Anda di halaman 1dari 27

AIR PERMUKAAN

Danau adalah lembah atau cekungan di daratan yang berisi air dan
merupakan waduk alam yang tidak mempunyai hubungan langsung
dengan laut
Terbentuknya Danau
1.
Kegiatan tektonik yang
menimbulkan patahan dan
amblesan pada permukaan bumi
2.
Akibat ledakan gunungapi yang
membentuk kawah
3.
Akibat tertutupnya lembah
sungai oleh massa batuan yang
longsor
4.
Danau-danau bawah tanah
akibat proses kimiawi pada batu
kapur.

Sungai Terbentuk melalui presipitasi (hujan), salju/gletser yang


mengalir di permukaan bumi dengan membentuk saluransaluran dan bermuara ke laut.
Selain sebagai salah satu sumber air kehidupan, sungai
memiliki tenaga untuk merusak sekaligus membangun, yaitu
mengendapkan kembali material-material yang dibawa dari
hasil perusakannya.

Genesa Sungai
1.
Aliran air pertama kali
membentuk alur-alur kecil
2.
Alur-alur kecil tersebut akan
saling berpotongan dan
berhubungan pada suatu bidang
hamparan air (water sheet) yang
terbentuk diantara lereng-lereng
dataran tinggi dan membentuk
pola pengaliran tertentu.

Erosi dan Pengendapan pada sungai


Air sungai mengalir dibawah pengaruh gravitasi
maka kederasannya tergantung pada gradien
atau kemiringan lereng dasar sungai.

Sepanjang proses pengalirannya air mengerosi


bagian dasar dan dinding sungai, material hasil
erosi diangkut dan kemudian diendapkan kembali
pada bagian-bagian sungai yang lainnya, atau terus
terbawa aliran masuk ke laut.

Daerah pegunungan memiliki


kemiringan aliran yang besar
sehingga aliran air lebih deras dan
proses erosi lebih kuat ke arah dasar
sungai (arah vertikal).
Hal ini menyebabkan penampang
sungai mempunyai bentuk
menyerupai huruf V yang
menandakan sungai tersebut masih
dalam stadium muda. Pada tahap ini
proses sungai didominasi oleh erosi
7

Semakin ke hilir gradien sungai semakin berkurang (daerah lebih


landai), kekuatan erosi lebih seimbang baik ke arah dasar
(vertikal) maupun ke arah samping (horizontal).
Sepanjang aliran ini terjadi proses cut and fill yaitu selain
mengerosi juga sekaligus terjadi proses pengendapan
(sedimentasi).

Semakin gradien sungai menurun, kekuatan erosi vertikal terus


berkurang dan sebaliknya erosi horizontal semakin besar. Oleh
sebab itu makin ke arah hilir penampang sungai akan berubah
menjadi seperti huruf U.
Pada daerah-daerah yang datar proses sungai yang berlangsung
hanya pengendapan seperti yang terjadi di daerah-daerah pantai.

Morfometri Daerah Aliran Sungai


Daerah Aliran Sungai (DAS)/Daerah Pengaliran Sungai (DPS)
atau drainage basin adalah suatu daerah yang terhampar di sisi
kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai, dimana semua anak
sungai yang terdapat di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara
ke dalam suatu sungai induk

10

Daerah Aliran Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan


sebagai suatu daerah yang dibatasi oleh topografi alami,
dimana semua air hujan yang jatuh didalamnya akan
mengalir melalui suatu sungai dan keluar melalui outlet
pada sungai tersebut

Morfomeri Daerah Aliran


Sungai (DAS) adalah
istilah yang digunakan
untuk menyatakan
keadaan jaringan alur
sungai secara kuantitatif.
keadaan yang dimaksud
untuk analisa aliran
sungai antara lain
meliputi:

11

A. Luas
Garis batas antara DAS adalah punggung permukaan bumi yang
dapat memisahkan dan membagia air hujan ke masing-masing
DAS. Garis batas tersebut ditentukan berdasarkan perubahan
kontur dari peta tofografi sedangkan luas DAS nya dapat diukur
dengan penskalaan peta. adapun formula untuk perhitungan luas
yaitu:
Luas = Jumlah kotak x skala

12

B. Panjang dan lebar


Panjang DAS adalah sama dengan jarak datar dari muara sungai
ke arah hulu sepanjang sungai induk. Sedangkan lebar DAS
adalah perbandingan antara luas DAS dengan panjang sungai
induk.
Lebar = Luas DAS/Panjang Sungai Induk

13

C. Kemiringan atau Gradien Sungai


Gradien atau kemiringan sungai dapat diperoleh dengan
persamaan sebagai berikut:
g = Jarak Vertikal/Jarak Horisontal
Ket :
g = Gradien Sungai
J. Vertikal = Beda tinggi antara hulu dengan hilir (m)
J. Horisontal = Panjang sungai induk (m)

14

D. Orde dan tingkat percabangan sungai


1. Orde Sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat
dibagi dalam beberapa orde sungai.
Orde sungai adalah posisi
percabangan alur sungai di dalam
urutannya terhadap induk sungai di
dalam suatu DAS. Dengan demikian
makin banyak jumlah orde sungai akan
semakin luas pula DAS nya dan akan
semakin panjang pula alur sungainya.

15

2. Tingkat percabangan sungai


Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka
atau indeks yang ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai
untuk suatu orde.
Untuk menghitung tingkat percabangan sungai dapat digunakan
rumus:
Rb = Nu/Nu+1
Ket:
Rb = Indeks tingkat percabangan sungai
Nu = jumlah alur sungai untuk orde ke u
Nu + 1 = jumlah alur sungai untuk orde ke u + 1
Adapun karakteristik dari tiap nilai Rbnya yaitu:

16

E. Kerapatan sungai
Kerapatan sungai adalah suatu
angka indeks yang menunjukkan
banyaknya anak sungai di dalam
suatu DAS. Indeks tersebut
diperoleh dengan persamaan
sebagai berikut:
Dd = L/A
Ket:
Dd = indeks kerapatan sungai
(km/km2)
L = jumlah panjang sungai
termasuk anak-anak sungainya
A = Luas DAS (km2)
Adapun karakteristik dari nilai
indeks kerapatan sungai (Dd)
yaitu:
17

F. Bentuk Daerah Aliran Sungai


Pola sungai menentukan bentuk suatu DAS. Bentuk DAS
mempunyai arti penting dalam hubungannya dengan aliran sungai,
yaitu berpengaruh terhadap kecepatan terpusat aliran
Menurut Gregari dan Walling (1975), untuk menentukan bentuk DAS
dapat diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya.
Rc = 4A/P2
Ket:
Rc = Basin circularity
A = Luas DAS (m2)
P = Keliling (m)
= 3,14
Adapun karakteristik
dari nilai Basin circularity yaitu:

18

G. Pola Pengairan Sungai


Sungai di dalam semua DAS mengikuti suatu aturan yaitu bahwa
aliran sungai dihubungkan oleh suatu jaringan suatu arah
dimana cabang dan anak sungai mengalir ke dalam sungai induk
yang lebih besar dan membentuk suatu pola tertentu. Pola itu
tergantungan dari pada kondisi tofografi, geologi, iklim, vegetasi
yang terdapat di dalam DAS bersangkutan.
Adapun Pola-pola Pengairan Sungai yaitu:

19

1. Pola trellis dimana memperlihatkan letak anak-anak sungai yang


paralel menurut strike atau topografi yang paralel. Anak-anak
sungai bermuara pada sungai induk secara tegak lurus. Pola
pengaliran trellis mencirikan daerah pegunungan lipatan (folded
mountains). Induk sungai mengalir sejajar dengan strike,
mengalir di atas struktur synclinal, sedangkan anak-anak
sungainya mengalir sesuai deep dari sayap-sayap synclinal dan
anticlinal-nya. Jadi, anak-anak sungai juga bermuara tegak lurus
terhadap induk sungainya.

20

2. Pola Rektanguler, dicirikan oleh induk sungainya memiliki


kelokan-kelokan 90o, arah anak-anak sungai (tributary)
terhadap sungai induknya berpotongan tegak lurus. Biasanya
ditemukan di daerah pegunungan patahan (block mountains).
Pola seperti ini menunjukkan adanya pengaruh joint atau bidangbidang dan/atau retakan patahan atau graben-graben yang
saling berpotongan.

21

3. Pola Denritik, yaitu pola sungai dimana anak-anak sungainya


(tributaries) cenderung sejajar dengan induk sungainya. Anakanak sungainya bermuara pada induk sungai dengan sudut
lancip. Model pola denritis seperti pohon dengan tatanan dahan
dan ranting sebagai cabang-cabang dan anak-anak sungainya.
Pola ini biasanya terdapat pada daerah berstruktur plain, atau
pada daerah batuan yang sejenis (seragam, homogen) dengan
penyebaran yang luas.

22

4. Pola Radial Sentripugal, Pola pengaliran beberapa sungai di


mana daerah hulu sungai-sungai itu saling berdekatan seakan
terpusat pada satu titik tetapi muaranya menyebar, masingmasing ke segala arah. Pola pengaliran radial terdapat di daerah
gunungapi atau topografi bentuk kubah seperti pegunungan, hulu
sungai-sungai berada di bagian puncak, tetapi muaranya
masing-masing menyebar ke arah yang lain, ke segala arah.

23

5. Pola Radial Sentripetal, Kebalikan dari pola radial yang


menyebar dari satu pusat, pola sentripetal ini justru memusat
dari banyak arah. Pola ini terdapat pada satu cekungan (basin),
dan biasanya bermuara pada satu danau. Di daerah beriklim
kering dimana air danau tidak mempunyai saluran pelepasan ke
laut karena penguapan sangat tinggi, biasanya memiliki kadar
garam yang tinggi sehingga terasa asin.

24

6. Pola Paralel, Adalah pola pengaliran yang sejajar. Pola


pengaliran semacam ini menunjukkan lereng yang curam.
Beberapa wilayah di pantai barat Sumatera memperlihatkan pola
pengaliran paralel

25

7. Pola Annular, Pola pengaliran cenderung melingkar seperti


gelang; tetapi bukan meander. Terdapat pada daerah berstruktur
dome (kubah) yang topografinya telah berada pada stadium
dewasa. Daerah dome yang semula (pada stadium remaja)
tertutup oleh lapisan-lapisan batuan endapan yang berselangseling antara lapisan batuan keras dengan lapisan batuan
lembut.

26

27

Anda mungkin juga menyukai