Anda di halaman 1dari 39

Case report session

Hhd + krisis hipertensi

OLEH
NURIFNA ANGELLA
1210070100058

Preceptor :
Dr. Elvi Fitraneti Sp.PD

1
Definisi

Penyakit jantung hipertensi secara umum


didefinisikan sebagai suatu penyakit
jantung seperti left ventricle hypertrophy
(LVH), penyakit arteri koroner, aritmia, dan
congestive heart failure (CHF) yang secara
langsung maupun tidak langsung
disebabkan oleh peningkatan tekanan
darah

2
Epidemiologi
Sampai saat ini prevalensi hipertensi di Indonesia
berkisar antara 5-10% sedangkan tercatat pada
tahun 1978 proporsi penyakit jantung hipertensi
meningkat menjadi sekitar 14,3% dan meningkat
menjadi sekitar 39% pada tahun 1985 sebagai
penyebab penyakit jantung di Indonesia.
Sejumlah 85-95% hipertensi tidak
diketahui penyebabnya atau disebut sebagai
hipertensi primer (hipertensi esensial/idiopatik).
Hanya sebagian kecil hipertensi yang dapat
ditetapkan penyebabnya (hipertensi sekunder).
Sejumlah 90% kasus hipertensi esensial pada
dewasa. Sedangkan sekitar 10% kasus disebabkan
hipertensi sekunder

3
Etiologi

1. Ginjal
2. Stress
3. Apnea
4. Gangguan tiroid
5. Preeklamsia
6. Koarktasi aorta
7. Gangguan kelenjar adrenal

4
Epidemologi

Penderita sirosis hati lebih banyak dijumpai


pada kaum laki-laki jika dibandingkan dengan
kaum wanita sekita 1,6 : 1 dengan umur rata-
rata terbanyak antara golongan umur 30 – 59
tahun dengan puncaknya sekitar 40 – 49 tahun.

5
Patofisiologi

6
Manifestasi Klinis

Pada tahap awal, seperti hipertensi pada umumnya kebanyakan


pasien tidak ada keluhan. Bila simtomatik, maka biasanya
disebabkan oleh;
1. Peninggian tekanan darah itu sendiri, seperti berdebar-
debar, rasa melayang (dizzy) dan impoten
2. Penyakit jantung atau vaskuler hipertensi seperti cepat
capek, sesak napas, sakit dada (iskemia miokard atau
diseksi aorta), bengkak kedua kaki atau perut.
3. Penyakit dasar seperti pada hipertensi sekunder

7
Diagnosa banding

• Hipertensi emergency
• Ansietas dengan hipertensi
labil
• Oedema paru dengan
payah jantung kiri

8
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan awal Apabila keuangan tidak menjadi


 Urinalisis kendala, diperlukan :
 Hb/Ht  TSH

 Kalium  Leukosit darah

 Ureum/Kreatinin  Trigliserida,HDL, dan LDL

 GDR  Kalium dan Fosfor

 Kolesterol total  Foto toraks

 EKG  EKG

9
Diagnosa
A. Anamnesa dan pemeriksaan fisik
 Durasi hipertensi

 Terapi terdahulu: respond dan efek samping

 Riwayat diit dan psikososial

 Faktor resiko lain: perubahan BB, dislipidemia, merokok, diabetes, inaktivitas

 Bukti hipertensi sekunder: riwayat penyakit ginjal; perubahan penampilan;


kelemahan otot; palpitasi; tremor; banyak berkeringat; sulit tidur; somnolens siang
hari; gejala hipotiroidisme dan hipertiroidisme; penggunaan agen-agen yang dapat
meningkatkan tekanan darah
 Bukti kerusakan organ target: riwayat TIA, stroke, kebutaan transien; angina, infark
miokardium, gagal jantung kongestif, fungsi seksual
 Komorbiditas lain

B. Pengukuran Tekanan Darah


C. Pemeriksaan Fisik
D. Pemeriksaan Penunjang

10
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Farmakologi :
1. Diet  Pasien hipertensi pasca infark jantung
2. Olahraga teratur sangat mendapat manfaat pengobatan
dengan penyekat beta, penghambat ACE
3. Penurunan BB atau antialdosteron
 Pada pasien hipertensi dengan resiko PJK
yang tinggi mendapat manfaat dengan
pengobatan diuretik, penyekat beta dan
penghambat kalsium
 Pasien hipertensi dengan gangguan fungsi
ventrikel mendapat manfaat tinggi dengan
pengobatan diuretic, penghambat ACE,
penyekat beta dan antagonis aldosteron.
 Bila sudah pada tahap gagal jantung
hipertensi, maka prinsip pengobatannya
sama dengan pengobatan gagal jantung
yang lain yaitu diuretic, penghambat ACE,
penghambat beta, dan penghambat
aldosteron.

11
Definisi

Krisis hipertensi merupakan suatu


keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi dengan
kemungkinan akan timbulnya atau telah
terjadi kelainan organ target. Pada
umumnya krisis hipertensi terjadi pada
pasien hipertensi yang tidak atau lalai
memakan obat antihipertensi.

12
EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian krisis hipertensi menurut laporan
dari hasil penelitan dekade lalu di negara maju berkisar
2-7% dari populasi hipertensi, terutama pada usia 40-60
tahum dengan pengobatan yang tidak teratur selama 2-10
tahun. Angka ini menjadi lebih rendah lagi dalam 10
tahun belakangan ini karena kemajuan dalam pengobatan
hipertensi, seperti di Amerika hanya lebih kurang 1%
dari 60 juta penduduk yang menderita hipertensi. Di
Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadian ini

13
ETIOLOGI
 Genetik
 Obesitas
 Faktor lingkungan
 Hilangnya eksistensi jaringan dan aterosklerosis pada
orang tua serta pelebaran pembuluh darah

14
KLASIFIKASI
a. Hipertensi darurat (emergency hypertension) yaitu
dimana selain tekanan darah yang sangat tinggi terdapat
kelainan atau kerusakan target organ yang bersifat
progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan
dengan segera (dalam menit sampai jam) agar dapat
mencegah atau membatasi kerusakan organ yang terjadi.
b. Hipertensi mendesak (urgency hypertension) yaitu
dimana terdapat tekanan darah yang sangat tinggi tetapi
tidak disertai kelainan atau kerusakan target organ yang
progresif, sehingga penurunan tekanan darah dapat
dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan jam sampai
hari).

15
GEJALA
 Gangguan status neurologis
 Gangguan jantung
 Gangguan ginjal
 Gangguan GIT

16
DIAGNOSIS
 Anamnesis
- Lama menderita
- Obat-obatan yang dimakan
- Penyakit penyerta
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang

17
PENATALAKSANAAN

Dalam Penatalaksanaan kegawatan hipertensi dua hal


penting perlu dipertimbangkan berapa cepat dan berapa
rendah tekanan darah harus diturunkan. Penurunan
tekanan darah sampai normal pada umumnya tidak
diperlukan bahkan pada keadaan tertentu bukan
merupakan tujuan pengobatan.

18
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
 Nama : Ny. Y
 Umur : 78 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Sumani
 No. RM : 140256
 Masuk RS : 26 Desember 2016

19
 Keluhan Utama
Sakit kepala sejak 7 hari SMRS

 Riwayat Penyakit Sekarang


Sakit kepala sejak 7 hari yang lalu, terus menerus
diseluruh bagian kepala yang semakin sering ±1 hari
ini disertai sakit dan kaku dileher bagian belakang.
Pasien mengeluhkan rasa berdebar-debar. Pasien juga
mengeluhkan ± 7 hari ini dengan pandangan mata
yang sedikit kabur yang terus menerus. Pasien
mengeluhkan lebih mudah lelah saat berjalan kaki
jarak dekat dan saat aktivitas sehari-hari. Nyeri dada
ada sejak 3 minggu terakhir. Sesak disangkal.
20
Batuk kering ada namun kadang-kadang. Demam tidak
ada. Mual tidak ada. BAB pasien warna kecoklatan,
lancar, 2 hari sekali, darah tidak ada, lendir tidak ada,
nyeri tidak ada. BAK pasien warna jernih dan lancar,
darah tidak ada, lendir tidak ada, nyeri tidak ada. Pasien
mengatakan ± 4 hari yang lalu berobat ke bidan desa
karena nyeri kepala yang semakin meningkat. Selama
sakit oleh bidan desa diberi obat (pasien lupa nama
obatnya), selama pengobatan keluhan pasien berkurang
namun 2 hari terakhir keluhan pasien muncul kembali

21
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat rawat inap disangkal
Riwayat sakit gula (DM) disangkal
Riwayat darah tinggi ada, biasanya 180/100mmHg
Riwayat sakit jantung disangkal
Riwayat asam urat disangkal
Riwayat asma disangkal

 Riwayat Keluarga
Riwayat penyakit yang sama ada
Riwayat DM disangkal
Riwayat hipertensi ada
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat asam urat disangkal
Riwayat asma disangkal
22
 Riwayat Psikososial
Pasien seorang wanita yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan memiliki kebiasaan tidur pada pukul 22.00
wib dan bangun pukul 05.00 wib. Pasien biasa
mengkonsumsi teh sejak ± 30 tahun yang lalu dan bisa
menghabiskan kira-kira 2 gelas dalam seharinya. Pasien
juga memiliki kebiasaan makan makanan yang asin

23
Pemeriksaan Fisik
Vital sign
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : composmetis kooperatif
Tekanan Darah : 240/120 mmHg
Nadi : 83 kali/menit
Nafas : 20 kali/ menit
Suhu : 36,20 C
Berat Badan : 48 kg
Tinggi Badan : 155 cm
IMT : 18,1 (normoweight)

24
STATUS GENERALISATA

Kulit : Sianosis (-), Ikterik (-)


Kepala : Bentuk normocephal, beruban dan tidak
mudah dicabut
Wajah : Simetris kiri dan kanan, edema (-)
Mata :Mata cekung (-/-),
konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-),
pupil isokor dengan diameter3mm/3mm,
reflek cahaya (+/+) normal,
25
Telinga :Dalam batas normal
Hidung :Deviasi septum nasi (-),
epistaksis (-),
nafas cuping hidung (-),
sekret (-),

Mulut :Dalam batas normal


Leher : JVP 5-2 cmH2O
pembesaran tiroid (-),
pembesaran kelenjar getah bening tidak
ada
26
Thoraks
Paru
 Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
 Palpasi : Fremitus kiri dan kanan sama
 Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
 Auskultasi : Bunyi pernapasan vesikuler
 Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di RIC V 1 jari di linea mid clavicularis sinistra
 Perkusi :
 Batas Jantung kiri : RIC V 1 jari di linea midclavicularis sinistra
 Batas Jantung kanan : RIC IV linea sternalis dextra
 Batas Jantung atas : RIC II linea parasternalis sinistra
 Auskultasi : Irama murni,
 Regular, M1>M2, P1<A2, bising jantung (-)

27
Abdomen
 Inspeksi : Perut tampak tidak membuncit,
asites (-), venektasi (-), massa (-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
hepar dan lien tidak ada pembesaran
 Perkusi : Tympani
 Auskultasi : Bising Usus (+) normal

28
Ekstremitas
Superior
Inspeksi : edema tidak ada , sianosis (-)
Palpasi : perabaan hangat , pulsasi arteri radialis kuat angkat
Tes sensibilitas : sensibilitas halus (+), sensibilitas kasar (+)
Refleks fisiologis Kanan Kiri

Refleks biceps + +

Refleks Triceps + +

Refleks Brochioradialis + +

Refleks Patologis Kanan Kiri

Refleks Hoffman-Tremor - -

29
Inferior
Inspeksi : Edema (+/+) , sianosis (-/-)
Palpasi : perabaan hangat , pulsasi A Femoralis, A Dorsalis Pedis, A
Tibialis posterir dan A Poplitea kuat angkat
Test Sensibilitas : sensibilitas halus (+) sensibilitas kasar (+)

Refleks Fisiologis Kanan Kiri


Refleks Patella + +
Refleks Achilles + +

Refleks patologis Kanan Kiri

Refleks Babinski - -

Refleks Gordon - -

Refleks Oppenheim - -

Refleks Chadoks - -

30
PEMERIKSAAN RUTIN

 Pemeriksaan Laboratorium tanggal 27 Desember


2016
 Hb : 10,9 gr/dl
 Ht : 32,6 %
 Leukosit : 5.020/mm3
 Trombosit : 170.000/mm3
 Ureum : 27 mg/dl
 Creatinin : 1,54 mg/dl
 GDR : 115 mg%

31
DIAGNOSA KERJA
 Krisis Hipertensi

 Hipertensi heart disease (HHD)

DIAGNOSA BANDING
 Hipertensi Emergency

 Hypertrophic cardiomyopathy

32
PENATALAKSANAAN

Non Farmakologi
 Istirahat total
 Diet rendah garam

Farmakologi
 IVFD RL 12 jam/kolf
 Captopril 25 mg (SL)
 Captopril 3x25 mg
 PCT 3x500 mg
 Bisoprolol 2x5 mg
 Ambroxol 3x1
 Amlodipin 1x10 mg

33
PEMERIKSAAN ANJURAN
 EKG

 Rontgen foto thoraks

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

34
FOLLOW UP
Hari/tanggal subject object assesment Plan

27 Desember - Nyeri kepala Td : HHD+Krisis • Rongtenthorak,


2016 (+) 240/120mmHg Hipertensi EKG, Lab DL
.kimia darah.
- Nyeri tengkuk R : 20 x/menit • Terapi non
(+)
N : 84 x/menit medikamentosa
- berdebar-debar : Bedrest,Diet
(+) S : 37,1 oC rendah garam
- mata kabur(+) • Terapi
medikamentosa
-nyeri dada (-)
:
-sesak (-) IVFD RL 12
jam/kolf
- batuk kering
Captopril 3 X 25 g
(+)
Nifedipin 3 X 10 g
- demam (+) PCT 3x 500 mg
- mual (-) Letonal 25 g

35
Hari/tanggal Subject Object Assesment Plan
28 Desember - - HHD+Krisis • Rongtenthora
2016 Hipertensi k, EKG, Lab
DL .kimia
darah.
• Terapi non
medikamento
sa:
Bedrest,Diet
rendah garam
• Terapi
medikamento
sa :
IVFD RL 12
jam/kolf
Captopril 3 X 25
g
Nifedipin 3 X 10
g
PCT 3x 500 mg
Letonal 25 g 36
KESIMPULAN
Telah dilaporkan kasus seorang perempuan usia 78 tahun dengan
diagnosis HHD+ Krisis Hipertensi telah dirawat di bangsal Penyakit Dalam Kelas
III RSUD SOLOK pada tanggal 26 Desember 2016. Pasien datang dengan
keluhan sakit kepala sejak 7 hari SMRS. Sakit kepala sejak 7 hari yang lalu,
terus menerus diseluruh bagian kepala yang semakin sering ±1 hari ini disertai
sakit dan kaku dileher bagian belakang. Pasien mengeluhkan rasa berdebar-
debar. Pasien juga mengeluhkan ± 7 hari ini dengan pandangan mata yang
sedikit kabur yang terus menerus. Pasien mengeluhkan lebih mudah lelah saat
berjalan kaki jarak dekat dan saat aktivitas sehari-hari. Nyeri dada ada sejak 3
minggu terakhir. Sesak disangkal. Batuk kering ada namun kadang-kadang.
Demam tidak ada. Mual tidak ada. BAB pasien warna kecoklatan, lancar, 2 hari
sekali, darah tidak ada, lendir tidak ada, nyeri tidak ada. BAK pasien warna
jernih dan lancar, darah tidak ada, lendir tidak ada, nyeri tidak ada. 37
Pada pemeriksaan palpasi dan perkusi jantung ditemukan batas kanan jantung di
RIC V 1 jari di linea mid clavicularis sinistra. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran composmetis
kooperatif, tekanan darah 240/120 mmHg, nadi 83 kali/menit, nafas 20 kali/
menit, suhu 36,20C. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb : 10,9 gr/dl,
Ht: 32,6 %Leukosit: 5.020/mm3,Trombosit: 170.000/mm3, Ureum: 27 mg/dl,
Creatinin: 1,54 mg/dl, GDR: 115 mg%

38
Terima Kasih

39

Anda mungkin juga menyukai