Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN

MATERNITAS
DISTOSIA
Arum Rakhmawati
131611123065
DEFINISI
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit
atau abnormal yang timbul akibat berbagai
kondisi yang berhubungan dengan lima factor
persalinan. (Bobak, 2004 : 784)
Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia
adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan.
(Rustam Mukhtar, 1994)
ETIOLOGI

Kelainan tenaga/ power


Kelainan jalan lahir/ passage
Kelainan letak dan bentuk janin/ passager
KLASIFIKASI DISTOSIA

1.Kelainan His
His yang tidak normal baik kekuatan atau
sifatnya sehingga menghambat kelancaran
persalinan
A. Inersia uteri hipotonik
His yang kekuatannya lemah,frekuensinya
singkat dan jarang dibandingkan his normal
1. Inersia uteri pimer
2. Inersia uteri sekunder
LANJUTAN.

Inersia uteri hipertonik


Kelainan his dengan kekuatan cukup besar
(terkadang melebihi normal), namun tidak
ada koordinasi kontraksi dari bagian atas,
tengah, dan bawah uterus sehingga tidak
efisien untuk membuka serviks dan
mendorong bayi keluar
DISTOSIA KARENA KELAINAN
LETAK
Letak Sungsang
Letak lintang
Letak defleksi
Presentasi Rangkap
Tali Pusat menumbung
Macam:
Letak Sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak Bokong (frank Breech-Extended Breech)
Letak sungsang tak sempurna (Inkomplete
Breech)
Letak Kaki (Footling Presentation)
Letak Lutut (Knee Presentation)
LETAK DEFLEKSI
Kelainan pada letak kepala, dimana kepala
dalam keadaan Defleksi.
Macam
Letak Puncak
Letak Dahi
Letak Muka
Letak puncak : kepala defleksi ringan, UUB
merupakan bagian terendah

Letak Dahi : Kepala deflesi sedang, Dahi


merupakan bagian terendah.

Letak muka : Kepala deflesi maksimal, muka


dan dagu merupakan bag terendah.
PRESENTASI RANGKAP
Keadaan dimana extremitas turun bersama
dengan bagian terendah janin.
Macam: Kepala dan tangan, kepala dan
lengan, kepala dan kaki, bokong dan tangan.
TALI PUSAT MEMBUMBUNG
Keadaan dimana tali pusat berada di samping
atau berada lebih rendah dari bagian
terendah janin.
Bentuk Occult
Tali pusat terkemuka
Prolapsus funiculi (Talpus Menumbung)
DISTOSIA KELAINAN TRAKTUS
GENITALIS
Vulva :
Edema
Stenosis vulva : akibat perlukaan & radang
episiotomi
Tumor/kista/abses
Vagina :
Stenosis vagina/septum vagina
Tumor vagina
Serviks uteri :
Disfungsional uteri karena parut pada serviks
Karsinoma serviks uteri
Uterus :
Mioma uteri
Ovarium :
Tumor ovarium : risiko pecah atau ruptur uteri
Distosia karena kelainan Jalan lahir

Disproporsi Fetopelvik
Kesempitan Pintu Atas Panggul
Kesempitan Bidang Tengah Panggul
Kesempitan Pintu Bawah Panggul
Penilaian Kapasitas Panggul
Gangguan pada Jalan Lahir Lunak
Distosia Kelainan Passanger
Berat badan janin terlalu besar
Kelainan letak janin
Kelainan mekanisme persalinan
Kelainan bawaan
Kehamilan ganda
PATOFISIOLOGI
Setelah keliharan kepala, akan terjadi putaran
paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada
sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada
umumnya akanberada pada sumbu miring
(oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada
saat meneran akan menyebabkan bahu depan
(anteriot) berada di bawah pubis, bila bahu gagal
untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan
sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteroposterior, pada bayi yang besar akan
terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis
sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
MANIFESTASI KLINIS
1.Manifestasi klinik pada Ibu :
a. Gelisah
b. Letih
c. Suhu tubuh meningkat
d. Nadi dan pernafasan cepat
e. Edema pada vulva dan servik
f. Bisa jadi ketuban berbau
2. Manifestasi klinik pada Janin
g. DJJ cepat dan tidak teratur
h. Distress janin
i. Keracunan mekonium.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto rontgen
MRI
USG
X-ray
PENATALAKSANAAN
Penanganan Umum
a. Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin

b. Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ


c. Kolaborasi dalam pemberian :

1) Infus RL dan larutan NaCL isotonik (IV)


2) Berikan analgesik berupa tramandol/ peptidin
25 mg (IM) atau morvin 10 mg (IM)
d. Perbaiki keadaan umum
3) Berikan dukungan emosional dan perubahan
posisi
4) Berikan cairan
Penanganan Khusus
a. Kelainan His
TD diukur tiap 4 jam
DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II
Pemeriksaan dalam
Kolaborasi : Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV),
berikan analgetik seperti petidin, morfin dan pemberian
oksitosin untuk memperbaiki his
b. Kelainan janin
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan luar
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan
seksiosesaria baik primer pada awal persalinan maupun
sekunder pada akhir persalinan
c. Kelainan jalan lahir
Dilakukan eksisi sebisa mungkin sehingga persalinan berjalan
lancar
Jika sulit dan terlalu lebar, dianjurkan untuk melakukan SC
KOMPLIKASI DISTOSIA

Komplikasi Maternal
Perdarahan pasca persalinan
Robekan perineum derajat III atau IV
Rupture Uteri
Komplikasi Fetal
Fraktura Clavicle
Kematian janin
Hipoksia janin , dengan atau tanpa kerusakan
neurololgis permanen
Fraktura humerus

Anda mungkin juga menyukai