Rumah amblas akibat likuifaksi di San Francisco tahun 1906 (Foto: dok. USGS)
Jakarta - Fenomena likuifaksi (soil liquefaction) yang membuat bangunan dan pohon
'berjalan' muncul setelah gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Tengah.
Fenomena ini juga pernah dialami di berbagai negara akibat gempa bumi.
Likuifaksi merupakan fenomena di mana kekuatan tanah berkurang karena gempa yang
mengakibatkan sifat tanah dari keadaan padat (solid) menjadi cair (liquid). Likuifaksi
disebabkan tekanan berulang (beban siklik) saat gempa sehingga tekanan air pori
meningkat atau melampaui tegangan vertikal. Inilah yang menyebabkan benda-benda
di sekitar lokasi jadi terseret.
Baca juga: Tentang Likuifaksi yang Bikin Rumah dan Pohon 'Jalan' Usai
Gempa
"Likuifaksi (adalah) tanah yang kehilangan kekuatan akibat diguncang oleh gempa,
yang mengakibatkan tanah tidak memiliki daya ikat. Guncangan gempa meningkatkan
tekanan air sementara daya ikat tanah melemah, hal ini menyebabkan sifat tanah
berubah dari padat menjadi cair," ujar Kepala Bagian Humas BMKG, Harry Tirto
Djatmiko, Minggu (30/9/2018).
1. Sulawesi Tengah
Likuifaksi terjadi sesaat setelah gempa bermagnitugo 7,4 di Sulawesi Tengah, Jumat
(28/9). Rumah dan pohon amblas akibat likuifaksi.
"Ada video yang beredar rumah dan pohon yang kelihatannya berjalan, itu terjadi saat
gempa bukan satu hari atau dua hari kejadian. Termasuk rumah yang ada di
perumahan Balaroa ini kondisinya amblas. Menyebabkan bangunan rubuh hanyut dan
sebagainya. Fenomena liquefaction. Itu adalah fenomena alamiah," ujar Kepala Pusat
Data dan Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Jl
Pramuka, Jakarta Timur, Minggu (30/9/2018).
"Ada beberapa yang karena liquefaction 4 tempat di Jl Dewi Sartika Palu Selatan, di
Petobo, Biromaru (Sigi), di Sidera, (Sigi)" kata Sutopo.
2. Niigata, Jepang
Dikutip dari USGS, peristiwa di Niigata (1964) merupakan salah satu likuifaksi yang
paling terkenal. Akibatnya, bangunan apartemen amblas.
Fenomena ini terjadi pada 16 Juni 1964 pascagempa bermagnitudo 7,5. Ada sekitar
2.000 rumah yang dilaporkan hancur total.
Gempa bermagnitudo 6,3 terjadi pada tanggal 25 Februari 2011 yang mengakibatkan
likuifaksi. Dilansir dari The New Zealand Herald, sejumlah bangunan rusak akibat
likuifaksi.
Dilansir dari Korea Times, Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korsel
mengkonfirmasi lima wilayah telah terkena pencairan. Tetapi tingkat keseriusan dari
empat lainnya bahkan lebih rendah.
Sebuah rumah di Mission District San Francisco mengalami kerusakan akibat likuifaksi
yang terjadi akibat gempa bumi pada 18 April tahun 1906. Guncangan gempa
menyebabkan isi buatan mencair dan kehilangan kemampuannya untuk menyangga
rumah.
Likuifaksi juga terjadi di Dore Street, San Francisco di periode yang sama. Rumah-
rumah di lokasi amblas. Dilansir dari USGS, daerah tersebut dulunya merupakan tanah
rawa.
(dkp/imk)