Anda di halaman 1dari 18

Efloresensi Kulit

Alfin JamAnnuri 2131210045

Pembimbing : dr. Farhat Suryaningrat, SpKK


KSM Ilmu Kulit dan Kelamin
RSUD Syarifah Ambami Ratu Ebo
Bangkalan
2017
Efloresensi
Kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara
objektif) dan bila perlu dapat diperiksa dengan perabaan.5
Efloresensi terbagi menjadi 2, yaitu:5
Efloresensi primer, merupakan kelainan kulit yang terjadi pada permulaan
penyakit.
Efloresensi sekunder, merupakan kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan
penyakit.
Efloresensi primer
1. Makula
Perubahan warna kulit yang tegas
dengan ukuran dan bentuk
bervariasi tanpa disertai
peninggian atau cekungan
Diameter >1 cm = patch
tinea versikolor dan morbus
Hansen.
Efloresensi primer cont.
2. Eritema
Makula yang berwarna merah dan
dapat ditemukan pada dermatitis
atau lupus eritematosus.
Efloresensi primer cont.
3. Papula
Peninggian kulit yang solid/padat
dengan diameter <1 cm dan bagian
terbesarnya berada di atas
permukaan kulit.
Papula yang bergabung dengan
diameter >1 cm dan permukaannya
datar disebut plakat.
Efloresensi primer cont.
4. Nodula 5. Tumor
Peninggian kulit yang solid seperti Penonjolan di atas permukaan kulit
papula dengan bentuk kubah, berdasarkan pertumbuhan sel atau
ukuran >1 cm dan lebih dalam. jaringan yang dapat bersifat jinak
Prurigo nodularis. ataupun ganas dengan ukuran >2
cm.
Efloresensi primer cont.
6. Kista 7. Vesikula
Penonjolan di atas permukaan kulit Peninggian kulit berbatas tegas berisi
berupa kantong yang berisi cairan cairan serosa dengan ukuran <1 cm,
serosa atau padat atau setengah yang dapat pecah menjadi erosi serta
padat dapat bergabung menjadi bula
varisela dan herpes zoster.
kista epidermoid.
Efloresensi primer cont.
8. Bula
Peninggian kulit berbatas tegas
berisi cairan dengan ukuran >1 cm.
pemfigus dan luka bakar.
Bula yang berisi darah disebut
vesikel/bula hemoragik, namun
yang berisi nanah disebut bula
purulent.
Efloresensi primer cont.
9. Pustula 10. Urtika
Berbentuk seperti vesikula namun Peninggian kulit karena edema pada
berisi pus dan berada di atas kulit dermis bagian atas.
yang mengalami peradangan. gatal, timbul dan hilangnya yang cepat,
pori-pori melebar dan warnanya pucat
variola, varisela, dan psoriasis
pustulosa. dermatitis medokamentosa dan gigitan
serangga.
Efloresensi Sekunder
1. Skuama
Pelepasan lapisan tanduk dari permukaan
kulit.
Partikel epidermal dapat kering atau
berminyak, tipis ataupun tebal dan dilapisi
masa keratin.
Warnanya bervariasi antara putih
(Psoriasis), keabu-abuan, kuning atau coklat
atau seperti sisik ikan (iktiosis).
Efloresensi sekunder cont.
2. Erosi
3. Ekskoriasi
Kerusakan kulit sampai stratum Hilangnya jaringan sampai stratum
spinosum dan tampak merah serta papilaris sehingga kulit tampak
keluar cairan serosa. merah disertai bintik-bintik
dermatitis kontak perdarahan
dapat sembuh tanpa meninggalkan dermatitis kontak dan ektima.
jaringan parut.
Efloresensi sekunder cont.
5. Krusta
4. Ulkus Pengeringan cairan tubuh bercampur
Hilangnya kontinuitas jaringan pada epitel debris bakteri dan obat
dermis atau lebih dalam, sembuh Dapat berwarna hitam (jaringan
dengan meninggalkan jaringan parut nekrosis), merah (asal darah) atau
coklat (asal darah, nanah serum)
Memiliki dasar, dinding, tepi dan isi
Impetigo krustosa dan dermatitis
ulkus tropikum ataupun ulkus durum. kontak.
Efloresensi sekunder cont.
6. Rhagaden/fisura
Retakan kulit yang linier
sepanjang epidermis atau sampai
dermis dan dapat multipel
dengan dasar yang sangat
kecil/dalam.
keratoskisis dan keratoderma.
Efloresensi sekunder cont.
7. Parut/sikatriks
Pembentukan jaringan baru yang
lebih banyak mengandung
jaringan ikat
dapat lebih cekung dari kulit
sekitarnya (sikatriks atrofi), lebih
menonjol (sikatriks hipertrofi)
dan dapat normal (eutrofi/luka
sayat).
Sikatriks tampak licin, garis kulit
dan adneksa hilang.
Efloresensi sekunder cont.
8. Keloid 9. Abses
Skar hipertrofi yang Efloresensi sekunder berupa
pertumbuhannya melapaui kantong berisi nanah dalam
batas. jaringan, seperti abses Bartholini.
Efloresensi sekunder cont.
10. Likenifikasi
11. Guma
Penebalan kulit sehingga garis-
garis lipatan/relif kulit tampak Kerusakan kulit yang destruktif,
lebih jelas, seperti pada prurigo kronik, dengan penyebaran
dan neurodermatitis. serpiginosa, seperti pada sifilis
gumosa.
Efloresensi sekunder cont.
12. Hiperpigmentasi 13. Hipopigmentasi
Penimbunan pigmen berlebihan Kelainan yang menyebabkan kulit
sehingga kulit tampak lebih menjadi lebih putih dari
hitam dari sekitarnya sekitarnya
melasma dan pasca inflamasi. scleroderma dan vitiligo.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai