0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
67 tayangan22 halaman
Hematoma subgaleal adalah akumulasi darah antara kulit kepala dan tengkorak yang umumnya disebabkan vakum ekstraksi saat persalinan. Kondisi ini jarang tapi berbahaya yang dapat menyebabkan bengkak dan syok. Pengobatan meliputi vitamin K, transfusi darah, cairan infus, dan operasi jika konservatif gagal. Prognosis baik tanpa komplikasi.
Hematoma subgaleal adalah akumulasi darah antara kulit kepala dan tengkorak yang umumnya disebabkan vakum ekstraksi saat persalinan. Kondisi ini jarang tapi berbahaya yang dapat menyebabkan bengkak dan syok. Pengobatan meliputi vitamin K, transfusi darah, cairan infus, dan operasi jika konservatif gagal. Prognosis baik tanpa komplikasi.
Hematoma subgaleal adalah akumulasi darah antara kulit kepala dan tengkorak yang umumnya disebabkan vakum ekstraksi saat persalinan. Kondisi ini jarang tapi berbahaya yang dapat menyebabkan bengkak dan syok. Pengobatan meliputi vitamin K, transfusi darah, cairan infus, dan operasi jika konservatif gagal. Prognosis baik tanpa komplikasi.
PEMBIMBING dr. David Tambunan, Sp. B dr. Abdi Gunawan, Sp. B
BAGIAN ILMU NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RM DJOELHAM KOTA BINJAI MEDAN SUMATERA UTARA 2016 Disampaikan pada, 19 Juli 2016 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Hematoma subgaleal adalah Terakumulasinya darah
antara aponeurosis galeal kulit kepala dan periosteum tengkorak. ruang potensial ini meluas ke depan orbital, ke oksipital dan lateral temporal. Perdarahan subgaleal adalah suatu kondisi yang jarang namun berpotensi mematikan yang ditemukan di suatu kelahiran anak. Prevalensi saat lahir perdarahan subgaleal sedang sampai berat adalah sekitar 1,5 / 10 000 kelahiran.1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. DEFINISI Hematoma subgaleal adalah Terakumulasinya darah antara aponeurosis galeal kulit kepala dan periosteum tengkorak. ruang potensial ini meluas ke depan orbital, ke oksipital dan lateral temporal. 2. ETIOLOGI Penyebab hematoma subgaleal 90% disebabkan oleh vakum ekstraksi ke kepala saat persalinan. Vakum tersebut dapat meyebabkan pecahnya pembuluh darah kepala (yaitu hubungan antara sinus dural dan vena kulit kepala) dan terjadinya akumulasi darah di aponeurosis galeal kulit kepala dan periosteum. Dan 40% hematoma subgaleal disebabkan oleh trauma kepala seperti perdarahan intracranial atau fraktur tulang tengkorak.4 3. FAKTOR RESIKO 1. Faktor ibu: Premature Rupture Of The Membrane (PROM) > 12 jam dan kelelahan Ibu. 2. Faktor Neonatal: Makrosomia, koagulopati neonatal (Kekurangan vitamin K, kekurangan Factor VIII dan Faktor IX ), berat badan lahir rendah, jenis kelamin laki-laki (2: 1 sampai 8: 1), skor Apgar yang rendah (<8 pada 5 menit), dan malpresentasi janin.5 4. MANIFESTASI KLINIS 1. Darah di bawah galeal aponeurosis 2. Pembengkakan kulit kepala 3. Periorbital Ecchymosis 4. Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher 5. Kejang 6. Syok hypovolemik.4 5. DIAGNOSIS Diagnosis umumnya atas dasar klinik, yaitu adanya massa yang berfluktuasi pada kulit kepala (terutama pada daerah oksipital). Pembengkakan tersebut timbul secara bertahap dalam 12-72 jam setelah proses persalinan. Meskipun demikian, pada kasus yang berat dapat terjadi segera setelah lahir. Hematoma tersebar melampaui seluruh kalvaria. Hematoma subgaleal timbulnya secara perlahan dan kadang-kadang tidak dapat dikenali dalam beberapa jam. Pasien dengan hematoma subgaleal dapat mengalami syok hipovolemik. Pembengkakan dapat mengaburkan fontanel dan melawati garis sutura. Pemeriksaan Penunjang Hiperbilirubinemia yang signifikan Hematokrit menurun CT Scan dan MRI.6 CT-Scan Hematoma subgaleal MRI Hematoma subgaleal 6. DIAGNOSIS BANDING Caput succadeneum Cephal hematoma Fraktur tengkorak Perbedaan lesi subgaleal hematoma, caput succsedeum, dan cephal hematoma Lokasi hematoma subgaleal, caput succsedeum, cephal hematoma, epidural hematoma dan subdural hematoma 6. PENATALAKSANAAN 1. Beri vitamin K1-- 1 mg IM dosis tunggal. 2. Ambil darah untuk pemeriksaan golongan darah, reaksi silang dan beri transfusi darah bila diperlukan 7. PENATALAKSANAAN 3. Monitor Lingkar kepala setiap 6 jam 4. Cairan intravena ditujukan untuk mempertahankan status cairan dan menghindari dehidras. Pada saat awal pemasukan cairan dikurangi untuk mencegah bertambahnya edema dengan jumlah cairan 1500- 2000 ml / hari diberikan perenteral, sebaiknya dengan cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau ringer laktat, jangan diberikan cairan yang mengandung glukosa oleh karena terjadi keadaan hiperglikemia menambah edema. 7. PENATALAKSANAAN 5. Jika ada tanda tanda syok lakukan resusitasi cairan dan transfusi darah 6. Furosemid Dengan dosis 40 mg/hari/iv. 7. Kejang yang terjadi dalam minggu pertama setelah trauma disebut early epilepsi dan yang terjadi setelah minggu pertama disebut late epilepsy. Early epilelpsi lebih sering timbul pada anak-anak dari pada orang dewasa, kecuali jika ada fraktur impresi, hematom atau pasien dengan amnesia post traumatik yang panjang. Kejang pertama dapat diberikan terapi dengandosis Fenitoin 200 mg, dilanjutkan 3-4 x 100 mg/hari. 6. PENATALAKSANAAN 8. Ketika demam berikan terapi Paracetamol sirup 3 x 2 cth 9. Jika kulit kepala terbuka hematom infeksi. Berikan antibiotik + lakukan aspirasi. 10. Apabila di pengobatan konservatif dan aspirasi terjadi kegagalan maka perlu dilakukan tindak operatif.9 10. PROGNOSIS Bila tidak disertai syok atau trauma intrakranial, prognosis jangka panjang umumnya baik. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Perdarahan subgaleal adalah suatu kondisi yang jarang namun berpotensi mematikan yang ditemukan di suatu kelahiran anak. Prevalensi saat lahir perdarahan subgaleal sedang sampai berat adalah sekitar 1,5 / 10 000 kelahiran. 2. Apabila di pengobatan konservatif dan aspirasi terjadi kegagalan maka perlu dilakukan tindak operatif. SARAN 1. Dikembangkannya penelitian lebih lanjut mengenai hematoma subgaleal. 2. Dilakukannya pengobatan konservatif secara adekuat dan aspirasi pada hematoma subgaleal untuk prognosis yang baik.