Anda di halaman 1dari 25

White Spot Disease (WSD)

White Spot Syndrome Virus


(WSSV)

Menyerang Family Penaeidae


Pendahuluan
• Wabah pertama dilaporkan di Jepang
pada budidaya udang Penaeus japonicus
(kuruma prawn) tahun 1993
• Sebelumnya diduga terjadi di Taiwan
(1991) dan Cina (1992)
• Angka kematian tinggi sampai 100%
• Pandemik di Asia dan Amerika tetapi tidak
di Australia
Penyebaran White Spot Syndrome Virus

1993

1992
1992/3 1999
1994
1994
1998
1994
1995/6

Lebih cepat dalam waktu – 2 tahun di seluruh Asia


Aetiologi
• WSD disebabkan oleh White Spot Virus
(WSV)
• Ukurannya besar (80–120 × 250–380 nm)
• Bentuk batang sampai elliptical
• Double-stranded DNA virus dengan
trilaminar envelope dan
• Unik, tail-like appendage
Aetiologi
• Sekitar 3 Virus pada WSS baculoVirus
– HHNBV = hypodermal & hematopoietic
necrosis baculoviral (China)
– RV-PJ = rod-shaped nuclear virus of
Penaeus japonicus. (Japan, China, dan
Korea)
– SEMBV = systemic ectodermal and
mesodermal baculovirus. (Thailand)
– WSBV = white spot baculovirus.
(Indonesia, Taiwan, Vietnam, Malaysia,
India, dan Texas (U.S.)
Morphometrics of the White Spot
Syndrome (WSS) baculoviruses
Ukuran
Virus Ukuran Virion
Nucleocapsid
HHNBV 120 x 360 nm not reported

RV-PJ #1 not reported 84 x 226 nm

RV-PJ #2 83 x 275 nm 54 x 216 nm

SEMBV 121 x 276 nm 89 x 201 nm


58-67 x 330-350
WSBV 70-150 x 250-380 nm
nm
WSSV di Indonesia

1. Sejarah
2. Distribusi geografis
3. Kerugian ekonomis
4. Gejala klinis
5. Cara penularan
6. Diagnosa
7. Penanggulangan
Sejarah & distribusi di Indonesia

• Pertama sekali dilaporkan tahun 1990


kejadian Jawa, Bali, Lampung,
Sulawesi Selatan. Menyerang
Penaeus monodon (Rukyani et al., 1992)
• Distribusi saat ini telah meluas dan
menyerang udang famili Penaeidae
Kerugian ekonomis
• Angka kematian yang tinggi (100%)
• Penurunan produksi
• Biaya penanggulangan penyakit
• Kepercayaan stake holders
• Persiapan dan pengadaan induk, bibit
• Pengangguran tenaga kerja
Gejala klinis (akut)
• Menurun nafsu makan,
melemah, bintik putih
("white spot") diameter
ukuran 0.5 to 2.0 mm,
terdapat di permukaan
dalam karapas dan
rostrum. Bintik putih
akibat deposit abnormal
dari garam kalsium oleh
cuticular epidermis
Gejala klinis (akut)
• Pada banyak kasus,
udang yg sekarat
WSBV menunjukkan
warna merah muda –
merah kecoklatan
(disebut "red disease"),
akibat ekspansi dari
kromatofor kuticula dan
sedikit dengan bintik
putih
Gejala klinis (akut)

• Angka kematian
kumulatif mencapai
100% dalam 3 sampai
10 hari sejak gejala
pertama muncul.
Cara penularan
Melalui hewan perantara (karier) : jambret,
udang liar, kepiting, rajungan atau
Vertikal: benih memang sudah terinfeksi

sejak di pembenihan
Horizontal: Udang mati yang dimakan oleh

udang sehat dapat terjadi penularan


Makanan (artemia) yang membawa virus
Cara penularan
Faktor pemicu :
Blooming fitoplankton yang kemudian mati

mendadak (dye off)


DO rendah

Fluktuasi pH harian yang besar

Rendahnya temperatur air

Turun hujan secara mendadak

Pengelolaan pakan yang kurang baik


Metode Diagnosa
• Rutin: metode diagnostik
histological (Pw. H&E)
• Uji Cepat di lapang dengan
impression smear staining
method.
• In situ hybridization
• Dot blot hybridization
• PCR dengan pasangan
primer spesifik untuk
group WSBV.
Diagnosa Awal
• Berdasarkan gejala
klinis
• Sejarah fasilitas dan
species budidaya, atau
wilayah yang ditandai
kemungkinan infeksi
WSBV (mis. Asal PL,
broodstock, dsb. dari
area sering terjadi WSS)
Diagnosa Awal
• Secara Histologik, sel
menunjukkan hipertrofi
atau inti bervakuola,
inclusions bodies pada
perwarnaan usap-tekan
atau melumat dari
epitel dan jaringan
penghubung insang
atau lambung dari
udang dengan gejala
klinis
Peneguhan Diagnosa
1. Metode histologik
2. Uji cepat Pewarnaan
jaringan
3. Gen probe dari WSBV
4. Elektron Mikroskop
(TEM)
5. PCR untuk infeksi
dengan gejala tidak
jelas
Perbandingan metode diagnostik
dan tapis WSSV
tapis WSSV diagnosa
Metode Larva PL Muda dewasa Presump. Konfirmatif

klinis - - - - + -
Uji cepat - - - - + +
Histopat - - - - ++ ++
PCR +++ +++ +++ +++ +++ +++
TEM - - - - +++ +++
Uji AB ? ? +++ +++ +++ +++
Hibrid. ? ? + + +++ +++
Bioassay - - - - + -
Penanggulangan

• Melalui pendekatan :
• Lingkungan
• Inang
• Patogen
Penanggulangan Lingkungan

• Menjaga kualitas air supaya tetap


mendukung bagi kehidupan udang.
• Menjaga wadah budidaya tetap bersih
dan sehat
• Hindari pengggantian air yang
mendadak, sehingga tidak
menyebabkan udang menjadi stress.
Penanggulangan Inang

• Penanganan udang tidak kasar


• Pengaturan kepadatan udang
• Pemberian pakan yang tepat
mutu
• Menimbulkan kekebalan udang
– imunostimulan : glukan, LPS,
– Imunoglobin-Y (Ig-Y)
Terapi & pasif imunisasi Ig-Y
• Ig-Y (yolk-immunoglobulin)
• Untuk menghasilkannya, diproses dengan
mengebalkan ayam
• Manfaat: melindungi udang dari serangan
virus serta menyembuhkan dari sakit
• Caranya: merendam udang dengan Ig-Y
1-2% (w/v) selama 3 jam
• Hasil : udang sembuh
Penanggulangan Patogen

Jaga agar patogen tidak menjadi


virulen dengan menjaga kondisi
lingkungan
 tidak menjadi lebih buruk
 memakai probiotik
Boleh tanya, Pak Dosen??

Anda mungkin juga menyukai