Anda di halaman 1dari 14

KEBIJAKAN

SKRINING HIPOTIROID KONGENITAL


Latar Belakang SHK
Anak yang sehat dan cerdas modal dasar dan aset
penting pembangunan bangsa.
Tidak semua anak dapat tumbuh menjadi sehat dan
cerdas karena berbagai faktor. Salah satu diantaranya
terjadi pada anak yang lahir dengan kelainan Hipotiroid
Kongenital (HK).
Terlambat diobati pertumbuhan & perkembangan bayi
menjadi terhambat kecacatan
Skrining Hipotiroid Kongenital deteksi dini diobati
dini tumbuh dan berkembang sesuai potensi genetik
Menyiapkan Generasi Emas
Untuk Bonus Demografi
Bonus Demografi
tahun 2025-2035 >
Ledakan SDM
usia produktif 70 %
dari total jumlah
penduduk

SDM sehat dan


berkualitas IPM naik

Bonus Demografi
Berkah? >< Bencana?

Kesempatan menyiapkan SDM Berkualitas

Berkah kalau SDM berkualitas, musibah kalau SDM kurang/tidak berkualitas


Analisis Situasi Global
Prevalensi HK Global = 1: 3.000

Jepang 1 : 7.600
Singapura 1 : 3.000-3.500
Malaysia 1 : 3.026
Filipina 1 : 3.460
HongKong 1 : 2.404
Korea 1 : 4.300
Vietnam 1 : 5.502
India 1 : 1.700
Bangladesh 1 : 2.000.
Taiwan 1 : 1.027
Analisis Situasi di Indonesia
Rasio kejadian HK, tahun 2000- 2014, dari 213.669 bayi baru
lahir dilakukan SHK, tes Diagnositik positif 85 bayi
rationya 1 : 2.513 (lebih tinggi dari rasio global 1 : 3.000)

Laporan RSCM & RSHS 2012-2013 :


> 70% HK didiagnosis umur >1 tahun, sehingga keterbelakangan
mental sudah permanen.
Hanya 2,3% HK didiagnosis umur < 3 bulan minimal keterbelakangan
pertumbuhan dan perkembangan (bisa tumbuh dan berkembang
seperti anak2 normal).
Angka kelahiran 5 juta bayi/ tahun, bila kejadian 1:3000 >
1.600 bayi HK/tahun terakumulasi tiap tahun
Analisi Situasi di Bali
Analisis Situasi di Bali
Rasio kejadian HK, tahun 2006-2015, dari 11.449 bayi baru
lahir dilakukan SHK, tes Diagnositik positif 4 bayi
> 1 : 2.862 (lebih tinggi dari rasio global 1:3.000)

Angka kelahiran 66.000 bayi/ tahun, bila kejadian


mengikuti ratio global 1:3.000 maka akan ada 22 bayi
HK/tahun terakumulasi tiap tahun DALAM 10 TAHUN
AKAN ADA 220 BAYI DENGAN HK DI BALI.

Dampaknya akan ada generasi terbelakang dan


membutuhkan pendampingan selama hidupnya.
Pengembangan Program SHK di Indonesia

Studi pendahuluan SHK di lab RSHS & RSCM 2000-2005

Program pendahuluan 2008 di 8 prov (Sumbar, DKI Jakarta,


Jabar, Jateng, DI Yogya, Jatim, Bali & Sulsel)

Rekomendasi Tim Teknis Pengkajian dan Penapisan


Teknologi Kesehatan tahun 2013 SHK perlu dilakukan
untuk semua bayi baru lahir, menjadi program nasional.
B. Dasar Hukum SHK
Amandemen UUD 1945 pasal 28B ayat 2 : setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang
UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
Pasal 8 : setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial,

Pasal 44 : pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya


kesehatan yang komprehensif bagi anak .agar setiap anak memperoleh derajat
kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.

pasal 46 : Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib mengusahakan agar anak
yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup dan/atau
menimbulkan kecacatan.

UU 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

- pasal 131 ayat 1 : Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak ditujukan untuk
mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta
untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak.
Permenkes 25 Tahun 2014 Upaya Kesehatan Anak
Pasal 7 ayat (1) :
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilaksanakan melalui :
a. pelayanan kesehatan neonatal esensial;
b. skrining bayi baru lahir; dan
c. pemberian komunikasi, informasi, edukasi kpd ibu dan keluarganya

Pasal 16 ayat (1)


Skrining bayi baru lahir sebagaimana dimaksud dlm pasal 7 ayat (1) huruf b dilakukan terhadap
setiap bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan

ayat (2) SBBL sebagaimana dimaksud pd ayat (1) paling sedikit meliputi SHK dst

Permenkes No. 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital


Pasal 3
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah provinsi dalam skrining hipotiroid kongenital meliputi :
d. koordinasi dan advokasi dukungan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan
penyelenggaraan Skrining Hipotiroid Kongenital skala provinsi dan lintas kabupaten/kota.

Pasal 4
Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota dalam skrining hipotiroid kongenital
meliputi:
f. penyediaan sumber daya manusia, sarana, prasarana, dan pembiayaan penyelenggaraan
Skrining Hipotiroid Kongenital skala kabupaten/kota, dimulai dari penyediaan kertas saring.
Tujuan Program SHK
Tujuan Umum:
Seluruh bayi baru lahir di Indonesia mendapatkan pelayanan Skrining Hipotiroid
Kongenital (SHK) sesuai standar
Tujuan Khusus :
Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang mampu melaksanakan SHK
Meningkatnya ketersediaan fasilitas layanan kesehatan pemerintah maupun
swasta yang melaksanakan SHK
Terdeteksinya kelainan bawaan hipotiroid pada bayi baru lahir
Terlaksananya pengobatan dini kelainan HK untuk mencegah dampak kecacatan
Tersedianya data dan informasi tentang angka kejadian (insiden/prevalens) dan
sebaran hipotiroid kongenital di Indonesia
Meningkatnya peran serta pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat untuk
meningkatkan akses dan cakupan pelayanan SHK
Arah Kebijakan SHK
Kebijakan program SHK
Meningkatkan akses dan cakupan SHK pada seluruh bayi
baru lahir dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
anak
Menjaga kualitas penyelenggaraan SHK baik di fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta
Menjaga agar biaya pemeriksaan SHK tetap cost effective
Mendorong peran serta masyarakat, pemerintah daerah
dan pemerintah dalam penyelenggaraan SHK.
18

STRATEGI MENINGKATKAN JANGKAUAN


DAN KUALITAS SHK
1. Menyiapkan dukungan kebijakan pusat dan daerah
2. Membentuk Pokjada SHK di masing-masing Provinsi.
3. Meningkatkan jangkauan dan kualitas SHK melalui penyediaan pelayanan yg cost
effective, dgn menyiapkan laboratorium rujukan tersentral (Saat ini RSCM dan
RSHS)
4. Mendorong berbagai skema pembiayaan SHK untuk meningkatkan jangkauan/
cakupan bayi baru lahir
5. Mengintegrasikan SHK dalam paket pelayanan kesehatan ibu dan anak yg telah
berjalan
6. Menyediakan reagen, alkes (kertas saring, lancet dll) dalam jumlah memadai,
dana pusat, daerah, sumber lain yg tidak mengikat
7. Meningkatkan kerjasama dan peran LP/LS, swasta serta mitra lain.
8. Pemberdayaan perempuan, keluarga, dan masyarakat.

Catt: Dalam hal keterbatasan pembiayaan, pelaksanaan SHK diperioritaskan pd


daerah GAKI dan daerah diduga dengan pencemaran insektisida, logam berat dll
KESIMPULAN
Kecacatan akibat hipotiroid kongenital dapat dicegah melalui
deteksi dan pengobatan dini.
Jumlah penderita HK dgn kecacatan (mental retardasi) terus
bertambah tiap tahun bila tidak dideteksi dan diobati dini.
Telah terdapat payung hukum SHK TL : Perda/peraturan yg
sesuai
Peran pemerintah, pemda dan masyarakat sangat penting untuk
meningkatkan akses dan cakupan pelayanan SHK
Membangun sistem, koordinasi dan kerjasama jejaring SHK
secara berjenjang untuk memperoleh dukungan dan
melaksanakan SHK
Untuk menjaga kualitas & meningkatkan cakupan pelayanan SHK
perlu tersedia tenaga kesehatan yang mampu melaksanakan SHK
Kecerdasan Anak
TERIMA KASIH menjadi
Masa Depan Bangsa

Anda mungkin juga menyukai