Anda di halaman 1dari 35

TERAPI HIPERBARIK PADA

KASUS ORTHOPEDI

MOCH AMA D A RGA Z AQI MU B ARAQ


PENDAHULUAN

Awal penggunaan: Penyembuhan


decompression sickness
Aspek fisiologis pemberian oksigen
100% (2-3 ATA)
Pada kasus orthopedi, terapi
hiperbarik dijadikan sebagai
terapi penunjang
DEFINISI

Terapi dimana pasien harus


berada dalam suatu ruangan
bertekanan, dan bernapas
dengan oksigen 100% pada
suatu tekanan ruangan yang
lebih dari 1ATA (atmosfer
absolut)
SEJARAH & PERKEMBANGAN
1662, saat Dr. Henshaw (Inggris)
menciptakan Domicilium (prototype RUBT)
1771 ketika Joseph Priestley (Inggris)
menemukan oksigen,1780 Dr. Thomas
Beddoes (Inggris)
1834 Junod (Perancis) memasukkan pasien-
pasiennya ke dalam RUBT bertekanan 4
atmosfer
Terapi oksigen hiperbarik diperkenalkan
pertama kali oleh Behnke pada tahun 1930
Di Indonesia terapi oksigen hiperbarik
pertama kali dimanfaatkan pada 1960 oleh
Lakesla yang bekerjasama dengan RSAL
Dr. Ramelan, Surabaya
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
FASILITAS DAN KOMPONEN DALAM TERAPI HIPERBARIK

RUBT
monoplace dan multiplace
Sistem suplai oksigen & pengkondisian
udara
Peralatan tambahan
Keuntungan Monoplace Kerugian Monoplace
Penanganan pasien individu Sangat mudah terbakar
privat pada kasus infeksi dalamlingkungan oksigen

Balk untuk peralatan intensif Hubungan langsung denganpasien
masker muka tidak dibutuhkan, terbatas, kecuali pada
lebih nyaman. chamber yang mempunyairuangan
tambahan disisinya


Ideal untuk membatasi Terapi fisik tidak nyaman
peralatan pasien dalam masa karenaketerbatasan tempat
akut dari penyakitnya atau luka-
luka, kelumpuhan.

Mudah untuk mengobservasi


pasien.
Dapat mudah dioperasikan dan
ditempatkan dimana saja di
rumah sakit
Membutuhkan sedikit tenaga
operator

Keuntungan Multiplace
Memberikan terapi dalam jumlah banyak
Bahaya kebakaran kurang
Terapi fisik dapat dilaksanakan dalam chamber
Tekanan dapat dinaikan sampal 6 ATA untuk situasi khusus,seperti
dalam emboli udara dan penyakit dekompresi
Prosedur bedah minor dapat dikerjakan di multiplace hyperbaric
chamber
DASAR FISIKA

Teori Toricelli 1 ATM atau 760


mmHg
Hukum gas ideal (Dalton) Tekanan
total = 1 atm = 0.8 atm N2 + 0.2 atm
Permukaan

=
O2Total tekanan parsial
10 meter = 2 atm = 1.6 atm N2 + 0.4 atm
O2
30 meter = 3 atm = 3.2 atm N2 + 0.8 atm
O2
40 meter = 4 atm = 4.0 atm N2 + 1.0
atm O2
Boyle: peningkatan P peningkatan
jumlah, vol (ukuran)
=
26,7%
DASAR FISIOLOGIS
Tidak adanya O2 pada tingkat seluler
akan menyebabkan gangguan
kehidupan pada semua organisme.
Kelarutan O2 & pengikatan oleh
Hemoglobin (hiperoksigenasi)
Utilisasi O2
penurunan curah jantung (10-20%) efek
bradikardia dan volume sekuncup
MEKANISME KERJA
Mekanisme Referensi Aplikasi Klinis
1. Hiperoksigenisasi Boerema Penyakit dekompresi, emboli
udara arteri
Bassett BE Keracunan CO
Bird AD Oklusi arteri sentral retina
Crush injury, compartment
syndrome
Compromised grafts and flaps
Anemia akibat perdarahan hebat

2. Mengurangi ukuran Hukum Boyle Emboli udara


gelembung udara
3. Vasokonstriksi * Nylander G Crush injury, compartment
syndrome
Sukoff MH Luka bakar
4. Angiogenesis Knighton DR Luka yang bermasalah
Compromised grafts and flaps
Delayed radiation injury
5. Proliferasi fibroblast / Hunt TK Luka yang bermasalah
sintesis kolagen Delayed radiation injury
6. Membunuh leukocyte Mader JT Infeksi nekrosis jaringan lunak
oxidative #
Park MK Osteomyelitis refrakter
Mandell GL Luka yang bermasalah
8. Mengurangi Zamboni WA Crush injury,
perlengketan Thom SR compartment
leukosit syndrome
intravascular

9. Mengurangi Thom SR Keracunan CO


peroksidasi lipid Crush injury,
compartment syndrome
10.Inhibisi racun Van Unnik A Clostridial myonecrosis
11.Sinergi antibiotik Mirhij NJ Infeksi nekrosis jaringan
lunak
Keck PE Osteomyelitis refrakter
Mendel V
INDIKASI TERAPI
The American Society of Hyperbaric
Medicine ( Underwater and
Hyperbaric Medical Society, UHMS )
Emboli udara , 2003
Infeksi nekrosis jaringan
lunak
Keracunan CO, sianida Osteomyelitis refrakter

Clostridial myonecrosis Luka bakar

Crush injury & Compartment Delayed radiation injury


syndrome
Penyakit dekompresi Compromised skin graft &
flaps
Penyembuhan pada beberapa Abses intracranial
luka yang bermasalah
KONTRA INDIKASI
Kontraindikasi absolut Alasan Kondisi yang dibutuhkan
sebelum terapi oksigen
hiperbarik
Pneumothoraks yang Emboli gas
Tension
tidak diterapi Torakostomi
pneumotoraks
Pneumomediastinum
Bleomycin Interstitial Rentang waktu yang lama
pneumonitis sejak dimulai medikasi
Cisplatin Penyembuhan luka
hingga terapi oksigen
yang tidak sempurna
hiperbarik akan dimulai

Disulfiram Menghalangi
dismutase superoxide
yang melindungi dari
toksisitas oksigen Medikasi dihentikan
Doxorubicin Toksik terhadap
jantung
Sulfamylon Penyembuhan luka
yang tidak sempurna
Kontraindikasi Alasan Kondisi sebelum terapi oksigen
relatif hiperbarik
Asma Terjebaknya udara yang Terkontrol baik dengan medikasi
dapat mengakibatkan
pneumothoraks

Klaustrofobia Kecemasan Pengobatan dengan benzodiazepine


Spherocytosis Hemolysis berat Terapi oksigen hiperbarik hanya untuk
kongenital keadaan gawat saja
PPOK Hilangnya dorongan Observasi dalam chamber
hipoksia untuk bernapas

Disfungsi tuba Barotrauma pada Latihan, PE tubes


Eustachian membrane timpani
Demam tinggi Resiko tinggi kejang Antipiretik
Alat pacu jantung Malfungsi alat Memastikan alat dapat menahan tekanan
hingga seberapa dalam
Kehamilan Efek yang belum Terapi oksigen hiperbarik hanya untuk
diketahui terhadap fetus keadaan gawat saja

Kejang Ambang batas kejang Stabil dengan medikasi terlebih dahulu


yang rendah
Infeksi saluran Barotrauma Disembuhkan dahulu dengan medikasi
pernapasan atas
EFEK SAMPING TERAPI HIPERBARIK

Barotrauma pada telinga tengah


Tekanan pada sinus
Claustrophobia
Toksisitas oksigen terhadap paru
dan saraf
PROSEDUR PELAKSANAAN
Prosedur sebelum terapi
Anamnesis, PF, Rontgen Thoraks,
Penunjang: EKG, penjelasan, manfaat,
efek samping, informed con.
Prosedur selama terapi
Penyesuaian tekanan, obs: tanda vital &
intoksikasi 02
Prosedur setelah terapi
PENERAPAN DALAM KASUS ORTHOPEDI

Luka insufiensi vaskuler (luka sukar


sembuh)
Terapi adjuvan
meningkatkan transport oksigen ke
jaringan
peningkatan Nitric oxide (NO)
mempengaruhi inflamasi, proliferasi
sel, angiogenesis, deposisi matriks dan
remodelling
efek antimikroba
proliferasi fibroblast dan sintesis
kolagen
KAKI DIABETES
Peningkatan konsentrasi oksigen tiap unit darah
Meningkatkan ketersediaan oksigen pada jaringan
terutama jaringan yang hipoksia
Mempertahankan tekanan oksigen sampai 4 jam setelah
terapi sehingga adanya keadaan hiperoksia pada tingkat
sel
Meningkatkan kerja PMN dalam memerangi infeksi
Meningkatkan proliferasi fibroblast
Meningkatkan deposit kolagen
Meningkatkan neovaskularisasi
Mempersingkat waktu penyembuhan luka dan hospitalisasi
sehingga menurunkan biaya pada pasien terlebih dari
keharusan amputasi
GAS GANGREN (CLOSTRIDIAL MYONECROSIS)

Infeksi Clostridium perfingens


Alpha-toxin cairkan jatingan,
hemolitik, dan nekrosis tubuli
ginjal
Syok septik
Anti-biotik dan Debridemen
HBOT toksin bagi Clostridium dan
alpha toksin
3,0 ATA dalam 1,5 jam
(3x/24 jam I dan 2x/hari
dalam 4-5 hari)
TRAUMA KOMPRESI DAN SINDROMA KOMPARTEMEN

hiperoksidasi, vasokonstriksi
menghilangkan edema , memperbaiki
perfusi
melawan sistem beta2 integrin netrofil
mencegah bekas luka serta mencegah
radikal bebas mengganggu perfusi luka
ABC dan intervensi bedah
iskemia luas amputasi
FRAKTUR
FRAKTUR
60-90 menit dengan dosis 2-2,5 ATA
oksigen pada tingkat jaringan
Reduksi edema
oksigen jaringan turun di bawah 30 mmHg,
respon host terhadap infeksi dan iskemia akan
menumpul neutrophil yang oxygen dependen
menjadi rusak, dan proses perbaikan host
seperti migrasi fibroblas, proliferasi, dan
sekresi kolagen berkurang
menghasilkan Scavenger
fagositosis sel darah putih dan
sinergisme antibiotik
Osteoclast
NECROTIZING FACIITIS
Mengancam nyawa
Pasien diabetik
Kulit tampak eritema, bula kecil pada regio luka
tusuk
Krepitasi subkutan gas pada jaringan lunak
gas producing clostridial
Lokasi tersering: genitalia eksterna, perineum,
ekstremitas, dinding abdomen

Debridement
Antibiotik
Tujuan utama dari penggunaan terapi
HBO pada kasus ini adalah
meningkatkan PO2 pada jaringan,
meningkat kan fungsi fagositosis dari
sel darah putih,
meningkatkan mekanisme pembunuhan
bakteri dari ROS,
menurunkan edema,
meningkatkan mikrosirkulasi
menginhibisi perkembangan organisme
anaerob
2.0 2.5 atm adekuat pada terapi
necrotizing fasciitis
TRAUMA OTOT
sering disertai dengan kerusakan pembuluh
darah kapiler
proliferasi fibroblast dan meningkatkan respon
seluler terhadap growth factor
meningkatkan juga hidroksilasi prolin dan lisin
sebagai bahan baku pembentuk kolagen

Reactive Oxygen Spesies (ROS) yang merusak


jaringan dan dapat menyebabkan nekrosis.
TRAUMA RADIASI (OSTEONEKROSIS)

Radiasi antara 2000-5000 rads


Endateritis yang progresif
hiposeluler, hipovaskuler dan
hipoksia
angiogenesis, hiperoksigen (81%
5%)
18-30x sesi terapi
OSTEOMYELITIS
SISTEM KLASIFIKASI OSTEOMYELITIS
Sistem Tradisional
Tipe
OSTEOMYELITIS
Waktu Onset
Akut 2 minggu
Subakut Beberapa minggu hingga beberapa bulan
Kronik 3 bulan
Waldvogel Sistem
Hematogenous osteomyelitis
Focus infeksius osteomyelitis
Osteomyelitis yang berhubungan dengan penyakit vaskular
Kronik osteomyelitis
Cierny Mader Sistem
Penyebaran infeksi secara anatomis
Medulla saja ( akut hematogenous )
Korteks superfisial ( penyebaran infeksius atau trauma jaringan lunak )
Local ( korteks dan medulla , stabil secara mekanik )
Menyebar rata ( korteks dan medulla , stabil secara mekanik )
Berdasarkan status fisiologik pasien
A Sehat
Bs Compromised karena factor sistemik
B1 Compromised karena factor sistemik dan lokal
C Pengobatan lebih buruk dibandingkan penyakit
OSTEOMYELITIS
inflamasi yang disertai dengan infeksi bakteri
pada tulang disertai juga iskemia
Terapi adjuvan dari debridement radikal,
antibiotik lokal dan sistemik
oxygen-dependent leukocyte killing
PO2 23 menjadi 104 mmHg
osteogenesis, neovaskularisasi, osteoklas
antimikroba dan lethal terhadap bakteri
anaerob
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai