Anatomi Sinus Paranasal Anatomi Definisi Peradangan mukosa sinus paranasal Patofisiologi Sinusitis infeksiosa: Virus : sinusitis virus biasanya terjadi selama infeksi saluran nafas atas Bakteri : edema dan hilangnya fungsi silia normal pada infeksi virus menciptakan suatu lingkungan yang ideal untuk perkembangan infeksi bakteri Patofisiologi (Lanj.) Sinusitis non infeksiosa: Barosinusitis Sinusitis alergika 1. Rhinogen Inflamasi pada cavum nasi menyebabkan gangguan pada kompleks osteomeatal edema di kompleks osteomeatal silia tidak dapat bergerak dan lendir tidak dapat dialirkan akumulasi sekret media yang bagus tumbuhnya patogen sumbatan berlangsung terus hipoksia dan retensi lendir infeksi oleh bakteri anaerob 2. Odontogen Infeksi atau abses pada puncak gigi rahang atas Gambaran Klinis Dikategorikan menjadi tiga : 1. Sinusitis akut : gejala berlangsung dari beberapa hari sampai 1 bulan 2. Sinusitis subakut : berlangsung dari 1 bulan sampai 3 bulan 3. Sinusitis kronis : berlangsung lebih dari 3 bulan Gambaran Radiologis Pada foto polos 3 posisi (AP, lateral dan Waters) sinus paranasal tampak : a. perselubungan semiopak homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih sinus paranasal akibat penebalan mukosa dan submukosa b. penebalan mukosa (tebal mukosa > 5 mm) c. air fluid level d. penebalan dinding sinus dengan gambaran sklerotik e. unilateral dengan air fluid level terbatas di satu sinus pada sinusitis bakterial f. bilateral simetris dan mengenai banyak sinus, biasanya pada sinusitis allergika Air fluid level (arrow) in the maxillary sinus suggests sinusitis. Gambaran CT-Scan : a. obstruksi kompleks osteomeatal karena penebalan mukosa (paling baik terlihat pada CT coronal) b. gambaran akut : air fluid level dengan penebalan mukosa c. kronik : penebalan dan sklerotik dinding d. hiperdens pada infeksi jamur (fungal mycetoma) Normal CT of sinuses