Bedah Kasus Kimia Farma Kelompok 6
Bedah Kasus Kimia Farma Kelompok 6
BEDAH KASUS
KIMIA FARMA
Gambaran Kasus
Kementerian
BUMN
dan
Bapepam menindikasikan bahwa
Laporan Keuangan PT Kimia
Farma TBK tahun buku 2001
mengandung unsur rekayasa
dan penggelembungan.
KAP yang mengaudit diminta
untuk melakukan audit ulang
dan
menyajikan
kembali
(restated) LK tersebut.
Kronologis
LK per 31 Desember 2001
Manajemen
PT
Kimia
Farma
Tbk
melaporkan laba bersih sebesar Rp132 M
dan telah diaudit oleh KAP Hans
Tuanakatta&Mustofa (HTM)
Kementerian BUMN dan Bapepam
Menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu
besar dan mengandung unsur rekayasa.
Audit Ulang
Pada 3 Oktokber 2002 Laporan Keuangan
Kimia Farma 2001 disajikan kembali
(restated) dengan keuntungan hanya
sebesar Rp99,56 M.
Lanjutan Kronologi
Direktur
produksi
menerbitkan
dua
buah
daftar
harga
persediaan
pada tanggal 1 dan 3
Februari 2002. daftar harga
per 3 Februari ini telah
digelembungkan
nilainya
dan
dijadikan
dasar
penilaian persediaan pada
unit distribusi Kimia Farma
per 31 Desember 2001
1. Overstated
penjualan
Penyebab
Pihak Direksi lama PT Kimia
Farma memiliki tendensi untuk
meningkatkan laba perusahaan
dengan praktik yang tidak
sehat dan melanggar peraturan
mark up.
Lalainya pihak audit dalam
mendeteksi
terjadinya
kecurangan
dan
rekayasa
dalam LK PT Kimia Farma.
Akibat
1. LK PT Kimia Farma tahun 2001
Overstated
2. Pemakaian laporan keuangan
tidak menerima informasi yang
fair
3. Citra
dan
reputasi
audit
menurun
4. Pemegang saham PT Kimia
Farma
secara
aklamasi
menyetujui tidak memakai lagi
jasa HTM sebagai akuntan
publik.
Penyelesaian
Sesuai pasal 5 huruf N undangundang No 8 tahun 1995 tentang pasar
modal maka:
Direksi lama PT Kimia Farma periode
1998-2002
diwajibkan
membayar
sejumlah Rp1 M untuk disetorkan ke kas
negara, karna melakukan kegiatan
praktik pengelembungan atas LK 2001.
Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP
Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku
audit
PT
kimia
farma
diwajibkan
membayar sejumlah Rp 1M, untuk
disetor ke kas negara, karna atas risiko
audit yang tidak berhasil mendeteksi
adanya pengelembungan laba tersebut
Mitigasi
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko
etika
a. Melakukan
penilaian
dan
identifikasi para stakeholder HTM
b. Mempertimbangkan kemampuan
SDM HTM dengan ekspektasi
para stakeholder dan menilai
resiko ketidak sanggupan SDM
HTM dalam menjalankan tugas
audit.
c. Mengutamakan reputasi KAP HTM
dengan berpegang pada nilainilai hypernorm
2. Menerampkan starategi dan taktik
dalam membina hubungan strategi
Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang terjadi pada PT
Kimia Farma dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi adanya pelanggaran kode etik profesi
akuntansi yang berpengaruh terhadap
prinsipnya sbb:
1. Kepentingan Publik
Akuntan telah mengorbankan kepentingan
publik demi kepentingan semata. Dengan
kesalahan penyajian pada LK, menyebabkan
pengambilan keputusan yang salah bagi
para investor.
2. Integritas
PT Kimia Farma terbukti tidak jujur dalam
menyusun laporan keuangannya. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang
TERIMA KASIH
KELOMPOK 6