yang spontan dan tidak diperkirakan. Serangan panik : periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relatif singkat (biasanya kurang dari satu tahun), disertai oleh gejala somatik tertentu seperti palpitasi dan takipnea. Epidemiologi Wanita : laki laki = 23 : 1, dewasa muda ( 25 tahun) Etiologi 1.Faktor Biologis 2.Faktor Genetika 3.Faktor Psikososial (Teori kognitif-perilaku, Teori psikoanalitik) Pedoman Diagnostik - Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F40.-) - Diagnosis pasti : beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa 1 bulan - Secara objektif tidak ada bahaya; - Unpredictable situations - Anxietas antisipatorik : anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi. Gambaran Klinis Spontan atau tidak spontan Serangan : 20 30 menit, jarang > 1 jam. Ketakutan yang kuat dan suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Merasa kebingungan dan sulit memusatkan perhatian. Takikardia, palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat. Kesulitan berbicara, gangguan daya ingat. Gejala penyerta : depresi, resiko bunuh diri, depersonalisasi. Diagnosis Banding - Gangguan medis : Infark miokard, kelainan tiroid, paratiroid, adrenal, intoksikasi obat, gangguan saraf perifer atau sentral. - Gangguan mental : Pura pura, gangguan buatan, hipokondriasis, gangguan depersonalisasi, fobia sosial dan spesifik, gangguan stress paskatraumatik, gangguan somatoform, gangguan depresif dan skizofrenia Perjalanan Penyakit dan Prognosis - Onset selama masa remaja akhir atau masa dewasa awal - Kronis - Frekuensi dan keparahan serangan panik mungkin berfluktuasi - Pasien dengan fungsi pramorbid yang baik dan lama, gejala yang singkat cenderung memiliki prognosis yang baik. Terapi - Farmakoterapi Obat trisiklik (clomipramine dan imipramine) dan tetrasiklik, inhibitor monoamine oksidase (MAOIs : phenelzine, tranylcypromine), inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin (SSRIs : fluoxetine, sertraline, paroxetine), dan benzodiazepine adalah efektif di dalam pengobatan gangguan panik Terapi Kognitif dan Perilaku Terapi Psikososial lain (Terapi keluarga, Psikoterapi berorientasi tilikan)
F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
Kekhawatiran berlebihan dan meresap, disertai oleh berbagai gejala somatik, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien. Epidemiologi Wanita : laki laki = 2 : 1 Etiologi Faktor Biologis Faktor Genetik Faktor Psikososial (kognitif perilaku dan psikoanalitik ) Pedoman Diagnostik - Anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau halnya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau mengambang) - Kecemasan - Ketegangan motorik - Overaktivitas otonomik - Kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan - Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Diagnosis Banding Gangguan kecemasan karena kondisi medis umum Gangguan panik, fobia dan gangguan obsesif-kompulsif Gangguan depresi berat Gangguan penyesuaian dengan kecemasan, Hipokondriasis Gangguan hiperaktivitas / defisit-atensi Gangguan somatisasi Gangguan kepribadian Perjalanan penyakit dan Prognosis - Kronis - Gangguan depresif berat. Terapi - Farmakoterapi - Psikoterapi 1. Terapi kognitif perilaku 2. Terapi suportif 3. Terapi psikoterapi berorientasi tilikan. F41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
Gangguan campuran anxietas dan depresi
adalah gangguan yang ditandai adanya gejala kecemasan dan depresif tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk suatu gangguan kecemasan maupun suatu gangguan mood. Epidemiologi Sebanyak duapertiga dari semua pasien dengan gejala depresif memiliki gejala kecemasan yang menonjol, dan sepertiga mungkin memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan panik. Etiologi 1. Temuan neuroendokrin yang sama pada gangguan depresif dan gangguan kecemasan 2. Adanya hiperaktivitas system noradrenergic pada gangguan depresif dan panik 3. Obat serotonergikberguna dalam mengobati gangguan depresif maupun kecemasan 4. Gejala kecemasan dan depresif adalah berhubungan secara genetik pada sekurangnya beberapa keluarga. Pedoman Diagnostik - Terdapat gejala anxietas dan depresi dimana masing masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis sendiri. - Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan masing- masing diagnosis maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan Gambaran Klinis Kombinasi beberapa gejala gangguan kecemasan dan beberapa gejala gangguan depresif. Gejala hiperaktivitas system saraf otonom. Diagnosis Banding - Gangguan kecemasan lain : Gangguan cemas menyeluruh. - Gangguan mood : Gangguan distimik dan gangguan depresif ringan. - Gangguan kepribadian : Gangguan kepribadian menghindar, tergantung, obsesif kompulsif - Gangguan somatoform Perjalanan Klinis dan Prognosis Selama perjalanan penyakit, gejala kecemasan dan depresif mungkin berganti gantian muncul. Prognosis adalah tidak diketahui saat ini. Terapi - Farmakoterapi - Psikoterapi (Terapi kognitif-modifikasi perilaku & Psikoterapi berorientasi tilikan) F41.3 Gangguan Anxietas Campuran Lainnya Kategori ini harus digunakan untuk gangguan yang memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh (F41.1) dan yang juga menunjukkan (meskipun hanya dalam jangka pendek) ciri ciri yang menonjol dari gangguan lain dalam F40 F49 walaupun kriteria yang lengkap untuk gangguan tambahan ini tidak dipenuhi F41.8 Gangguan Anxietas Lainnya YDT Termasuk : hysteria anxietas (anxiety hysteria)