SISWANTORO
RUMAH SAKIT HUSADA UTAMA
SURABAYA
PENDAHULUAN
Akut
SJNAD
(Laring-Trakea) Kronis :
Seringkali tetap
merupakan kasus
darurat, ok penderita
datang dalam kondisi
sesak
Akut
Pada Midline
Paralisa
Kronis
Anatomi
Etiologi
Penatalaksa
naan
Dibicarakan
: Beberapa
kasus di
Surabaya
ANATOMI LARING TRAKEA
ETIOLOGI, PATOFISIOLOGI,
DAN PENATALAKSANAAN
Dibicarakan
oleh
Benda Asing pembicara
lain
Infeksi
Akut (Dewasa
Jarang)
Tumpul
Trauma
Tajam
INFEKSI
Sumbatan jalan nafas pada dewasa
Sangat jarang
Gejala :
Nyeri hebat saat menelan Sesak nafas
Penatalaksanaan :
Oksigenasi
K/P: Intubasi, trakeotomi
Kortikosteroid
Antibiotik
TRAUMA
Penyebab :
Tumpul/Tajam
Terbuka/Tertutup
Gejala :
Suara berubah/parau/aphonia
Batuk-batuk
Emfisema
Sesak nafas
Kesulitan menelan
Diagnosis dan penatalaksanaan (lihat skema)
Intubasi :
Kontroversi o.k kemungkinan dapat
memperberat keadaan jalan nafas
0 = None
1 = < 25% dari lumen
2 = 26% - 50%
3 = 51% - 75%
4 = 76% - 90%
5 = 91% - 100%
GRADASI LAIN :
Ringan : < 50% dari lumen
Sedang : 50% - 90%
Berat : > 90%
PENATALAKSANAAN :
1. Midline paralisa
2. Tumor jinak laring
3. Tumor ganas laring
4. Tumor trakea
5. Stenosis trakea
Kasus 1
Kasus 2
Kasus 3
6. Trakeomalasi
Midline Paralisa
Tn. A, 29 tahun. Kecelakaan lalu lintas pada pertengahan tahun 2000, menderita
multiple fractures, internal bleeding, dirawat di ICU dengan respirator. Kemudian
dilakukan trakeotomi oleh dokter bedah KL. Saat waktunya dilakukan dekanulasi,
terjadi sesak nafas. Selanjutnya dikonsulkan ke dokter THT. Sesudah dilakukan
pemeriksaan FOL didapatkan stenosis trakea di bagian atas dari stoma, dan
kemudian dilakukan beberapa kali tindakan :
Kauterisasi + injeksi kortikosteroid 2 tahap, hasil operasi gagal.
Eksisi bagian yang stenosis + graft + pasang T tube, gagal.
Reseksi stenosis trakea + end to end anastomosis + pasang T tube. Sesudah
dilakukan pengambilan T tube diganti kanul trakeotomi, beberapa saat kemudian
ternyata tumbuh jaringan granulasi dan terjadi proses kearah penyempitan lumen.
Dikerjakan ekstraksi jaringan granulasi dan diberikan mitomycin C dengan melalui
BLM, hasilnya tampak seperti gambar yang ketiga. Dilakukan dekanulasi, penderita
tidak mengalami hambatan ataupun sesak nafas untuk kegiatan sehari-hari dan
Trakeomalasi