Anda di halaman 1dari 13

UJI KOLOM

Aditya Wiratama
Ainul Yaqin
Amalia Solihah
Bagas Bima R.I
Danang Putra W.U
Wiwin Setyorini

Kolom merupakan suatu struktur tekan yang memegang peranan penting dari
suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi
kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan
dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur. (Sudarmoko, 1996)
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal
dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil.
Kolom merupakan bagian vertikal dari suatu struktur rangka yang menerima
beban tekan dan lentur. Kolom meneruskan beban-beban dari elevasi atas ke
elevasi yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui pondasi.
(Nawy,1998)

Peningkatan beban pada bagian gedung seringkali tidak dikuti dengan


peningkatan kekuatan struktur. Sehingga kemungkinan kegagalan
akan terjadi. Perkuatan (strengthening) merupakan salah satu metode
untuk meningkatkan kekuatan dan daktilitas struktur. Salah satu
alternatif dari metode adalah concrete jacketing

Pengujian Terhadap Kolom


Kuat Lentur
Uji Geser

Metode Pengujian Kuat Lentur


Pengujian dilakukan setelah benda uji kolom berumur 28 hari. Pembebanan
dilakukan secara statik yang ditimbulkan dengan hydraulic jack dan nilai pembacaan
beban dari load cell dengan bantuan alat data logger. Sedangkan untuk pembacaan
besarnya lendutan menggunakan 3 buah dial gauge. Sebelum dilakukan pengujian
kolom, dilakukan juga pengujian silinder beton untuk mendapatkan kuat lentur
karakteristik beton.
Sebelum dilakukan pengujian, benda uji kolom diberi beban kecil dari hydraulic jack
untuk mengontrol bahwa dial gauge, load cell dan strainmeter yang akan digunakan
berfungsi seperti yang direncanakan. Pembacaan beban dan lendutan dilakukan
secara bertahap, mulai pembebanan nol sampai maksimum. Besarnya tahap
pembacaan beban pada tiap-tiap pembebanan (loading step) bervariasi antara 4 kN
sampai 10 kN. Pembebanan diberikan sampai dicapai kondisi benda uji runtuh dan
pada pengujian dilakukan pula pengamatan retak dan pengukuran lebar retak yang
terjadi.

Concrete Jacketing adalah salah satu metode perkuatan struktur yang


digunakan pada kolom bangunan yang bertujuan untuk memperbesar
penampang kolom, maka penampang kolom menjadi besar dari pada
sebelumnya sehingga kekuatan geser beton menjadi meningkat.
Keuntungan utama dari metode ini adalah memberikan peningkatan
dan pertambahan batas daripada kekuatan dan daktilitas beton, dan
keuntungan kedua, bahwasannya jacket dalam melindungi dari
kerusakan fragment dan struktur yang diperbaiki memiliki
kemampuan dalam menerima beban, karena jacket dapat
mengurangi kegagalan geser langsung (direct shear), namun dapat
juga menyediakan peningkatan kapasitas struktur itu sendiri

Contoh Gambar Alat

Keterangan :
1. Hydraulic Jack beban aksial
2. Hydraulic Jack beban lateral
3. LVDT
4. Load Cell
5. Benda Uji Kolom
6. Frame Pengaku
7. Loading Frame
8. Pompa Hydraulic Jack
9. Pompa Hydraulic Jack
10. Sambungan Rool
11. Rigid Floor
12. Data Loger

Pengujian Geser
Pengujian geser murni dilakukan pada alat Universal Testing machine
(UTM). Benda uji ditempatkan vertikal dan pada kedua beton pelapis
diberi bantalan beban yang berguna untuk meninggikan posisi beton
pelapis pada saat pengujian geser murni agar antara dua permukaan
beton terjadi slip. Beban diberikan pada beton inti yang diatasnya
ditempatkan bantalan besi yang yang berguna agar beban yang
diterima merata.

Metode Pengujian
Pasang 2 buah perletakan pada frame dan pasang load cell sejajar dengan jackpad yang
berada dibagian kanan frame
Benda uji diangkat menggunkana forklift, letakan dan posisikan benda uji pada frame yang
telah disediakan pada posisi tengah-tengah frame . Benda uji di tempatkan pada 2 tumpuan
yang telah dipasang diatas frame dan ujung baloknya diempelkan dengan pelat yang dipasang
bergandengan dengan load cell. Posisi kolom berada di bagian bawah / horizontal sedangkan
bagian baloknya vertical.
Pasang alat LVDT pada area lentur balok dan kolom sambungan ke data logger untuk
membantu dalam mencatat setiap beban yang diberikan dan lendutan yang terjadi
Lakukan pemberian beban secara konstan dan berkelanjutan setiap (-+) 0,1 kN lakukan
pemberian beban hingga benda uji mengalami keruntuhan
Selama proses pembebanan berlangsung lakukan penggarisan pada setiap retakan yang
terjadi. Garis ini bertujuan untuk mempermudah dalam melihat pola retak dan jenis keruntuhan
yang terjadi. Besarnya beban yang diberikan akan di rekap secara otomatis oleh data loger
yang dipakai
Setelah balok mengalami keruntuhan, amati pola retak dan jenis keruntuhan yang terjadi pada
benda uji

Hasil eksperimental berupa kurva hubungan antara tegangan geser


dengan slip permukaan lapisan beton dibedakan atas tipes konektor
dan jenis beton inti, seperti terlihat pada Gambar4.Pada gambargambar tersebut menunjukkan bahwa sebelum retak terbentuk pada
pemukaan kedua lapisan beton, kurva hubungan tegangan geser-slip
permukaan adalah vertikal, dimana tegangan geser yang terjadi
meningkat dengan slip yang mendekati nol.

Kelompok 5: Ukuran Uji Geser dan lentur untuk besarnya sama atau
tidak ? untuk ukurannya sama atau tidak ?
Kelompok 1: Apa arti dari pola retak yang terjadi pada kolom ?

Anda mungkin juga menyukai