Anda di halaman 1dari 16

OBSTRUKSI & TRAUMA JALAN

NAFAS ATAS
sn
EPISTAKSIS
Perdarahan hidung / hemoragi dari hidung
Disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah kecil yang mengalami
distensi dalam membrane mukosa pada area hidung >> trauma,
infeksi, obat-obatan, penyakit kardiovaskuler, benda asing dalam
hidung, tekanan.
Penatalaksanaan :
memberikan tekanan langsung pada daerah
duduk tegak dengan kepala didongakan ke arah depan untuk mencegah
tertelan dan aspirasi darah
tampon kapas
Intervensi keperawatan :
membantu mengurangi ansietas
memberikan penkes untuk mencegah epistaksis ;
menghindari menghembuskan hidung dg amat kuat
Mengejan
Trauma nasal (memberikan tekanan pada hidung)
OBSTRUKSI NASAL
Obstruksi nasal biasanya disebabkan oleh deviasi septum nasi,
tekanan polip yg merupakan masa lunak, berwarna putih, keabu-
abuan yang terdapat di dalam rongga hidung >> pembengkakan dari
membrane mukosa sinus, terutama sinus etmoid.
Obstruksi dapat mengarah pada kondisi infeksi kronis hidung dan
mengakibatkan episode nasofaringitis.
Gejala : nyeri akibat pembengkakan, bersin-bersin, iritasi hidung,
suara sengau.
Penatalaksanaan : pengangkatan obstruksi dan mengatasi adanya
infeksi
Intervensi keperawatan : penkes tentang hygiene oral untuk
mengatasi kekeringan akibat pernafasan melalui mulut
FRAKTUR HIDUNG
Biasanya terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan, benturan hebat)
Deformitas yg terjadi (defiasi septum) menimbulkan obstruksi jalan
udara hidung.
Manifestasi klinis : perdarahan dari hidung ke arah eksternal &
internal ke dalam faring, pembengkakan jaringan lunak, deformitas.
Penatalaksanaan : kompres dingin untuk mengatasi perdarahan, kaji
kesimetrisan hidung (sebelum pembengkakan tjd atau setelah
menghilang), dekongestan nasal, pembedahan
OBSTRUKSI LARING
Edema laring merupakan kondisi serius dan seringkali fatal.
Pembengkakan membrane mukosa laring, dapat menutup
jalan dengan rapat, mengarah pada asfiksia.
Benda asing :
Sering teraspirasi ke dalam faring, laring / trakea dan menyebabkan
masalah :
menyumbat jalan udara dan menyebabkan kesulitan bernafas
memasuki bronki akan menyebabkan gejala iritasi (batuk ,
pengeluaran darah/ lendir)
Jika benda asing tersangkut di faring terlihat >> diambil
langsung
Benda asing di laring / trakea >> Hemlich maneuver
Semua tindakan tidak berhasil >> Trakheostomi
Manifestasi klinis :
Suara serak (disfonia)
Sesak nafas (dispnea)
Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada waktu inspirasi
Retraksi intercostal, terjadi sebagai upaya dari otot-otot pernafasan
untuk mendapatkan oksigen yang adekuat.
Gelisah
Wajah pucat dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Identitas pasien
Keluhan utama
Riwayat kesehatan :
Penderita obstruksi jalan napas menampakkan gejala nyeri dada, batuk
berdahak , dan disertai sesak napas dan adanya edema pada laring.
Pemeriksaan fisik
Kadang-kadang tidak dapat ditemukan gejala yang jelas.
Bila ada penyumbatan jalan napas atas, tampak gelisah, sesak dan stridor
inspirasi
Retraksi interkostal
Fase tenang, bila benda asing berhenti pada salah satu cabang bronkus
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan terdapatnya
benda asing dalam saluran pernapasan
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan edema laring
Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
Resiko perubahan perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
gangguan transport O2
Hasil yang diharapkan
1. Menunjukkan jalan nafas paten ; suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu
2. Menunjukan kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhan,
keinginan, tingkat kenyamanan
3. Vital sign dalam batas normal, postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

Anda mungkin juga menyukai