Anda di halaman 1dari 18

BADAN HUKUM

ISIS IKHWANSYAH
Manusia adalah pendukung hak dan
kewajiban. Dalam hukum dikenal dengan
istilah subyek hukum(Subjectum Juris)
Pengertian Badan Hukum:
Badan Hukum adalah setiap pendukung hak
dan kewajiban (Subyek Hukum), yang bukan
Manusia
Yang Penting dari Badan Hukum adalah, dapat
dipisahkannya, hak dan kewajiban Badan Hukum
dari Hak dan Kewajiban Anggota Badan Hukum
Anggota/Pengurus Badan Hukum dapat berganti
ganti, tetapi Badan Hukum tetap ada.
BENTUK BADAN HUKUM
Korporasi :
Gabungan orang yang bertindak bersama-sama sebagai
satu subyek hukum sendiri
Badan Hukum yang memiliki anggota tetapi memiliki hak
dan kewajiban yang terpisah dari hak dan kewajiban
anggotanya

Yayasan :
Badan hukum yang tidak memiliki anggota, tetapi ada
pengurus, yang mengelola kekayaan yang memliki tujuan
tertentu.
Tanggun jawab pengurus sebatas pengelolaan kekayaan
yang memiliki tujuan tertentu tersebut.
Berdasarkan Pembagian Hukum Publik dan
Privat, Badan Hukum dapat juga dibagi :
Badan Hukum Privat, PT., Kopersai., yayasan,dll.

yang tunduk pada ketentuan hukum perdata


Badan Hukum Publik, Negara, Propinsi, Kota,
BUMN, BHPMN, dll, yang diatur dengan
ketentuan Hukum Publik.
TEORI BADAN HUKUM
Teori Fiksi, Von Savigny,
Semua Badan hukum, kecuali Negara, sebenarnya
tidak ada, hanya rekaan dalam pemikiran
manusia yang diciptakan oleh pemerintah, untuk
menerangkan sesuatu hal
Teori Organ, Otto van Gierke,
Badan hukum, suatu badan yang membentuk
kehendaknya melalui alat-alat kelengkapannya
yang berfungsi seperti anggota tubuh manusia
(organ). Pengurus = Tubuh, tangan, kaki,
Ketua = Kepala
Teori kepunyaan Kolektif, Mollengraf-Planiol
Badan hukum suatu Konstruksi Hukum yang abstrak,
dimana hak dan kewajiban anggota bersama-
sama adalah hak dan kewajiban badan hukum.,
teori ini tidak berlaku pada yayasan

Teori tujuan kekayaan, Brinz


Badan hukum adalah kumpulan hak dan kewajiban
suatu kekayaan, yang tidak dimiliki oleh seorang
manusia pun, dan memiliki tujuan, teori ini hanya
menerangkan dasar hukum yayasan
Teori Fixatie Hukum (konstruksi hukum),
Utrecht memperkuat teori Organ
pada hakekatnya yang bertindak bagi badan hukum
adalah manusia atau gabungan manusia, dalam
pergaulan subyek hukum
Alat kelengkapan badan hukum (pimpinan,
pengurus, direksi) yang memiliki fungsi tersendiri
merupakan personifikasi beberapa hak dan kewajiban
tertentu
Badan hukum adalah suatu konstruksi hukum yang
menerangkan sesuatu yang menjadi gejala riil.
Perbedaan antara badan hukum publik dengan badan
hukum perdata, terletak pada bagaimana cara
pendiriannya badan hukum tersebut, seperti yang diatur di
dalam Pasal 1653 KUHPerdata yaitu ada tiga macam,
yakni :
badan hukum yang diadakan oleh kekuasaan umum
(Pemerintah atau Negara).
badan hukum yang diakui oleh kekuasaan umum.

badan hukum yang diperkenankan dan yang didirikan


dengan tujuan tertentu yang tidak bertentangan dengan
undang-undang atau kesusilaan (badan hukum dengan
konstruksi keperdataan).
Untuk membedakan kedua jenis badan hukum tersebut,
dicari kriteria keduanya yaitu pada badan hukum perdata
ialah badan hukum yang didirikan oleh perseorangan,
sedangkan pada badan hukum publik ialah badan hukum
yang diadakan oleh kekuasaan umum.
Di kalangan sarjana Jerman, mereka berpendapat bahwa
perbedaan antara badan hukum publik dan badan hukum
perdata terletak pada, apakah badan hukum tersebut
mempunyai kekuasaan sebagai penguasa? Dan badan
hukum itu dianggap mempunyai kekuasaan sebagai
penguasa, yaitu jika badan hukum tersebut dapat
mengambil keputusan-keputusan dan membuat peraturan-
peraturan yang mengikat orang lain yang tidak tergabung
dalam badan hukum tersebut (wewenang).
menurut de heersende leer, kriteria yang ada di
Indonesia tidak mempergunakan kriteria dari
Jerman. Di Indonesia yang dipergunakan adalah :
yang berdasarkan terjadinya.
lapangan pekerjaan dari badan hukum itu, yaitu
apakah lapangan pekerjaan itu untuk kepentingan
umum atau tidak.
Jika untuk kepentingan umum, maka badan hukum itu
adalah badan hukum publik, tapi jika untuk
perseorangan adalah badan hukum perdata.
Menurut Soenawar Soekowati di Indonesia untuk
menentukan perbedaan antara badan hukum publik
dan badan hukum perdata, dapat digunakan dari
gabungan pendapat dari de heersende leer dan para
sarjana Jerman, untuk saling melengkapi serta
ketentuan dalam Pasal 1653 KUHPerdata. Soenawar
Soekowati beranggapan bahwa badan hukum yang
didirikan dengan konstruksi hukum publik, belum tentu
merupakan badan hukum publik dan juga belum tentu
mempunyai wewenang publik. Sebaliknya juga, badan
hukum yang didirikan oleh orang-orang swasta, namun
dalam stelsel hukum tertentu badan tersebut mempunyai
kewenangan publik.
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, dalam stelsel hukum
Indonesia dapat digunakan kriteria, yaitu :
dilihat dari cara pendiriannya atau terjadinya, artinya badan hukum
itu diadakan dengan konstruksi hukum publik yaitu didirikan oleh
penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturan
lainnya, juga meliputi kriteria berikut ;
lingkungan kerjanya, yaitu apakah dalam melaksanakan tugasnya
badan hukum itu pada umumnya dengan publik atau umum
melakukan perbuatan-perbuatan hukum perdata, artinya bertindak
dengan kedudukan yang sama dengan publik atau tidak. Jika tidak,
maka badan hukum itu merupakan badan hukum publik ; demikian
pula dengan kriteria.
Mengenai wewenangnya, yaitu apakah badan hukum yang didirikan
oleh penguasa itu diberi wewenang untuk membuat keputusan,
ketetapan atau peraturan yang mengikat umum. Jika ada
wewenang publik, maka ia adalah badan hukum publik.
Jika ketiga kriteria diatas terdapat pada suatu badan atau
badan hukum, maka dapat disebut badan politik.

Macam Badan Hukum Publik


memperbadan hukum yang mempunyai teritorial.
suatu badan hukum itu pada umumnya harus hatikan atau
menyelenggarakan kepentingan mereka yang tinggal di
dalam daerah atau wilayahnya.

Badan hukum yang tidak mempunyai teritorial.


suatu badan hukum yang dibentuk oleh yang berwajib hanya
untuk tujuan tertentu saja.
Macam Badan Hukum Perdata
Perkumpulan (vereniging) diatur dalam Pasal 1653 KUHPerdata, Stb. 1870-64,
dan Stb. 1939-570.
Perseroan Terbatas(PT), diatur dalam UU No.40/2007.
rederji, diatur dalam Pasal 323 KUHDagang.
kerkgenootschappen, diatur dalam Stb. 1927-156.
Koperasi.
Dana Pensiun.
Yayasan, dll.

Tidak semua bentuk badan usaha berbadan hukum. Yang masuk kategori
badan hukum adalah : PT, YAYASAN, KOPERASI, BUMN dan bentuk badan
usaha lain yang anggaran dasarnya disahkan oleh Menteri dan diumumkan
dalam berita Negara. NV atau Namlooze Venotschap adalah nama lama
dari Perseroan Terbatas yang sekarang istilahnya tidak dipergunakan lagi,
sedangkan UD, PD, Maatschap(Persekutuan Perdata) , Firma dan CV bukanlah
badan hukum.
Jika bentuk badan hukum bisa bertindak, dalam artian dapat
melakukan penuntutan dan dituntut, dan memiliki kekayaan yang
terpisah dari kekayaan para pemegang sahamnya dan kekayaan
para pendirinya, maka bentuk usaha hanya merupakan suatu wadah
dari usaha pendiriannya atau usaha bersama diantara para
pendirinya (jika terdiri dari beberapa orang seperti Firma dan CV)
sehingga jika terjadi gugatan dari pihak ketiga, para
pendiri/sekutu/pemilik harus bertanggung jawab atau menanggung
sampai dengan harta pribadinya.

Di luar badan usaha dan badan hukum terdapat usaha yang tidak
berbentuk badan usaha yaitu usaha perorangan yang dilaksanakan
tanpa membentuk jenis usaha tertentu, misalnya usaha catering tanpa
membentuk CV atau UD. Akan tetapi, jika usaha perorangan tersebut
memiliki bentuk Usaha Dagang atau Perusahaan Dagang berarti
dengan sendirinya orang tersebut telah menyatakan dirinya menurut
bentuk usaha tersebut meskipun tanggung jawabnya tetap sama.
TAHAPAN PENDIRIAN BADAN USAHA
Perizinan pembuatan badan usaha perlu dibuat agar
dalam penyelenggaraan kegiatan, para pelaku dunia
usaha sadar akan tanggung jawab dan tidak
sembarangan dalam melakukan praktik kerja yang
dapat merugikan orang lain atau bahkan Negara.
Dengan demikian, yang menjadi sumber-sumber
masalah dapat diketahui secara dini dan dapat diatasi.
Peraturan perizinan memiliki mata rantai prosedur yang
panjangnya bergantung pada skala perusahaan yang
akan didirikan. Adapun yang menjadi pokok yang harus
diperhatikan dalam hubungannya dengan pendirian
badan usaha ialah :
Tahapan pengurusan izin pendirian
Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak boleh dihilangkan
demi kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang bersangkutan. Hasil akhir
pada tahapan ini adalah sebuah izin prinsip yang dikenal dengan Letter of Intent
yang dapat berupa izin sementara, izin tetap hingga izin perluasan. Untuk beberapa
jenis perusahaan misalnya, sole distributor dari sebuah merek dagang, Letter of
Intent akan memberi turunan berupa Letter of Appointment sebagai bentuk surat
perjanjian keagenan yang merupakan izin perluasan jika perusahaan ini memberi
kesempatan pada perusahaan lain untuk mendistribusikan barang yang diproduksi.

Tahapan pengesahan menjadi badan hukum


Tidak semua badan usaha harus berbadan hukum. Namun setiap usaha yang
memang dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang menjadi berskala besar
maka hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan izin atas kegiatan yang
dilakukannya tidak boleh mengabaikan hukum yang berlaku. Izin yang mengikat
suatu bentuk usaha tertentu di Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam.
Namun, meskipun berbeda-beda kesemuanya perlu dicermati demi mendapatkan
pengesahan yang sebenar-benarnya. Adapun pengakuan badan hukum bisa
didasarkan pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), hingga Undang-
Undang Penanaman Modal Asing ( UU PMA ).
Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani.
Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan jenis bidang
kegiatan yang dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut, maka setiap pengurusan
izin disesuaikan dengan departemen yang membawahinya seperti kehutanan,
pertambangan, perdagangan, pertanian dsb.

Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari departemen lain yang
terkait
Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis kegiatan badan
usaha akan mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan usaha juga harus
mendapatkan izin dari departemen lain yang pada nantinya akan bersinggungan
dengan operasional badan usaha misalnya Departemen Perdagangan
mengeluarkan izin pendirian industri pembuatan obat berupa SIUP. Maka sebagai
kelanjutannya, kegiatan ini harus mendapatkan sertifikasi juga dari BP POM, Izin
Gangguan atau HO dari Dinas Perizinan, Izin Reklame, dll.

Anda mungkin juga menyukai