Anda di halaman 1dari 26

ARSITEKTUR BALI

Disusun Oleh :
1. M. Fikri Haekal (212016
2. M. Gilang Khairul (212016
3. Dickri Dwi Putra H (212016147)
KONDISI GEOGRAFIS
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda
Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km
sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara
astronomis, Bali terletak di 8°25’23” Lintang
Selatan dan 115°14’55” Lintang Timur yang
membuatnya beriklim tropis seperti bagian
Indonesia yang lain.

Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66


km2 atau 0,29% luas wilayah Republik
Indonesia. Gunung Agung adalah titik tertinggi
di Bali setinggi 3.148 m.
ASAL-USUL BUDAYA
Asal-usul suku Bali terbagi ke dalam tiga periode atau gelombang migrasi:

1. Kebudayaan Bali awal merupakan kebudayaan sederhana dari benda alam sekitar. gelombang ini terjadi
sebagai akibat dari persebaran penduduk yang terjadi di Nusantara selama zaman prasejarah. Penduduk
Bali awal disebut penduduk BALI MULA.
2. Kemudian masuk imigran dari India, yang disebut BALI AGA yang mengembangkan susunan harmonis
untuk menjaga keseimbangan manusia dan lingkungan. Pada masa Bali Aga terdapat arsitek terkenal
(Undagi) bernama Kebo Iwa, yang memperkenalkan konsep Bale Agung, sungai sebagai potensi dan asap
sebagai sandi perang.
3. Pada abad 14, Bali dikuasai Majapahit dan masuklah orang Majapahit ke Bali yang disebut BALI ARYA.
Pada masa ini dikenal Undagi besar yakni Dahyang Nirartha atau Pedanda Sakti Wawurauh, yang
mengenalkan konsep Padmasana.

Bali Mulia dan Bali Aga tinggal di daerah pegunungan sedangkan Bali Arya tinggal di
daerah kota kerajaan.
Kehidupan Sosial dan Kebudayaan
• Kehidupan sosial masyarakat di Bali dan kebudayaannya sangatlah lekat yang
terpengaruh oleh Agama Hindu. Mereka juga memuja roh nenek moyang dan
cikal bakal.
• Pada jaman dahulu candi digunakan sebagai tempat suci untuk memuja dewa
atau roh, tetapi sejak berdirinya kerajaan Gelgel dan Klungkung, penggunaan
candi sebagai tempat suci ditiadakan. Sebagai pengganti nya dibuatkan kuil
berupa kompleks bangunan yang sering disebut pura.
• Pada waktu upacara, dewa atau roh yang dipuja diturunkan dari surga, alam
swah loka dan ditempatkan pada kuil untuk diberi sesaji sebagai penghormatan.
Upacara itu, misalnya :
• Pada hari Kuningan (hari turunnya dewa dan pahlawan),
• Pada hari Galungan
• menjelang Tahra dan Saka,
• hari Saraswati (pelindung kesusastraan).

• Di dalam kuil dibuatkan tempat tertentu yang disediakan untuk tempat turunnya
dewa atau roh nenek moyang yang telah menjalani prosesi ngaben.
SISTEM KASTA

Masyarakat Bali mengenal sistem kasta yang diturunkan dari leluhur mereka. Mereka
mengelompokkannya dalam 4 kasta yaitu :

1. Brahmana (Rohaniawan)
2. Ksatriya (Pemerintahan)
3. Weisya (Perekonomian)
4. Sudra (Pelayan dan tenaga)

Sistem Kasta ini masih kuat dipertahankan dalam Sistem penamaan masyarakat Bali. Mereka
memberikan awalan nama yang menunjukkan Kasta keluarga mereka.
RELIGI

Sebagian besar suku Bali beragama Hindu (sekitar 95%), sedangkan sisanya (sekitar 5%) beragama Islam,
Kristen, Katolik dan Buddha. Sebanyak 3,2 juta umat Hindu Indonesia tinggal di Bali, dan sebagian besar
menganut kepercayaan Hindu aliran Siwa-Buddha, sehingga berbeda dengan Hindu India.

Para pendeta dari India yang berkelana di Nusantara memperkenalkan sastra Hindu-Buddha kepada suku
Bali berabad-abad yang lalu. Masyarakat menerimanya dan mengkombinasikannya dengan mitologi pra-Hindu
yang diyakini mereka. Suku Bali yang telah ada sebelum gelombang migrasi ketiga, dikenal sebagai Bali Aga,
sebagian besar menganut agama berbeda dari suku Bali pada umumnya. Mereka mempertahankan tradisi
animisme.
KOSMOLOGI ARSITEKTUR BALI

• merupakan implikasi agama


Hindu dengan kehidupan
masyarakat.
KEPERCAYAAN/AGAMA • Agama Hindu mengajarkan
keselarasan (Makro-
memiliki konsep keagungan Mikrocosmos)
secara hirarkis

ADAT ISTIADAT FALSAFAH ARSITEKTUR


TRIHITA KARANA BALI
POLA TATA RUANG
Pada kebudayaan Bali seorang arsitek tradisional disebut Undagi. Sebagai seorang Undagi harus memiliki
kemampuan ilmu rancang bangun, memahami seni, budaya, adat dan agama. Pada saat Proses perancangan dan
penciptaan karya bangunannya harus selaras dan sejalan dengan konsep Tri Hita Karana. Pola tata ruang Bali
dilandasi oleh falsafah Tri Hita Karana.

TRI = TIGA
HITA = KEMAKMURAN, BAIK, GEMBIRA
KARANA = SEBAB, SUMBER

Tiga sumber kebahagiaan tercipta dengan memperhatikan keharmonisan hubungan antara:

• manusia dengan Pencipta


• manusia dengan manusia
• manusia dengan alam.
• Agama Hindu mengajarkan keselarsan antara bhuana agung (makro kosmos) dengan bhuana alit
(mikro kosmos), atau manusia mengharmoniskan diri dengan lingkungan.
• Keseimbangan diatur melalui unsur2 Panca Mahabhuta: apah, teja, bayu, akhasa dan pertiwi
(cairan, sinar, angin, udara, zat padat)

• Manusia (bhuana alit) sebagai isi dari alam semesta (bhuana agung), senantiasa dalam keadaan
harmonis dan selaras seperti manik (bayi) dalam cucupu (rahim ibu).
• Rahim sebagai tempat hidup dan berkembang bagi janin, demikian dengan alam semesta sebagai
tempat hidup manusia (manik ring cucupu)
• Dengan demikian tiap lingkungan buatan harus memenuhi konsep tri hita karana.
Berikut tiga unsur dalam kehidupan manusia yang seimbang dengan refleksi Tri Hita
Kirana meliputi :

•Atma ( roh ) •Prana / khaya ( tenaga ) •Angga ( jasad / fisik )


• Seperti keseimbangan dalam diri manusia, dalam pemukiman tradisional Bali konsep
keseimbangan Tri Hita Karana diterjemahkan sebagai berikut :

1. Atma / parahyangan 2. Prana / pawongan 3. Angga / palemahan

• Sebagai perwujudan unsur Atma / jiwa. • Sebagai perwujudan unsur prana / tenaga. • Sebagai perwujudan unsur angga /
• Merupakan hal-hal yang mengatur • Merupakan hal-hal yang mengatur jasad.
hubungan yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia dalam • Merupakan wilayah teritori dimana
Ketuhanan dan dilandasi oleh kehidupan bermasyarakat sehingga terjadi manusia hidup dengan lingkungannya.
kepercayaan dan agama Hindu dalam kebaikan dan kerukunan.
memuja Hyang Widhi, sebagai pencipta • Dalam permukiman, prana/pawongan • Dalam permukiman, jasad / palemahan
semesta semesta dan sebagai asal dan adalah warga desa. adalah wilayah desa.
tujuan manusia.
• Dalam permukiman, jiwa / parhyangan
adalah pura desa.
FALSAFAH
TRIHITA KARANA

BHUANA AGUNG BHUANA ALIT

TRILOKA TRIANGGA

• Merupakan konsep Tri Angga dalam bhuana


agung. • Tri Angga, merupakan susunan jasad/ angga yang
• Tri Loka sering disebut Tri Mandala memberikan konsep ruang yang mengatur
keseimbangan manusia dengan alam.
• Swah Loka (sorga)
• Bhuah Loka (angkasa) • Tri angga menekankan tiga unsur fisik, yaitu :
• Bhur Loka (bumi) • Utama angga (kepala)
• Konsep tata nilai secara vertikal, maka nilai • Madya angga (badan)
Utama berada pada posisi teratas, nilai Madya • Nista angga (kaki)
pada posisi tengah, dan nilai Nista pada posisi • Konsep Tri Angga berada dalam bhuana alit.
terbawah.
TINGKATAN TRI ANGGA DALAM BHUANA AGUNG DAN BHUANA ALIT
(DIMENSI VERTIKAL)

TRI LOKA – TRI MANDALA TRI ANGGA

Alam atas (swah loka), Kepala


Utama Mandala Utama angga

Alam tengah (bhuah loka), Badan


Madya Madala Madya angga

Alam bawah (bhur loka), Kaki


Nista Mandala Nista angga
TRI ANGGA DALAM SUSUNAN KOSMOS (DIMENSI VERTIKAL)

UNSUR UTAMA MADYA NISTA ANGGA


ANGGA ANGGA

SEMESTA Swah Loka Bhuah Loka Bhur Loka

WILAYAH Gunung Dataran Laut

PERUMAHAN Kahyangan Tiga Permukiman Setra

BANGUNAN Atap Kolom & dinding Lantai

MANUSIA Kepala Badan Kaki

WAKTU Masa depan Masa kini Masa lalu


watamana nagat atita
Selain memberikan nilai secara dimensi vertikal, Tri Angga
juga memiliki nilai secara dimensi horizontal yang disebut konsep
HULU-TEBEN

Konsep HULU-TEBEN memiliki beberapa orientasi sebagai


berikut :

1. Orientasi dengan konsep sumbu ritual, kangin-kauh


KAJA
2. Orientasi dengan konsep sumbu bumi, kaja-kelod (Gunung Agung)

3. Orientasi dengan konsep akasa pertiwi, atas bawah, konsep akasa


pertiwi ini diterapkan pada ruang kosong (open space) disebut
NATAH. KAUH PUSAH KANGIN
(Nista) (Madya) (Utama)

KELOD
(Laut)
NAWA SANGA
NAWA SANGA adalah konsep 9 mata angin yang menjadi pedoman bagi kehidupan keseharian
masyarakat Bali. Nawa Sanga merupakan gabungan konsep sumbu bumi arah utara-selatan (Kaja-
Kelod) dan konsep sumbu ritual timur– barat (Kangin-Kauh)
Konsep lain yang mendukung Arsitektur Tradisional Bali :

• Proporsi dan skala manusia


• Ruang terbuka dan innercourt
• Kejujuran  finishing bahan bangunan

PROPORSI: BANGUNAN =
BAGIAN DARI PENGHUNI.
PROPORSI DISESUAIKAN
DENGAN
UKURAN FISIK PENGHUNI
(DEPA, HASTA, GENGGAM,
RUAS JARI, TAPAK)
WUJUD ARSITEKTUR BALI
Layout Rumah Bali
Ditinjau dari nama, rumah tempat tinggal sesuai
dengan tingkat kasta yang menempatinya.

• Pola ruang hampir sama, hanya fungsi yang


berbeda.

• GERIA sebagai tempat tinggal kasta Brahmana.


• PURI sebagai tempat tinggal kasta Ksatriya yang
memegang pemerintahan.
• JERO sebagai tempat tinggal kasta Ksatriya
yang tidak memegang pemerintahan langsung.
• UMAH sebagai tempat tinggal kasta Weisya dan
kasta Sudra.
• KUBU / PAKUBON sebagai rumah tinggal di
luar pemukiman. (Berfungsi yang sementara,
dihuni selama musim tanam sampai panen)
Wujud & Tipe Bangunan

Tipe bangunan tradisional Bali disesuaikan dengan tingkat golongan utama, madya dan
sederhana. Tipe terkecil untuk bangunan perumahan adalah sakepat (bangunan bertiang
empat).

- Sakepat  4 tiang
- Sakenem  6 tiang
- Sakutus  8 tiang
- Astasari  8 tiang
- Tiang Sanga  9 tiang
- Sakaroras  12 tiang
- Kori  pintu masuk pekarangan dengan tangga naik dan turun
- Penyengkar  batas pekarangan  berupa tembok dan pagar hidup
Sakepat Sakenem Sakutus
Bertiang empat Bertiang enam Bertiang delapan
Tiang Sanga Sakaroras Kori Penyengkar
Bertiang sembilan Bertiang duabelas Pintu Masuk Batas Pekarangan
UNSUR PEMBENTUK RUANG :

kepala

badan

kaki
Arsitektur tradisional Bali merupakan
perwujudan keindahan manusia dan
PADMĀSANA adalah sebuah tempat alamnya, yang kemudian terwujud dalam
untuk bersembahyang dan menaruh bentuk - bentuk bangunan dengan ragam
sajian bagi umat Hindu Bali. hiasnya.
Terdiri dari dua kata yaitu : padma
Benda-benda alam yang diterjemahkan
artinya bunga teratai dan asana artinya
sikap duduk. ke dalam bentuk-bentuk ragam hias,
Padmāsana juga merupakan sebuah tumbuhan, binatang dan kepercayaan.
posisi duduk dalam yoga.

Anda mungkin juga menyukai