Anda di halaman 1dari 56

Laporan Kegiatan PKPA RSUP

Persahabatan
Periode 5 September-31 Oktober 2016

Disusun Oleh :
Belinda Brigita, S.Farm
Olimpia Barceline Simanjuntak,
S.Farm
Saptiyawati, S.Farm
Siti Amalia, S.Farm
Tiya Resyca Yuniarti, S.Farm
Yona Aulia, S.Farm
Sejarah RSUP
Persahabatan
Dibangun tahun 1961, merupakan bantuan pemerintah
Rusia yang diberikan pada pemerintah Indonesia pada 7
November 1963
Periode 1 (1963 1975)
Menjadi RSUP Dr.Cipto Mangun Kusumo
Periode 2 (1975 1992)
Menjadi RS mandiri& rumah sakit umum kelas B

Periode 3 (1992 - 2002)


Menjadi RS unit swadana

Periode 4 ( 2002 - 2005)


RSUP menjadi perusahaan jawatan tahun 2002
Periode 5 ( 2005 - 2011)
Menjadi unit pelaksana teknis di lingkungan
Kemenkes
Periode 6 (2011 - .Sekarang)
Menjadi RS kelas A
Visi Misi RSUP
Persahabatan
Menjadi Rumah Sakit Pusat
VISI Respirasi
Pasifi k
Terkemuka di Asia

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang


berorientasi
pada mutu dan keselamatan pasien.
2. Melaksanakan pendidikan, penelitian &
pelatihan
kedokteran dan tenaga kesehatan lain.
MISI 3. Mengembangkan
terintegrasi dengan
pelayanan yang

penelitian dan pendidikan dalam bidang


kesehatan
respirasi.
4. Melaksanakan tata kelola rumah sakit dan
tata kelola
klinis yang berstandar internasional.
Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan

Instalasi Farmasi RSUP Persahabatan


berada dibawah koordinasi langsung Direktur
Medik dan keperawatan dan dipimpin oleh
kepala Instalasi yaitu seorang apoteker yaitu
Tri Kusumaeni, S.Si, M.Farm, Apt. Instalasi
farmasi RSUP Persahabatan mempunyai 129
tenaga Tenaga
kerja yang terdiri dariJumlah
Kerja :
Apoteker 19
S1 Farmasi/TTK 3
D3 Farmasi/TTK/AA 86
S2 Manajemen 1
Non Asisten 20
Apoteker
Visi Misi Instalasi Farmasi RSUP
Persahabatan
Pelayanan, pendidikan, penelitian
kefarmasian yang mendukung
VISI terwujudnya Rumah Sakit respirasi
terkemuka di Asia Pasifik
1. Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang
profesional.
2. Melaksanakan pengelolaan perbekalan
farmasi yang
efisien, bermutu dan aman.
3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi

MISI penggunaan
obat yang rasional dan berorientasi kepada
pasien
4. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian
dan

pengembangan baik dalam pelayanan


kefarmasian
Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Fungsi

Menyelenggarakan pelayanan Menyelenggarakan


kefarmasian yang optimal. fungsi pelayanan
Merencanakan, mengadakan,
menerima dan mendistribusikan
perbekalan farmasi
perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi
Melaksanakan KIE (komunikasi, klinik di RS untuk
informasi dan edukasi)
menunjang pelayanan
Melaksanakan pelayanan farmasi
klinik unggulan kesehatan
Serta menyelenggarakan respirasi dan sebagai
pengembangan pelayanan dan
SDM, pendidikan dan penelitian
wahana pendidikan
serta penelitian.
Stuktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP
Persahabatan
Direktur Medik dan Keperawatan

Kepala Instalasi
Instalasi Logistik KFT
Tri Kusumaeni, S.Si, M.Pharm, Apt

Korordinator Pelayanan Korordinator Umum dan


Korordinator Pelayanan
Rawat Jalan : Chandra Widianti, Pengelolaan Perbekalan Farmasi,
Rawat Inap : Dra. Azinar, Apt
S.Farm, Apt Fitri Nurhayati, S.Si, Apt

PJ. Depo Farmasi IBS PJ. Pelayanan Depo Farmasi PJ. Umum dan Administrasi
Kurnia Mei Rina, Apt Rawat Inap Sentral, Adjat Sudrajat
Suryandini Dwi D. S.Farm, Apt

PJ. Perencanaan
Fadhila Putri, Apt
PJ. Depo Farmasi Rawat Jalan PJ. Perbekalan Depo Farmasi
Yuli Daswiyah, Apt Rawat Inap Sentral
Marsanti Lina B PJ. Distribusi Perbekalan
Farmasi Rina Hariyanti

PJ. Depo Farmasi IGD PJ. Depo Farmasi Griya Puspa


PJ. Produksi
Vera Anggraini, Apt Atika Vitasari, Apt
Arif Azmi Nugroho, Apt


Pelayanan Rawat Jalan
Depo
Rawat
Jalan
Rawat
IBS
Jalan
IGD
Apoteker :

Depo Farmasi Koordinator =Candra


Widianti, Apt

Rawat Jalan PJ. Sistem distribusi


obat = Vera, Apt &
Yuli Daswiyah, Apt

Alur Resep Rawat


Pelayanan rawat
Jalan
jalan
- Pasien Jaminan
- Non Jaminan
Loket 5 : Untuk
pelayanan resep
kemoterapi untuk
paien raway
Shift pagi inap
: rawat jalan
(poli klinik), IGD non
gawat, dan
resep pasien pulang IGD
Shiftt sore : IGD non gawat
dan resep pasien
pulang IGD
Shift malam : IW, rawat
inap dan pasien baru
Apoteker Penanggung

IGD Jawab : Vera Angraini.,


Apt
Apoteker Penanggung

IBS Jawab :
Kurnia Mei Rina, Apt

Sistem pendistribusian obat


kepada pasien yaitu sistem
kombinasi
Alur Peresepan Di IBS
Terdapat troli emergency di
ruang depo farmasi dan ruang
pemulihan.
Pelayanan Rawat Inap
Depo Farmasi Rawat Inap Sentral
- Koordinator pelayanan rawat inap :
Azinar, Apt.
- Penanggung jawab perbekalan
farmasi : Marsanti Lina
- Pelayanan Farmasi Klinik : Suryadini.
Alur BPJSApt Alur Non BPJS
- Serta beberapa apoteker ruangan.
IRIN A
Perbekalan Farmasi
Rawat Inap
Perbekalan farmasi di ranap
KAPSUL
pengadaannya setiap hari dengan
menulis form permintaan barang ke
gudang distribusi farmasi.
Rawat Inap Griya Puspa
Instalasi Griya Puspa merupakan salah satu instalasi di RS
Persahabatan yang dikhususkan bagi pasien dengan kelas
ekonomi menengah keatas yang menyediakan pelayanan
Rawat Inap dan Rawat Jalan kelas eksekutif, selain itu di
Griya puspa pun dapat menerima pasien BPJS. Terdapat 2
Apoteker di Griya puspa yaitu, Atika, Apt sebagai
Penanggung jawab dan Desi,Apt sebagai apoteker
ruangan. Sistem distribusi resepnya adalah kombinasi.
Griya Puspa terdapat 6 Lantai :
Lantai 1 : Pendaftaran, Poliklinik, dan Apotek
Lantai 2 : Ruang Bronkoskopi, Ruang direksi, Manajemen
GP, Auditorium
Lantai 3 : Poliklinik
Lantai 4 : Rawat Inap VIP, Kamar Bersalin, Ruang Bayi
Standar Pelayanan
Kefarmasian
Pengelolaan Sediaan di Rumah Sakit
Farmasi Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pengkajian Resep
Pakai Farmasi
Penelusuran Klinik
Riwayat
Penggunaan Obat
Pemilihan Rekonsiliasi Obat
Perencanaan Pio
Pengadaan Konseling
Penerimaan Visite
Pemantauan Terapi Obat
Penyimpanan Meso
Pendistribusian Evaluasi Penggunaan Obat
Pemusnahan Dispensing Sediaan Khusus
Pengendalian Pemantauan Kadar Obat
Dalam Darah
Pelaporan/Administrasi
Pengelolaan Sediaan
Farmasi Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai
Pemilihan
Menurut PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014 Pemilihan
adalah kegiatan untuk menetapkan jenis Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan.
Pemilihan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai berdasarkan formularium dan standar
pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi, pola penyakit,
efektifitas dan keamanaan, mutu, harga, dan ketersediaan
dipasaran
Proses
Pemilihan
Perbekalan Dilakukan oleh KFT
Farmasi
Hasil Berdasarkan
pemilihan Formularium RS yang
hal tersebut
KFT mengacu pada fornas maka RS
Mencatat, merekap, menyiapkan
KFT mengevaluasi, formlir usulan
menganalisa penggunaan
Masih ada dokter yang obat, yg
Hasil meresepkan obat diluar kemudian
Evaluasi Formularium RS dan diserahkan ke
Perencanaan
Menurut PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014 kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil
kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu
dan efisien.

Perencanaan Perbekalan
Farmasi
Pengadaan
Menurut PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014 Pengadaan adalah
kegiatan yang dimasudkan untuk merealisasikan perencanaan
kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan
sesuai standar mutu. Pengadaan dapat dilakukan melalui pembelian,
produksi sediaan farmasi, sumbangan/Dropping/Hibah
Penerimaan
Menurut PERMENKES RI No. 58 Tahun 2014 Penerimaan adalah
kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi, jumlah,
mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
atau surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
Dilakukan oleh
panitia
penerimaan
barang dan
perbekalan jasa
Penerimaan
Sediaan Diterima
Farmasi, diinstalasi logistik
Alkes, dan
bahan medis Apoteker terlibat
habis pakai dalam
penerimaan
perbekalan
farmasi
Penyimpanan

Menurut PERMENKES RI
No. 58 Tahun 2014 RSUP Persahabatan
Penyimpanan perbekalan farmasi di
gudang maupun di depo farmasi RSUP
Harus dapat menjamin kualitas dan keamanan Persahabatan sudah mengikuti standar
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Permenkes RI no 58 2014 berdasarkan
Medis Habis Pakai sesuai dengan persyaratan pada sifat fisika kimia dan stabilitas obat
kefarmasian. Persyaratan kefarmasian yang yaitu pada suhu berapa harus di simpan
dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan
keamanan, sanitasi, cahaya, kelembaban, misalnya( suhu ruang, kulkas, freezer,
ventilasi, dan penggolongan jenis Sediaan dll),. Selain itu, penyimpanan dilakukan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis dengan pengelompokan berdasarkan
Pakai. penggolongan jenis, First Expire First
Metode penyimpanan dapat dilakukan Out (FEFO), First In First Out (FIFO), Look
berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, dan
Alike Sound Alike (LASA), High Alert
jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai dan disusun secara (diberi tanda dengan stiker dan lemari
alfabetis dengan menerapkan prinsip First penyimpanan diberi tanda warna merah)
Expired First Out (FEFO) dan First In First Out dan disusun secara alfabetis. Di setiap
(FIFO) disertai sistem informasi manajemen. ruangan terdapat pengendalian suhu
Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai yang penampilan dan kelembapan yang setiap harinya
dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike selalu di isi di form pencatatan suhu dan
Sound Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan kelembapan oleh perugas yang jaga
harus diberi penandaan khusus untuk mencegah untuk di laporkan ke instalasi farmasi
terjadinya kesalahan pengambilan Obat.
Pendistribusian

Menurut PERMENKES RI
No. 58 Tahun 2014

RSUP Persahabatan
Sistem distribusi di RSUP
Persahabatan dapat dilakukan
dengan cara:
Distribusi merupakan suatu
- Floor stock
rangkaian kegiatan dalam - Resep Individual
rangka - Unit Dose Dispensing
menyalurkan/menyerahkan - Sistem Kombinasi
Sediaan Farmasi, Alat Sistem distribusi pada pelayanan :
Kesehatan, dan Bahan - Rawat jalan : Resep Individual,
Medis Habis Pakai dari floor stock
tempat penyimpanan - Rawat Inap : Kombinasi ( UDD,
resep individual, Floor Stock)
sampai kepada unit
- Griya Puspa : Kombinasi ( UDD,
pelayanan/pasien dengan Rresep individual,Floor Stock
tetap menjamin mutu, - IBS : Kombinasi ( UDD, Floor
stabilitas, jenis, jumlah, dan Stock )
ketepatan waktu. - IGD : Kombinasi ( resep
individual, Floor Stock )
Pemusnahan
Pemusnahan perbekalan
Menurut PERMENKES RI No. 58 farmasi di RSUP
Tahun 2014 RSUP Persahabatan
Persahabatan dilakukan
terahadap perbekalan yang
Pemusnahan dan
tidak memenuhi persyaratan
penarikan Sediaan mutu, telah kadaluwarsa,
Farmasi, Alat Kesehatan, dicabut izin edarnya, arsip
meliputi produk tidak lebih dari 3 tahun (resep dan
memenuhi persyaratan berkas administrasi). Proses
mutu, telah kadaluwarsa, pemusnahan dilakukan
tidak memenuhi syarat dengan cara gudang atau
untuk dipergunakan dalam depo mengirimkan catatan
pelayanan kesehatan atau dan mengembalikan
perbekalan farmasi ke
kepentingan ilmu
instalasi farmasi untuk
pengetahuan, dicabut izin kemudian di ajukan oleh
edarnya. instalasi farmasi ke Tim
pemusnahanmelalui instalasi
logistik.
Pengendalian Pengendalian perbakalan
farmasi di RSUP
Persahabatan dilakukan
Menurut PERMENKES RI No. dengan melihat defecta dan
58 Tahun 2014 RSUP Persahabatan
kartu stock selain itu, setiap
sebulan dilakukan stock
Pengendalian Sediaan opname untuk menyocokan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan kartu stock dengan kondisi
Bahan Medis Habis Pakai fisik, selain itu pengedalian
dapat dilakukan dengan cara : dilakukan dengan adanya
melakukan evaluasi koordinasi dari setiap
persediaan yang jarang pelayanan dengan seluruh
digunakan (slow moving),
unit terkait permintaan
melakukan evaluasi
barang ke distribusi.
persediaan yang tidak
digunakan dalam waktu tiga Setiap unit kerja yang
bulan berturut-turut (death melakukan permintaan
stock), Stock Opname yang barang ke Instalasi Farmasi
dilakukan secara periodik dan dengan melaporkan
berkala. pemakaian barang pada
minggu atau bulan
sebelumnya.
Administrasi
Pencatatan dan pelaporan
Manajemen Perbekalan
Menurut PERMENKES RI No. 58 Farmasi serta Penyusunan
Tahun 2014 RSUP
Laporan:
Persahabatan
Administrasi harus dilakukan - Internal
secara tertib dan Laporan kegiatan, laporan
berkesinambungan untuk stock opname, laporan
memudahkan penelusuran penerimaan (rupiah), laporan
kegiatan yang sudah pelayanan dilakukan perbulan,
berlalu.Administrasi harus pertiga bulan, persemester,
dilakukan secara tertib dan pertahun dilaporakan dari
berkesinambungan untuk bawahan ke atasan
memudahkan penelusuran
- Eksternal
kegiatan yang sudah berlalu.
Kegiatan Administrasi terdiri Laporan Narkotika, Laporan
dari: Pencatatan dan Psikotropika, Laporan Vaksin,
Pelaporan, Administrasi Laporan MDR, Laporan obat
keuangan, dan Administrasi Retroviral dilakukan setiap
penghapusan sebulan sekali.
Dilaporakan ke Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Timur dan
FARMASI KLINIK
1. Pengkajian dan pelayanan resep

Pelayanan Resep Meliputi :


Pengkajian Resep Mel
Form Pengkajian Resep
Untuk pengkajian resep
persyaratan administrasi
dilakukan oleh TTK ketika
menerimaan resep, Apoteker
melakuan pengkajian Resep
sesuai persyaratan farmasetik
dan persyaratan klinis baik untuk
pasien rawat inap maupun rawat
jalan, jika ada resep yang tidak
sesuai dengan ketiga
persyaratan tersebut apoteker
menghubungi dokter.
Apoteker dalam melakukan
telaah maka disediakan ceklisan
dalam bentuk stempel yang
terdiri dari stempel telaah
administrasi, farmasetik dan
klinik.
2.
Penelusuran Rekonsilia
Riwayat si Obat
Penggunaan
Rekonsiliasi Obat
Obat
Penelusuran riwayat
merupakan proses
penggunaan Obat
merupakan proses untuk membandingkan instruksi
mendapatkan informasi pengobatan dengan Obat
mengenai seluruh yang telah didapat pasien.
Obat/Sediaan Farmasi Rekonsiliasi dilakukan
lain yang pernah dan untuk mencegah
sedang digunakan, terjadinya kesalahan Obat
riwayat pengobatan (medication error) seperti
dapat diperoleh dari Obat tdk diberikan,
wawancara atau data duplikasi, kesalahan dosis/
rekam medik/pencatatan interaksi Obat. Kesalahan
penggunaan Obat pasien. Obat (medication error)
rentan terjadi pada
Penelusuran penggunaan obat dan
rekonsiliasi di lakukan secara bersamaan
dengan menanyakan langsung kepada
pasien tentang :
sediaan farmasi yang sedang digunakan
riwayat penggunaan obat
alergi obat/makanan
Kemudian dari hasil tersebut dicocokkan
dengan rekam medik atau list terapi
pasien dengan tujuan supaya tidak
terdapat duplikasi penggunaan obat,
interaksi, kesalahan dosis maupun
Form Rekonsiliasi Obat
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan


penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi Obat
yang independen, akurat, tidak bias, terkini dan
komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada
dokter, Apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
serta pasien dan pihak lain di luar Rumah Sakit.
Kegiatan PIO meliputi:
1. menjawab pertanyaan;
2. menerbitkan buletin, leaflet, poster, newsletter;
3. menyediakan informasi bagi Tim Farmasi dan Terapi
sehubungan dengan penyusunan Formularium Rumah
Sakit;
4. bersama dengan Tim Penyuluhan Kesehatan Rumah
Sakit (PKRS) melakukan kegiatan penyuluhan bagi
pasien rawat jalan dan rawat inap;
5. melakukan pendidikan berkelanjutan bagi tenaga
Lanjutan...

Pelayanan informasi
obat di RSUP
Persahabatan sudah
berjalan sesuai
dengan sandar
PerMenKes 58 tahun
Kegiatan PIO yang kami
2014.
lakukan di RSUP
Persahabatan adalah
memberikan penyuluhan
atau PKMRS di Poli Paru
mengenai Tubercullosis dan
memberikan informasi obat
pada pasien Poli Paru.
Contoh Leaflet PKMRS di Rawat Jalan
5. Konseling
Konseling dilakukan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko reaksi Obat yang tidak dikehendaki
(ROTD), dan meningkatkan cost-effectiveness yang pada
akhirnya meningkatkan keamanan penggunaan Obat bagi
pasien (patient safety). Di rumah sakit persahabatan
melakukan konseling untuk pasien-pasien tertentu meliputi:

Pasien
Form Konseling
6. Visite
Kegiatan visit di rumah sakit
persahabatan dilakukan secara
mandiri oleh apoteker farmasi klinik,
untuk melihat perkembangan klinis
pasien, memantau terapi Obat dan
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki.
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
Kegiatan yang dilakukan pada saat PTO meliputi:
1. pengkajian pemilihan Obat, dosis, cara pemberian Obat, respons
terapi, Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD);
2. pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait Obat; dan
3. pemantauan efektivitas dan efek samping terapi Obat.
4. Pencataan PTO terdapat di RM no 9

Pemantauan
Contoh Form PTO
8. Monitoring Efek Samping
Obat (MESO)
Jika terjadi efek
samping obat pada
pasien, petugas yang
menemukan kejadian
pertama kali mencatat
kejadian tersebut di
form MESO (RM 9b),
kemudian apoteker
ruangan akan
melaporkan ke KFT
yang kemudian akan di
laporkan ke BPOM.
9. Evaluasi Penggunaan Obat
(EPO)

Apoteker melakukan EPO dengan


cara Mengevaluasi resep dokter
yang meliputi : penulisan obat
generik atau non generik, obat
FRS / non FRS, obat ForNas/ non
ForNas dan penggunaan obat
antibiotik.
10. Dispensing Sediaan
Steril
Menurut PerMenKes 58 th 2016, dispensing sediaan steril
meliputi:
1. Pencampuran Obat Suntik
2. Penyiapan Nutrisi Parenteral
3. Penanganan Sediaan Sitostatik

Dispensing sediaan steril di RSUP Persahabatan hanya


melakukan
1. pencampuran obat suntik yang dilakukan oleh
perawat di setiap ruang perawatan
2. penanganan sediaan sitotoksik di RSUP Persahabatan
dimulai (sejak Januari 2013) yang dilakukan di ruang
produksi oleh tenaga kefarmasian yang sudah terlatih
dan mempunyai sertifikat pelatihan.
3. Penyiapan Nutrisi Parenteral di Rs persahabatan tidak
dilakukan,. Karena sampai sekarang ini masing
menggunakan produk yang ada di pasaran.
11. Pemantauan Kadar Obat
dalam Darah (PKOD)

PKOD di RSUP persahabatan belum


dilakukan, karena sampai saat ini
belum ada permintaan dari dokter
untuk melakukan kegiatan tersebut
Gudang Distribusi
Farmasi
Gudang distribusi F2
Gudang distribusi
Gudang distribusi farmasi
F1 dibagi menjadi 2 yaitu:
Untuk gudang ditribusi F1 dan F2
kebutuhan
Untuk kebutuhan
Depo IBS, Klinik THT,
depo atau outlet
Kebidanan. Sediaan
berdasarkan
farmalkes yang tersedia
permintaan resep.
antara lain: alkes,
Sediaan farmasi yang
cairan, alat balut, injeksi
tersedia yaitu: sediaan
(terbatas). Permintaan
oral generik dan
kelogistik farmasi
bermerk, syrup generik
dilakukan setiap minggu
dan bermerk, injeksi,
pada hari kamis. Tiap
infus dan alkes.
Depo atau poliklinik
Permintaan dibuat
mengajukan permintaan
setiap hari senin dua
dengan
Sistem formulir perjenis
penyimpanan : di gudangminggu
distribusi F1 dan F2
sekali.
bentuk sediaan
berdasarkan bentuk sediaan, High alert secara FEFO
Produksi
1. Kegiatan yang dilakukan di ruang produksi yaitu: produksi sediaan non steril
meliputi :membuat handsrub, salep kemicetin, repacking (gygazim, cydezim,
savlon, dll), pengenceran (alkohol, formalin, H2O2) dan produksi sediaan
steril yaitu dispensing obat kemoterapi.
2. Alur penyiapan obat kemoterapi mulai dari resep masuk dari dokter poli di
bawa pasien ke loket 5 di rawat jalan untuk di billing, kemudian resep masuk
ke bagian administrasi produksi untuk di lakukan pengkajian resep.
3. Jika obat sudah tersedia, pasien bisa langsung mendaftar untuk
mendapatkan kamar rawat inap. Setelah pasien masuk ranap, perawat akan
menghubungi bagian produksi untuk menyiapkan obat kemoterapi, kalau
sudah siap maka petugas produksi akan mengantarkan obatnya ke ruang
perawatan.
4. Petugas yang melakukan rekonstitusi sitotoksik harus sudah mendapatkan
pelatihan dan sudah mendapat sertifikat pelatihan.
5. Sistem distribusi sediaan steril dilakukan tiap hari, berdasarkan permintaan
petugas farmasi mendistribusikan obat sitotoksik ke ruang ranap dengan
menggunakan wadah khusus
6. Untuk distribusi produk non steril langsung didistribusikan ke gudang farmasi
CSSD/ISS (Instalasi Sterilisasi
Sentral)

ISS dalam strukturnya langsung di bawah direktur umum dan


dikepalai oleh seorang perawat yaitu Ibu Nona, dan ada
koordinator umum dan pelayanan yang masing-masing
mempunyai penanggung jawab dan staf.
Sterilisasi adalah suatu proses untuk membuat ruang / benda
menjadi steril atau penghilangan semua mikroorganisme yang
hidup

Fungs mewujudkan
Tujuan
pelayanan penunjang
i:
menyiapkan alat medik :efektif, efisien
dan bahan steril dan bermutu,
untuk keperluan menurunkan angkan
keperawatan di kejadian infeksi dan
membantu
rumah sakit
mengendalikan infeksi
persahabatan nosokomial di
Proses sterilisasi
Sterilisasi menggunakan 3 mesin yaitu: Merk MM
(menggunakan uap), Getting (menggunakan listrik) dan
suhu rendah
Ada beberapa indikator dalam sterilisasi yaitu :
Indikator Attes
Indikator Kompley
Indikator Autoklatif
Pelayanan sterilisasi meliputi:
Sterilisasi habis pakai: contoh, kasa, kapas lidi,
handscond
Sterilisasi tidak habis pakai: contoh, linen dan instrumen
Dilkukan uji mikrobiologi setiap 6 bulan sekali
Komite Farmasi dan
Terapi (KFT)
KFT mempunyai tugas memformulasikan
kebijakan dan prosedur yang berkenaan
dengan evaluasi, seleksi dan penggunaan
terapi obat serta alat kesehatan habis
pakai dan melakukan pemantauan farmasi
dan terapi di RS.
Berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Dirut . Yang dikepalai
oleh seorang dokter dan apoteker sebagai
sekertaris
Struktur Organisasi KFT
TUPOKSI KFT
1. Merekomendasikan penggunaan obat secara rasional.
2. Menyusun, mengembangkan dan merevisi formularium
RS secara berkala
3. Menetapkan pengelolaan obat dan alat kesehatan
kategori khusus untuk disahkan oleh Dirut.
4. mengembangkan tinjauan kebijakan dan peraturan
penggunaan obat sesuai aturan yang berlaku.
5. Pengkajian pengelolaan dan penggunaan obat dan
memberikan umpan balik secara berkala
6. Melakukan tinjauan kasus
7. Melaksanakan MESO Melaksanakan pendidikan
9. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang menyangkut
obat
10.Membantu kegiatan penelitian klinik
Alur Pembuatan Formularium Rumah sakit

Rapat
Usulan Rekapitulasi KFT
pembahasan
SMF (pendataan,
hasil
pengelompokan)
rekapitulasi

Pembahasan Umpan balik Rancangan


akhir KFT ke / dari SMF Formularium

FORMULARIUM
Instalasi Sanitasi dan pertamanan
Instalasi ini mencakup pengolahan limbah dan
menjaga lingkunan di area rumah sakit
Limbah di bagi menjadi : limbah padat, limbah
cair, limbah B3
Limbah cair memiliki kapasitas 560 m3 dan sudah
memiliki izin dari BPLH DKI Jakarta. Semua limbah
cair masuk ke IPAL, kecuali limbah radioaktif
pengelolaannya bekerja sama dengan badan
tenaga atom. Didalam pipa terdapat saringan
untuk mengatasi sumbatan sampah, limbah di
urai oleh bakteri aerob yang tumbuh dibola
bakteri, hingga terbentuk lapisan lumpur dan
cairan, lumpur dikeringkan dan selanjutnya
diambil oleh pihak ke 3 (PT PPLI) setiap 3 bulan
Lanjutan
Limbah padat terbagi dua yaitu : non infeksius dan
infeksius. Limbah padat non infeksius dapat
dijadikan pupuk kompos, sedangkan limbah padat
infeksius dibakar dengan insenerator pada suhu
1200 derajat celcius.
Limbah B3 meliputi abu dari hasil pembakaran
limbah padat infeksius, lumpur limbah cair yang
sudah dikeringkan, lampu neon, dan pita
komputer. Limbah B3 akan diserahkan kepada
pihak B3 ( PT PPLI ) setiap 3 bulan sekali

Anda mungkin juga menyukai