Anda di halaman 1dari 51

EKSTERNALITAS

&
BARANG PUBLIK
1. YOKO RENDI SUSANTO
2. ADJIE RAKA ISLAM
3. FADIL RAWADI HARJUNA
4. ZERLINDA NUR ULIMA
5. INNAYATUL RUBY
6. AMALIA RAKHMAWATI
7. DWI LARASATI
8. SEPTIAN KURNIA PUTRA
1
ALUR PEMBAHASAN
Definisi Eksternalitas

2
DEFINISI EKSTERNALITAS
Dampak dari aktivitas satu pelaku ekonomi terhadap kesejahteraan
pelaku ekonomi lainnya yang tidak diperhitungkan oleh sistem
harga.
Ada 2 macam eksternalitas, eksternalitas positif dan eksternalitas
negatif.

3
4
Karakteristik Timbal Balik dari Eksternalitas
Berdasarkan definisi, eksternalitas membutuhkan (paling tidak) dua
pihak dan salah satunya harus diperlakukan sebagai penyebab.
Dalam semua kasus eksternalitas, dua pelaku ekonomi berusaha
untuk menggunakan sumber daya yang sama, dan tidak terdapat
prinsip-prinsip ekonomi yang jelas dalam memutuskan pihak mana
yang alasannya lebih kuat.

5
EKSTERNALITAS PASAR &
EFISIENSI ALOKASI
Biaya Sosial

6
Price, MCS
costs of
charcoal
B
MC

A E
P*

0 q q* Charcoal
per week
7
HAK MILIK, TAWAR-MENAWAR, DAN
TEOREMA COASE
Hak Properti
Milik
Barang (property
yang umum
Pribadi(common
(private
rights) property)
property) Barang yang
dapat dimiliki oleh orang
digunakan oleh tertentu yang
siapapun tanpa dapat
harus
menghalangi
mengeluarkan
orang lain untuk
biaya
menggunakannya

8
Tawar-menawar Tanpa Biaya dan Pasar Persaingan Sempurna
Anggaplah hak kepemilikan tunggal untuk menggunakan udara ditentuk

9
Kepemilikan oleh Perusahaan yang Menyebabkan Polusi

Misal perusahaan arang memiliki hak untuk menggunakan udara sebanyak

10
11
Kepemilikan Udara oleh Perusahaan yang Dirugikan
Jika pembuat kacamata memiliki hak untuk menggunakan udara, perusaha

12
Efek Distribusi

Pemberian

13
Peran dari Biaya Tawar-menawar
Teorema Coase sangat tergantung pada asumsi bahwa biaya tawar menawar

14
Teorema Coase
Jika tawar menawar tidak berbiaya, biaya sosial dari eksternalitas akan dipe

15
BIAYA TAWAR-MENAWAR, EKSTERNALITAS
LINGKUNGAN, DAN PERATURAN LINGKUNGAN
Biaya Tawar-menawar dan Alokasi

16
17
Perpajakan

Bagaimana mendapat
informasi empiris untuk
agar struktur pajak yang
tepat dapat diterapkan
18
Price, MCS
costs of
charcoal
B
MC

A E
P*

P* - t
C

0 q q* Charcoal
per week
19
Pajak Pigovian yaitu pajak atau subsidi pada eksternalitas yang
menyamakan biaya marginal pribadi (MPC) dan sosial (MSC)
Membuat Model Peraturan Lingkungan
Selain menggunakan pajak, cara lain yang dapat digunakan adalah
strategi pengendalian lingkungan melalui peraturan.
Lebih jelasnya mengenai strategi pengendalian lingkungan melalui
peraturan akan dijelaskan melalui kurva berikut.

20
Marginal MC
benefit,
cost

f*

MB

0 R* 100 Reduction
in emission
21
Peraturan yang Optimal
R*

22
Fee, Ijin, dan Pengendalian Langsung
Pengendalian langsung
Ijin
Effluent fee
Pengurangan R* melalui kebijakan lingkungan

23
Effluent Fee

24
Ketidakpastian dalam Pengaturan Lingkungan

25
Contoh: Pemanasan Global
Model atmosfer bumi yang ada tidak cukup menjelaskan secara baik
bagaimana emisi karbon dapat meningkatkan temperatur global,
atau memperbaiki teori.
Ada ketidakpastian berapa keuntungan jangka panjang dalam
pengendalian emisi karbon.
Evaluasi biaya yang terkait dengan strategi menghalangi emisi
karbon juga tidak pasti.
Contohnya penerapan pajak pada emisi. Akan menyebabkan reaksi
pada banyak kemungkinan.

26
BARANG PUBLIK
Barang publik adalah barang yang memberikan manfaat
noneksklusif pada semua orang dalam suatu kelompok dan dapat
diberikan kepada satu pengguna tambahan dengan biaya marjinal
nol.

27
28
Barang
noneksklusivitas
adalah barang yang Barang nonrivalitas
memberikan adalah barang yang
manfaat yang tidak manfaatnya dapat
seorang pun dapat diberikan kepada
dilarang atau pengguna tambahan
dikecualikan untuk dengan biaya
menikmatinya marjinal nol.

29
30
BARANG PUBLIK & KEGAGALAN PASAR

31
32
Willingness
to pay
Total demand

Demand by
person 2

Demand by
person 1


Quantity of
[ , ] Denotes equal distances
public good
per week
33
Sifat dari barang publik adalah non eksklusif, harga dimana orang
mau membayar untuk satu lebih unit (nilai marginal) sama dengan
jumlah di mana masing-masing individu mau membayar. Disini,
kemauan membayar dari individu 1 ditambahkan secara vertikal
dengan individu 2 untuk memperoleh total permintaan bagi barang
publik.
Karena kurva permintaan setiap orang pada gambar 17.4 berada di
bawah permintaan total dari barang publik, tidak ada pembeli
tunggal yang mau untuk membayar barang tersebut seharga
keseluruhan nilainya bagi masyarakat. Sehingga, dalam banyak
kasus pasar swasta dapat menilai terlalu rendah manfaat dari
barang publik karena mereka tidak memperhitungkan eksternalitas
dari barang yang diciptakan. Akibatnya, sumberdaya akan
dialokasikan lebih rendah daripada potensi manfaatnya bagi
masyarakat.
34
SOLUSI SUKARELA UNTUK BARANG
PUBLIK
Karena barang publik tidak dapat diperdagangkan secara efisien di
pasar kompetitif, sejumlah ekonom telah menguji bagaimana
barang tersebut dapat disediakan oleh pemerintah dan dibiayai oleh
pajak.
Sebuah pendekatan meneliti apakah alokasi sumberdaya yang
efisien untuk barang publik dapat terjadi secara sukarela: yaitu,
orang akan setuju untuk dipajaki untuk dipertukarkan dengan
manfaat yang diberikan oleh barang publik.
Argumentasi Lindahl akan lebih jelas mengilustrasikan gambaran di
atas.

35
Keseimbangan Lindahl
Share of cost Share of cost
paid by Smith100 J
0paid by Jones

C
60 40

J
S

0 100
E Quantity of
public good 36
Perpotongan pada titik C, dengan tingkat output 0E untuk barang
publik. Pada tingkat output ini Smith mau membayar katakan 60
persen dari biaya barang sedangkan Jones membayar 40 persen.
Sehingga titik C adalah titik titik ekuilibirum yang disarankan oleh
argumen berikut ini.
Untuk tingkat output lebih dari 0E, kedua orang tersebut tidak akan
bersedia membayar biaya total dari barang publik yang diproduksi
dan memilih untuk mengurangi jumlah barang publik yang
disediakan.
Hanya pada tingkat output 0E, terjadi keseimbangan Lindahl
(Lindahl Equilibirum) dimana bagian pajak secara tepat akan
membayar tingkat produksi barang publik yang dilakukan oleh
pemerintah. 37
Alokasi kewajiban pajak ini tidak hanya menghasilkan
keseimbangan dalam permintaan individu akan barang publik,
tetapi hal itu juga dimungkinkan untuk menujukkan bahwa
keseimbangan ini efisen.
Pembagian pajak yang dikenalkan oleh solusi Lindahl bagi masalah
barang publik memainkan peran harga bayangan (pseudo prices)
yang meniru berfungsinya sistem harga pada pasar persaingan
sempurna untuk mencapai efisiensi.

38
PERMINTAAN AKAN BARANG PUBLIK :
PENUMPANG GRATIS
Penyebab Free Riders

39
Free Riders dapat pula diartikan sebagai konsumen dari barang
nonekslusif yang tidak membayar untuk mendapatkannya dengan
harapan bahwa orang lain yang akan membayarkan tersedianya
barang tersebut.
Masalah free riders timbul di seluruh organisasi yang memberikan
barang selektif pada anggota mereka.

40
Sebagai contoh serikat buruh.
Dalam serikat buruh secara umum mampu mendapatkan upah dan
kondisi kerja yang lebih baik dalam pabrik pabrik yang memiliki
serikat buruh. Para buruh pabrik tersebut mendapatkan intensif
untuk menikmati manfaat dari perserikatan dan dalam waktu yang
sama menolak untuk bergabung dalam perserikatan.
Mereka menolak membayar untuk membayar iuran. Untuk
mengurangi masalah free riders , serikat buruh seringkali
memaksakan agar semua burh menjadi anggota serikat buruh.

41
Kewajiban Pajak

42
Barang Publik Lokal
Karena para indiividu relatif bebas untuk berpindah dari satu lokasi ke
lokasi lain mereka dapat memeberikan sinyal atas pilihan mereka bagi
barang publik lokal dengan memilih untuk tinggal pada komunitas yang
menawarkan paket kepuasanmaksimal dari kelompok barang publik
yang kena pajak.
Menentukan tempat tinggal menjasi suatu mekanisme untuk
menyatakan permintaan atas barang publilk deengan cara yang sama
dengan pilihan uang (dollar voting) yang menyingkap pilihan atas
barang pribadi.
Observasi ini menyatakan bahwa beberapa desentralisasi dari fungsi
pemerintah mungkin menarik untuk dipertimbangkan.

43
PEMILIHAN LANGSUNG &
ALOKASI SUMBERDAYA
Pemilihan (voting) digunakan untuk mengambil keputusan atas
berbagai masalah alokasi sumberdaya di banyak institusi. Dalam
beberapa situasi, orang memilih langsung atas berbagai masalah
kebijakan.

Peraturan Mayoritas
Kekuasaan mayoritas adalah kriteria umum, banyak kasus
membutuhkan jumlah yang lebih besar untuk menang dalam situasi
voting. Untuk itu aturan mayoritas diasumsikan bahwa pemilihan
keputusan dibuat oleh mayoritas utama.

44
Paradoks Voting

Paradoks ini diilustrasikan dalam Tabel diatas


Dalam pelaksanaan pilihan berikutnya setiap pilihan yang pada
awalnya telah diputuskan bisa saja kemudian akan dikalahkan oleh
suatu alternatif, dan tidak ada keputusan yang dapat dicapai. Pada
situasi ini opsi yang akhirnya dipilih akan tergantung pada isu yang
sebelumnya tampak tidak penting.

45
Preferensi Satu-Puncak dan Teorema Pemilih Median
Hasil keseimbangan voting dapat selalu terjadi dalam kasus di mana
masalah yang memilih adalah satu dimensi (seperti berapa banyak
pengeluaran pada barng publik) dimana preferensi pemilih adalah
satu puncak.
Untuk memahami arti dari satu puncak kita mengilustrasikan
preferensi yang menimbulkan paradoks dengan memberikan
hipotesa untuk A, B, dan C.

46
Utility

Fudd
Fudd (alternate)
Jones

Smith

A B C Quantity of
public good

47
Preferensi Smith dan Jones adalah satu puncak, sebagai tingkat
pengeluaran barang publik naik, hanya ada satu pilihan maksimisasi
kepuasan lokal (A untuk Smith, B untuk Jones).
Fudd memiliki dua puncak lokal (A dan C), hal ini akan
menimbulkan pola perputaran pilihan. Jika preferensi Fudd yang
diwakili oleh garis putus-putus, opsi B akan mengalahkan A dan C
karena itu adalah pilihan dari pemilih median yang preferensi untuk
barang publik merupakan titik tengah preferensi semua pemilih
untuk kebaikan. Hasil pemilih median berlaku untuk sejumlah
pemilih. Jika pilihan adalah salah satu dimensi dan preferensi yang
tunggal memuncak, kekuasaan mayoritas akan memilih pilihan
median pemilih. 48
Intensitas Preferensi, Logrolling, dan Alokasi Sumber Daya yang Efisien
Aturan mayoritas dapat menghasilkan penerimaan kebijakan yang
tidak begitu disukai oleh mayoritas, tetapi dibenci oleh minoritas.
Untuk mencegah hal tersebut, para pemilih minoritas mungkin
menerapkan teknik logrolling (atau perdagangan suara).
Tabel di bawah ini akan memberikan contoh mengenai logrolling
Pemiih Proyek A Proyek B Proyek C
1 - 2 2
2 -5 6 6
3 3 2 10
4 3 -5 -5
5 3 -7 -7 49
Pemerintahan dengan Perwakilan
Dalam pemerintahan perwakilan, individu memilih langsung calon,
bukan kebijakan. Hal ini menimbulkan masalah apakah benar atau
tidak perwakilan benar-benar akan memilih cara konstituen mereka
inginkan dan menyajikan kemungkinan untuk perilaku rent-seeking
di mana perusahaan atau individu mempengaruhi kebijakan
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

50
51

Anda mungkin juga menyukai