Strukture Teks Editorial
Strukture Teks Editorial
Kelompok 1
XIII IPS
NAMA ANGGOTA :
1. Alif Sukma Muchlisin (03)
2. Ayu Cahya Ningsih (04)
3. Galih Andhito Raharjo (10)
4. Muntiani (23)
5. Reny Nur Fadilah (30)
6. Windha Setyo Oetamie (35)
PETA KONSEP
1. PENGERTIAN
TEKS EDITORIAL
2. Menjelaskan kepada
masyarakat mengenai
peristiwa tertentu agar
berita tersebut tidak
1. Menunjukan sekedar menjadi isu,
solidaritas tetapi menjadi laporan
kepada peristiwa yang
masyarakat. mempunyai bukti dan
data yang akurat.
3. STRUKTUR TEKS EDITORIAL
1. Pembuka/
Teras/Lead
2. Pengembang/
Tubuh Berita/Body
3. Penutup/
kaki berita/Leg
1. PEMBUKA/
TERAS/
LEAD
Jenis-Jenis Teras Berita :
Selasa, 20 Januari 2009 (Kompas) Ayunda punya obsesi memiliki sebuah bale bengong (gazebo khas Bali) untuk
Untuk mencegah kematian akibat minuman keras oplosan. Masyarakat perlu bersantai di sore hari. Namun, halaman rumahnya sangat terbatas, tak cukup
untuk meletakkan sebuah gazebo yang kecil sekalipun. Rasanya bukan hanya
mendapat bimbingan dan penyadaran tentang memilih makanan dan minuman
Ayunda ycng memiliki obsesi seperti itu. Memiliki sebuah bale bengong
sehat.
memang menyenangkan, karena bisa digunakan untuk menyantap
7. contrast Lead makanan ataupun untuk sekedar duduk-duduk berkumpul bersama keluarga.
Namun, lagi-lagi, keterbatasan lahan menjadi batu sandungan untuk
(Teras Berita Kontras) membuat sebuah bale bengong di rumah.
- mungkin..
- sebaiknya..
- diperkirakan..
Memaparkan
atau
Pujian menginterpretasi
kan (explain)
Mengajak Mengkritik
(persuasi) (kritis)
THANK
YOU
Bacalah Kutipan Tajuk Rencana Berikut !
(1) Kita Pertanyakan Keseriusan Pemerintah menyediakan infrastruktur dan sarana transportasi public,
khususnya angkutan darat. (2) sampai kini, belum terlihat upaya signifikan ke arah itu. (3) Bahkan, kita
melihat kemacetan parah setiap saat di kota kota besar, khususnya di Jakarta. (4) kegagalan pemerintah
disektor transportasi public itulah pemicu konsumsi BBM semakin melonjak. (5) Buktinya, sector
transportasi darat menyedot 90 persen BBM bersubsidi, mobil pribadi mengonsumsi 53 persen dan
sepeda motor 40 persen. (6) Menggunakan kendaraan pribadi walaupun ongkos mahal menjadi pilihan
efektif ketika solusi alternative bagi masyarakat tidak tersedia. (7) Kita ingatkan, jangan sampai
pemerintah ingin menghemat anggaran subsidi demi APBN lantas masyarakat berkorban berkali kali
lipat karena kehilangan kesempatan peningkatan produktivitas, akibat kelangkaan BBM yang merugi,
melainkan secara umum pertumbuhan ekonomi pun terhambat.
.