Teori Arsitektur 2
4. Bale Meten atau Bale Daja yaitu kamar tidur kepala rumah dan gadis yang
terletak di sebelah utara tanah rumah.
5. Bale Dauh atau Bale Tiang Sanga yaitu tempat menyambut tamu.
6. Bale Sekapat merupakan tempat untuk bersantai atau bisa juga dijadikan
ruang tidur.
unsur yang berkaitan dengan kejiwaan, spiritual atau kerohanian dimana ini
berarti hubungan dengan Tuhan harus baik agar memiliki jiwa yang baik; prana
yaitu berkaitan dengan hubungan antar manusia atau karakter susila manusia itu
sendiri; dan angga yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar atau bumi. Dari
penjabaran makna tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sebuah kehidupan manusia
akan terasa harmonis jika hubungan dengan Tuhan, manusia sesama dan
lingkungan harus seimbang.
Karena tuntutan prinsip ini, maka untuk setiap rumah di Bali harus memiliki
bagian untuk sembahyang agar tidak lupa dengan Tuhan, kemudian harus ada
halaman atau area hijaunya sebagai pengingat manusia bahwa manusia hidup di
bumi yang harus dirawat olehnya. Maka dari itu, dalam rumah tinggal, keberadaan
atma adalah pada area sucinya yaitu sanggah atau pamerajan, kemudian prana
adalah penghuni rumah, dan angga adalah pada pekarangan atau halaman rumah.
Dalam arsitektur rumah adat Bali, konsep ini lebih menunjukkan kepada
elemen-elemen rumah yang ada di dalamnya.
Dapat dilihat pada gambar di bawah, pada konsep Tri Angga, utama terletak
pada timur laut dimana timur laut adalah tengahnya utara dan timur. Dari
definisinya pun sama-sama suci dan berkaitan dengan Tuhan. Maka pada zona
inilah diletakkan sanggah atau pamerajan yang secara fungsi untuk beribadah.
Kemudian masih di zona suci, dibawah sanggah terdapat bale dangin yang secara
fungsi digunakan sebagai tempat pelaksanaan acara adat. Acar adat dianggap
penting dan suci dan itu sebabnya diletakkan di arah Kangin (timur) dimana arah
ini juga masih suci. Kemudian di sebelahnya sanggah terdapat bale meten (utara)
yang digunakan sebagai ruang tidur untuk kepala keluarga dan gadis. Mereka
dianggap orang-orang yang harus dilindungi dan paling dihormati, oleh karena itu
letakknya di utara dan biasanya dihadapkan ke Kaje atau tempat gunung berada.
Zona utama selain dianggap suci juga dianggap aman.
Selanjutnya untuk madya yang terletak di tengah-tengah biasanya kosong atau
menjadi innercourt rumah karena dianggap area paling netral. Tetapi bisa juga diisi
dengan bale-bale yang fungsinya menengah tidak seistimewa sanggah atau sekotor
dapur dan kamar mandi. Sesungguhnya bale meten dan bale dangin bisa termasuk
dalam madya tetapi karena secara hirarkis fungsinya dianggap penting juga maka
letaknya pun di timur dan utara yang masih dianggap suci dan aman. Selain bale
sakepat danbale meten, jika ke barat sedikit dapat kita temu bale tiang sanga yang
berfungsi sebagai penerima tamu. Kemudian ke selatan sedikit namun masih dalam
zona madya, terdapat bale sakepat yaitu tempat tidur anak-anak dan anggota
keluarga lainnya. Itu adalah ruang-ruang massa yang ada pada zona madya.
Kemudian yang terakhir, untuk zona nista yang terletak di barat daya dimana
ini adalah tengahnya barat dan selatan. Dalam konsep Nawa Sanga, ini berarti nista
berada di Kelod dan Kauh yang dianggap kotor, sehingga peletakkan ruang-
ruangnya juga yang fungsinya bersifat ‘servis’ seperti dapur atau paon, kamar
mandi, dan jineng.
Sesungguhnya untuk setiap daerah di Bali denahnya berbeda-beda tergantung
letak gunung dan lautnya ada dimana, tetapi karena adanya konsep seperti ini,
polanya setiap rumah sama. Jadi, nilai-nilainya tetap terjaga.
Kekarangan adalah motif pahatan fauna yang terurai sampai bawah. Biasanya
terdapat pada sudut-sudut batas atas yang disebut karang simbar, dan pada sendi
tiang tugek yang disebut karang suring.
Kemudian pepatran adalah ornament tumbuhan dan bunga-bunga dan daunnya
secara utuh.