Anda di halaman 1dari 52

VISI FK UPR

Menjadi Fakultas Kedokteran bermutu dalam


menghasilkan lulusan yang bermoral,
kompeten, berdaya saing dan mampu
berperan serta dalam peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
MISI FK UPR
Menyelenggarakan dan memantapkan penyelenggaraan
pendidikan kedokteran dan kesehatan yang menghasilkan
SDM berkualitas sebagai pendukung pembangunan nasional.
Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan IPTEK
kedokteran dan kesehatan sesuai dengan kebutuhan prioritas
pembangunan nasional dengan keunggulan kajian rawa
gambut tropika serta daerah aliran sungai dan lingkungannya
termasuk tanaman obat (herbal medicine).
Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dan
menyebarluaskan IPTEK kedokteran dan kesehatan untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang mandiri,
akuntabel dan transparan
TUJUAN FK UPR
1. Terwujudnya Fakultas Kedokteran yang
bermutu, efisien, mandiri dan tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat untuk menghasilkan
lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, bersemangat ilmiah,
kompeten, profesional, dan berdaya saing tinggi,
serta memiliki kinerja yang tinggi dalam
menerapkan dan mengembangkan IPTEK
kedokteran dan kesehatan
2. Terwujudnya peningkatan kuantitas dan
kualitas penelitian IPTEK kedokteran dan
kesehatan serta publikasi ilmiah (tingkat
nasional dan internasional) untuk menghasilkan
berbagai kekayaan intelektual (inovasi baru)
terutama pada kajian masalah-masalah
kesehatan di daerah rawa gambut tropika serta
daerah aliran sungai dan lingkungannya
termasuk tanaman obat (herbal medicine).
3. Terwujudnya pemanfaatan hasil-hasil penelitian IPTEK
kedokteran dan kesehatan melalui kegiatan pengabdian
masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat dan income-generating.
4. Terwujudnya jaringan kerjasama luas di bidang
pendidikan, penelitian, pengabdian dan kegiatan
profesional dengan institusi pemerintah, swasta, dan
badan-badan lain pada tingkat nasional maupun
internasional.
5. Terwujudnya kemandirian, efisiensi, efektifitas dan
profesionalitas tata kelola organisasi dan administrasi
FISIOLOGI ENDOKRIN

dr. DONNA NOVINA KAHANJAK, Mbiomed


donnanovinakahanjak@gmail.com
HP/ WA: 085249186300
FISIOLOGI ENDOKRIN
Pembentukan, sekresi, tempat kerja dan mekanisme kerja hormon yang berperan
pada pengendalian energi
1. Pembentukan dan sekresi: hormon hipofisis (hormon pertumbuhan), hormon
pankreas, hormon adrenal, dan hormon tiroid, serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya
2. Transpor hormon dalam darah
3. Tempat kerja dan mekanisme kerja hormon hipofisis (hormon pertumbuhan),
hormon pankreas, hormon adrenal, dan hormon tiroid dalam homeostasis
sumber energi
Keseimbangan energi dan suhu tubuh
1. Penerapan Hukum termodinamik
2. Ekivalen energi oksidasi bahan makanan
3. Respiratory Quotient
4. Taraf Metabolisme
5. Specific Dynamic Action
6. Keseimbangan pertukaran energi
7. Obesitas
8. Mekanisme pembentukan dan penglepasan panas serta imbangan panas tubuh
9. Pengaturan kisaran suhu tubuh optimal
10. Irama sirkadian
11. Gangguan suhu tubuh
12. Aklimatisasi
1.Penerapan Hukum termodinamik
Termodinamik
Termodinamik berasal dari kata thermal dan
dinamik
thermal artinya yang berkenaan dengan panas
dinamik artinya yang berkenaan dengan
pergerakan
Termodinamik adalah ilmu mengenai fenomena-
fenomena tentang energi yang berubah-ubah
karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan.
HUKUM TERMODINAMIK
Hukum ke nol termodinamika
Hukum pertama termodinamika
Hukum kedua termodinamika
Hukum ketiga termodinamika
HUKUM AWAL (ZEROTH LAW)
TERMODINAMIKA
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem
dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang
satu dengan lainnya.
HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi.
Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika
tertutup sama dengan total dari jumlah energi
kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja
yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum kekekalan energi:
Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dihancurkan atau dihilangkan. Tetapi dapat
ditransfer dengan berbagai cara.
Aplikasi: Mesin-mesin pembangkit energi dan
pengguna energi. Semuanya hanya mentransfer
energi, tidak menciptakan dan menghilangkan.
Dengan adanya kesetaraan massa dan energi dari
Einstein, energi "seolah-olah" bisa diciptakan dari
materi (massa). Sehingga sekarang diamandemen
menjadi "Hukum kekekalan massa-energi".
Ketiga hukum termodinamika untuk energi jadi
berlaku juga untuk massa.
HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA
Hukum kedua termodinamika terkait dengan
entropi.
Hukum ini menyatakan bahwa total entropi
dari suatu sistem termodinamika terisolasi
cenderung untuk meningkat seiring dengan
meningkatnya waktu, mendekati nilai
maksimumnya.
Hukum keseimbangan / kenaikan entropi
Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke
yang lebih panas secara spontan.
Entropi adalah tingkat keacakan energi.
Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya
dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi
energi. Dikatakan entropinya rendah.
Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya
naik.
Aplikasi: Kulkas harus mempunyai pembuang panas di
belakangnya, yang suhunya lebih tinggi dari udara
sekitar. Karena jika tidak, panas dari isi kulkas tidak bisa
terbuang keluar.
HUKUM KETIGA TERMODINAMIKA
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan
temperatur nol absolut.
Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu
sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi
sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi
benda berstruktur kristal sempurna pada
temperatur nol absolut bernilai nol.
Variasi suhu tubuh
Suhu inti (core temperature) Suhu inti
menggambarkan suhu organ-organ dalam
(kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan
mendekati 37C.
Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit
menggambarkan suhu kulit tubuh, jaringan
subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi
dipengaruhi oleh suhu lingkungan.
Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature)
merupakan suhu rata-rata gabungan suhu inti dan
suhu kulit.
Pengukuran suhu tubuh
Ada beberapa macam thermometer untuk
mengukur suhu tubuh:
The mercury-in-glass thermometer
The electrical digital reading thermometer
A radiometer attached to an auriscope-like
head (untuk pengukuran suhu timfani)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
suhu tubuh:
Variasi diurnal
Kerja jasmani/ aktivitas fisik
Jenis kelamin
Lingkungan
Variasi diurnal
Suhu tubuh bervariasi pada siang dan malam
hari.
Suhu terendah manusia yang tidur pada
malam hari dan bangun sepanjang siang
terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada awal
malam.
Kerja jasmani/ aktivitas fisik
Setelah latihan fisik atau kerja jasmani suhu
tubuh akan naik terkait dengan kerja yang
dilakukan oleh otot rangka.
Setelah latihan berat, suhu tubuh dapat
mencapai 40C.
Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu
tubuh pria lebih tinggi daripada wanita.
Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid.
Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada
pagi hari saat bangun meningkat 0,3-0,5C.
Lingkungan
Suhu lingkungan yang tinggi akan
meningkatkan suhu tubuh.
Udara lingkungan yang lembab juga akan
meningkatkan suhu tubuh karena
menyebabkan hambatan penguapan keringat,
sehingga panas tertahan di dalam tubuh. (lihat
Gambar)
2. Ekivalen energi oksidasi bahan
makanan
3. Respiratory Quotient
Respiratory Quotient (RQ) atau Respiratory
Exchange Ratio (RER)=Perbandingan rasio CO2
yang diproduksi dengan O2 yang dikonsumsi.
Merupakan metode untuk memperkirakan laju
metabolisme yaitu dengan mengukur produksi
CO2 (baik tersendiri maupun kombinasi)dengan
konsumsi O2
4. Taraf Metabolisme
Laju metabolisme (BMR/ Basal Metabolic
Rate)=perkiraan penggunaan energi seseorangpaling
mungkin dengan mengukur konsumsi O2
Konsumsi oksigen untuk makanan yang berbeda adalah
relatif tetap yaitu 1 liter oksigen yang dikonsumsi untuk
4,5-5 kkal energi yang dilepaskan dari metabolisme
makanan.
RQ bervariasi dari 1,0 untuk KH murni sampai 0,8
untuk Protein murni dan 0,7 untuk lemak murni.
Laju metabolisme (kkal/hari)=jumlah O2 yang
dikonsumsi/hari x kkal metabolisme per liter oksigen
yang dikonsumsi
5. Specific Dynamic Action
Specific dynamic action (SDA) adalah efek
kalorigenik makanan ( diet induced
thermogenesis)
Merupakan kenaikan laju metabolisme
setelah makan ( 1-6 jam)
1) Protein : 30%
2) Lemak : 4%
3) KH : 6%
6. Keseimbangan pertukaran energi
7. Obesitas
JUMLAH LEMAK >> DLM JAR. ADIPOSA

OVERWEIGHT > 20 % DARI (N)

PEMASUKAN KALORI > YG DIPERLUKAN


8. Mekanisme pembentukan dan penglepasan
panas serta imbangan panas tubuh
Penerapan hukum termodinamika
Suhu tubuh merupakan pencerminan panas
tubuh.
Sebagaimana energi tubuh yang mengikuti
hukum termodinamika, panas tubuh sebagai
salah satu bentuk energi juga mengikuti
hukum tersebut (lihat Gambar).
Suhu tubuh merupakan hasil imbangan antara
pembentukan panas dengan kehilangan
panas.
Permukaan tubuh dapat kehilangan
panas melalui pertukaran panas secara
Radiasi ialah emisi energi panas dari permukaan
tubuh dalam bentuk gelombang elektromagnetik
melalui suatu ruang.
Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek
yang berbeda suhunya melalui kontak langsung
obyek tersebut.
Konveksi ialah perpindahan panas melalui aliran
udara/ air.
Evaporasi ialah perpindahan panas melalui
ekskresi air dari permukaan kulit dan saluran
pernapasan saat bernapas.
9. Pengaturan kisaran suhu tubuh
optimal
Suhu tubuh diatur secara homeostatik
Perubahan suhu tubuh dideteksi oleh 2 jenis
termoreseptor:
kulit (peripheral thermoreceptors)
hipotalamus, medula spinalis, dll (central
thermoreceptors).
Hipotalamus, medula spinalis, dll
(central thermoreceptors)
Termoreseptor sentral memberi umpan balik
yang penting dalam mempertahankan suhu inti
tubuh ketika termoreseptor perifer memberi
informasi.
Hipotalamus mengintegrasikan refleks dan
mengirimnya melalui saraf simpatis ke kelenjar
keringat, arteriola kulit, dan medula adrenal serta
melalui saraf motorik ke otot rangka.
Suhu tubuh diatur oleh hipothalamus (lihat
Gambar) untuk mempertahankan suhu tubuh
pada suhu lingkungan antara 27,8 - 30C. Kisaran
suhu lingkungan ini disebut thermoneutral zone.
Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh
manusia bergantung pada tingkat metabolisme yang
terjadi dalam jaringan tubuh tersebut
BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid
Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan
menghasilkan panas.
Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot
yang merupakan upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh
selama terpapar dingin.
Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis) Hal ini
terjadi pada bayi baru lahir. Sumber energi pembentukan panas ini
ialah brown fat. Pada bayi baru lahir, brown fat ditemukan pada
skapula, aksila, dan area ginjal. Brown fat berbeda dengan lemak
biasa, ukurannya lebih kecil, mengandung lebih banyak
mitokondria, banyak dipersarafi saraf simpatis, dan kaya dengan
suplai darah. Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin akan
meningkatkan konsentrasi cAMP di sel brown fat, yang kemudian
akan mengativasi fosforilasi oksidatif di mitokondria melalui
lipolisis. Hasil dari fosforilasi oksidatif ialah terbentuknya panas
yang kemudian akan dibawa dengan cepat oleh vena yang juga
banyak terdapat di sel brown fat. Brown fat ini merupakan sumber
utama diet-induced thermogenesis.
10. Irama sirkadian
Ritme Sirkadian/jam biologisritme tubuh yang 3. denyut jantung
diatur oleh hipotalamus. Peningatan suhu tubuh, misalnya dalam
Berpengaruh pd perilaku dan pola fungsi biologis keadaan demam, akan menyebabkan
utama, mis: peningkatan frekuensi denyut jantung,
1. suhu tubuh kadang-kadang bisa mencapai dua kali
Suhu tubuh biasanya paling rendah antara pukul 1:00 lipat frekuensi normal. Sebaliknya,
dan 4:00 dini hari. Sepanjang hari, suhu tubuh naik, penurunan suhu tubuh juga akan
sampai sekitar pukul 18:00 dan kemudian turun mengurangi frekuensi denyut jantung
seperti pada dini hari. Penting diketahui, pola suhu sampai hanya beberapa kali per menit
tidak secara otomatis berubah pada orang yang sehingga menimbulkan kematian.
bekerja pada malam hari dan tidur disiang hari. Perlu 4. tekanan darah
waktu 1-3 minggu untuk perputaran tersebut Suhu tubuh menurun, permeabilitas
berubah. membran pembuluh darah akan
2. siklus tidur bangun berkurang sehingga terjadi penurunan
Sepanjang hari, nukleus suprakiasmatikus secara aktif proses eksitasi-mandiri dan frekuensi
memproduksi arousal signal yang mempertahankan denyut jantung juga menjadi sangat
kesadaran dan menghambat dorongan untuk tidur. berkurang.
Pada malam hari, sebagai respon pada keadaan gelap, 5. sekresi hormon
terjadi lengkung umpan balik (feedback loop) pada Melatonin akan melewati aliran darah
SCN yang diawali dengan pengiriman sinyal untuk atau cairan ventrikel III ke glandula
memicu produksi hormon melatonin yang hipofise anterior menghambat sekresi
menghambat aktivitas SCN. Melatonin dapat memicu hormon-hormon di hipofise anterior.
tidur dengan cara menekan wake-promoting signal
6. kemampuan sensorik
atau neuronal firing pada SCN
7. suasana hati
ada tidaknya cahaya dideteksi sel ganglion retina yg mengandung melanopsin
dikirim sinyal bersama dengan traktus retino-hipotalamikus ke SCN (Nukleus Suprakiasmatikus)
memberi petunjuk ke kelenjar pineal/pineal body
Sekresi melatonin meningkat hingga 10 kali lipat selama malam hari dan kemudian turun ke kadar
rendah selama siang hari.
11. Gangguan suhu tubuh
Demam
Demam ialah peningkatan suhu tubuh karena resetting termostat
di hipothalamus.
Suhu tubuh selalu dipertahankan selama demam.
Demam disebabkan oleh infeksi atau stress.
Peningkatan termostat tubuh akan menyebabkan sensasi
kedinginan.
Vasokonstriksi dan menggigil terjadi untuk mengimbangi
peningkatan suhu tubuh.
Jika termostat dihapus dan demam hilang, seseorang akan merasa
kepanasan, terjadi vasodilatasi dan berkeringat.
Perubahan termostat dilakukan oleh zat kimia yang disebut
endogenous pyrogen (EP), yang berisi interleukin 1 (IL-1) and IL6.
Keduanya dilepaskan oleh makrofag yang bekerja di hipothalamus.
Peningkatan suhu tubuh menstimulasi respons pertahanan tubuh.
Hipertermia
Peningkatan suhu tubuh yang bukan disebabkan
oleh infeksi disebut hipertermia.
Hipertermia terjadi karena ketidakseimbangan
antara pembentukan panas dengan pengeluaran
panas.
Hipertermia biasanya terjadi karena latihan fisik.
Pada awal latihan fisik, suhu tubuh akan
meningkat karena panas yang dibentuk lebih
banyak daripada panas yang dilepaskan.
Akibatnya suhu inti tubuh meningkat dan terjadi
mekanisme heat-lost.
Heat exhaustion
ialah suatu keadaan kolaps karena dehidrasi berat yang
menyebabkan hipotensi akibat:
(1) berkurangnya volume plasma karena berkeringat sehingga
menyebabkan penurunan curah jantung
(2) vasodilatasi pembuluh darah kulit yang berlebihan
sehingga menyebabkan penurunan resistensi perifer.

suhu inti tubuh berkisar 37,5-39C, terjadi kram otot, mual,


sakit kepala, pucat dan banyak berkeringat.
Biasanya terjadi pada orang yang aktif secara fisik pada
suhu lembab, sehingga tidak teraklimatisasi.
Dapat juga terjadi pada lansia yang sudah mengalami
kerusakan pada kemampuan pengaturan suhu tubuhnya.
Heat Stroke
ialah bentuk hipertermia yang lebih berat dengan
suhu tubuh yang lebih tinggi.
Heat stroke ditandai oleh kolaps, delirium, kejang,
dan penurunan kesadaran.
Biasanya terjadi karena lama terpapar udara/
suhu lingkungan yang panas.
Pada keadaan ini terjadi mekanisme umpan balik
positif, peningkatan suhu tubuh makin
meningkatkan metabolisme dan menghasilkan
panas lebih banyak.
12. Aklimatisasi
Adalah adaptasi proses fisiologis terhadap
berbagai keadaan lingkungan yang terjadi
secara alamiah aklimatisasi panas/
aklimatisasi dingin
Aklimatisasi suhu
Perubahan awal berkeringat, volume dan
komposisi keringat menentukan adaptasi
terhadap suhu yang tinggi.
Kehilangan natrium melalui keringat
diturunkan dengan meningkatkan reabsorpsi
natrium oleh sekresi aldosteron.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai