi.

Neraca Analitik Digital

Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat ketelitian
tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas 0,0001 g.
Apa Pentingnya menggunakan timbangan analitik?
Timbangan analitik adalah jenis timbangan yang sangat peka (sensitif) terhadap bahan yang
ditimbangnya. Anda perlu menggunakan jenis timbangan ini karena benda atau bahan yang
anda timbang, memiliki karakteristik:
 Sangat sensitif, (misalnya mudah menguap) sehingga anda dapat memastikan takaran
yang anda timbang tepat dengan prosedur yang anda ikuti
 Pengaruh bahan tersebut sangat kuat seperti obat dan bahan/reagen kimia untuk analisis.
Contohnya adalah NaOH pekat atau asam sulfat pekat
Tetaplah bersikap hati-hati saat menimbang.

Gambar Bagian-bagian Timbangan Analitik Digital


Cara Menggunakan Timbangan Analitik Digital
Jenis timbangan elektronik lebih mudah dioperasikan.Kegunaan alat laboratorium yang satu
ini sangat membantu mahasiswa, pengajar, peneliti yang sedang melakukan kegiatan di
laboratorium seperti praktikum maupun penelitian.Baca juga bagian-bagian timbangan
digital.

Langkah-langkah Persiapan dan cara setting timbangan analitik digital


˗ Sebelum anda menggunakan timbangan, pastikan timbangan dalam kondisi setimbang
(leveled) dan menunjukkan angka nol (zeroed).
˗ Lihat tanda tera untuk cek kesetimbangan
Untuk memeriksa bahwa timbangan dalam kondisi setimbang adalah dengan melihat
gelembung udara dalam wadah yang ada di bagian belakang timbangan.Untuk itu
letakkan (duduk) timbangan tersebut di meja datar.Usahakan gelembung tersebut berada
di tengah (posisi).Jika posisi gelembung tersebut tidak ditengah, maka lakukan setting
dengan memutar skrup (screw) yang berada di bagian bawah timbangan.Membuat
gelembung tersebut berada di tengah disebut dengan kalibrasi (menyetarakan
timbangan).Cara kerja kalibrasi ini mirip dengan prinsip kerja water pass.
˗ Menyalakan timbangan digital
Ketika timbangan sudah disetting (pengaturan), tutup semua penutup kaca dan tekan
tombol ON di bagian depan timbangan. Hubungkan timbangan analitik dengan catu daya
(power supply). Setelah sekian detik, timbangan akan menyala dan menunjukkan angka
nol. Jumlah angka nol setelah koma menunjukkan tingkat ketelitian timbangan tersebut.
Dengan demikian, timbangan analitik siap digunakan untuk mengukur massa.

Prosedur cara menimbang bahan berbentuk cair dan padatan (serbuk dan granul)
dengan timbangan analitik digital
Langkah-langkah menimbang dengan timbangan analitik dimulai dari memilih wadah
(container).Anda perlu memilih wadah yang tepat ketika menimbang bahan, baik cairan
maupun padatan.Ada beberapa bahan yang sifatnya higroskopis, korosif, dan volatil.Untuk
itu, selalu gunakan wadah yang sesuai.Untuk wadah cairan, anda dapat menggunakan gelas
piala atau gelas ukur.Urutan penggunaan timbangan ini dapat anda lakukan ketika tahapan
persiapan di atas sudah dilakukan.
1. Letakkan wadah di atas piringan (pan) dan tutuplah penutup timbangan.
2. Tekan tombol Tare pada neraca. Monitor akan mendisplay angka nol karena bobot
wadah telah dinolkan (reset). Dengan cara ini, anda akan mengetahui bobot/berat sampel
secara langsung.
3. Ambil bahan tertimbang dan letakkan di atas wadah. Anda perlu berhati-hati. Jangan
sampai bahan tertimbang menjadi tumpah atau tercecer dan mengotori timbangan, ter-
lebih lagi bahan kimia yang sensitif dan korosif seperti asam kuat ataupun basa kuat. Jika
perlu, anda keluarkan wadah tersebut dari timbangan, letakkan bahan dan masukkan lagi
wadah ke dalam timbangan. Ingat, jangan menekan tombol apapun pada langkah ini.
4. Tutup semua pintu kaca dan baca angka yang tertera di monitor. Anda bisa menambahkan
dan mengurangi bahan untuk mendapatkan bobot benda yang diinginkan pada tahapan
ini.
5. Catat bobot benda tertimbang

Bagaimana menimbang obyek padat secara langsung tanpa wadah dengan neraca
analitik?
Jika benda yang anda timbang berbentuk padatan (solid) seperti batu, maka anda dapat
menimbang benda tersebut secara langsung tanpa wadah.Pastikan anda menerapkan SOP
persiapan. Selanjutnya, letakkan benda secara hati-hati di atas pan (piringan), tutup penutup
timbangan, dan baca massa benda tersebut.

Cara membersihkan dan mematikan timbangan analitik


Ketika anda selesai menggunakan timbangan, pastikan timbangan dalam kondisi bersih dari
luberan bahan.Anda dapat mematikan timbangan di sore hari ketika tidak digunakan
lagi.Anda tekan tombol OFF.Kemudian, matikan aliran listrik dengan mencabut stop kontak.
Lakukan prosedur yang sama di esok hari.

Cara Menggunakan Timbangan Analitik Analog


Cara Menggunakan Timbangan Analitik Analog
Dalam artikel ini kami akan jelaskan cara menggunakan timbangan/neraca ohaus 3 (tiga)
lengan. Mungkin di artikel lain akan dibahas neraca 4 (empat), 2 (dua) atau neraca sama
lengan. Baca juga bagian-bagian timbangan neraca analitik sama lengan.

Gambar bagian bagian neraca analitik tiga lengan merk Ohaus

Setting Neraca Ohaus tiga lengan


 Geser ketiga slider (anting) sehingga menunjuk angka nol
 Pastikan tidak ada benda di atas pan (piringan) dan pan dalam kondisi bersih
 Pastikan slider dalam kondisi horizontal dan jarum menunjuk angka nol (setimbang). Jika
tidak menunjukkan angka nol, anda perlu menggeser thumbscrew sehingga menunjukkan
angka nol.
Langkah di atas disebut dengan kalibrasi.Kalibrasi adalah tindakan yang dilakukan
untuk menyesuaikan alat sehingga hasil keluaran (output) dari alat pengukuran
sesuai dengan besaran standar akurasi tertentu.

Penimbangan dengan neraca ohaus tiga lengan


 Letakkan benda tertimbang di atas pan
 Geser slider. Mulailah menggeser dari slider dari yang paling besar. Saat anda menggeser
slider dan itu menyebabkan lengan menjadi timpang, maka geser slider kembali ke tempat
semula.
 Geser slider selanjutnya sehingga menunjuk angka nol (titik kesetimbangan)
 Geser slider terakhir sehingga menunjuk angka nol (titik kesetimbangan)

Cara membaca/menentukan hasil pengukuran timbangan Ohaus 3 lengan


 Bacalah angka yang ditunjukkan oleh setiap slider secara bersamaan. Cara membaca ini
mirip dengan membaca skala nonius pada jangka sorong.
 Angka yang ditunjukkan oleh slider paling kecil menunjukkan batas ketelitian neraca ini.
Jika diperhatikan, setiap perindahan 1 angka, ada 10 garis kecil. Artinya 1/10 atau neraca
ohauss ini memiliki batas ketelitian 0,1 gram. Anda dapat menuliskan skala sampai
tingkat ketelitian 0,01 gram jika diperlukan.

Gambar Cara membaca hasil pengukuran neraca ohaus tiga lengan tanpa angka
penafsiran

Berdasarkan gambar di atas, maka bobot benda yang ditimbang adalah 373 gram.Bobot ini
merupakan hasil membaca angka utama.
Gambar Cara membaca tingkat ketelitian neraca ohaus tiga lengan dengan 1 angka
taksiran
Pada gambar di atas
terlihat bahwa bobot
benda tertimbang
adalah 373,3 gram.
Bobot ini
mengandung 1 angka
taksiran atau
ketelititian timbangan
adalah 0,1 gram.

Gambar Cara membaca hasil pengukuran neraca ohaus tiga lengan

Jika diperhatikan
seksama, anting
terkecil berada
diantara strip ke 3
dan ke 4. Maka, anda
bisa menuliskan
bobot benda
tertimbang adalah
373,35 gram. Sampai
disini, kita telah
membaca batas
maksimal ketelitian
timbangan analitik
ohaus, yakni 0,01
gram

Setiap timbangan memiliki tolerasi kesalahan (galat/error). Ada pendapat mengatakan, nilai
kesalahan terkecil sebuah timbangan dihitung dengan rumus 0,5 kali tingkat ketelitian. Jadi
neraca ohaus dengan ketelitian 0,1 gram, maka tolerasi kesalahannya sebesar 0,01×0,5 atau
0,05 gram. Maka dari itu bobot benda tertimbang berada diantara (373,35 – 0,05) gram
dan (373,35 + 0,05) gram atau 373,30 gram hingga 373,40 gram. Cara menggunakan
timbangan ohaus ini disadur dari tulisan John Erickson.

Cara Menggunakan Timbangan Analitik Digital dan Analog Laboratorium


19 April 201811 November 2017 Oleh Tukang Laboratorium

Cara menggunakan timbangan analitik digital dan analog di laboratorium yang baik dan
benar itu mudah, jika kita sudah membaca panduan (manual book) dan mengikuti manual
yang ada. Saya SETUJU dengan statement seperti itu.

Namun, berapa banyak laboran, peneliti, dosen atau guru, mahasiswa atau siswa, dan teknisi
laboratorium yang mengetahui detail fungsi bagian-bagian timbangan? Terlebih lagi tentang
bagaimana cara penggunaan timbangan analitik untuk menimbang benda dengan akurasi
tinggi, baik dengan neraca digital maupun neraca analog?.
Tahukah anda bahwa galat (error) yang terjadi pada penelitian yang anda lakukan akan
semakin besar saat anda keliru melakukan penimbangan? Atau bagaimana jika anda bekerja
di laboratorium farmasi atau dunia medis yang sering meramu/meracik bahan obat-obatan
dan anda tidak tahu cara menimbang yang akurat dan presisi? Apa yang terjadi kepada orang
yang mengkonsumsi racikan obat yang salah takaran hanya gara-gara tidak teliti dalam
menimbang?

Jika anda serius untuk belajar menggunakan alat laboratorium yang satu ini, maka anda perlu
membaca artikel dalam blog ini. Perlu anda ketahui bahwa menghitung bobot benda dengan
menggunakan neraca analitik analog memerlukan tingkat ketelitian tinggi.
Kali ini, alatalatlab.com akan mengulas tentang persiapan sebelum menimbang, aturan
pengoperasian timbangan yang baik dan benar, cara menggunakan timbangan analitik digital,
dan cara menggunakan timbangan analog dengan ohaus 3 lengan. Kami menyajikan tulisan
ini secara sistematis sehingga anda mudah mempelajarinya.

Daftar ISI
 Apa Pentingnya menggunakan timbangan analitik?
 Cara Menggunakan Timbangan Analitik Digital
 Langkah-langkah Persiapan dan cara setting timbangan analitik digital
o Lihat tanda tera untuk cek kesetimbangan
o Menyalakan timbangan digital
o Prosedur cara menimbang bahan berbentuk cair dan padatan (serbuk dan granul) dengan
timbangan analitik digital
o Bagaimana menimbang obyek padat secara langsung tanpa wadah dengan neraca analitik?
o Cara membersihkan dan mematikan timbangan analitik
 Cara Menggunakan Timbangan Analitik Analog
o Setting Neraca Ohaus tiga lengan
o Penimbangan dengan neraca ohaus tiga lengan
o Cara membaca/menentukan hasil pengukuran timbangan Ohaus 3 lengan
 Video Cara Menggunakan Timbangan Analitik
 Dalam artikel ini kami akan coba bahas cara setting dan menggunakan neraca analitik digital
dan cara mengoperasikan timbangan analitik analog. Semoga bisa menjawab pertanyaan anda
bagaimana cara memakai dan membaca timbangan analitik, baik digital maupun
analog/mekanik. Baca juga apa itu timbangan dan bagaimana sejarah timbangan.

Anda mungkin juga menyukai