Anda di halaman 1dari 19

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ALKALOID

PADA BIJI KOPI ARABICA (Coffea arabica


L) DENGAN CARA KROMATOGRAFI LAPIS
TIPIS
KELOMPOK : 5
ANGGOTA :
ANISA SITI NURJANAH
NENG ELINA

NOVA NOVITASARI

RESA RESTU ILAHI

WINA WINARTI ERNAWATI SAADAH


EUIS HERMAWATI
GINA APRIANTINA

MERLIN CHRISTIAN

Tujuan
Untuk melakukan isolasi senyawa alkaloid dari biji kopi arabica
dan identifikasi alkaloid pada biji kopi arabica secara KLT.

Marga : Coffea
Spesies : Coffie arabica L.
Kopi
arabika
(Coffea
arabica)
berasal dari hutan pegunungan di
Etiopia, Afrika. Di habitat asalnya,
tanaman ini tumbuh dibawah kanopi
hutan tropis yang rimbun. Kopi jenis
inibanyak ditumbuh di ketinggian
di atas 500 meter dpl.Kopi arabika
akan tumbuh maksimal bila ditanam
diketinggian 1000-2000 meter dpl.
Dengan curah hujan berkisar 12002000
mm
per
tahun.
Suhu
lingkungan paling cocok untuk
tanaman
ini
berkisar
15-24oC.
Tanaman ini tidak tahan pada
temperatur yang mendekati beku
dibawah 4oC

Morfologi Tumbuhan

ogi Tumbuhan

Pendahuluan
Kopi mengandung alkaloid, salah satu cirinya adalah berasa pahit
yang disebabkan oleh kandungan caffeinnya. Kopi adalah minuman
dengan kandungan kimia yang komplek. Dalam satu cangkir kopi
terdapat sekitar 800 senyawa aromatik.
Sejumlah besar bukti ilmiah menunjukkan bahwa minum kopi secara
tidak berlebihan yakni 3-5 cangkir per hari dapat mengurangi risiko
beberapa jenis penyakit, salah satunya mengurangi risiko diabetes
tipe 2. Kebiasaan minum 5 cangkir kopi atau lebih per hari dapat
memperbaiki pengaturan dan toleransi glukosa serta secara
substansial menurunkan risiko diabetes tipe 2 (35%-75%) pada
berbagai populasi di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Jadi bila
kopi
dikonsumsi
berlebihan,
kandungan
caffeinnya
bisa
menyebabkan masalah jantung. Namun, dengan takaran yang pas,
caffein efektif meningkatkan kewaspadaan, bahkan menyehatkan.

Pendahuluan
Daun, buah, dan akarkopi arabikamengandung saponin, flavonoida,
dan polifenol, disamping itu buahnya juga mengandung alkaloida.
Zat kimia kopi arabica (Coffea arabica Lindl. Ex De Will) yang
bermanfaat yaitu Caffein, Trigoneline, Glukosa, Protein, Teofilina,
Asam Klorogenat, Tanin, Mineral, Komponen Volatil. Sedangkan
kandungan caffein pada kopi arabica (Coffea arabica Lindl. Ex De
Will) adalah sekitar 0,8-1,4%.

Beberapa Jenis Kopi

Metodologi
Bahan : Biji kering biji Kopi Arabica (Coffea arabica
L), Aquades, Kloroform, Pb asetat, Batu didih, Kertas
saring
Alat : Labu alas bulat, Beacker glass 500 ml dan 250
ml, Gelas ukur 250 ml dan 50 ml, Timbangan analitik,
Flakon, Corong kaca, Corong pisah, Erlenmeyer 250
ml, Pipet, Batang pengaduk, Mikroskop dan object
glass, Kain flanel, Statif, Kompor listrik, Cawan
porselen, Waterbath, Kaki tiga

Cara kerja isolasi


CARA KERJA ISOLASI

Instrumen KLT
Bahan : Kristal caffein sampel, Kristal caffein
standar, CHCL3, etanol, Pereaksi Dragendorff, Pelat
Silika Gel GF 254 dan Kertas saring.
Alat : Pipet, Gelas ukur, Beacker glass, Seperangkat
alat KLT, Lampu UV 254 nm dan Botol semprot
pereaksi.

Cara Kerja KLT


1.

Masukkan fase gerak (CHCL3 : etanol) (96 : 4) kedalam bejana dan


masukkan kertas saring, tutup bejana sampai jenuh oleh fase gerak.

2.

Siapkan sampel dan standar timbang masing-masing 10 mg yangdilarutkan


dalam 1 ml CHCL3.

3.

Totolkan sampel dan standar dengan jarak antara totolan 1 cm pada silika
gel.

4.

Masukkan fase diam (silika gel) kedalam bejana dan tutup bejana
rapatrapat.

5.

Elusi fase gerak dengan CHCL3 : Etanol (96 : 4).

6.

Mendiamkan fase diam hingga mengembang, setelah mengembang


dikeringkan.

7.

Amati dibawah lampu UV 254 nm ditandai ditempat pemadaman bercak,


kemudian mengamati warnanya.

8.

Ambil pelat silika gel, semprot dengan pereaksi Dragendorff.

9.

Amati bercak warna, dan hitung Rf nya.

Metode Pengolahan dan


Analisis Data
1.

Organoleptis

2.

Rendemen

Presentase perbandingan antara bobot hasil isolasi dengan bobot


simplisia.

3.

Deteksi bercak

Pengamatan bercak dibawah lampu UV 254 akan memberikan warna


ungu. Setelah disemprot dengan pereaksi Dragendorff akan
memberikan
tampilan bercak warna jingga.
4.

Rf

Hasil dan Pembahasan


1.

Hasil Pemeriksaan Organoleptis Serbuk Biji Kopi arabica (Coffea

arabica Lindl.Ex De Will).

Biji kopi arabika adalah biji yang sudah diserbuk dan dikeringkan menggunakan
metode susut pengeringan dengan cara mengeringkan simplisia pada suhu
105oC hingga mencapai konstan.

Dari hasil pemeriksaan organoleptis serbuk biji kopi arabica tidak seperti serbuk
kopi yang kita ketahui pada umumnya yang identik berwarna hitam dan berbau
harum yang khas, tetapi berwarna coklat muda dan berbau coklat kacang dan
berasa pahit karena biji kopi masih mentah dan belum mengalami proses
fermentasi atau penyangraian.

Hasil dan Pembahasan


2.

Rendemen Hasil Isolasi dengan Refluks

Isolasi alkaloid pada serbuk biji kopi arabika menggunakan metode refluks
dengan penyari air yang dilakukan selama 25 menit atau lebih, sesuai
dengan tingkat kelarutannya dan diekstrasi menggunakan corong pisah
dengan dua kali ektraksi menggunakan kloroform, karena caffein hanya
larut dalam kloroform.

3.

Hasil Pemeriksaan Organoleptis Kristal Caffein

Pemeriksaan organoleptis kristal kafein dilakukan dibawah


mikroskop. Dari hasil pemeriksaan organoleptisnya kristal caffein
telah sesuai dengan dengan ciri organoleptisnya sehingga kristal
yang didapat dari hasil isolasi menggunakan metode refluks dan
mikrosublimasi adalah kristal caffein murni

4. Hasil Identifikasi Kristal Caffein dengan cara Kromatografi Lapis


Tipis (KLT).

Kristal caffein yang diperoleh di identifikasi secara KLT dengan


fase diam silika gel dan fase geraknya CHCL3 :Etanol (96 : 4).
Pengamatan bercak dibawah lampu UV 254 nm menunjukkan
adanya fluoresensi bercak warna ungu baik standar maupun
sampel. Kemudian pelat silika gel disemprot dengan pereaksi
Dragendorff yang terdiri dari campuran basa bismutsubnitrat,
asam asetat, asam sulfat, kalium iodida, dan air. Sehingga bercak
standar dan sampel menjadi nampak dan berwarna jingga. Bentuk
bercak standar dan sampel oval dan hampir seragam serta tidak
ada tailingnya, namun bercak standar lebih besar dari pada
sampel. Hal ini dikarenakan penotolan standar pada pelat silika
gel terlalu banyak. Dengan demikian kristal caffein berhasil untuk

5.

Hasil Perhitungan Rf Standar dan Sampel

Dari hasil perhitungan, perbandingan antara angka Rf standar dan


angka Rf sampel adalah sama yaitu 0,5. Angka Rf 0,5 telah
memasuki range angka Rf 0,2-0,8.

Kesimpulan
1.

Biji kopi arabica (Coffea arabica Lindl. Ex De Will) sampel


mengandung alkaloid dengan rendemen rata-rata 0,98% dengan
rendemen standarnya adalah 0,8-1,4%.

2.

Isolasi alkaloid pada biji kopi arabica (Coffea arabica Lindl. Ex De


Will) dapat dilakukan dengan metode Refluks.

3.

Identifikasi alkaloid biji kopi arabica (Coffea arabica Lindl. Ex De


Will) dapat dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis (KLT)
denga fase diam silika GF 254 dan fase gerak CHCl3 : Etanol (96 :
4).

Anda mungkin juga menyukai