Anda di halaman 1dari 102

KOMPONEN STRUKTUR TEKAN

f = P/A
Fenomena tekuk pada komponen struktur tekan:

1. Tekuk Lokal pada elemen:


a. Tekuk Lokal di Flens (FLB)
b. Tekuk Lokal di Web (WLB)

2. Tekuk pada komponen struktur:


a. Tekuk Lentur (flextural buckling), terjadi pada semua penampang
b. Tekuk Torsi (torsional buckling), terjadi pada penampang simetri
ganda
c. Tekuk Torsi Lentur (flextural torsional buckling), terjadi pada
penampang simetri tunggal dan tanpa sumbu simetri
Tekuk Lokal (flens dan web)
• Compact
– Section Develops its full plastic stress before buckling
(failure is due to yielding only)

• Noncompact
– Yield stress is reached in some but not all of its compression elements
before buckling takes place
(failure is due to partial buckling partial yielding)

• Slender
– Yield stress is never reached in any of the compression elements
(failure is due to local buckling only)
Batas kompak

Batas langsing
Batas kompak

Batas Langsing
TEKUK LENTUR

•Hanya dapat terjadi terhadap sumbu utama (sumbu dengan momen inersia max/min)

•Kelangsingan komponen struktur didefinisikan dengan

λ = KL/r

- K = faktor panjang efektif (AISC)


- L = panjang komponen struktur tekan
- r = jari-jari girasi

*Batas kelangsingan maksimum untuk komponen struktur tekan = 200


Kekuatan Tekan Tekuk Lentur

Ø Pn = Ø Fcr Ag

Ø = 0.9
Pn = Kekuatan tekan nominal
Fcr = Tegangan kritis tekuk lentur
Ag = Luas penampang brotto

Tegangan kritis tekuk elastis, Fe :


Tegangan kritis tekuk lentur,Fcr untuk elemen tidak langsing

Jika

Maka

Jika

Maka
Tegangan kritis tekuk lentur, Fcr untuk elemen langsing

Jika

Maka

Jika

Maka
1.
2.
Kekuatan Tekan Tekuk Torsi dan Tekuk Torsi Lentur

Ø Pn = Ø Fcr Ag
Tegangan kritis tekuk torsi dan tekuk torsi lentur, Fcr :
Siku tunggal yang mengalami Tekan
Faktor Panjang Efektif
BALOK
= d.tw
BALOK-KOLOM (PROFIL I)

Persamaan Interaksi harus ditinjau pada semua kombinasi pembebanan

Untuk

Untuk

Øc = 0.9 , Øb = 0.9
Efek P - delta
# Efek P-delta diperhitungkan dengan menggunakan faktor pembesar momen B1 dan B2

Mu = B1 Mnt + B2 Mlt

Pu = Pnt + B2 Plt
Mnt = momen maksimum dengan asumsi tak ada goyangan (nt = no translation)

Mlt = momen maksimun akibat goyangan (lt = lateral translation). Momen ini dapat
disebabkan oleh beban lateral atau oleh beban gravitasi yang tak simetris.
Mlt = 0, jika balok- kolom memang tidak bergoyang.

B1 = faktor amplikasi untuk momen yang terjadi pada balok-kolom, apabila


balok-kolom tersebut ditahan goyangannya atau memang tidak bergoyang.

B2 = faktor amplikasi untuk momen akibat goyangan

Momen Mnt dan Mlt didapatkan dari analisis orde pertama (analisis linear)
Pnt = gaya aksial (tekan) dengan asumsi tidak ada goyangan.
Plt = gaya aksial (tekan) akibat goyangan

Dengan berbagai perangkat lunak, efek P-delta dapat diperhitungkan (analisis


orde ke dua / analisis non linear). Apabila momen yang telah didapatkan
adalah momen dari analisis orde ke dua (efek P-delta telah diperhitungkan),
maka faktor amplikasi B1 dan B2 tidak perlu digunakan.

Faktor Amplifikasi B1

B1 =

Dengan Pe1 = π2 E Ag / (kL/r)2

Beban kritis tekuk elastis Euler Pe1 dihitung untuk tekuk terhadap sumbu yang sama
dengan sumbu lentur yang sedang ditinjau
Faktor Cm di dalam B1

Bila tidak ada beban transversal:

Cm = 0.6 - 0.4 (M1/M2)

M1 = momen ujung dengan nilai mutlak terkecil


M2 = momen ujung dengan nilai mutlak terbesar

Bila ada beban transversal, menurut AISC’05 dapat diambil:

Cm = 1

Tanda M1/M2 di dalam Cm adalah:


Negatif , apabila ke dua momen tersebut menyebabkan kelengkungan tunggal
Positif, apabila ke dua momen tersebut menyebabkan kelengkungan ganda
Faktor Amplifikasi B2

B2 =

∑Pnt = jumlah beban terfaktor di semua kolom pada tingkat yang sedang
ditinjau, dengan asumsi tanpa goyangan.

∑Pe2 = jumlah beban kritis tekuk elastis Euler untuk semua kolom ditingkat
yang sedang ditinjau. Faktor panjang efektif K adalah untuk kondisi
bergoyang, jadi K ≥ 1
Persamaan Interaksi harus ditinjau pada semua
kombinasi pembebanan

Untuk

Untuk

Øc = 0.9 , Øb = 0.9

Anda mungkin juga menyukai