Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

RETINOPATI DIABETIKUM
Disusun Oleh:
Tia Febindra Elza, S.Ked
1310070100004

PEMBIMBING:
dr. Mayasari Nasrul, Sp.M

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD SOLOK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BAITURRAHMAH
2018
ANATOMI RETINA
FUNDUS NORMAL
DEFINISI
Retinopati diabetikum adalah suatu mikroangiopati yang
mengenai prekapiler retina, kapiler dan venula, sehingga
menyebabkan oklusi mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler,
akibat kadar gula darah yang tinggi dan lama.
EPIDEMIOLOGI
 Paling sering ditemukan pada usia dewasa antara 20 – 74 tahun.
 Pasien diabetes memiliki resiko 25 kali lebih mudahmengalami kebutaan
dibanding nondiabetes
 DM tipe 1
– DR (+) awal 5%
10 tahun menjadi 40 – 50%
20 tahun menjadi >90%
 Dm tipe 2
– DR (+) awal 25%
20 tahun menjadi 60%
EPIDEMIOLOGI
 Amerika, Australia, Eropa, Dan Asia: meningkat dari 100,8 juta pada
tahun 2010 menjadi 154,9 juta pada tahun 2030
 30% kebutaan.
 Poliklinik mata RSCM : 2,4% tahun 2005 menjadi 3,9% tahun 2006  DR
ETIOLOGI
Penyebab pasti Retinopati Diabetik belum diketahui. Tetapi diyakini
bahwa lamanya terpapar terhadap keadaan hiperglikemia dapat
menyebabkan perubahan fisiologis dan biokimia yang akhirnya
menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah
FAKTOR RESIKO
Kadar glukosa darah yang
tidak terkontrol dengan baik

Hipertensi yang tidak


terkontrol dengan baik

Hiperlipidemia
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK

Retinopati
Nonproliferatif/Background Retinopati Proliferatif
Diabetic retinopathy.

• Mikroangiopati progresif  • Neovaskularisasi


kerusakan/sumbatan
pembuluh darah kecil
KLASIFIKASI RD NON PROLIFERATIF

• Terdapat ≥ 1 tanda berupa


dilatasi vena, mikroaneurisma,
Minimal perdarahan intraretina yang
kecil atau eksudat keras

• Terdapat ≥ 1 tanda berupa


Ringan- dilatasi vena derajat ringan,
perdarahan, eksudat keras,
sedang cotton wool spots, IRMA
KLASIFIKASI RD NON PROLIFERATIF

• Terdapat ≥1 tanda berupa


perdarahan dan mikroaneurisma
Berat pada 4 kuadran retina, dilatasi
vena pada 2 quadran atau IRMA
pada 1 quadran

Sangat • Ditemukan ≥ 2 tanda pada derajat


berat.

berat
FUNDUSKOPI PADA NPDR

Hemorrhages
Intraretina

Hard Exudates

Cotton-wool
spots
KLASIFIKASI RD PROLIFERATIF
RDP Ringan RDP Berat

• Minimal adanya • Ditemukan NVE


neovaskular pada • Ditemukan NVD
discus (NVD) yang • Pembuluh darah baru
mencakup < ¼ dari yang tergolong sedang
daerah diskus tanpa atau berat yang
disertai perdarahan mencakup > ¼ daerah
preretina atau vitreus diskus
• Atau neovaskularisasi • Perdarahan vitreus
dimana saja diretina
(NVE) tanpa disertai
perdarahan preretina
atau vitreus.
FUNDUSKOPI PADA PDR

Neovaskularisasi
PERBEDAAN NPDR DAN PDR
NPDR PDR
Mikroaneurisma (+) Mikroaneurisma (+)
Perdarahan intraretina (+) Perdarahan intraretina (+)
Hard eksudat (+) Hard eksudat (+)
Oedem retina(+) Oedem retina(+)
Cotton Wool Spots (+) Cotton Wool Spots (+)
IRMA (+) IRMA (+)
Neovaskularisasi (-) Neovaskularisasi (+)
Perdarahan Vitreous (-) Perdarahan Vitreous (+)
Pelepasan retina secara traksi (-) Pelepasan retina secara traksi (+)
Klasifikasi Retinopati Diabetikum menurut Bagian Mata
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Rumah Sakit Dr.
Cipto Mangunkusumo:
Derajat I: terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat
lemak pada fundus okuli

Derajat II: terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak


dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli

Derajat III: terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak,


terdapat neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli.

Jika gambaran fundus mata kiri tidak sama beratnya dengan mata
kanan, maka penderita digolongkan pada derajat yang lebih berat.

Ilyas, H.S. 2015. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
DIAGNOSA
ANAMNESA
• Tidak ada keluhan penglihatan
• Penglihatan buram terjadi terutama bila
terjadi edema makula
• Floaters atau penglihatan mendadak
terhalang
DIAGNOSA
PEMERIKSAAN FISIK
• Riwayat diabetes mellitus (tipe I / tipe II)
• Mata tenang dengan atau tanpa penurunan visus
• Pada pemeriksaan funduskopi pupil lebar pada retina
• Pada keadaan berat dapat ditemukan neovaskularisasi
iris (rubeosis iridis).
• Refleks cahaya pada pupil normal, pada kerusakan
retina yang luas dapat ditemukan RAPD (Relative
Aferent Pupilary Defect), serta penurunan refleks pupil
pada cahaya langsung dan tak langsung normal
Dilatasi pembuluh darah Mikroaneurisma

Hard exudate Neovaskularisasi


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tidak diperlukan

DIAGNOSIS BANDING
• Oklusi vena retina
• Retinopati hipertensi
SKRINING DAN PENCEGAHAN
Penderita DM Tipe I : 3 – 5 tahun setelah diagnosis DM Tipe I, dan
dilanjutkan dengan follow-up setiap tahun.

Penderita DM Tipe II : pada saat diagnosis DM Tipe II, dan dilanjutkan


dengan follow-up setiap tahun.

Sebelum Kehamilan ( DM Tipe I dan DM Tipe II) :skrining dikerjakan


sebelum konsepsi dan pada awal trisemester satu, dengan follow-up:
 Tanpa retinopati atau dengan NPDR sedang: setiap 3 – 12 bulan
 NPDR berat atau lebih berat: setiap 1 – 3 bulan
Chris Tanto, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-4. Media Aesculapius. Jakarta.
PENCEGAHAN
Kontrol secara teratur :
- kadar gula darah
- hipertensi

Chris Tanto, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi ke-4. Media Aesculapius. Jakarta.
PENATALAKSANAAN
• Setiap pasien yang terdiagnosis diabetes
melitus perlu segera dilakukan pemeriksaan
mata, sekalipun belum ada keluhan mata.
• Apabila tidak didapatkan tanda-tanda
retinopati, pasien harus diperiksa ulang dalam
waktu 1 tahun (follow-up).
• Apabila didapatkan tanda-tanda retinopati,
pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis mata.
KOMPLIKASI
• Perdarahan vitreus
• Edema makula diabetik
• Ablasio retina traksional
• Glaukoma neovaskular
PROGNOSIS
• Pasien NPDR minimal dengan hanya ditandai
mikroaneurisma yang jarang memiliki
prognosis baik sehingga cukup dilakukan
pemeriksaan ulang setiap 1 tahun.
• Pasien yang tergolong NPDR sedang tanpa
disertai oedema macula perlu dilakukan
pemeriksaan ulang setiap 6-12 bulan karena
sering bersifat progresif.
PROGNOSIS
• Pasien NPDR derajat ringan sampai sedang dengan
disertai edema macula yang secara klinik tidak
signifikan perlu dilakukan pemeriksaan ulang setiap
4-6 bulan karena dapat berkembang menjadi
clinically significant macular edema (CSME).
• Untuk pasien NPDR dengan CSME harus dilakukan
fotokoagulasi.
• Pasien dengan PDR resiko tinggi harus segera
diterapi fotokoagulasi.
KESIMPULAN

Retinopati diabetikum adalah suatu


mikroangiopati yang mengenai prekapiler retina,
kapiler dan venula, sehingga menyebabkan oklusi
mikrovaskuler dan kebocoran vaskuler, akibat
kadar gula darah yang tinggi dan lama.
Dalam urutan penyebab kebutaan secara
global, Retinopati Diabetikum menempati urutan
ke-4 setelah katarak, glaukoma, dan degenerasi
makula (AMD= age-related macular degeneration).
Pemeriksaan oftalmologi Retinopati Diabetikum
secara khas terbagi dalam Diabetik Retinopathy Severity
Scale meliputi: Non proliferative, prolifertative dan
maculopathy DM dengan masing-masing temuan klinis yang
khas pada tiap tingkat perkembangan penyakitnya.
Terapi retinopati diabetikum mencakup perawatan
medis untuk kontrol gula darah dan terapi oftalmologi yang
mencakup terapi bedah dan medikamentosa. Prognosis
ditentukan oleh faktor-faktor yang menguntungkan dan
merugikan dalam perjalanan penyakit ini serta tindakan
yang dilakukan dalam intervensinya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai