Anda di halaman 1dari 59

HASIL KEGIATAN

SURVEILLANCE PENYAKIT
UDANG DI BANYUWANGI
TAHUN 2015

Arief Taslihan
BALAI BESAR PERIKANAN
BUDIDAYA AIR PAYAU
Pendahuluan
• Beberapa jenis penyakit hingga saat ini menjadi
kendala utama dalam budidaya udang, WSSV,
IMNV, WSF dan EHP
• Kerugian akibat serangan penyakit pada
perikanan budidaya mencapai angka trilyunan
rupiah, karena gagal panen, terjadinya PHK,
terbengkalainya lahan menjadi lahan tidak
produktif (idle).
• Perlu upaya komprehensif dalam pengendalian
penyakit.
Penurunan produksi udang nasional
akibat penyakit
Nilai kerugian akibat penyakit
Penyakit Komoditas Mortalitas Kerugian
(%) (milyar
Rp/tahun)
WSSV Udang windu 30-100 2.500
+vaname
IMNV Udang 10-60 1.250
vaname
Bakterial Udang ~ 60 1.000
(WFS) windu+vana
me
Lainnya Udang windu 10-25 50
dan vaname
White Spot Syndrome Virus (WSSV)
Umur udang terserang WSSV makin
muda (20-30 hari)
Histopatologi:
Inclussion body dalam inti sel terinfeksi
WSSV
Aspek yang mempengaruhi
cepatnya penularan virus
• Penularan melalui air yang terkontaminasi
• Karier udang laut: Trachipenaeus curvirostris,
Metapenaeus ensis, dan Exopalaemon orientalis,
(Chang et al. 1998).
• Lobster: Lobster Panulirus versicolor dan
Panulirus penicillatus.
• Udang air tawar: Macrobrachium sp.
• Cacing laut: Nereis sp. (Vijayan et al., 2005).
Uji tansmisi WSSV melalui kohabitasi
Perlakuan Ulangan Analisis PCR
Step 1 Step 2
Kohabitasi Windu Windu 3 1 akuarium 3 akuarium
terinfeksi WSSV positif dari 3 Positif
akuarium
Kohabitasi Vannamei  Windu 3 3 akuarium 1 akuarium
terinfeksi WSSV negatif positif dari 3
akuarium
Kohabibtasi Trisipan  Windu 3 3 akuarium 3 akuarium
terinfeksi WSSV negatif negatif
Ingesti Trisipan karkas Windu 3 3 akuarium 3 akuarium
terinfeksi WSSV negatif negatif
Kontrol 3 3 akuarium 3 akuarium
negatif negatif
Penentuan LT-50 pada udang windu
berbagai kadar WSSV

LT-
50
Prevalensi WSSV di Lampung dan
Banten (2014)
Area WSSV occurence

Negative Postive Prevalence (%)

Lampung Selatan 21 25 54.3

Sragi 17 10 37.0

Ketapang 4 15 78.9

Banten 7 70 90.9

Serang 7 56 88.9

Pontang 2 48 96.0

Tirtayasa 2 2 50.0

Tanara 3 6 66.7

Pandeglang 0 14 100
Infectious Myo Necrosis Virus

• Gejala
– Bagian abdomen terlihat berwarna kemerahan
seperti udang rebus
– Dimulai dari bagian otot
• Penyebab
– Virus myo (Infectious Myo Necroses Virus)
– Virus berkembang di Brasil tahun 2002
• Penyebaran penyakit di Indonesia:
– Jawa Timur
13
Kejadian IMNV di Indonesia

 Mei 2006 – Pemerintah Indonesian melaporkan


hasil kajian laboratorium terkait IMNV di Jawa
Timur pada L. vannamei.
 IQ 2000 kit tersedia untuk diagnosis.
 Augustus 2006 – IMNV dipastikan melalui uji RT-
PCR, histopathology & ISH tests di Universitas
Arizona
 2007 -- CENTEX, Bangkok mempublikasikan
kejadian IMN di Indonesia (Aquaculture 266: 32-
38)
14
Prevalensi IMNV di Lampung dan
Banten (2014)
Area IMNV occurence

Negative Postive Prevalence (%)

Lampung Selatan 42 5 10.6

- Sragi 28 0

- Ketapang 14 5

Banten province 62 15 19.5

Serang 50 13 20.6

- Pontang 43 7

- Tirtayasa 1 3

- Tanara 6 5

Pandeglang 12 2 14.3

- Pagelaran 2 0

- Panimbang 7 1

- Sukaresmi 1 1

- Sumur 2 0
White Faeces Syndrome

Kasus WFS ditandai adanya kotoran seperti benang


berwarna keputihan
Kasus Penyakit Berak Putih (WFS)
• Daerah sebaran penyakit: Sumbawa,
Banyuwangi, Tuban, Rembang, Jepara, Pur-
worejo, Bantul, Lampung Selatan, Sulawesi
Selatan
• Gejala klinis yang dijumpai :
– Kotoran udang seperti benang dan berwarna
keputihan
– Terjadi penurunan nafsu makan sampai
udang tidak mau makan
– Terjadi kematian (SR ~ 40%)
Histopatologi WFS
Sriurairatana, V.
Boonyawiwat, W.
Gangnonngiw, C.
Laosutthipong, J.
Hiranchan and T. W.
Flegel, 2014.
Menemukan struktur
yang disebut ATM
(Agregated transferred
microphili) pada kasus
WFS
Kasus WFD..lanjutan
Proses
terkelupasnya
mikrofili yang diamati
secara mikroskopi
elektron dalam
pembentukan ATM
(Sriuraitana et all.
2014)
DIAGNOSIS KLINIS WFS

Hepatopankreas berwarna keputihan, lembek


Pemeriksaan TVC dan TBAL dalam berbagai
organ, sampel BBPBAP
Parameter pengamatan Total Vibrio (CFU/ml) Total BAL (CFU/ml)
Tambak F4
-HP TNTC -
-Intestinum 3,9 x 10⁴ 7,9 x 10³
-Darah 3,0 x 10² -
Tambak F5
-HP 1,0 x 10E5 -
-Intestinum TNTC 6,1 x 10³
-Darah 3,0 x 10² -
Tambak F6
-HP TNTC -
-Intestinum 1,4 x 10E5 3,2 x 10³
-Darah 7,1 x 10² -
Tambak supraintensif
-HP 4,3 x 10⁴ -
-Intestinum TNTC 3,9 x 10³
-Darah 0 -
Pemeriksaan TVC pada berbagai
organ, sampel Tuban
NO NAMA TVC (cfu/ml) KETERANGAN
PEMBUDIDA Air HP Usus Darah
YA
1. Tambak Tomo 2,8 x 2,7 x 104 3,1 x TNTC Koloni kuning, H2S
(Pemulihan 103 104
WFD)
2. Tambak Tamiji I - - - 10 Koloni kuning
(Pemulihan
WFD)
3. Tambak Tamiji 4,6 x TNTC TNTC 3,4 x HP & Usus koloni
II (WFD) 103 102 kuning H2S; Darah
koloni hijau dan
kuning
4. Tambak Arif 1,4 - - - Koloni kuning
Tribina x103
(Pemulihan
WFD)
Hepatopankreas udang terserang
WFS dari Tuban

Beberapa tubulus mengalami atropi, sel radang, dan


sel luruh mengisi lumen
Histopatologi usus (midgut)

Gambar : penampang midgut bagian proksimal, ditemukan badan


seperti Gregarine stadia tropozoid (panah putih) dan gametosit (panah
hitam) di dalam midgut, yang kemudian dikenal dengan ATM
Enterocytozoon hepatopenaei
(EHP)
• Vietnam telah terserang EHP seiring
dengan munculnya WFS tahun 2009
• EHP telah ditemukan menyerang tambak
udang vaname di beberapa wilayah
• Pemeriksaan dengan PCR terhadap
sampel udang terserang WFS juga positif
EHP
Pemeriksaan EHP dengan PCR

Protokol:
-Hot start 95°C 3 menit
-Denaturasi 95°C 15 detik
-Anealing 55°C 15 detik
-Extension 72°C 30 detik

-Produk: 500 bp
Mikrosporidia pada kasus EHP
Usus (midgut), berisi badan seperti
Gregarine

ATM (panah tipis) dan mikrosporidia


(panah tebal) Gregarine (Lightner, 1999)
Sampel dari Rapala, Langkat,
Sumatera Utara
• ATM terdapat di
dalam mid gut (panah
tipis)
• Mikrosporidia (panah
tebal)

Preparat dari LPPIL Serang


Kekerabatan EHP dengan mikrosporidia
lain
Monitoring dan surveillance system
• Surveillance: koleksi, kompilasi, pengolahan, dan
penyebaran informasi secara terus menerus dalam
mendukung klaim bahwa populasi tertentu bebas
penyakit atau untuk mendeteksi adanya penyakit eksotik
atau penyakit baru sehingga pengendalian penyakit
dapat segera dilakukan (Cameron, 2002)
• Surveillance adalah koleksi, pengolahan, dan
interpretasi data kesehatan dan penyakit secara terus
menerus, serta penyebaran informasi untuk melakukan
tindakan (WHO, 2009)
• Surveillance = Monitoring + Tindakan (risk factors),
menghitung prevalensi dan insidensi
Tujuan kegiatan
• Menentukan prevalensi dan insidensi WSSV dan
IMNV di daerah surveilan: Banyuwangi
• Mengetahui faktor risiko terjadinya wabah
WSSV dan IMNV di area budidaya di wilayah
surveilan
Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) dan White Spot
Syndrome Virus (WSSV)
pada Udang di area surveillance

Sampel Deteksi Penyakit  Tidak ditemukan IMNV dan WSSV Bebas

Sampel Deteksi Penyakit  Diitemukan IMNV dan WSSV 


Tidak Bebas

Kegiatan surveillance: Keluaran/hasil:


Surveillance tahun I 1. Prevalensi IMNV dan WSSV
2. Identifikasi faktor risiko
Tindakan pengendalian I

Surveillace tahun II 1. Evaluasi pengendalian I


2. Prevalensi IMNV menurun
Tindakan pengendalian II 3. Identifikasi faktor risiko

Surveillance tahun III 1. Evaluasi pengendalian II


2. Prevalensi IMNV /WSSV< 2%?
Tindakan pengendalian III 3. Identifikasi faktor risiko
Surveillance deteksi IMNV
dan WSSV

1. Tidak ditemukan kasus IMNV dan WSSV


2. Dokumen pembebasan untuk pengusulan status bebas IMNV dan
WSSV
Lokasi surveilan
• Wilayah kecamatan di Banyuwangi yang
disurveillance:
– Wongsorejo
– Banyuwangi
– Kabat
– Rogojampi
– Muncar
Banyuwangi
Jumlah sampel
• Penentuan jumlah sampel untuk kabupaten
Banyuwangi
• Berdasarkan asumsi , prevalensi IMNV=9%: 163
tambak, terbagi 33 farm meliputi tambak
intensiv dan tradisional
Questionaire
Nama variabel Deskripsi Notation

AERATOR Penggunaan kincir air untuk Ya/Tidak (1/0)


suplai udara
BIOSECURITY Penerapan biosekuriti meliputi Ya/Tidak (1/0)
fencing, calcium hypochloride
dosis 30 mg/l, ketersediaan
reservoir, screening benih (uji
PCR); mode transformasi.
BLACKBOTT Kondisi tanah dasar berwarna Ya/Tidak (1/0)
hitam
CADOSAGE Calcium hypochloride, dosis mg/l
CALSHYP Calcium hypochloride Ya/Tidak (1/0)
DEADSHRIM Udang mati Ya/Tidak (1/0)
DEATHALGA Alga mati Ya/Tidak (1/0)
DICHLORV Dichlorvos sebagai crustacide Ya/Tidak (1/0)
DISSOLVOX Dissolved oxygen mg/l
DROPAPETT Nafsu makan menurun Ya/Tidak (1/0)
DRYSEAS Musim panas Ya/Tidak (1/0)
FENCING Fencing sebagai komponen Yes/No (1/0)
biosekuriti
FERTILIZER Aplikasi pupuk Ya/Tidak (1/0)
IMNCOPY Copy RNA IMNV Integer
INCREASFE Penambahan pakan Abnormal Ya/Tidak (1/0)
IMPROMOLT Molting tidak sempurna Ya/Tidak (1/0)
Questionaire
RESERVOIR Reservoir Ya/Tidak (1/0)
SHRINHEP Hepatopankreas mengeriting Ya/Tidak (1/0)
SHRIWEAK Udang lemah Ya/Tidak (1/0)
SISWTREXC Sistem pergantian air 1=open system, 2=semiclosed
system, 3=closed system
SLOWGROWT Tumbuh lambat Ya/Tidak (1/0)
SURFACEFO Busa di permukaan air Ya/Tidak (1/0)
SWIMSURF Berenang ke permukaan Ya/Tidak (1/0)
(abnormal)
TCA Tri acetic acid, desinfectant Ya/Tidak (1/0)
TEMP Temperature air °Celcius
TESTFRY Apakah benih diuji untuk WSSV Ya/Tidak (1/0)
dan IMNV
TESTLAB Laboratorium uji 1=BBPBAP Jepara, 2=BBPBL
Lampung, 3=LPPIL Serang
TRANSPAR Transparasi air cm secchidisc
TYPEPOND Teknologi budidaya 1=traditional udang
monokultur, 2=udang
polykultur dengan nila,
3=polykultur udang dengan
bandeng 4=semiintensif
(stocking density sampai 40
udang/m2). 5= intensive
=stocking density > 50
2
udang/m
Anatomi udang Penaeid
Hasil Kegiatan Surveilan
Proporsi sampel yang terkumpul
dari kabupaten Banyuwangi

Kriteria Periode pengambilan sampel


Mei 2015 Juni 2015 Nov/Des 2015 Jan 2016
Intensiv 110 114 103 91
Tradisional 53 30 40 40
Banyuwangi 163 144 143 91

Total sampel yang terkumpul: 541


Tradisional: 163
Intensiv: 481
Sumber benih
35

30

25

20
15

10

0
1 2 3 4 5 6 7
Keterangan: 1. Prima Larva 2. Pasifik 3. Suma 4. Dewi Windu 5. CP 6. STP 7. Lokal
Prevalensi WSSV di tambak udang
kabupaten Banyuwangi
Kriteria Periode pengamatan
Mei 2015 Juni 2015 Nov/Des Jan 2016
2015
Intensiv 13,6 5,5 0 5,5

Tradisional 83,0 50,0 0 17,5

Banyuwangi 36,2 16,7 0 9,2


Prevalensi WSSV di wilayah
kabupaten Banyuwangi
Prevalensi IMNV di tambak udang
kabupaten Banyuwangi
Kriteria Periode pengamatan
Mei 2015 Juni 2015 Nov/Des Jan 2016
2015
Intensiv 17,3 7,9 11,7 5,5

Tradisional 5,7 0 0 0

Banyuwangi 13,5 6,3 8,4 3,8


Prevalensi IMNV di wilayah
kabupaten Banyuwangi
Sebaran prevalensi berdasar tipe
budidaya, konstruksi dan biosekuriti
Parameter Prevalensi WSSV
Tipe Budidaya
Monokultur udang 15,6
Polikultur udang dengan nila/mujaer 4,4
Polikultur udang dengan bandeng 6,3
Semiintensiv (kepadatan 5-50 ekor/m2) 1,3
Intensiv (kepadatan > 50 ekor/m2) 7,5
Tipe konstruksi tambak
Tanah 26,9
Konstruksi beton 7
Lapis plastik 5
Keberadaan pagar keliling
Tambak tidak berpagar keliling 22,5
Tambak dengan pagar keliling 12,5
Status desinfeksi air
Tidak dilakukan desinfeksi 26,9
Dilakukan desinfeksi 8,1
Asal benih
Primalarva 1,3
Pasifik 0
Suma 5,0
Dewi Windu 0
CP 1,3
STP 0
Lokal 27,5
Analisa Chi-square, kasus Banyuwangi
(n=163)
No. Faktor Risiko P
1 Kecamatan 0,000
2 Konstruksi tambak 0,000
3 Pengeringan tambak 0,005
4 Tambak yang saling 0,011
berhubungan satu dengan lainnya
5 Rembesan 0,000
6 Fencing 0,000
7 Sumber air laut 0,137
8 Desinfeksi air 0,000
9 Udang liar di sekitar tambak 0,000
10 Pengujian benih sebelum tebar) 0,000
11 Sumber/asal benih 0,000
Analisa Odd Ratio kasus
Banyuwangi
No Parameter Rasio ganjil
(Odd ratio)
1 Udang liar terdapat di sekitar tambak 6

2 Desinfeksi air 3,6

3 Pemagaran (Fencing) 2,9

4 Rembesan >5% 2,2


Penerapan Biosekuriti secara baik
• Penerapan sistem biosekuriti yang lebih
baik untuk menghindari masuknya hewan
karier, dilakukan dengan pemagaran
keliling
• Tambak tradisional dibuat secara selang
seling dengan tambak ikan
• Biosekuriti akan mencegah terjadi wabah
5 kali lebih baik dibandingkan tambak
yang tidak menerapkan biosekuriti.
Tambak lapis plastik, ukuran 400 m²

Kondisi tambak biosekuriti ukuran 400 m²


Penggunaan air berkualitas baik
• Air harus diambil dari reservoir, dan
didesinfeksi, menggunakan kaporit dengan dosis
yang sesuai untuk mengeliminasi karier yang
masuk bersama air
• Pemupukan untuk menyeimbangkan rasio C:N,
N:P
Tambak dibuat kedap
• Pelapisan plastik HDPE, konstruksi beton
• Tambak dibuat secara berseling, tambak
udang dan ikan untuk menghindari
penularan virus
Penggunaan benih yang berkualitas
baik
• Gunakan benih berkualitas baik, dari hatchery
yang sudah menerapkan CPIB
• Benih harus diskrining bebas IMNV, WSSV dan
jenis penyakit lainnya
Tambak tradisional, Banyuwangi
Pokdakan/Farm Kecamatan Dusun Prevalensi (%)

WSSV IMNV

Gumuk Udang (10) Muncar Krajan dan Tegalpare 20 (panen, krn mati 47 10
hari)
Kerto Rahayu (3) Muncar Tegalpare 0 (satu mati umr 1 bl), dua 0
hari kemudian mati, dua
petak bagus panen umur
60 dah 58)

Sidorukun (10) Muncar Tegalpare 20 (panen, mati kecil 1 0


bulan)
King King (4) Muncar Tegalpare 50 (umur 60 hari size 80 0
mulai ada kematian)
Mina Surya (4) Muncar Tegalpare 0 25

Nisa (6) Muncar Tegalpare 0 0

Barokah (3) Muncar Tegalpare 0 0

Tegalpare (Perorangan) (2) Muncar 0 0

Karangrejo (perorangan) (10) Banyuwangi 20 10

Prevalensi 85,1 5,7


Tambak Intensiv, tahap I, Banyuwangi
Farm Kecamatan Dusun Prevalensi (%)
WSSV IMNV
Bimo Bantaran Asri Wongsorejo 0 40
Sidojoyo F Wongsorejo 0 0
Windu Kencono Wongsorejo 0 20
Akong
Cahaya Central dan Wongsorejo 10 30
Kartika
Foto Ria Wongsorejo 25 100
Varia Indowin Wongsorejo 0 40
TBK Asiung Wongsorejo 40 20
Citra Wira Buana Wongsorejo 40 40
Sakti
Untung Terus Wongsorejo 0 20
Sukses
Karya Bersama Wongsorejo 0 20
Sukses
Tambak Intensiv, tahap I, Banyuwangi
Pokdakan/Farm Kecamatan Dusun Prevalensi (%)
WSSV IMNV
Kampe Mandiri Wongsorejo 20 0
Bintang Kartika Banyuwangi 100 0
Pakis
Pondok Windu Kabat 0 0
Permai
Chandra Sukojati Kabat 40 0
Sagara 1 Kabat 60 40
Handi Badean Kabat 0 0
Cahyo Badean Kabat 0 0
Berkat Jaya Rogojampi 0 0
Yenti Bisari Rogojampi 0 0
Johan Patoman Rogojampi 0 0
Tambak Intensiv, tahap I, Banyuwangi
Pokdakan/Farm Kecamatan Dusun Prevalensi (%)
WSSV IMNV
STP Watu Kebo Rogojampi 0 0
STP Bomo Rogojampi 0 0
Intensiv 15,6 17,4
Banyuwangi 15,43 13,58
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai