RETINOPATI DIABETIKUM
Disusun Oleh:
Tia Febindra Elza, S.Ked
1310070100004
PEMBIMBING:
dr. Mayasari Nasrul, Sp.M
Hiperlipidemia
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK
Retinopati
Nonproliferatif/Background Retinopati Proliferatif
Diabetic retinopathy.
berat
FUNDUSKOPI PADA NPDR
Hemorrhages
Intraretina
Hard Exudates
Cotton-wool
spots
KLASIFIKASI RD PROLIFERATIF
RDP Ringan RDP Berat
Neovaskularisasi
PERBEDAAN NPDR DAN PDR
NPDR PDR
Mikroaneurisma (+) Mikroaneurisma (+)
Perdarahan intraretina (+) Perdarahan intraretina (+)
Hard eksudat (+) Hard eksudat (+)
Oedem retina(+) Oedem retina(+)
Cotton Wool Spots (+) Cotton Wool Spots (+)
IRMA (+) IRMA (+)
Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (+)
Perdarahan Vitreous (-) Perdarahan Vitreous (+)
Pelepasan retina secara traksi (-) Pelepasan retina secara traksi (+)
Klasifikasi Retinopati Diabetikum menurut Bagian Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo:
Derajat I: terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat
lemak pada fundus okuli
Jika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata
kanan, maka penderita digolongkan pada derajat yang lebih berat.
Ilyas, H.S. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
DIAGNOSA
ANAMNESA
• Tidak ada keluhan penglihatan
• Penglihatan buram terjadi terutama bila
terjadi edema makula
• Floaters atau penglihatan mendadak
terhalang
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
• Riwayat diabetes mellitus (tipe I / tipe II)
• Mata tenang dengan atau tanpa penurunan visus
• Pada pemeriksaan funduskopi pupil lebar pada retina
• Pada keadaan berat dapat ditemukan neovaskularisasi
iris (rubeosis iridis).
• Refleks cahaya pada pupil normal, pada kerusakan
retina yang luas dapat ditemukan RAPD (Relative
Aferent Pupilary Defect), serta penurunan refleks pupil
pada cahaya langsung dan tak langsung normal
Dilatasi pembuluh darah Mikroaneurisma
DIAGNOSIS BANDING
• Oklusi vena retina
• Retinopati hipertensi
SKRINING DAN PENCEGAHAN
Penderita DM Tipe I : 3 – 5 tahun setelah diagnosis DM Tipe I, dan
dilanjutkan dengan follow-up setiap tahun.
Chris Tanto, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-4. Media Aesculapius. Jakarta.
PENATALAKSANAAN
• Setiap pasien yang terdiagnosis diabetes
melitus perlu segera dilakukan pemeriksaan
mata, sekalipun belum ada keluhan mata.
• Apabila tidak didapatkan tanda-tanda
retinopati, pasien harus diperiksa ulang dalam
waktu 1 tahun (follow-up).
• Apabila didapatkan tanda-tanda retinopati,
pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis mata.
KOMPLIKASI
• Perdarahan vitreus
• Edema makula diabetik
• Ablasio retina traksional
• Glaukoma neovaskular
PROGNOSIS
• Pasien NPDR minimal dengan hanya ditandai
mikroaneurisma yang jarang memiliki
prognosis baik sehingga cukup dilakukan
pemeriksaan ulang setiap 1 tahun.
• Pasien yang tergolong NPDR sedang tanpa
disertai oedema macula perlu dilakukan
pemeriksaan ulang setiap 6-12 bulan karena
sering bersifat progresif.
PROGNOSIS
• Pasien NPDR derajat ringan sampai sedang dengan
disertai edema macula yang secara klinik tidak
signifikan perlu dilakukan pemeriksaan ulang setiap
4-6 bulan karena dapat berkembang menjadi
clinically significant macular edema (CSME).
• Untuk pasien NPDR dengan CSME harus dilakukan
fotokoagulasi.
• Pasien dengan PDR resiko tinggi harus segera
diterapi fotokoagulasi.
KESIMPULAN