Anda di halaman 1dari 26

Lesi Pra Kanker Serviks

Definisi
Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari
serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah
uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan
dengan vagina melalui ostium uteri eksternum.

Anatomi Serviks
Serviks adalah daerah yang menghubungkan rahim
(uterus) dan vagina.
Organ Genitalia Perempuan

Leher rahim
Epidemiolgi
Menurut WHO  TIAP TAHUN, DI SELURUH DUNIA:
• 490,000 perempuan didiagnosa (80% terjadi di
negara berkembang) menderita kanker serviks
• 240,000 di antaranya MENINGGAL
Menurut DEPKES RI :
•Kanker serviks menduduki urutan tertinggi di negara berkembang,
dan urutan ke 10 pada negara maju atau urutan ke 5 secara global.
•Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker
terbanyak berdasar data dari Patologi Anatomi tahun 2010 dengan
insidens sebesar 12,7%.
•Jumlah wanita penderita baru kanker serviks berkisar 90-100 kasus
per 100.000 penduduk dan setiap tahun terjadi 40 ribu kasus kanker
serviks.
Etiologi
KANKER SERVIKS DISEBABKAN OLEH HUMAN
PAPILLOMAVIRUS
120 Tipe HPV telah diketahui
30-40 Tipe HPV menyerang anogenital

Low risk type ( HPV 6 & 11 ) High risk type ( HPV 16 & 18)
(tidak menyebabkan kanker) Menyebabkan kanker serviks
Menyebakan anogenital warts
Anogenital : area kelamin (termasuk kulit penis,
mulut vagina & anus)

Infeksi dengan HPV seringkali TIDAK menimbulkan gejala


Banyak orang TIDAK tidak tahu mereka terinfeksi HPV
Banyak orang dapat menularkan HPV TANPA menyadarinya
Faktor Resiko
Aktivitas seksual pada usia muda
Berhubungan seksual dengan multipartner
Merokok
Mempunyai anak banyak
Sosial ekonomi rendah
Pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif)
Penyakit menular seksual
Gangguan imunitas
Patofisiologi
Kanker serviks dapat berkembang ketika sel yang abnormal dalam serviks mulai membelah diri
tanpa terkendali  Sel yang abnormal pada serviks dapat berkumpul menjadi tumor

Jinak
• tidak berbahaya
• tetap pada daerah sumbernya,
TUMOR
tidak menyebar

Ganas
• berbahaya , dapat menjadi
kanker
• akan menyebar ke daerah
lain
Perkembangan kanker invasif berawal dari terjadinya lesi neoplastik pada
lapisan epitel serviks, dimulai dari neoplasia intraepitel serviks (NIS) 1, NIS
2, NIS 3 atau karsinoma in situ (KIS)  Selanjutnya setelah menembus
membran basalis akan berkembang menjadi karsinoma mikroinvasif dan
invasif.

Sel Normal Lesi Pra Kanker Kanker


Serviks Normal (Leher Rahim)
Lesi Pra Kanker
Gejala
• Pada umumnya, lesi prakanker belum memberikan gejala.
• Bila telah menjadi kanker invasif, gejala yang paling umum adalah :
• perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan intim)
• keputihan.
• Pada stadium lanjut, gejala dapat berkembang menjadi :
• nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvik ke
arah lateral sampai obstruksi ureter, bahkan sampai oligo atau anuria.
• Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena, misalnya:
• fistula vesikovaginal,
• fistula rektovaginal,
• edema tungkai.
Manajemen Kanker Serviks:
NETWORK
Surveillance

PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN • Meningkatkan


PRIMER SECUNDER TERSIER cakupan
Skrining
Mencegah Skrining Terapi
(70-80%)
Kontak Kanker Invasif,
Deteksi Dini dan
Dengan Terapi Lesi rehabilitasi dan
karsinogen Perawatan • Vaksin HPV
prakanker dan
(HPV) Lesi invasif Dini Palliatif
• Menurunkan
• Pap-Smear
Promotion • IVA Kanker
Terapi
Vaksin HPV • Terapi: krioterapi Serviks
stadium lanjut
Training:
• Provider • Menurunkan
• PKK (Cadres) Training Training kematian krn
• Semua kanker serviks
perempuan
DETEKSI DINI
Deteksi lesi pra kanker terdiri dari berbagai metode :
1. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology /LBC ),
2. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),
3. Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI),
4. Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)
PAP SMEAR
Pap smear: Pengambilan sel – sel serviks dengan
spatula atau sitobrush, kemudian dioleskan di objek
glas. Setelah itu diperiksa dengan mikroskop.
Skrining secara sitologik
IVA TEST
IVA (Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat
3-5%)
• Non –invasif
• Mudah— murah
• di Puskesmas
• Hasil LANGSUNG
• Sensitivitas, spesifisitas

Memadai untuk
negara di sarana terbatas

Setelah dipulas Asam Asetat 3 – 5%


Perbandingan Pemeriksaan Tes Pap dan IVA

Metode Srining TES PAP IVA


Petugas ke sehatan Sample takers Bidan
(Bidan/perawat/dokter Perawat
umum/Dr. Spesialis ) Dokter umum
Dr. Spesialis

Skrinner / Sitologist /
Patologist
Sensitivita s 70%--80% 65%-- 96%
Spesifi sita s 90%-- 95% 54%-- 98%
Hasil 1 hari–1 bulan Langsung

Sarana Spekulum Spekulum


Lampu sorot Lampu sorot
Kaca benda Asam asetat
Laboratorium
Biaya Rp15.000,00–Rp.75.000,00 Rp3.000,00

Dokumenta si Ada (dapat dinilai ulang) Tidak ada


IVA - ALAT / BAHAN (sederhana)
Meja ginekologi
(atau MEJA TULIS)
Sumber cahaya yang cukup
Asam asetat 3 - 5 %
Kapas lidi
Sarung tangan bersih
( lebih baik steril)
Spekulum vagina
IVA
Posisi litotomi,
TEKNIK IVA tampilkan serviks, nilai:

4 langkah
1. Mencurigakan kanker,
tidak perlu IVA

2. SSK tampak
seluruhnya?
(Jika tidak  IVA, beri
catatan, sebaiknya 
tes Pap)

3. Lakukan IVA  tunggu


1 menit, timbul epitel
putih?  IVA (+)

4. Kandidat krioterapi ?
IVA
(Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)

Kriteria penilaian IVA


I. Normal

II. IVA positif : ditemukan bercak putih

III. Kanker serviks


DIAGNOSIS BANDING
1. Adenokarsinoma Endometrial
2. Polip Endoservikal
3. Chlamydia trachomatis atau Infeksi menular seksual lainnya pada
wanita dengan:
• Keluhan perdarahan vagina, duh vagina serosanguinosa, nyeri pelvis
• Serviks yang meradang dan rapuh (mudah berdarah, terutama setelah
berhubungan seksual).
Terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai