Anda di halaman 1dari 33

TANGGAP DARURAT BANJIR

Ir. Sri Hartono M.Eng

Pelatihan Klasikal BWRM Modul III


28 September 2016

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT
D I R E K T O R AT J E N D E R A L S U M B E R D AYA A I R
D I R E K T O R A T B I N A O P E R A S I D A N P E M E L I H A R A A N
PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA ALAM BANJIR

I. Bagan Alir Penanggulangan Bencana Banjir


II. Penelusuran Sungai
III. Piket Banjir, Penjagaan Posko Banjir Pusat dan BBWS/BWS
IV. Pemantauan curah hujan
V. Pemantauan elevasi air sungai dan Debit Banjir
VI. Pengoperasian sistem Peringatan Dini Bahaya Banjir
VII. Pengoperasian Bangunan Pengendali Banjir
VIII. Tim Kaji Cepat BBWS/BWS
IX. Tindakan Darurat
I. BAGAN ALIR PENANGGULANGAN BENCANA BANJIR

MULAI

Pra Banjir
PERSIAPAN MENGHADAPI
BANJIR

Saat Kejadian Banjir

PENANGGULANGAN
TINDAKAN DARURAT
BANJIR

Pasca Banjir
PEMULIHAN SETELAH BANJIR

SELESAI
II. PENELUSURAN SUNGAI

Penelusuran rutin untuk mengetahui tingkat kerusakan dalam rangka


pembuatan usulan pemeliharaan sesuai AKNOP (1 kali /tahun) pada akhir
musim hujan.
Rutin

Penelusuran sebelum terjadi banjir untuk mengetahui kerusakan dalam


rangka kesiapsiagaan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana
Sebelum banjir.
Banjir

Penelusuran setelah terjadi banjir untuk mengetahui adanya kerusakan


yang terjadi dan penyebab kerusakannya serta untuk melakukan tindakan
Setelah tanggap darurat dalam rangka pemulihan dengan segera prasarana dan
sarana vital serta menyusun program rehabilitasi dan rekonstruksi.
Banjir
III. PIKET BANJIR PENJAGAAN POSKO BANJIR PUSAT DAN BBWS/BWS

Pos Komando Ditjen SDA


Posko Banjir BBWS/BWS
Kantor lapangan
(pada Pos Pengamatan Banjir dan di Pos
Tertentu yang diperhitungkan banjir akan
membahayakan masyarakat)
IV. PEMANTAUAN CURAH HUJAN, ELEVASI AIR SUNGAI DAN DEBIT BANJIR

Pemantauan Melakukan pencatatan dan mengevaluasi data curah


Curah Hujan hujan dari seluruh stasiun curah hujan di daerah aliran
sungai

Menghitung atau melakukan cek terhadap batas


terendah tinggi hujan yang dapat menimbulkan banjir

Menghitung besaran debit banjir yang diperkirakan


akan terjadi, dan waktu yang akan diperkirakan untuk
mencapai debit banjir puncak
V. PEMANTAUAN ELEVASI AIR SUNGAI DAN DEBIT BANJIR

Membaca dan menghitung besaran debit banjir atas dasar tinggi muka air
Pantauan yang terjadi di papan pos duga muka air, sesuai dengan kurva debit yang ada.
Besaran debit banjir yang terjadi, sebagai koreksi atas debit banjir yang
dihasilkan dari data curah hujan.
Mencatat waktu perjalanan puncak banjir (TP) dari lokasi pengamatan banjir
sampai lokasi yang akan diperhitungkan terancam banjir.
Melaporkan besaran dan kecenderungan debit banjir yang terjadi secara
berkala kepada pejabat berwenang dan instansi terkait.
SKEMA SISTEM PERINGATAN DINI DI K. Ciliwung
(WAKTU PERAMBATAN BANJIR)

Sta. Cilember
Sta. Katulampa

Sta. Depok
Jemb. Panus
PA Manggarai
Sta. MT Haryono
TABEL TINGKAT SIAGA DAN PEMBERITAAN BANJIR

Tinggi Bebas Selang Waktu Waktu


No. Tingkat Bahaya
Air Sungai Pengamatan Pemberitaan
1. BAHAYA I (WASPADA) 1,5 1,25 m 2 jam 6 jam
2. BAHAYA II (SIAGA) 1,25 0,75 m 1 jam 3 jam
3. BAHAYA III (AWAS) 0,75 0,5 m Terus 0,25 - 1 jam
(Atau saat Menerus
bangunan
pengendali
kritis)
DIAGRAM PEMBERITAAN BANJIR

BUPATI GUBERNUR
CAMAT DINAS DINAS PU MENDAGRI PRESIDEN
KABUPATEN PROV

POSKO SATGAS SATGAS BADAN


POKMAS SATGAS PUSAT PENANGGULANGAN
KECAMATAN KAB/KOTA PROV/WS BENCANA

PENJAGA POS MENTERI PU

Keterangan
SIAP/WASPADA
SIAGA
AWAS

BENCANA
VI. PENGOPERASIAN SISTEM PERINGATAN DINI BAHAYA BANJIR
VII. PENGOPERASIAN BANGUNAN PENGENDALI BANJIR
VIII. TIM KAJI CEPAT BBWS/BWS
LAMPIRAN
PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS
PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM


NOMOR : 13/PRT/M/2015
TANGGAL : 6 APRIL 2015
TENTANG PENANGGULANGAN DARURAT BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR

1. Inventarisasi mengenai jenis, lokasi, kondisi prasarana dan sarana sumber daya air
tingkat kerusakan dan penyebab kerusakan;
2. Identifikasi data dan analisis tingkat kerusakan;
3. Identifikasi data dan analisis terhadap ancaman dampak kerusakan prasarana dan
sarana sumber daya air;
4. Pelaksanaan survai dan pengukuran;
5. Pembuatan desain dan rencana penanggulangan darurat;
6. Pengkajian terhadap hasil desain dan penanggulangan darurat;
7. Penyusunan skala prioritas tindakan penanggulangan bencana berdasarkan
tingkatan kepentingan; dan
8. Penyusunan pendanaan.
IX. TINDAKAN DARURAT
A. TEKNIS

1. Menginformasikan kepada Pemerintah Daerah untuk pengosongan daerahnya yang


terancam banjir.
2. Membantu Pemerintah Daerah dalam evakuasi akibat banjir
3. Melakukan Kegiatan Tanggap Darurat Bencana Akibat:
Limpasan
Gerusan Arus dan Gelombang Lereng Tanggul
Rembesan
Retakan
Penurunan Mercu Tanggul
Longsor Lereng Tanggul
Putus/Bobolan Tanggul
KEGIATAN TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR
1. Penanggulangan Limpasan

1.1 Timbunan tanah dipadatkan


diperkuat dengan batang
pohon pisang

1.2 Timbunan karung plastik diisi


pasir atau tanah

1.3 Timbunan tanah dipadatkan


diantara dua dinding anyaman
bambu
2.Penanggulangan Rembesan

2.1 Bila bocoran terjadi


di satu tempat

2.2 Penanggulangan
bocoran dengan
drum yang dipasang
pipa vertikal
2.3. Bila Kebocoran Terjadi di Beberapa Tempat
2.4. Penanggulangan
Bocoran dengan
Menggunakan
Batu Kali

2.5. Penanggulangan
Bocoran dengan
Timbunan Tanah
3. Penanggulangan Retakan

3.1. Penanggulangan
Retakan Pada Badan
Tanggul
4. Penanggulangan Penurunan Mercu Tanggul

4.1. Penurunan pada


Bagian Depan
Tanggul

4.1. Penurunan pada


Bagian Belakang
Tanggul
5. Penurunan Gerusan Arus
dan Gelombang

5.1. Penanggulangan dengan Bambu


yang Lengkap dengan Ranting
dan Daunnya

5.2. Penanggulangan Dengan Batang


Pohon yang lengkap dengan
dahan, ranting, dan daunnya

5.3. Penanggulangan dengan


anyaman bambu
6. Penanggulangan Longsoran Lereng Tanggul

6.1. Timbunan Tanah

6.2. Timbunan Tanah


dengan Berm
6.3. Timbunan Tanah
dengan Perkuatan
Karung Isi Pasir
atau Tanah

6.4. Timbunan Karung


Isi Pasir atau
Tanah dengan
Perkuatan Patok
7. Penanggulangan Putus/Bobolan Tanggul
Menutup bobolan tanggul dari geobag diisi pasir

1,5 m

1 GEOBAG isi pasir


Contoh perkuatan tebing dari bronjong diisi batu

1m

Jalan raya

2a
Perkuatan tebing dari geobag diisi pasir diperkuat turap kayu

GEOBAG

H
TINGGI
BANG.

DOLKEN / TIANG KAYU

2H
Pembuatan Alur Pengarah Aliran Sungai

BATU BATU

1
1
Penanggulangan Darurat Pantai
Tembok laut tipe rubble mound/batu alam

F (min 0,5 m) 3 SUSUN (MIN)

1
HHWL RUNUP

1
TINGGI BANG.

TANAH ASLI

Min. 2 Lapis
BATU INTI
W
(CORE) W/10 - W/200

a
W
geotekstil

2a

ket: a aproksimasi setinggi gel rencana


Tembok laut dari geobag diisi pasir

1.4 M (MIN)

F (min 0,5 m)

11.4 M (MIN)
1.4 M (MIN)1.4 M (MIN)
HHWL RUNUP
F (min 0,5 m)
F (min 0,5 m) F (min 0,5 m) geotekstil
1
TINGGI BANG.

1 1 1 GEOBAGS
TINGGI BANG.

HHWL HHWL
RUNUP HHWL
RUNUP 1
RUNUP 1 1
GEOBAGS GEOBAGSGEOBAGS

a
Keterangan :
ket: a aproksimasi ket: gel
setinggi
ket: a aproksimasia aproksimasi
rencanagel setinggi
setinggi rencanagel rencanaa aproksimasi setinggi gel rencana

F (min 0,5 m) 1.4m)


F (min 0,5
F (min 0,5 m) M (MIN)1.4 M (MIN)1.4 M (MIN)
Revetmen dari geobag diisi pasir

HWL

Geobag diisi Pasir

LWL

geotekstil
Tembok Laut dari rangka kayu diisi batu

F (min 0,5 m)

RUNUP
HHWL

2a

bronjong diisi batu ket: a aproksimasi setinggi gel rencana

Anda mungkin juga menyukai