Anda di halaman 1dari 31

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS TB

OLEH

EDI DWYONO, S.Si.,M.SI


Mycobacterium tuberculosis
penyebab TBC/tuberkulosis/Koch Pulmonum/KP
peny. menular yg disebabkan M. tuberculosis
> menyerang paru, dpt juga menyerang organ lain

Gejala : batuk terus menerus & berdahak 2 mg


batuk darah (), BB , malaise, keringat malam

Pencegahan : vaksinasi BCG intrakutan


Bacillus of Calmette & Guerin, strain M. bovis
M. tuberculosis Batang Tahan Asam (BTA)
tahan terhadap pelunturan dg alkohol asam :
1. dinding sel 60% berat kering lipid
2. ikatan zat warna dg asam mikolat

senyawa penting yg ada pd dinding sel :


- asam mikolat berikatan dg zat warna
- cord factor virulensi
media cair, kelenjar : serpentine cord
/ tumbuh spt tali
- sulfatide virulensi, >< fagolisosom
LAM
Lipid
Cord factor

Asam
mikolat

Arabinogalakt.
petidoglikan
Struktur antigenik
Old tuberculin (32 kDa)
Koch : protein dari ekstrak kultur 6 mg
Purified Protein Derivative (PPD-S)
Seibert : memecah OT dg amonium sulfat
(2-9 kDa) uji tuberkulin

Kekebalan kuman :
Tahan terhadap kekeringan, pd media 12 th
cahaya matahari langsung mati dlm 2 jam
dlm sputum mati dlm 20-30 jam
dlm sputum, terlindung dari matahari 6-8 bl
mati dg suhu pasteurisasi, lar. phenol 5%
STOP
TB

Faktor resiko :
1. Kontak dg Px
2. Ras : black, indian, asia
3. Sosioekonomi, gizi buruk
4. Umur
5. Tx imunosupresif, peny. hematologic, DM
6. HIV/AIDS
Patogenesis : sumber penularan Px kavitas +, Tx -
inhalasi droplet nuclei 10 m (3 basil) alveoli
difagosit makrofag alveolar
menghambat fusi fagolisosom multiplikasi
(fakultatif intrasel organisma)
ke hilus & pemb. darah
predileksi apex paru (PO2 tinggi)
makrofag teraktivasi / sel epiteloid
mengelompok membentuk granuloma
(hipersensitivitas tipe lambat)
di pusat granuloma, bercampur jr nekrotik mirip
keju disebut nekrosis kaseosa
nekrosis kaseosa perlunakan kavitas
Pemb. Nekrosis kaseosa
darah di pusat granuloma

makrofag mati
dg kuman hancur

limfosit T makrofag teraktivasi


(Th1) (sel epiteloid)
Thorax photo Tuberkulosis pulmoner : cavitas
jml kuman dlm cavitas 107-108
Respon imun : diperankan oleh imunitas seluler
anergi tuberkulosis milier
millet : butir padi
Tuberkulosis ekstra pulmoner :
tulang, sendi, traktus urogenital, meningen,
kelenjar limfe, larynx, peritonium
1995 pemberantasan peny. tuberkulosis paru
strategi DOTS (Directly Observed
Treatment, Shortcourse)
Obat diberikan dlm bentuk kombinasi selama 6-8 bl
diawasi oleh PMO (pengawas menelan obat)

Spesimen : dahak SPS (Sewaktu-Pagi-Sewaktu)


Sewaktu-1: dahak waktu Px datang pertama,
pulang dg membawa pot dahak steril
Pagi : dahak pagi hari, segera setelah bangun
Sewaktu-2: dahak waktu Px datang hari ke-2

Dx TB paru ditegakkan : 2 dari 3 spesimen BTA +


Tujuan pemeriksaan dahak :
1. Menegakkan diagnosis & klasifikasi penyakit
2. Menilai kemajuan pengobatan
3. Menentukan tingkat penularan
Luas apusan dahak : 2x3 cm
Pemeriksaan minimal 100 lapang pandang
Pelaporan hasil : skala IUATLD (International
Union Against Tuberculosis and Lung Diseases)
1. BTA (-) dlm 100 lp (-)
2. 1-9 BTA dlm 100 lp tulis jml kuman
3. 10-99 BTA dlm 100 lp (1+)
4. 1-10 BTA dlm 1 lp (2+)
5. > 10 BTA dlm 1 lp (3+)
Macam-macam specimen :
- sputum : 3-5 ml dahak mukopurulen SPS
pot dahak : bermulut lebar 6 cm,
steril, plastik bening, tutup ulir

>> epitel menunjukkan sekresi oropharynx


bukan dari sal. napas bawah
Diagnosis mikrobiologis
1. Mikroskopis : presumptive diagnosis
Kurang sensitif :
BTA + memerlukan 105 kuman/ml sputum
Dinding sel mirip kuman Gram (+), 60% lipid
Cat Gram tak mampu menembus dd sel
a. Ziehl-Neelsen (hot stain procedure)
- carbolfuchsin + pemanasan (penetrasi cat)
- pelunturan dg alkohol asam
Batang tahan asam (BTA)
b. Kinyoun (cold stain)
carbolfuchsin prolonged application 5 mnt
c. fluorochrome (fluorescent)
auramine-rhodamine, acridine orange
Pewarnaan Tahan Asam (Ziehl-Neelsen)
batang langsing warna merah dg latar belakang biru
2. Kultur
Sensitif : dpt mendeteksi 10 kuman/ml specimen
obligat aerob : O2 (-) pertumbuhan (-)
O2 pertumbuhan
dormant (di dalam tuberkel yg hampir anaerob)
bertahan hidup dengan metabolisme minimal
karena 60% berat kering lipid hidrofob
sukar ditembus nutrisi waktu generasi 15 j
koloni terlihat setelah 6-8 mg
Media padat
1. egg-potato base : Lwenstein Jensen medium
waktu generasi 15 jam, koloni terlihat 6-8 mg
2. Serum/albumin agar base : Middlebrook
7H10
transparan : koloni terlihat 7-10 hr
Koloni M. tuberculosis pd Lwenstein Jensen med.
kering & kasar spt cauliflower/blumkol
malachite green mematikan kontaminan
Dx tuberkulosis pd anak uji tuberkulin
dasar : hipersensitivitas tipe lambat thd tuberkulin
cara Mantoux (Mantoux test):
0,1 ml (5 TU/tuberkulin unit PPD-S) intrakutan
dibaca 48-72 jam : indurasi 10 mm (+)
Px HIV (anergi) : indurasi 5 mm (+)
Terapi : OAT (obat anti tuberkulosis)
1. INH (isoniazid) : bakterisid 90% kuman awal Tx
2. Rifampicine : bakterisid, membunuh dormant
3. Pirazinamid : bakterisid intrasel/suasana asam
4. Streptomycin : bakterisid
5. Ethambutol : bakteriostatik

OAT diberikan dalam bentuk kombinasi selama 6-8 bl,


dlm 2 tahap :
1. Tahap intensif 2bl : mencegah kekebalan obat
2. Tahap lanjutan 4bl: membunuh kuman dormant
Mycobacterium leprae
penyebab lepra / Morbus Hansen / MH
peny. kronik yg menyerang kulit, mukosa, saraf
1874 ditemukan oleh Hansen
belum bisa dikultur di media buatan
faktor resiko genetik : defect gen DR2 dari HLA

Gen HLA pd kromosom 6


Patogenesis
natural host : manusia
sumber inf : kontak dg lepromatous leprosy
>> kuman pd sekret nasal dan eksudat ulkus
rongga hidung (30C)
penularan : inhalasi, kontak langsung
masa inkubasi 2-5 th
obligate intracellular parasite
membelah dlm fagosit mononuklear
- histiosit kulit
- sel Schwann dari saraf
dpt menembus pemb. darah & sistim RES
Ridley & Jopling : 5 tipe lepra
1. TT : tuberculoid
imun bagushipersensitif kuat pd lepromin
hipersensitifitas tipe lambat granuloma
2. BT : borderline tuberculoid
3. BB : borderline
4. BL : borderline lepromatous
5. LL : lepromatous leprosy
anergi pd lepromin, sering ENL
Ridley & Jopling : 5 tipe lepra
TT BT B BL LL
Lesi kulit 1-3 +++
makula ++ -
hipopigmentasi
anestesi
> Saraf + -
Histologi epiteloid e e h foamy histiocyte
Saraf kulit Rusak Utuh
Kuman 0 +++
Lepromin +++ ++ 0 0
ENL 0 0 0 ++
Rx lepra ? ++ ++ ++
tuberculoid lepromatous
mutilasi facies leonina
destruksi saraf perifer nodul pd muka, hidung,
trauma, inf, resorbsi telinga
ENL/erythema nodosum leprosum :
deposisi imun komplek di jaringan
bisa terjadi karena pengobatan
Reaksi lepra :
reaksi hipersensitif
terjadi karena perubahan status imun Px
banyak terjadi pada tipe borderline
Test lepromin

bukan diagnostik, tidak spesifik


menentukan status imunologi Px / prognosa
heat-killed M. leprae intra kutan
1. Rx awal/Fernandez reaction
24-48 jam Rx tuberkulin
menunjukkan hipersensitivitas tipe lambat
2. Rx lanjut/Mitsuda reaction
nodul setelah 3-4 mg
granuloma terbentuk karena kuman utuh
Diagnosis lab
Specimen
- eksudat dari lesi kulit
- nasal scraping
- Reitz serum: serum cuping telinga
1. mikroskopis
- pengecatan tahan asam Ziehl-Neelsen
BTA dalam sel lepra (mononuklear/epitheloid)
packets of cigar/globi
- sifat tahan asam hilang dg pemberian piridin
membedakan dg mycobacterium lain
- jaringan berparafin sukar dicat dg ZN
pengecatan Wade-Fite
ZN: BTA dlm sel lepra (mononuklear/epitheloid)
packets of cigar/globi
belum bisa dikultur di media buatan
hewan coba (waktu generasi 12 hari)
1. Telapak kaki tikus putih (30C)
2. Armadilo

Terapi :
TT : DDS/dapsone, rifampin
LL : DDS, rifampin, clofazimine

Anda mungkin juga menyukai