Anda di halaman 1dari 22

HEMATOMA SUBGALEAL

REFERAT

OLEH
ADITYA CIPTA KUSUMA
11310007

PEMBIMBING
dr. David Tambunan, Sp. B
dr. Abdi Gunawan, Sp. B

BAGIAN ILMU NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RM DJOELHAM KOTA
BINJAI
MEDAN SUMATERA UTARA
2016
Disampaikan pada, 19 Juli 2016
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Hematoma subgaleal adalah Terakumulasinya darah


antara aponeurosis galeal kulit kepala dan periosteum
tengkorak. ruang potensial ini meluas ke depan orbital,
ke oksipital dan lateral temporal.
Perdarahan subgaleal adalah suatu kondisi yang jarang
namun berpotensi mematikan yang ditemukan di suatu
kelahiran anak. Prevalensi saat lahir perdarahan
subgaleal sedang sampai berat adalah sekitar 1,5 / 10 000
kelahiran.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Hematoma subgaleal adalah Terakumulasinya
darah antara aponeurosis galeal kulit kepala dan
periosteum tengkorak. ruang potensial ini meluas ke
depan orbital, ke oksipital dan lateral temporal.
2. ETIOLOGI
Penyebab hematoma subgaleal 90% disebabkan oleh
vakum ekstraksi ke kepala saat persalinan. Vakum
tersebut dapat meyebabkan pecahnya pembuluh darah
kepala (yaitu hubungan antara sinus dural dan vena kulit
kepala) dan terjadinya akumulasi darah di aponeurosis
galeal kulit kepala dan periosteum. Dan 40% hematoma
subgaleal disebabkan oleh trauma kepala seperti
perdarahan intracranial atau fraktur tulang tengkorak.4
3. FAKTOR RESIKO
1. Faktor ibu: Premature Rupture Of The Membrane
(PROM) > 12 jam dan kelelahan Ibu.
2. Faktor Neonatal: Makrosomia, koagulopati neonatal
(Kekurangan vitamin K, kekurangan Factor VIII dan
Faktor IX ), berat badan lahir rendah, jenis kelamin
laki-laki (2: 1 sampai 8: 1), skor Apgar yang rendah
(<8 pada 5 menit), dan malpresentasi janin.5
4. MANIFESTASI KLINIS
1. Darah di bawah galeal aponeurosis
2. Pembengkakan kulit kepala
3. Periorbital Ecchymosis
4. Mungkin meluas ke daerah periorbital dan leher
5. Kejang
6. Syok hypovolemik.4
5. DIAGNOSIS
Diagnosis umumnya atas dasar klinik, yaitu adanya
massa yang berfluktuasi pada kulit kepala (terutama
pada daerah oksipital). Pembengkakan tersebut timbul
secara bertahap dalam 12-72 jam setelah proses
persalinan. Meskipun demikian, pada kasus yang berat
dapat terjadi segera setelah lahir. Hematoma tersebar
melampaui seluruh kalvaria. Hematoma subgaleal
timbulnya secara perlahan dan kadang-kadang tidak
dapat dikenali dalam beberapa jam.
Pasien dengan hematoma subgaleal dapat mengalami
syok hipovolemik. Pembengkakan dapat mengaburkan
fontanel dan melawati garis sutura.
Pemeriksaan Penunjang
Hiperbilirubinemia yang signifikan
Hematokrit menurun
CT Scan dan MRI.6
CT-Scan Hematoma subgaleal
MRI Hematoma subgaleal
6. DIAGNOSIS BANDING
Caput succadeneum
Cephal hematoma
Fraktur tengkorak
Perbedaan lesi subgaleal hematoma, caput succsedeum,
dan cephal hematoma
Lokasi hematoma subgaleal, caput succsedeum,
cephal hematoma, epidural hematoma dan subdural
hematoma
6. PENATALAKSANAAN
1. Beri vitamin K1-- 1 mg IM dosis tunggal.
2. Ambil darah untuk pemeriksaan golongan darah,
reaksi silang dan beri transfusi darah bila diperlukan
7. PENATALAKSANAAN
3. Monitor Lingkar kepala setiap 6 jam
4. Cairan intravena ditujukan untuk mempertahankan
status cairan dan menghindari dehidras. Pada saat
awal pemasukan cairan dikurangi untuk mencegah
bertambahnya edema dengan jumlah cairan 1500-
2000 ml / hari diberikan perenteral, sebaiknya dengan
cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau ringer laktat,
jangan diberikan cairan yang mengandung glukosa
oleh karena terjadi keadaan hiperglikemia menambah
edema.
7. PENATALAKSANAAN
5. Jika ada tanda tanda syok lakukan resusitasi cairan
dan transfusi darah
6. Furosemid Dengan dosis 40 mg/hari/iv.
7. Kejang yang terjadi dalam minggu pertama setelah
trauma disebut early epilepsi dan yang terjadi setelah
minggu pertama disebut late epilepsy. Early epilelpsi
lebih sering timbul pada anak-anak dari pada orang
dewasa, kecuali jika ada fraktur impresi, hematom
atau pasien dengan amnesia post traumatik yang
panjang. Kejang pertama dapat diberikan terapi
dengandosis Fenitoin 200 mg, dilanjutkan 3-4 x 100
mg/hari.
6. PENATALAKSANAAN
8. Ketika demam berikan terapi Paracetamol sirup 3 x 2
cth
9. Jika kulit kepala terbuka hematom infeksi. Berikan
antibiotik + lakukan aspirasi.
10. Apabila di pengobatan konservatif dan aspirasi
terjadi kegagalan maka perlu dilakukan tindak
operatif.9
10. PROGNOSIS
Bila tidak disertai syok atau trauma intrakranial,
prognosis jangka panjang umumnya baik.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Perdarahan subgaleal adalah suatu kondisi yang
jarang namun berpotensi mematikan yang ditemukan
di suatu kelahiran anak. Prevalensi saat lahir
perdarahan subgaleal sedang sampai berat adalah
sekitar 1,5 / 10 000 kelahiran.
2. Apabila di pengobatan konservatif dan aspirasi
terjadi kegagalan maka perlu dilakukan tindak
operatif.
SARAN
1. Dikembangkannya penelitian lebih lanjut mengenai
hematoma subgaleal.
2. Dilakukannya pengobatan konservatif secara adekuat
dan aspirasi pada hematoma subgaleal untuk
prognosis yang baik.

Anda mungkin juga menyukai