Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 6

1. Odhi oktava A. (201312-143)


2. Rika Novitasari (201312-144)
3. Nia Rofiana
(201312-145)
4. Khikhi Y.K
(201312-160)
5. Muhammad Fahry A.
(2013-12-169)

BEDAH KASUS
KIMIA FARMA

Sejarah Kimia Farma


Kimia Farma adalah perusahaan industri
farmasi pertama di indonesia yang didirikan
oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817.
nama perusahaan ini pada awalnya NV
Chemicalien Handle Rathkamp&Co.
Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi
atas eks perusahaan Belanda di masa awal
kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah
RI
melakukan
peleburan
sejumlah
perusahaan
Farmasi
menjadi
PNF
(Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia
Farma.
Kemudian pada tanggal pada tanggal 16
Agustus 1971, bentuk bandan hukum PNF
diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga
nama perusahaan berubah menjadi PT.Kimia
Farma (Persero)

Gambaran Kasus
Kementerian
BUMN
dan
Bapepam menindikasikan bahwa
Laporan Keuangan PT Kimia
Farma TBK tahun buku 2001
mengandung unsur rekayasa
dan penggelembungan.
KAP yang mengaudit diminta
untuk melakukan audit ulang
dan
menyajikan
kembali
(restated) LK tersebut.

Kronologis
LK per 31 Desember 2001
Manajemen
PT
Kimia
Farma
Tbk
melaporkan laba bersih sebesar Rp132 M
dan telah diaudit oleh KAP Hans
Tuanakatta&Mustofa (HTM)
Kementerian BUMN dan Bapepam
Menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu
besar dan mengandung unsur rekayasa.
Audit Ulang
Pada 3 Oktokber 2002 Laporan Keuangan
Kimia Farma 2001 disajikan kembali
(restated) dengan keuntungan hanya
sebesar Rp99,56 M.

Lanjutan Kronologi
Direktur
produksi
menerbitkan
dua
buah
daftar
harga
persediaan
pada tanggal 1 dan 3
Februari 2002. daftar harga
per 3 Februari ini telah
digelembungkan
nilainya
dan
dijadikan
dasar
penilaian persediaan pada
unit distribusi Kimia Farma
per 31 Desember 2001
1. Overstated
penjualan

Pihak yang Terlibat


1. Akuntan
Pada saat audit 31 Desember 2001 akuntan
belum menemukan kesalahan pencatatan
atas LK. Pada audit interm 2002 akutan
menemukan kesalahan pencatatan atas
laporan keuangan, namun tidak melaporkan
kepada pihak berwenang.
Bapepam bekerjasama dengan Direktorat
Akuntansi Lembaga Keuangan mencari buktibukti atas keterlibatan akuntan publik dalam
kesalahan pencatatan LK pada PT Kimia
Farma Tbk. Untuk tahun buku 2001.
KAP HTM terbukti tidak ikut terlibat secara
langsung dalam skandal manipulasi yang
dilakukan oleh manajemen, namun sebagai
auditor independen KAP HTM seharusnya
mampu mendeteksi adanya ketidakwajaran
penyajian laporan keuangan klien.

Pihak yang Terlibat


2. Manajemen
Setelah dilakukan audit ulang, laba
bersih 2001 seharusnya hanya
sekitar Rp100 M, mengoreksi audit
sebelumnya yang mencatat laba
sebesar Rp132,3 M
Mantan Direksi PT Kimia Farma
Tbk. Telah terbukti melakukan
pelanggaran dalam kasus dugaan
pengelembungan (mark up) laba
bersih
dilaporan
keuangan
perusahaan milik negara tahun
buku 2001

Penyebab
Pihak Direksi lama PT Kimia
Farma memiliki tendensi untuk
meningkatkan laba perusahaan
dengan praktik yang tidak
sehat dan melanggar peraturan
mark up.
Lalainya pihak audit dalam
mendeteksi
terjadinya
kecurangan
dan
rekayasa
dalam LK PT Kimia Farma.

Akibat
1. LK PT Kimia Farma tahun 2001
Overstated
2. Pemakaian laporan keuangan
tidak menerima informasi yang
fair
3. Citra
dan
reputasi
audit
menurun
4. Pemegang saham PT Kimia
Farma
secara
aklamasi
menyetujui tidak memakai lagi
jasa HTM sebagai akuntan
publik.

Penyelesaian
Sesuai pasal 5 huruf N undangundang No 8 tahun 1995 tentang pasar
modal maka:
Direksi lama PT Kimia Farma periode
1998-2002
diwajibkan
membayar
sejumlah Rp1 M untuk disetorkan ke kas
negara, karna melakukan kegiatan
praktik pengelembungan atas LK 2001.
Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP
Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku
audit
PT
kimia
farma
diwajibkan
membayar sejumlah Rp 1M, untuk
disetor ke kas negara, karna atas risiko
audit yang tidak berhasil mendeteksi
adanya pengelembungan laba tersebut

Mitigasi
1. Mengidentifikasi dan menilai risiko
etika
a. Melakukan
penilaian
dan
identifikasi para stakeholder HTM
b. Mempertimbangkan kemampuan
SDM HTM dengan ekspektasi
para stakeholder dan menilai
resiko ketidak sanggupan SDM
HTM dalam menjalankan tugas
audit.
c. Mengutamakan reputasi KAP HTM
dengan berpegang pada nilainilai hypernorm
2. Menerampkan starategi dan taktik
dalam membina hubungan strategi

Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang terjadi pada PT
Kimia Farma dapat disimpulkan bahwa telah
terjadi adanya pelanggaran kode etik profesi
akuntansi yang berpengaruh terhadap
prinsipnya sbb:
1. Kepentingan Publik
Akuntan telah mengorbankan kepentingan
publik demi kepentingan semata. Dengan
kesalahan penyajian pada LK, menyebabkan
pengambilan keputusan yang salah bagi
para investor.
2. Integritas
PT Kimia Farma terbukti tidak jujur dalam
menyusun laporan keuangannya. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang

TERIMA KASIH

KELOMPOK 6

Anda mungkin juga menyukai