Anda di halaman 1dari 55

Rizky Rachmat Akbar, SKM, M.

Eng
Kasie Yandas dan Rujukan Dinkes Kota
Pontianak
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, pasal 54 ayat (1) menyatakan bahwa penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggungjawab, aman,
bermutu serta merata dan non diskriminatif

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran, Pasal 49 bahwa setiap dokter/dokter gigi dalam
melaksanakan praktik kedokteran atau kedokteran gigi wajib
menyelenggararakan kendali mutu

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang


Sistem Kesehatan Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 193; Pelayanan kesehatan kepada Peserta
Jaminan Kesehatan harus memperhatikan mutu pelayanan,
berorientasi pada aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan,
kesesuaian dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
Perpres 72/2012 tentang SKN
Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan harus
memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada aspek keamanan
pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian dengan kebutuhan pasien,
serta efisiensi biaya.

1. Pelayanan kesehatan kepada Peserta Jaminan Kesehatan


harus memperhatikan mutu pelayanan, berorientasi pada
aspek keamanan pasien, efektifitas tindakan, kesesuaian
dengan kebutuhan pasien, serta efisiensi biaya.
2. Penerapan sistem kendali mutu pelayanan Jaminan Kesehatan
dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar
mutu Fasilitas Kesehatan, memastikan proses pelayanan
kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta
pemantauan terhadap luaran kesehatan Peserta
Dasar Kebijakan Akreditasi
Permenkes 71/2013

Pasal 6 (2)
Selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Fasilitas
Kesehatan tingkat pertama juga harus telah terakreditasi.

Pasal 41
(1) Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2); dan
b. seluruh rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
dikecualikan dari persyaratan sertifikat akreditasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf b angka 6.
(2) Fasilitas kesehatan tingkat pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Peraturan Menteri
ini mulai berlaku.
(3) Rumah sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus
menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dalam
jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai berlaku.
Akreditasi adalah suatu pengakuan yang diberikan oleh lembaga
eksternal terhadap hasil penilaian kesesuaian proses dengan
standar yang berlaku (digunakan).

Permenkes Nomor 75 Tahun 20Akreditasi Puskesmas adalah


pengakuan terhadap Puskesmas yang diberikan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri
setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi standar pelayanan
Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Menteri untuk meningkatkan
mutu pelayanan Puskesmas secara berkesinambungan.

Akreditasi Puskesmas dan Klinik adalah suatu pengakuan terhadap


hasil dari proses penilaian eksternal, oleh Komisioner Akreditasi
terhadap Puskesmas dan Klinik, apakah sesuai dengan standar
akreditasi yang ditetapkan.
Permenkes No 75 Tahun 2014
Pasal 39

(1) Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas


wajib diakreditasi secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun
sekali.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri.
(3) Lembaga independen penyelenggara akreditasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri dalam proses
pelaksanaan, pengambilan keputusan dan penerbitan sertifikat
status akreditasi.
(4) Dalam hal lembaga Akreditasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) belum terbentuk, pelaksanaan akreditasi Puskesmas
dilaksanakan oleh komisi akreditasi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh Menteri.
PUSKESMAS APA YANG DINILAI ?

ADMINISTRASI & MANAJEMEN


PROGRAM KESEHATAN
PELAYANAN KLINIS
1.PUSKESMAS
2.KLINIK
3.DOKTER PRAKTIK
MANDIRI
Adanya variasi kualitas penyelenggaraan Puskesmas ,
yang disebabkan karena perbedaan :
1. Proses Pengukuran
2. Proses Monitoring
3. Proses Pengendalian
4. Proses Pemeliharaan
5. Proses Penyempurnaan
6. Proses Pendokumentasian
Sebagai wahana pembinaan peningkatan mutu
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan
terhadap sistem manajemen, sistem manajemen
mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis,
serta penerapan manajemen risiko

Sebagai syarat recredensialing PPK 1 BPJS pada Sistem


Jaminan Kesehatan Nasional
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasyankes
3. Menjamin diselenggarakannya pelayanan kesehatan primer kepada
pasien dan masyarakat.
4. Meningkatkan pendidikan pada staf Fasyankes primer untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat
5. Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien baik di
Puskesmas maupun fasyankes primer lainnya, dan penyelenggaraan
upaya Puskesmas kepada masyarakat
6. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf fasyankes primer
7. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban
pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
8. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
SDM
Biaya
Pelayanan
Sarana
Kesehatan
Prasarana
Yang
Alat Kesehatan
Berkualitas Kepuasan
Pasien

Penyelenggaraan Pelayanan :
-Mengukur
-Memonitor
-Mengendalikan
-Memelihara
-Menyempurnakan
-Mendokumentasikan

Continous Improvement
9 Bab standar akreditasi puskesmas
(TOTAL 802 EP)
BAB I Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) 59 EP

BAB II Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) 121 EP

BAB III Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) 32 EP

BAB IV Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS) 53 EP

BAB V Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas 101 EP


(KMPP)

BAB VI Sasaran Kinerja dan MDGs (SKM) 55 EP

BAB VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) 151 EP

BAB VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) 172 EP

BAB IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien 58 EP


(PMKP)
Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)


Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

Standar Administrasi Manajemen


Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS)


Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas
(KMPP)
Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDGs (SKM)

Standar Program Puskesmas


Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)


Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Standar Pelayanan Medis


Tiap pembuktian pada elemen diberikan nilai :

0 = jika belum ada sama sekali atau baru


sebagian kecil ada ( 0% 20 %)
5 = jika sebagian besar sudah dilaksanakan
(20 79 %)
10 = jika sudah dilaksanakan (80 100 %)

Angka pencapaian tiap elemen = penjumlahan skor dari tiap-tiap


pembuktian

Nilai pencapaian tiap elemen = angka pencapaian tiap elemen


dibagi dengan jumlah pembuktian untuk tiap elemen

Pelatihan Akreditasi Puskesmas 2014


Skor total untuk tiap kriteria =
jumlah skor semua elemen pada tiap kriteria x 100 %
jumlah elemen pd tiap kriteria x 10

Skor total untuk tiap bab=


jumlah skor semua elemen pada tiap bab x 100 %
jumlah elemen pd tiap bab x 10

Misal :

Nilai Bab I = Penjumlahan nilai seluruh elemen penilaian Bab I x 100 %


Jumlah elemen penilaian Bab I x 10
Terpenuhi : bila pencapaian elemen 80 % dengan nilai
10,

Terpenuhi sebagian : bila pencapaian elemen 20 % - 79 %,


dengan nilai 5,

Tidak terpenuhi : bila pencapaian elemen < 20 %, dengan


nilai 0.

Pelatihan Akreditasi Puskesmas 2014 20


Tidak Terakreditasi : jika pencapaian nilai Bab I, II, dan
III < 75 % dan Bab IV, V, VI < 60 %, serta Bab VII, VIII, IX <
20 %

Terakreditasi Dasar : jika pencapaian nilai Bab I, II, dan


III 75 %, dan Bab IV, V, VI 60 %, serta Bab VII, VIII, IX
20 %

Terakreditasi Madya : jika pencapaian nilai Bab I, II, III,


IV, V 75 %, Bab VI, VII 60 %, serta Bab VIII , IX 20 %

Terakreditasi Utama : jika pencapaian nilai Bab I, II, III,


IV, V, VI, VII 75 dan Bab VIII, IX 60 %

Terakreditasi Paripurna : jika pencapaian nilai semua Bab


75 %

Pelatihan Akreditasi Puskesmas 2014 21


Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas

Langkah Penyiapan Akreditasi di Puskesmas.


Puskesmas yang akan diakreditasi ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan kabupaten/Kota.
Pelaksanaan penyiapan akreditasi oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota yang dalam pelaksanaannya dilakukan
oleh Tim Pendamping Akreditasi Puskesmas dan / atau
Pihak Ketiga yang ditunjuk dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
1. Lokakarya di Puskesmas selama dua hari efektif untuk:
menggalang komitmen dan pemahaman tentang
Standar dan Instrument Akreditasi,
pembentukan Panitia Persiapan Akreditasi
Puskesmas, dan
pembentukan Kelompok Kerja, yaitu kelompok kerja
manajemen, kelompok kerja program, dan kelompok
kerja pelayanan klinis.

2. Pendampingan di Puskesmas diikuti oleh seluruh


karyawan puskesmas untuk memahami secara rinci
standar dan instrument akreditasi puskesmas dan
persiapan self-assessment.
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
3. Penyiapan Dokumen Akreditasi, dengan tahapan:
a. Identifikasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan oleh
standar akreditasi,
b. Penyiapan tata naskah penulisan dokumen
c. Penyiapan dokumen akreditasi
Dokumen internal, meliputi :
Surat-surat keputusan
Pedoman mutu
Pedoman-pedoman yang terkait dengan pelayanan dan
program
Kerangka acuan
Standar prosedur operasional (SPO)
Rekaman-rekaman (dokumen sebagai bukti telusur).
Dokumen eksternal yang perlu disediakan
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
d. Pelaksanaan self-assessment oleh Panitia Persiapan
Akreditasi Puskesmas
e. Panitia Persiapan Akreditasi Puskesmas melakukan
pembahasan hasil self assessment bersama Tim
Pendamping Akreditasi Puskesmas
f. menyusun Rencana Aksi untuk persiapan akreditasi.
g. Pengendalian dokumen akreditasi yang meliputi
pengaturan tentang kewenangan pembuatan,
pemanfaatan dan penyimpanan seluruh dokumen
puskesmas.
Langkah Penyiapan Akreditasi Puskesmas
h. Pelaksanaan kegiatan persiapan akreditasi dilaksanakan
minimal @ 2 hari, 5 kali dalam kurun waktu 6 (enam)
bulan
i. Penilaian Prasertifikasi oleh Tim Pendamping Akreditasi
Puskesmas, untuk mengetahui kesiapan puskesmas untuk
diusulkan dilakukan penilaian akreditasi.
j. Pengusulan Puskesmas yang siap diakreditasi dilakukan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berdasarkan rekomendasi hasil Penilaian Pprasertifikasi
oleh Tim Pendamping Akreditasi.
Pendampingan Pasca Akreditasi
1. Setiap 6 bulan sekali oleh Tim Pendamping Akreditasi di
Kabupaten/Kota, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
2. Kepala Dinas Kabupaten/Kota menugaskan Tim
Pendamping Akreditasi untuk :
Menyusun jadual dan
Melaksanakan kegiatan pendamping pasca akreditasi
bagi puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
primer yang telah dilakukan survey akreditasi.
Pendampingan Pasca Akreditasi
3. Tim Pendamping Akreditasi melakukan pendampingan :
a. Sesuai dengan rekomendasi dari surveior akreditasi
b. Setiap enam bulan sekali untuk puskesmas atau fasilitas
pelayanan kesehatan primer yang telah lulus akreditasi
c. Yang belum lulus, dapat dilakukan pendampingan lebih
dari satu kali sesuai dengan kebutuhan
4. Tim Pendamping Akreditasi melaporkan hasil
pendampingan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setiap kali selesai keseluruhan proses
pendampingan.
Pendampingan Pasca Akreditasi

5. Untuk Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan


primer yang belum lulus akreditasi, setelah
pendampingan dan dinyatakan siap oleh tim pendamping
dapat diusulkan untuk penilaian ulang.
1. Pengajuan permohonan akreditasi
2. Check kesiapan Puskesmas
3. Mengirimkan surat permohonan akreditasi kepada Dinkes Provinsi
4. Meneruskan permohonan kepada Komisi Akreditasi
5. Menugaskan koordinator untuk membentuk tim surveyor
6. Survey Akreditasi
7. Pengiriman hasil survey kepada koordinator surveyor
8. Meneruskan rekomendasi hasil survey kepada Komisi Akreditasi
9. Penerbitan sertifikasi oleh Komisi Akreditasi yang kemudian
dikirimkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
10. Meneruskan sertifikasi kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota
11. Menyerahkan sertifikasi akreditasi kepada Puskesmas atau Klinik
Mekanisme Penilaian Akreditasi Fasyankes
Primer
9. Penerbitan sertifikat
Komisi
Akreditasi
4. Meneruskan
Permohonan ke komisi 5. Menugaskan koordinator utk
Membentuk tim surveior
8. Meneruskan
Din Kes Prov Rekomendasi hasil survei
Koordinator
3. Meneruskan permohonan Surveior di
Sesudah chek kesiapan Provinsi
10. Meneruskan sertifikat
Ke Kabupaten
Din Kes Kab
6. Survei akreditasi
10. Menyerahkan
sertifikat ke fasyankes
2. Check 1. Mengajukan 7. Rekomendasi
Kesiapan Permohonan Fasyankes Hasil survei
Fasyankes akreditasi

31
Terima Kasih
1. Meminta pendampingan dari Kabupaten
2. Lokakarya (1 hari)
3. Pelatihan pemahaman standar dan
instrument akreditasi dan persiapan self
assessment (2 hari)
4. Self assessment (1 hari)
5. Penyusunan dokumen yang
dipersyaratkan (perkiraan 3-4 bulan)
6. Implementasi (perkiraan 3-4 bulan)
7. Penilaian pra survei akreditasi (2 hari)
8. Pengajuan permohonan untuk disurvei
Kepala Puskesmas mengajukan permohonan
tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk meminta
pendampingan akreditasi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota
Kesepakatan penjadualan pendampingan
Lokakarya di puskesmas
untuk menggalang komitmen untuk memberikan
pelayanan yang bermutu dan menyiapkan
akreditasi
Pemahaman tentang akreditasi
Pemahaman tentang Standar dan Instrument
Akreditasi
Pembentukan Panitia/Tim Persiapan Akreditasi
Puskesmas, dan pembentukan Kelompok Kerja,
yaitu kelompok kerja manajemen, kelompok
kerja upaya puskesmas, dan kelompok kerja
pelayanan klinis.
Pelatihan pemahanan standar dan instrumen
akreditasiPuskesmas diikuti oleh seluruh
karyawan puskesmas untuk memahami secara
rinci standar dan instrument akreditasi
puskesmas dan persiapan self-assessment.
Pelatihan dapat dilakukan oleh tim
puskesmas yang telah dilatih atau oleh tim
pendamping dari Kabupaten
Self assessment oleh staf puskesmas
didampingi/dipandu oleh pendamping (atau
dilaksanakan oleh pendamping bersama staf)
Panitia Persiapan Akreditasi Puskesmas
melakukan pembahasan hasil self assessment
bersama Tim Pendamping Akreditasi
Puskesmas
dan menyusun Rencana Aksi untuk persiapan
akreditasi.
Identifikasi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan
oleh standar akreditasi,
Penyiapan tata naskah penulisan dokumen
Penyiapan dokumen akreditasi
dokumen internal, meliputi :
surat-surat keputusan (kebijakan)
pedoman/manual mutu
pedoman-pedoman yang terkait dengan pelayanan, upaya,
program maupun kegiatan
kerangka acuan
standar prosedur operasional (SPO)
rekaman-rekaman (dokumen sebagai bukti telusur).
dokumen eksternal yang perlu disediakan
Pengendalian dokumen akreditasi yang meliputi
pengaturan tentang kewenangan pembuatan,
pemanfaatan dan penyimpanan seluruh dokumen
puskesmas.
Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar
akreditasi yang dipandu oleh regulasi internal
(document-dokumen yang telah
disusun:kebijakan, kerangka acuan, SPO,
dsb)
Memastikan rekaman proses dan hasil
kegiatan
Penyediaan sumber daya untuk implementasi
Penilaian Pra survei akreditasi oleh Tim
Pendamping Akreditasi Puskesmas, untuk
mengetahui kesiapan puskesmas untuk
diusulkan dilakukan penilaian akreditasi.
Tim pendamping akan membuat rekomendasi
hasil penilaian pra survey akreditasi sebagai
dasar bagi Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota untuk mengusulkan
dilakukan survei akreditasi ke lembaga
akreditasi melalui Dinas Kesehatan Provinsi
Berdasarkan hasil penilaian pra survey
akreditasi, Tim pendamping membuat
rekomendasi kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
mengajukan permohonan survey akreditasi
puskesmas kepada Lembaga Akreditasi FKTP
melalui Dinas Kesehatan Provinsi.
Bagian dari standar akreditasi Puskesmas :

1. Standar Administrasi dan Manajemen


2. Standar Program Puskesmas
3. Standar Pelayanan Medis
9 Bab standar akreditasi puskesmas
(TOTAL 802 EP)
BAB I Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) 59 EP

BAB II Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) 121 EP

BAB III Peningkatan Mutu Puskemsas (PMP) 32 EP

BAB IV Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS) 53 EP

BAB V Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas 101 EP


(KMPP)

BAB VI Sasaran Kinerja dan MDGs (SKM) 55 EP

BAB VII Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) 151 EP

BAB VIII Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) 172 EP

BAB IX Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien 58 EP


(PMKP)
Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)


Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

Standar Administrasi Manajemen


Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab IV. Program Puskesmas yang Berorientasi Sasaran (PPBS)


Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program Puskesmas
(KMPP)
Bab VI. Sasaran Kinerja dan MDGs (SKM)

Standar Program Puskesmas


Bab dari standar akreditasi Puskesmas :

Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)


Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)

Standar Pelayanan Medis


PPP1.1.1:
Kriteria:
Puskesmas menetapkan jenis-jenis pelayanan kepada masyarakat dan
bekerja sama untuk mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan
harapan masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas yang dituangkan
dalam perencanaan.
EP:
1. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan berdasarkan
prioritas
2. Tersedianya informasi tentang jenis pelayanan dan jadwal
pelayanan.
3. Adanya upaya untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat.
4. Adanya Informasi tentang kebutuhan dan harapan masyarakat
dikumpulkan melalui survey atau kegiatan lainnya.
5. Adanya perencanaan Puskesmas yang disusun berdasarkan analisis
kebutuhan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dan sektor
terkait yang bersifat komprehensif yang meliputi promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
6. Ada bukti bahwa pimpinan Puskesmas, Penanggung Jawab, dan
Pelaksana Kegiatan menyelaraskan antara kebutuhan dan harapan
masyarakat dengan visi, misi, fungsi dan tugas pokok Puskesmas
Tiap pembuktian pada elemen diberikan nilai :

0 = jika belum ada sama sekali atau baru


sebagian kecil ada ( 0% 20 %)
5 = jika sebagian besar sudah dilaksanakan
(20 79 %)
10 = jika sudah dilaksanakan (80 100 %)

Angka pencapaian tiap elemen = penjumlahan skor dari tiap-tiap


pembuktian

Nilai pencapaian tiap elemen = angka pencapaian tiap elemen


dibagi dengan jumlah pembuktian untuk tiap elemen

Pelatihan Akreditasi Puskesmas 2014


Skor total untuk tiap kriteria =
jumlah skor semua elemen pada tiap kriteria x 100 %
jumlah elemen pd tiap kriteria x 10

Skor total untuk tiap bab=


jumlah skor semua elemen pada tiap bab x 100 %
jumlah elemen pd tiap bab x 10

Misal :

Nilai Bab I = Penjumlahan nilai seluruh elemen penilaian Bab I x 100 %


Jumlah elemen penilaian Bab I x 10
Terpenuhi : bila pencapaian elemen 80 % dengan nilai
10,

Terpenuhi sebagian : bila pencapaian elemen 20 % - 79 %,


dengan nilai 5,

Tidak terpenuhi : bila pencapaian elemen < 20 %, dengan


nilai 0.

Pelatihan Akreditasi Puskesmas 2014 54


Tidak Terakreditasi : jika pencapaian nilai Bab I, II, dan
III < 75 % dan Bab IV, V, VI < 60 %, serta Bab VII, VIII, IX <
20 %

Terakreditasi Dasar : jika pencapaian nilai Bab I, II,


dan III 75 %, dan Bab IV, V, VI 60 %, serta Bab VII,
VIII, IX 20 %

Terakreditasi Madya : jika pencapaian nilai Bab I, II, III,


IV, V 75 %, Bab VI, VII 60 %, serta Bab VIII , IX 20 %

Terakreditasi Utama : jika pencapaian nilai Bab I, II, III,


IV, V, VI, VII 75 dan Bab VIII, IX 60 %

Terakreditasi Paripurna
Pelatihan Akreditasi Puskesmas 2014 : jika pencapaian nilai
55 semua

Anda mungkin juga menyukai