Anda di halaman 1dari 50

EKONOMIEkonomi pertanian

PERTANIAN
Produksi dengan satu input
TENTANG
variabelSATU INPUT
PRODUKSI DENGAN
VARIABELOleh kelompok 1
Popi larici
Fitri yanti
KONSEP FUNGSI PRODUKSI

Fungsi
Fungsi
produksi Fungsi
Fungsi produksi
produksi menjelaskan
menjelaskan hubungan
hubungan
produksi
teknis
teknis yang
yang mentransformasikan
mentransformasikan input
input
(sumberdaya)
(sumberdaya) menjadi
menjadi output
output (komoditi)..
(komoditi)..

Pakar
Pakar matematika
matematika mendefinisikan
mendefinisikan suatu
suatu fungsi
fungsi sebagai
sebagai
aturan
aturan untuk
untuk menetapkan
menetapkan setiap
setiap nilai
nilai dalam
dalam sebuah
sebuah
himpunan
himpunan variabel
variabel (domain)
(domain) fungsi
fungsi dengan
dengan satu
satu nilai
nilai
tunggal
tunggal himpunan
himpunan variabel
variabel lain
lain yang
yang menjadi
menjadi range
range
fungsi
fungsi tersebut.Umumnya
tersebut.Umumnya fungsi
fungsi dituliskan
dituliskan secara
secara
matematis
matematis sebagai
sebagai berikut:
berikut:
y=f(x).(2.1.)
Dalam persamaa 2.2 setiap unit input x
memproduksi 2 nilai output y , misal fungsi
Y =x
Tidak mungkin menerapkan nilai negatif akar
pangkat dua untuk memperoleh nilai rill. Oleh karen
itu domain (x) dan range (y) dari persamaa 2.3
mencakup nilai yang lebih besar atau sama dengan
nol .Dalam hal ini sekali lagi fungsi dapat memnuhi
defenisi dasar yang menyatakan bahwa nilai tunggal
range dipasangkan pada setiap nilai domain fungsi
FUNGSI-FUNGSI PRODUKSI DAPAT DINYATAKAN DENGAN BANYAK CARA, DI
ANTARANYA:
Jika di perhatikan dan dicermati ada dua nilai x (yaitu 30 dan
50) yang memiliki nilai y yang sama yaitu 60. Definisi
matematis tentang fungsi memungkinkan hal ini, akan tetapi
y hanya dapat dipasangkan dengan satu nilai x tunggal
yang spesifik. Dengan kata lain tidak menjadi masalah
bila ada lebih dari satu nilai x dipasangkan dengan nilai y
yang sama.

sebagai contoh fungsi produksi jagung menggambarkan


hubungan antara penggunaan pupuk N dan produksi total
jagung per satuan luas lahan. Data hipotetik yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Respon Produksi Jagung terhadap Pemakaian
Pupuk Nitrogen
Sebaliknya data hipotetik berikut ini memberikan
ilustrasi relasi bukan fungsi:
Jika x = 25 maka y = 10

Jika x = 50 maka y = 20

Jika x = 60 maka y = 30

Jika x = 65 maka y = 40

Jika x = 60 maka y = 50

Data hipotetik tersebut tidak memenuhi definisi fungsi


secara matematis. Perhatikan bahwa nilai x=60 memiliki
dua pasangan nilai y yaitu 30 dan 50. Jadi relasi antara
nilai x dan y pada data hipotetik di atas bukan fungsi.
Dari tabel 2.1. diketahui bahwa penggunaan 160 lb pupuk
N per hektar dapat menghasilkan produksi jagung
sebanyak 123 per hektare. Hubungan fungsional
semacam ini merupakan realitas dalam ekonomi
produksi pertanian. Namun respon produksi input-
output sebagaimana diilustrasikan tabel 2.1. akan
mengalami masalah, misalnya bila aplikasi pupuk N
yang diberikan adalah 140 lb/acre.
Seorang ahli matematika mengatakan bahwa fungsi produksi y = f (x)
adalah terputus pada setiap tingkat aplikasi nitrogen selain yang secara
khusus tercantum dalam Tabel.

Sebuah solusi sederhana mungkin untuk interpolasi antara nilai-nilai


yang dikenal. Jika 120 pound per hektar menghasilkan 115 gantang
jagung, dan 160 pon nitrogen menghasilkan 123 gantang jagung, hasil
di 140 pound mungkin (115 + 123) / 2 atau 119 gantang per hektar .
Namun, kenaikan bertahap dalam aplikasi nitrogen tidak memberikan
peningkatan inkremental yang sama pada produksi jagung . Tidak ada
keraguan bahwa beberapa nitrogen tersedia dalam tanah dari
pembusukan bahan organik dan nitrogen diterapkan pada musim
sebelumnya, dan nitrogen tidak perlu dipakai lagi dalam rangka untuk
mendapatkan kembali 50 gantang pertama jagung.
Hasil panen dari
Hasil panen jagung (TPP) yang dihasilkan oleh fungsi
produksi pada Tabel 2.2 tidak sama seperti yang
disajikan pada Tabel 2.1. Tidak ada alasan untuk
kedua fungsi untuk menghasilkan hasil yang sama .
Tabel 2.1 menyatakan bahwa jika seorang petani
tidak menerapkan nitrogen pada produksi
jagungnya , hasil dari 50 gantang per hektar akan
dapat diperoleh. Tetapi Tentu saja, nitrogen sangat
penting bagi pertumbuhan tanaman jagung . Seperti
yang ditunjukkan sebelumnya, data yang terdapat
pada tabel 2.1 mengasumsikan bahwa ada beberapa
nitrogen sisa yang di dalam tanah yang tumbuh
jagung diatas tanah itu . nitrogen dalam tanah
karena pembusukan bahan organik dan nitrogen sisa
dari pupuk diterapkan di masa lalu. Akibatnya, data
pada Tabel 2.1 mengungkapkan hasil yang lebih
tinggi pada tingkat pemberian nitrogen rendah
dibandingkan data yang terdapat pada Tabel 2.2.
Bagi banyak proses produksi di bidang
pertanian, tidak ada input tidak menghasilkan
output. Fungsi produksi dengan demikian
merupakan hubungan yang ada antara input dan
output. Untuk setiap tingkat penggunaan input,
fungsi menetapkan tingkat output yang unik.
Ketika nol tingkat input yang digunakan, output
yang mungkin nol, atau, dalam beberapa kasus,
output yang mungkin dihasilkan tanpa input.
Fungsi ini mengasumsikan proses produksi dapat secara
akurat dijelaskan oleh fungsi di mana hanya satu jenis
input digunakan untuk memproduksi output tertentu. Namun
hampir tak ada satupun komoditas pertanian yang dapat
diproduksi hanya dengan menggunakan satu jenis input
produksi. Oleh karena itu fungsi ini. belum dapat
menggambarkan realitas produksi pertanian sesungguhnya.
Fungsi produksi alternatif yang lebih mendekati realitas
proses produksi diformulasikan sebagai berikut :

y=f (x1 , x2, x3, x4, x5,


x6,x7 )
Dalam proses produksi pertanian lahan seringkali dikategorikan sebagai input
tetap, sebab dengan sejumlah alasan petani tidak mampu menambah luas
lahan pertanian yang dimilikinya dalam waktu singkat.
Beberapa ekonom berpendapat dlam hal produksi bahwa
input tidak harus sewenang-wenang dikategorikan sebagai
tetap atau variabel. Ini kategori sewenang-wenang dapat
menyesatkan. Para ekonom dalam hal produksi berpendapat
bahwa dalam kasus produksi tanaman, sebelum penanaman,
hampir semua input variabel. Petani mungkin menyewa lahan
tambahan, membeli atau menjual mesin, atau
menyesuaikandengan tanaman yang di produksi nantinya

Di sinilah pengambilan keputusan yang nyata dapat terjadi.


Setelah penanaman dimulai, waktu traktor dan tenaga kerja
untuk operasi persiapan lahan tidak dapat pulih setelah
digunakan. Kategorisasi input tetap dan input variabel terkait erat dengan
konsep waktu. Pakar ekonomi lazimnya menggunakan istilah long run, Short
run. intermediate run yang merupakan konsep periodisasi
THE LAW OF DIMINISHING RETURNS
Setiap
The law
Kata kunci
of diminishing
dalam hukum return
semakin
marginal
berkurang
bahwaadalah
sebagai
tambahan.
input variabel
yang ditambahkan
Hukum berkurang ke unit dari satu atau lebih input tetap,
Contoh

Contohfungsimatematisnyaadalah:
y=x(2.11.)
Cara lain untukmenuliskanpersamaan 2.11. adalah:
y=.(2.12.)

atau:
y=a................................................(2.13.)

di mana a dan b adalahangkapositifdan b


lebihkecildarisatunamunlebihbesardari nol.
Fungsitersebutakansemakinmeningkattetapidenganlajup
eningkatan yang semakinmenurun
4. PRODUK MARJINAL DAN PRODUK RATA-RATA

Produk marjinal fisik atau marginal phisycal produk (MPP) adalah peruba
produk fisik marjinal dan rata-rata untuk data tabular
disajikan pada Tabel 2.1 dapat dihitung berdasarkan
definisi yang MPP perubahan output () y) yang timbul dari
perubahan inkremental dalam penggunaan input () x) dan
yang APP hanya keluaran (y) dibagi dengan input (x).
Data ini disajikan pada Tabel 2.3. MPP dihitung dengan
terlebih dahulu membuat sebuah kolom mewakili tingkat
perubahan hasil jagung. Tingkat perubahan ini mungkin
disebut sebagai) Menunjuk mungkin) TPP. Maka tingkat
perubahan penggunaan nitrogen dihitung. Ini mungkin
disebut sebagai) x.
Tabel 2.3. juga menyertakan perhitungan rerata produk
fisik, di mana rerata produk fisik (APP=Average Physical
Product) adalah rasio output terhadap input atau dapat
dinyatakan sebagai berikut: APP=y/x. Pada setiap level
penggunaan input x APP merepresentasikan nilai rerata
output per unit input. di Tabel 2.3, APP dihitung dengan
membagi hasil jagung dengan jumlah nitrogen.
perhitungan ini disajikan di kolom berlabel APP. Nilai
untuk Appare tepat di tingkat tertentu penggunaan
input. Sebagai contoh, APPwhen tepat 120 pon nitrogen
diterapkan adalah 115/120 atau 0,958
5.
Gambar 2.2. Kurva Produk Marginal Fisik
(Marginal Physical Product)
Setiap tambhan 1 unit x akan memberikan tambhan produk total sebesa
Turuan dari nilai konstan dalam suatu
fungsi sama dengan nol .contoh Nilai
konstan sebesar 50 dari persamaan
adalah intersip yang dapat diartikan
berapapun level pengguanaan input nilai
y (output) minimal = 50
Aturan kedua menyatakan rumus turunan
dari fungsi y=b xn adalah dy/dx = nbx
dimana n dan b adalah nilai sembarang
Pada metode kedua turunan fungsi produksi dapat
memberikan nilai slope fungsi pada setiap level pemakaian
pupuk nitrogen. Oleh karena itu nilai MPP yang dihitung
dengan metode 2 lebih akurat. Diferensial kalkulus dasar
dalam metode ini menjadi perangkat yang sangat bermanfaat
bagi pengembangan illmu ekonomi produksi pertanian.
Dalam hal ini, MPP khusus terkait dengan jumlah
x yang digunakan, sebagai x di turunan
pertama. Jika hal ini terjadi, dy / dx akan
menyediakan tepat MPP tetapi tidak akan sama
dengan pendekatan dihitung dengan y / x.
Tabel 2.4 menyajikan MPP dihitung dengan dua metode dari data hasil ya
FUNGSI PRODUKSI NEO KLASIK

Fungsi produksi neoklasik telah cukup lama dikenal sebagai alat analisis
yang digunakan untuk menjelaskan hubungan produksi pertanian
.Gambar 2.3 mengilusrasikan fungsi produksi neoklasik yang
dimaksud.Sejlan dengan peningkatan penggunaan input x1 produktifitas
input pada mulanya juga menunjukan peningkatan .
Fungsi produksi ini digambarkan naik dengan penambhan yang semakin
meningkat.Selanjutnya kurva fungsi produksi mencapai suatu titik yang
dinamakan titik balik atau injection point .pada titik ini fungsi produksi
mengalami perunahan dari yang semula naik dengan laju penambhan
output yang meningkat tetapi dengan laju penambhan output yang
semakin menurun (increasing to decreasing rate )
Dengan kata lain sebelum titik balik fungsi produksi
konveks terhadap aksis horisontal dan setelah titik balik
konkaf terhadap aksis horisontal. Titik balik menandai
berakhirnya fase increasing marginal returns atau
produk marginal yang semakin meningkat dan
dimulainya fase produk marginal yang semakin
menurun (diminishing marginal returns).
Setelah itu fungsi produksi mencapai titik maksimum
dan mulai turun. Pada titik maksimum kurva fungsi
produk marginal sama dengan nol. Setelah titik
maksimum dicapai penambahan penggunaan input
variabel x akan menyebabkan terjadinya penurunan
jumlah output total (TPP).
7. FUNGSI MPP DAN APP FUNGSI PRODUKSI NEO KLASIK

Fungsi MPP berubah sejalan dengan


peningktan penggunaan input pupuk
x1 .Pada awlnya produktifitas input X1
menimgkat, pada fase ini produk
marginal juga mengalami peningktan
(fungsi MPP naik ) . Pada titik balik
fungsi TPP neoklasik , produk marginal
mencapai maksimum.Pada titik ini
produktifitas setiap unit tambhan input
x1 yang paling besar
Gambar 2.3. Tiga Tahapan Fungsi Produksi
Neoklasik
Gambar 2.3 juga menggambarkan hubungan yang ada
antara APP dan MPP
fungsi untuk fungsi produksi neoklasik. MPP pertama
meningkat sebagai penggunaan
input meningkat, sampai titik belok dari fungsi produksi
yang mendasari adalah
mencapai (titik A). Di sini MPP mencapai maksimum.
Setelah titik ini, MPP
menurun, mencapai nol saat output maksimum (titik C),
dan kemudian ternyata negatif. Aplikasi meningkat fungsi
masa lalu belok point dari fungsi produksi sampai
mencapai MPPfunction (titik B). Setelah titik B, APP
melapaui, tetapi tidak pernah menjadi negatif.
8. TANDA ,SLOPE , DAN LENGKUNG KURVA (CURTURE)

Melalui menurunkan fungsi produksi yang berulang-


ulang , dapat digambarkan secara akurat bentuk
fungsi MPP.Untuk fungsi produksi y = f (x) , turunan
pertama atau fungsi MPP adalah dy/dx= f (X)= f 1 =
MPP
Bila nilai x posiitf dimasukan ke dalm fungsi f(X)
tambhan satu unit akan memberikan tambhan
output .karena MPP akan bernilai negatif setelah
fungsi produksi mencapai maksimum, maka tanda
positif dari f (x) menunjkan bahwa fungsi produksi
memiliki slope positif dan belum berarti slope fungsi
produksi negatif dan telah memcapai titik maksimal
Turunan pertama fungsi produksi juga dapat sama dengan
nol pada titik di mana fungsi TPP minimum. Tanda pada
turunan kedua fungsi TPP digunakan untuk mengetahui
apakah fungsi TPP maksimum atau minimum. Bila
turunan pertama fungsi TPP sama dengan nol dan turunan
keduanya negatif maka fungsi produksi berada pada
kondisi maksimum. Namun bila turunan pertam fungsi
TPP sama dengan nol dan turunan keduanya positif,
fungsi produksi berada pada titik minimumnya. Bila
kedua turunan baik pertama maupun kedua sama dengan
nol, maka fungsi produksi berada pada titik balik
(inflection point) atau dalam posisi berubah dari konveks
ke konkaf terhadap aksis horisontal.
Akan tetapi tidak pada semua titik balik
turunan pertama fungsi produksi harus sama
dengan nol. Selanjutnya bila turunan pertama
fungsi produksi sama dengan nol namun
turunan keduanya tidak dapat didefinisikan
(tidak eksis) berarti fungsi produksi dalam
kondisi konstan.
2.9. Elastisitas Produksi Input Tunggal
Kata elastisitas digunakan oleh pakar
ekonomi untuk menjelaskan hubungan antara
dua variabel. Elastisitas direpresentasikan oleh
suatu besaran yang menunjukkan rasio dari dua
persentase. Elastisitas dinyatakan dalam
bilangan tanpa satuan.
Elastisitas produksi didefinisikan sebagai
persentase perubahan output dibagi dengan
persentase perubahan input, sesuai dengan
perubahan penggunaan input.
Misalkan x melambangkan level penggunaan input
awal untuk memproduksi y unit output. Penggunaan
x meningkat menjadi x yang digunakan untuk
memproduksi yunit output. Elastisitas produksi (Ep)
didefinisikan dengan rumus sebagai berikut:
Ep= [(y-y)/y] / [(x- x)/x](2.48.)
Di mana y,y dan x telah diketahui sebelumnya
sedangkan x dan y merepresentasikan nilai tengah
antara level penggunaan input awal dan penggunaan
input setelah mengalami penambahan dan output
x=(x+x)/2 dan
y=(y+y)/2.(2.49.)
Oleh karena elastisitas produksi merupakan rasio dua
persentase , maka nilai elastisitas tidak etrgantung
pada satuan yang spesifik , namun cukup menyesuaikan
dengan s atuan yang digunakan dalam pengukuran
input dan output .dengan cara lain elastisitas produksi
dirumuskan sebagai berikut :
Ep = (y /y )/ x/x )
Dimana
y =y-y dan x = x x
Elastisitas produksi merupakan salah satucara untuk
mengukur bagaimana respon fungsi produksi berubah
terhadap pengguanaan input
2.10. ELASTISITAS PRODUKSI UNTUK FUNGSI PRODUKSI NEOKLASIK
2.11. Pengayaan Konsep Elastisitas Produksi
Persamaan y/x hanyalah aproksimasi atau pendugaan
nilai MPP dari fungsi produksi pada level pemakaian input
yang spesifik. MPP aktual pada titik tertentu akan lebih
baik bila direpresentasikan dengan memasukkan nilai x ke
dalam fungsi produk marginal dy/dx.
Elastisitas produksi pada level x yang spesifik dapat

diperoleh dengan menetapkan nilai dy/dx pada level


pemakaian input x yang bersangkutan sebagai berikut:
Ep=(dy/dx)y/x ..(2.56.)

Misalkan dalam sebuah fungsi produksi neoklasik

TPP = y = bx.(2.57.),
Jadi elastisitas fungsi produksi di atas adalah
1. Hal ini berarti persentase peningkatan
penggunaan input x tertentu akan
menghasilkan peningkatan output y dalam
persentase yang sama. Oleh karena itu semua
fungsi produksi yang return output terhadap
input-nya konstan akan memiliki elastisitas
produksi = 1.

Anda mungkin juga menyukai