Anda di halaman 1dari 10

P AT O F I S I O L O G I

DIARE NON INFEKSI


KELOMPOK 1:
AULIA FITRI
EKA FEBRIYANTI
OKTAVIANI SIH KUMALA
PENGERTIAN DIARE

Diare adalah buang air (defekasi) dengan tinja berbentuk


cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria
frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari tiga kali per hari. Buang
air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah.
(Simadibrata, 2007)
KLASIFIKASI DIARE

• Diare akut biasanya berlangsung selama • Diare kronis berlangsung lebih lama
beberapa hari dan biasanya disebabkan daripada diare akut, umumnya lebih dari
oleh infeksi yang disebabkan oleh bakteri, empat minggu. diare kronis dapat
virus atau parasit. mengindikasikan adanya gangguan yang
serius, seperti kolitis ulserativa atau
penyakit crohn, atau sindrom iritasi usus
besar
• Diare osmotik dapat terjadi dalam beberapa keadaan :
1. DIARE OSMOTIK 1.1. Intoleransi makanan, baik sementara maupun menetap. Situasi ini timbul
bila seseorang makan berbagai jenis makanan dalam jumlah yang besar
• Akumulasi bahan-bahan yang tidak sekaligus.
dapat diserap dalam lumen usus 1.2. Waktu pengosongan lambung yang cepat
mengakibatkan keadaan hipertonik Dalam keadaan fisiologis makanan yang masuk ke lambung selalu dalam
dan meninggikan tekanan osmotik keadaan hipertonis, kemudian oleh lambung di campur dengan cairan
intra-lumen yang menghalangi lambung dan diaduk menjadi bahan isotonis atau hipotonis. Pada pasien yang
absorpsi air dan elektrolit dan sudah mengalami gastrektomi atau piroplasti atau gastroenterostomi,
terjadilah diare. makanan yang masih hipertonik akan masuk ke usus halus akibatnya akan
timbul sekresi air dan elektrolit ke usus. Keadaan ini mengakibatkan volume
isi usus halus bertambah dengan tiba-tiba sehingga menimbulkan distensi
• 1.4. Laksan osmotik
Berbagai laksan bila diminum dapat menarik air usus, yang kemudian mengakibatkan diare yang berat disertai hipovolumik
dari dinding usus ke lumen.Yang memiliki sifat ini intravaskuler. Sindrom malabsorbsi atau kelainan proses absorbsi intestinal.
adalah magnesium sulfat (garam Inggris). Beberapa 1.3. Defisiensi enzim
karakteristik klinis diare osmotik ini adalah sebagai
berikut: Contoh yang terkenal adalah defisiensi enzim laktase. Laktase adalah enzim
- Ileum dan kolon masih mampu menyerap yang disekresi oleh intestin untuk mencerna disakarida laktase menjadi
natrium karena natrium diserap secara aktif. Kadar
natrium dalam darah cenderung tinggi, karena itu monosakarida glukosa dan galaktosa. Laktase diproduksi dan disekresi oleh
bila didapatkan pasien dehidrasi akibat laksan sel epitel usus halus sejak dalam kandungan dan diproduksi maksimum pada
harus diperhatikan keadaan hipernatremia waktu lahir sampai umur masa anak-anak kemudian menurun sejalan dengan
tersebut dengan memberikan dekstrose 5 %.
- Nilai pH feses menjadi bersifat asam akibat usia. Pada orang Eropa dan Amerika, produksi enzim laktase tetap bertahan
fermentasi karbohidrat oleh bakteri. sampai usia tua, sedang pada orang Asia,Yahudi dan Indian, produksi enzim
- Diare berhenti bila pasien puasa. Efek berlebihan
suatu laksan (intoksikasi laksan) dapat diatasi laktase cepat menurun. Hal ini dapat menerangkan mengapa banyak orang
dengan puasa 24-27 jam dan hanya diberikan Asia tidak tahan susu, sebaliknya orang Eropa senang minum susu.
cairan intravena.
2. Diare sekretorik
Sekresi usus yang disertai sekresi ion secara aktif merupakan faktor penting pada diare
sekretorik. Pengetahuan terakhir mekanisme ini didapat dari penelitian diare karena Vibrio
cholerae. Patofisiologi pada kolera ialah salah satu contoh sekresi anion yang aktif dalam usus halus
sebagai akibat stimulasi enterotoksin. Pada sindrom Zollinger Ellison, hipergastrinemia
menginduksi dengan jelas sekresi lambung dan diare.

Pada diare jenis ini terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit.
Ada 2 kemungkinan timbulnya diare sekretorik yaitu diare sekretorik aktif dan pasif.
• Diare sekretorik aktif terjadi bila terdapat gangguan aliran (absorpsi) dari lumen usus ke dalam plasma
atau percepatan cairan air dari plasma ke lumen. Sperti diketahui dinding usus selain mengabsorpsi air
juga mengsekresi sebagai pembawa enzim. Jadi dalam keadaan fisiologi terdapat keseimbangan dimana
aliran absorpsi selalu lebih banyak dari pada aliran sekresi.
• Diare sekretorik pasif disebabkan oleh tekanan hidrostatik dalam jaringan karena terjadi pada ekspansi air
dari jaringan ke lumen usus. Hal ini terjadi pada peninggian tekanan vena mesenterial, obstruksi sistem
limfatik, iskemia usus, bahkan proses peradangan.
3.TIDAK ADANYA MEKANISME
ABSORPSI ION
• secara aktif yang biasanya terdapat dalam keadaan normal. Contoh klasik ialah penyakit
congenital chloridorrhea. Pada penyakit ini, penderita tidak mampu mengabsorpsi klorida secara
aktif karena defek pada sistem penukaran anion ileum. Hal ini mengakibatkan berkurangnya
absorpsi cairan, asidifikasi isi lumen usus dan konsentrasi klorida tinggi dalam cairan tidak
terabsorpsi yang tinggal dalam lumen ileum dan kolon. Konsentrasi klorida tinja jauh melebihi
kombinasi konsentrasi natrium dan kalium.
• Diare jenis ini terdapat pada penyakit celiac (gluten enteropathy) dan pada penyakit sprue
tropik. Kedua penyakit ini menimbulkan diare karena adanya kerusakan di atas vili mukosa usus,
sehingga terjadi gangguan absorpsi elektrolit dan air.
4. KERUSAKAN MUKOSA

• Berkurangnya permukaan mukosa atau kerusakan permukaan mukosa dapat mengakibatkan


terganggunya permeabilitas air dan elektrolit. Pada celiac sprue terdapat hilangnya daerah
permukaan dan menurunnya effective pore size mukosa jejunum yang nyata. Kerusakan epitel
usus halus yang difus terjadi pada kebanyakan tipe enteritis karena infeksi, penyakit Crohn dan
pada penyakit penyakit kolon seperti kolitis ulseretiva, kolitis granulomatosa dan kolitis
infeksiosa.
• Adanya kerusakan mukosa usus karena proses inflamasi sehingga terjadi produksi mukus yang
berlebihan dan eksudasi air serta elektrolit ke dalam lumen, gangguan absorbsi air dan
elektrolit.
5. MOTILITAS USUS YANG
ABNORMAL.
• Kelainan motilitas usus menyebabkan gangguan digesti dan/atau absorpsi. Berkurangnya motilitas
memudahkan terjadinya stasis dan bakteri turn-buhlampau, sedangkan kenaikan motilitas akan
mengakibatkan transit nutrisi yang cepat di usus dan menimbulkan kontak lama dengan mukosa yang
inadekuat. Berkurangnya motilitas usus terdapat pada diabetes dan skleroderma. Motilitas usus yang
bertambah berhubungan dengan isi usus yang meninggi (seperti pada diare osmotik),inflamasi usus
dan keadaan-keadaan terdapatnya circulating humoral agents (seperti prostaglandindan serotonin)
yang meningkat secara aktif. Pada short bowel syndrome (sering pasca-bedah), terdapat daerah
permukaan absorpsi yang inadekuat dikombinasi dengan transit cepat yang akan mengakibatkan
diare. Hipersekresi lambung pada transient hypergastrinemia juga dapat menghasilkan diare segera
sesudah operasi. Bayi dengan usus halus kurang mdari 40 cm jarang dapat hidup, terutama bila
valvula ileosekal direseksi.
6. SINDROM DIARE KRONIK.

• Kebanyakan bayi dengan severe, protracted diarrhoea akan menunjukkan perubahan mukosa usus
halus berupa atrofi vilus, Kehilangan nutrien yang melanjut dan masuknya kalori yang inadekuat
mengakibatkan deplesi protein yang bermakna dan malnutrisi. Pada terjadinya deplesi protein,
regenerasi morfologik dan fungsional usus halus akan terganggu; ini menimbulkan malabsorpsi
yang menyeluruh dan diare yang terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA

• Simadibrata, Marcellus. 2007. Pendekatan Diagnostik Diare Kronik dalam Sudoyo, Aru W.
Setiyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata K, Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Anda mungkin juga menyukai