REFERAT
OLEH
ADITYA CIPTA KUSUMA
11310007
PEMBIMBING
dr. Julia E. Ginting, Sp. S
Hari > 15
Dosis 0- 1 2 11 14 59 10 14
tahu
tunggal bulan bulan Tahun tahun tahun
n
Artesunate 1 2 3 4
1 Amodiakuin 1 2 3 4
Primakuin -- -- 1 2 2-3
Artesunate 1 2 3 4
2
Amodiakuin 1 2 3 4
Artesunate 1 2 3 4
3
Amodiakuin 1 2 3 4
7. PENATALAKSANAAN
pemberian sampai hari ke 28. Dikatakan gagal
pengobatan Lini 1, bila dalam 28 hari setelah
pemberian obat:
Gejala klinis memburuk dan parasit aseksual
positif atau
Gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit
aseksual tidak berkurang atau timbul kembali.
Pengobatan Lini 2
Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur
Hari 0 11 14 59 10 14 > 15
Dosis tunggal
Bulan tahun tahun tahun tahun
3 x 10
Kina 3x 3x1 3 x 1 3 x (2-3)
mg/kg BB
1
Doksisiklin -- -- -- 2 x 50mg 2 x 100mg
Primakuin -- 1 2 2-3
3 x 10
Kina 3x 3x1 3 x 1 3x2
mg/kg BB
23
4 x 4 mg/kg
Dosis Tetrasiklin -- -- -- 4 x 250 mg
BB
2 x 10 mg/kg 2 x 10 mg/kg
Dosis Clindamycin -- -- --
BB BB
8. PENCEGAHAN
1. Pemberian obat anti malaria secara teratur pada anak
tiap jadwal vaksinasi rutin untuk mencegah
komplikasi malaria dan anemia.
2. Vaksinasi malaria, saat ini sedang dalam proses
pengembangan namun beberapa penelitian telah
menunjukkan hasil yang menjanjikan.
3. Penanganan segera dan kombinasi pengobatan
antimalaria yang adekuat
4. Penegakan diagnosis secara dini (WHO, 2010).16
9. KOMPLIKASI
1. Kecacatan
2. Defisit neurologis, misalnya kelemahan, paralisis
flaccid, kebutan, gangguan bicara dan epilepsi
3. Kematian (WHO, 2001).17
10. PROGNOSIS
Tergantung pada :
1. Kecepatan/ ketepatan diagnosis dan
pengobatan
2. Kegagalan fungsi organ
3. Kepadatan parasit
4. Kadar laktat pada CSS (cairan serebro-spinal)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Kasus malaria serebral yang merupakan infeksi
Plasmodium falciparum masih sangat jarang
ditemukan.
2. Malaria serebral merupakan malaria kasus berat yang
ditandai dengan penurunan kesadaran, dimana
tingkat mortalitasnya tinggi pada anak anak.
3. Terapi ACT (Artemisin Combination Therapy) yang
diberikan pada penderita malaria serebral terbukti
efektif terhadap Plasmodium falciparum.
SARAN
1. Dikembangkannya penelitian lebih lanjut mengenai
vaksin yang adekuat untuk mencegah malaria
serebral.
2. Setiap tenaga kesehatan memiliki pengetahuan agar
tidak adanya keterlambatan diagnosis yang
menyebabkan meningkatnya kasus malaria serebral,
terutama pada anak-anak.
3. Dilakukannya pemberian terapi secara optimal
sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan secara
adekuat.
TERIMA KASIH
KASIH