Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

AEROMETER
BAB 1 PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Aerometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis zat cair.
Alat ini terdiri dari sebuah tabung berskala yang bagian bawahnya diberi
beban raksa, supaya dapat mengapung dalam zat cair yang akan diukur
berat jenisnya. Metode ini didasarkan atas pembagian berat jenis zat cair
dengan volume zat cair tersebut. Penentuan berat jenis dengan areometer
berdasarkan pada prinsip Archimedes. Setiap benda yang dicelupkan ke
dalam suatu cairan, akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan, karena adanya benda tersebut.
Aerometer berbentuk sebuah silinder yang yang berlubang. Agar dapat
tercelup dengan posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka
aerometer diisi dengan butir-butir Pb. Skala-skala pada areometer
menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis cairan, areometer
akan tercelup semakin dalam. Karena itu skala pada areometer
menunjukkan angka yang semakin besar dari atas ke bawah.

 Tujuan
1. Menggunakan Aerometer Nicholson (N) dan Aerometer yang berberat
tetap (M).
2. Menentukan rapat massa zat cair dan zat padat dengan menggunakan
Aerometer tersebut.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
 
2.1 Pengertian rapat jenis

Menurut defenisi, rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam


decimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang
sama kedua zat mempunyai temperature yang sama atau temperature yang
telah diketahui. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat,
hydrogen atau udara untuk gas. Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis
terutama menyangkut cairan, zat padat dan air merupakan pilihan yang
tepat untuk digunakan sebagai standar karena mudah didapat dan mudah
dimurnikan

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis suatu zat adalah :

1. Temperatur,
Dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula
halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa
membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh karena itu,
digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC
(suhu kamar).
2. Massa zat,
Jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya
juga menjadi lebih besar.
3. Volume zat,
Jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung
pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat
molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi berat
jenisnya.
2.2 Aerometer

Aerometer gunanya untuk mengukur kerapatan zat cair. Menurut hukum


Archimedes, sebuah areometer akan terbenam lebih banyak dalam cairan
yang kerapatannya kecil dan akan terbenam lebih sedikit dalam cairan yang
kerapatannya lebih besar. Areometer ada dua macam, yaitu salah satu untuk
mengukur kerapatan 1,00 (satu) ke bawah dan yang lainnya untuk
mengukur kerapatan cairan 1,00 ke atas. Untuk mencegah kesalahan
parallax, harus diusahakan areometer dapat bergerak bebas dalam cairan
atau tidak melekat pada dinding tempat cairan. Aerometer merupakan salah
satu dari aplikasi hukum Archimedes yang sering kita jumai dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi prinsip kerjanya menggunakan Hukum
Archimedes, yang menyatakan bahwa benda yang tercelup ke dalam fluida
mengalami gaya ke atas seberat fluida yang dipindahkan. Ketika aerometer
dicelupkan ke dalam fluida, maka fluida akan memberikan gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat hydrometer. Gaya ini terkonversikan menjadi
massa jenis zat cair yang diukur, karena di dalam aerometer terdapat zat
cair yang massa jenisnya sudah diketahui dan tertuang dalam skala yang
tertera pada aerometer.

BAB 3 METODE PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan

1. Areometer Nicholson (N)


2. Aerometer yang berberat tetap (M)
3. Batu timbangan
4. Butir-butir zat padat
5. Tiga bejana dengan isinya zat cair
6. Termometer
3.2 Prosedur

A.Dengan Areometer Nicholson


1. timbang areometer N dengn neraca teknis
2. Tambahkan anak timbangan sebesar 15 atau 20 g dalam pinggan
bawah (PB), agar N selalu tegak dalam zat cair. Selanjutnya beban ini
dianggap sebagai bagian dari areometer.
3. Masukkan N kedalam air,dan letakan beban W1 pada PA,sehingga N
tercelup sampai T.
4. catat temperaturnya
5. Masukkan N ke dalam zat cair x. berilah beban W2 pada PA yang
dapatmembuat N tercelup sampai T.
6. catatlah temperature zar cair x
7. Jadi pengamatannya adalah :
WN,W1,W2, temperatur air,temperature zat,ρ air.
Menentukan rapat massa zat padat
1. Masukkan N ke dalam zat cair yang rapat massanya diketahui
2. Tambahkan beban W0 dalam PA agar N tercelup sampai T
3. singkirkan W0. letakkan pada PA sejumlah zat pdat k, yang rapat
maasanya akan ditentukan
4. Tambahkan Wpdi PA agar N tercelup sampai T
5. Pindahkan zat padat k dari PA ke PB
6. untuk membuat N etrcelup sampai T, pada PA harus di beri beban Wq
7. jadi pengamatannya adalah;W0,Wp,Wq,temperature dan zat cair
B.Dengan Areometer yang berberat tetap
1. Masukan areometer M dalam zat caur I kemudian zat cair II, yang
masing-masing telah diketahui rapat massanya yaitu ρ1 dan ρ2.
2. Tentukan n1 dan n2. catat temperturnya.
3. Masukkan M ke dalam zat cair x yang akan ditentukan rapat massanya
(ρx)
4. Catat sampai garis mana M mengapung (nx)
5. Catat temperaturnya
6. Jadi pengamatannya adalah : n1,n2,nx,t1,t2,tx,ρ1,ρ2 (dari hasil A-1 & 2)
 
DAFTAR PUSTAKA
 
 Mekanika, Panas dan Bunyi. Pedoman Praktikum Fisika Dasar 1.
Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
 http://irmatrianjaswati-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-99203-
elektronika%20analog%20dan%20Digital-Aerometer%20Atau
%20Hidrometer.html

Anda mungkin juga menyukai